Surah An-Nahl Ayat 84-88; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an

Surah An-Nahl Ayat 84-88

Pecihitam.org – Kandungan Surah An-Nahl Ayat 84-88 ini, menerangkan kondisi orang-orang musyrik dan zalim di Hari Kiamat. Tidak ada keringanan azab bagi mereka. Disebutkan, segala alasan untuk kemusyrikan dan kekafiran mereka sama sekali tidak dapat diterima. Bahkan, berhala-berhala yang menyebabkan orang-orang musyrik terjebak dalam kesyirikan, di hari kiamat menyatakan lepas tangan dari mereka.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Nasib akhir orang-orang musyrik di hari kiamat. bahwa, lepas tangan berhala-berhala dari perilaku orang-orang musyrik membuat mereka tidak mempunyai solusi lain, kecuali harus mengakui perbuatan mereka. Orang-orang musyrik saat itu, sama sekali tidak menemukan tempat berlindung untuk menghindari azab ilahi.

Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an Surah An-Nahl Ayat 84-88

Surah An-Nahl Ayat 84
وَيَوْمَ نَبْعَثُ مِن كُلِّ أُمَّةٍ شَهِيدًا ثُمَّ لَا يُؤْذَنُ لِلَّذِينَ كَفَرُوا وَلَا هُمْ يُسْتَعْتَبُونَ

Terjemahan: Dan (ingatlah) akan hari (ketika) Kami bangkitkan dari tiap-tiap umat seorang saksi (rasul), kemudian tidak diizinkan kepada orang-orang yang kafir (untuk membela diri) dan tidak (pula) mereka dibolehkan meminta maaf.

Tafsir Jalalain: وَ (Dan) ingatlah يَوْمَ نَبْعَثُ مِن كُلِّ أُمَّةٍ شَهِيدًا (akan hari ketika Kami membangkitkan dari tiap-tiap umat seorang saksi) yakni nabinya yang berkesaksian tentang kebaikan atau keburukan yang dilakukan oleh umatnya, yaitu pada hari kiamat nanti

ثُمَّ لَا يُؤْذَنُ لِلَّذِينَ كَفَرُوا (kemudian tidak diizinkan kepada orang-orang yang kafir) untuk mengemukakan alasannya وَلَا هُمْ يُسْتَعْتَبُونَ (dan tidak pula mereka dibolehkan meminta maaf) artinya mereka tidak diperkenankan untuk minta maaf kepada Allah swt.

Tafsir Ibnu Katsir: Allah Ta’ala menceritakan tentang keadaan orang-orang musyrik pada hari kembali mereka di akhirat kelak. Bahwasanya Dia akan membangkitkan dari tiap-tiap umat seorang saksi, yaitu Nabi dari masing-masing umat.

Nabi akan menjadi saksi bagi kaumnya berkenaan dengan respon mereka terhadap apa yang disampaikannya dari Allah Ta’ala. ثُمَّ لَا يُؤْذَنُ لِلَّذِينَ كَفَرُوا (Kemudian tidak diizinkan kepada orang-orang yang kafir) untuk berdalih, sebab mereka sendiri mengetahui kebathilan dan kebohongan dalihnya.

Yang demikian itu sama dengan firman Allah Ta’ala yang artinya: “Ini adalah hari yang mereka tidak dapat berbicara (pada hari itu), dan tidak diizinkan kepada mereka minta udzur sehingga mereka (dapat) minta udzur.” (QS. Al-Mursalaat: 35-36)

Oleh karena itu, Allah berfirman: وَلَا هُمْ يُسْتَعْتَبُونَ (Dan tidak pula mereka dibolehkan meminta maaf. Dan apabila orang-orang dhalim telah menyaksikan).

Tafsir Kemenag: Allah swt menjelaskan bahwa pada hari kiamat, para rasul menjadi saksi atas umat mereka masing-masing. Merekalah yang mengetahui sikap umatnya ketika mereka berdakwah, apakah umatnya menerima dengan baik ajakan dan seruan yang disampaikan, ataukah mereka kufur dan menolak-nya.

Kesaksian para rasul atas penerimaan dan penolakan umatnya disertai dengan penjelasan yang cukup dan bukti yang benar. Berdasarkan kesaksian itu, hukuman dijatuhkan kepada mereka. Mereka tidak diberi kesempatan untuk menyampaikan alasan untuk membela diri ataupun minta maaf akan segala perbuatan dan tindakan mereka pada masa hidup di dunia.

Baca Juga:  Surah At-Taubah Ayat 106; Terjemahan dan Tafsir Al Qur'an

Surah An-Nahl Ayat 85
وَإِذَا رَأَى الَّذِينَ ظَلَمُوا الْعَذَابَ فَلَا يُخَفَّفُ عَنْهُمْ وَلَا هُمْ يُنظَرُونَ

Terjemahan: Dan apabila orang-orang zalim telah menyaksikan azab, maka tidaklah diringankan azab bagi mereka dan tidak puIa mereka diberi tangguh.

Tafsir Jalalain: وَإِذَا رَأَى الَّذِينَ ظَلَمُوا (Dan apabila orang-orang zalim telah menyaksikan) yang dimaksud adalah orang-orang yang kafir الْعَذَابَ (azab) yakni neraka فَلَا يُخَفَّفُ عَنْهُمْ (maka tidak diringankan bagi mereka) azab itu وَلَا هُمْ يُنظَرُونَ (dan tidak pula mereka diberi tangguh) ditangguhkan dari siksa neraka bila mereka telah melihatnya.

Tafsir Ibnu Katsir: وَإِذَا رَأَى الَّذِينَ ظَلَمُوا (Dan tidak pula mereka dibolehkan meminta maaf. Dan apabila orang-orang dhalim telah menyaksikan) yakni, orang-orang yang berbuat syirik: الْعَذَابَ فَلَا يُخَفَّفُ عَنْهُمْ (Adzab, maka tidaklah diringankan adzab bagi mereka) yakni, tidak dihentikan sesaat pun,

وَلَا هُمْ يُنظَرُونَ (Dan tidak pula mereka diberi tangguh.) Maksudnya, tidak akan diakhirkan dari mereka, bahkan mereka segera disiksa sejak berada di temp at berdiri, tanpa dihisab lagi.

Tafsir Kemenag: Dalam ayat ini dijelaskan tentang azab bagi orang-orang yang zalim, yaitu orang-orang musyrik yang mendustakan rasul-rasul dan memusuhinya, seperti halnya kaum musyrikin Mekah. Sewaktu menyaksikan hukuman yang akan ditimpakan kepada mereka, mereka berusaha membela diri untuk meringankan azabnya.

Akan tetapi, pembelaan mereka itu tidak diterima karena tidak ada alasan yang patut dikemukakan untuk mengurangi hukuman mereka. Waktu untuk bertobat sudah berlalu, dan hari kiamat adalah hari pengadilan.

Surah An-Nahl Ayat 86
وَإِذَا رَأَى الَّذِينَ أَشْرَكُوا شُرَكَاءَهُمْ قَالُوا رَبَّنَا هَؤُلَاءِ شُرَكَاؤُنَا الَّذِينَ كُنَّا نَدْعُو مِن دُونِكَ فَأَلْقَوْا إِلَيْهِمُ الْقَوْلَ إِنَّكُمْ لَكَاذِبُونَ

Terjemahan: Dan apabila orang-orang yang mempersekutukan (Allah) melihat sekutu-sekutu mereka, mereka berkata: “Ya Tuhan kami mereka inilah sekutu-sekutu kami yang dahulu kami sembah selain dari Engkau”. Lalu sekutu-sekutu mereka mengatakan kepada mereka: “Sesungguhnya kamu benar-benar orang-orang yang dusta”.

Tafsir Jalalain: وَإِذَا رَأَى الَّذِينَ أَشْرَكُوا شُرَكَاءَهُمْ (Dan apabila orang-orang yang mempersekutukan Allah melihat sekutu-sekutu mereka) yang terdiri daripada setan-setan dan lain-lainnya قَالُوا رَبَّنَا هَؤُلَاءِ شُرَكَاؤُنَا الَّذِينَ كُنَّا نَدْعُو (mereka berkata, “Ya Rabb kami! Mereka inilah sekutu-sekutu kami yang dahulu kami seru) kami sembah,

مِن دُونِكَ فَأَلْقَوْا إِلَيْهِمُ الْقَوْلَ (selain dari Engkau.” Lalu sekutu-sekutu mereka mengatakan kepada mereka) artinya para sekutu mereka itu berkata kepada mereka إِنَّكُمْ لَكَاذِبُونَ (“Sesungguhnya kalian benar-benar orang-orang yang dusta.”) di dalam pengakuan kalian itu, yang mengatakan bahwa kalian telah menyembah kami,

Baca Juga:  Surah An-Nahl Ayat 80-83; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

sebagaimana yang telah dijelaskan di dalam ayat yang lain, yaitu melalui firman-Nya, “Mereka sekali-kali tidak menyembah kami.” (Al-Qashash 63). Sekutu-sekutu itu pasti akan mengingkari penyembahan mereka terhadap dirinya.

Tafsir Ibnu Katsir: Allah Ta’ala berfirman: وَإِذَا رَأَى الَّذِينَ أَشْرَكُوا شُرَكَاءَهُمْ (Dan apabila orang-orang yang mempersekutukan [Allah] melihat sekutu-sekuti mereka) yakni, pihak-pihak yang dahulu disembah ketika masih di dunia.

قَالُوا رَبَّنَا هَؤُلَاءِ شُرَكَاؤُنَا الَّذِينَ كُنَّا نَدْعُو مِن دُونِكَ فَأَلْقَوْا إِلَيْهِمُ الْقَوْلَ إِنَّكُمْ لَكَاذِبُونَ (“Mereka berkata: Ya Rabb kami, mereka inilah sekutu-sekutu kami yang mereka dahulu kami sembah selain dari-Mu. Lalu sekutu-sekutu mereka mengatakan kepada mereka: Sesungguhnya kamu benar-benar orang yang dusta.”).

Maksudnya, ilah-ilah mereka itu berkata kepada mereka: “Kalian telah berdusta, karena sesungguhnya kami tidak pernah menyuruh kalian menyembah kami.”

Tafsir Kemenag: Dalam ayat ini disebutkan bahwa ketika orang-orang yang menyekutukan Allah swt melihat sembahan-sembahan mereka pada hari kiamat, mereka pun berkata kepada Allah sambil menuduh sembahan-sembahan itu,

“Mereka inilah sekutu-sekutu kami yang dahulu kami sembah selain Engkau.” Mereka menunjuk kepada sembahan itu untuk mengalihkan dosa yang mereka pikul kepadanya. Mereka mengira dengan berbuat demikian mereka dapat menghindarkan diri dari azab neraka atau menguranginya.

Orang-orang musyrik menyembah selain Allah swt atas kesadaran dan kemauan sendiri, bukan karena perintah dari sembahan-sembahan itu.

Surah An-Nahl Ayat 87
وَأَلْقَوْا إِلَى اللَّهِ يَوْمَئِذٍ السَّلَمَ وَضَلَّ عَنْهُم مَّا كَانُوا يَفْتَرُونَ

Terjemahan: Dan mereka menyatakan ketundukannya kepada Allah pada hari itu dan hilanglah dari mereka apa yang selalu mereka ada-adakan.

Tafsir Jalalain: وَأَلْقَوْا إِلَى اللَّهِ يَوْمَئِذٍ السَّلَمَ (Dan mereka menyatakan ketundukannya kepada Allah pada hari itu) artinya mereka tunduk terhadap keputusan Allah وَضَلَّ (dan hilanglah) lenyaplah عَنْهُم مَّا كَانُوا يَفْتَرُونَ (dari mereka apa yang selalu mereka ada-adakan) yang menyatakan bahwa sekutu-sekutu mereka itu dapat memberikan syafaat bagi mereka.

Tafsir Ibnu Katsir: Firman-Nya: وَأَلْقَوْا إِلَى اللَّهِ يَوْمَئِذٍ السَّلَمَ (Dan mereka menyatakan ketundukannya kepada Allah pada hari itu) Qatadah dan Ikrimah mengatakan, mereka semua merendahkan diri dan tunduk kepada Allah, sehingga tidak ada seorang pun kecuali menjadi pendengar lagi patuh.

Yang demikian itu sama seperti firman Allah Ta’ala yang artinya: “Alangkah terangnya pendengaran mereka dan alangkah tajamnya penglihatan mereka pada hari mereka datang kepada Kami.” (QS. Maryam: 38). Maksudnya, pada hari itu mereka benar-benar mendengar dan melihat dengan nyata.

Firman-Nya: وَضَلَّ عَنْهُم مَّا كَانُوا يَفْتَرُونَ (Hilanglah dari mereka apa yang selalu mereka ada-adakan) Yakni, hilang dan lenyaplah apa yang dulu mereka ibadahi sebagai perbuatan mengada-ada terhadap Allah. Mereka tidak mempunyai penolong dan tidak juga penyelamat.

Tafsir Kemenag: Kemudian Allah swt dalam ayat ini menerangkan bahwa orang-orang yang menyembah sembahan-sembahan selain Allah swt menundukkan diri kepada Allah swt pada hari kiamat sebagai tanda penyesalan.

Baca Juga:  Surah An-Nur Ayat 4-5; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Surah An-Nahl Ayat 88
الَّذِينَ كَفَرُوا وَصَدُّوا عَن سَبِيلِ اللَّهِ زِدْنَاهُمْ عَذَابًا فَوْقَ الْعَذَابِ بِمَا كَانُوا يُفْسِدُونَ

Terjemahan: Orang-orang yang kafir dan menghalangi (manusia) dari jalan Allah, Kami tambahkan kepada mereka siksaan di atas siksaan disebabkan mereka selalu berbuat kerusakan.

Tafsir Jalalain: الَّذِينَ كَفَرُوا وَصَدُّوا (Orang-orang yang kafir dan menghalang-halangi) manusia عَن سَبِيلِ اللَّ (dari jalan Allah) dari agama-Nya زِدْنَاهُمْ عَذَابًا فَوْقَ الْعَذَابِ (Kami tambahkan kepada mereka siksaan di atas siksaan) yakni di atas siksaan yang berhak mereka terima dikarenakan kekafiran mereka.


Ibnu Masud r.a. mengatakan, bahwa siksaan tambahan itu berupa kelabang-kelabang yang taringnya bagaikan batang-batang pohon kurma yang tinggi بِمَا كَانُوا يُفْسِدُونَ (disebabkan mereka selalu berbuat kerusakan) karena mereka telah mencegah manusia untuk beriman kepada Allah.

Tafsir Ibnu Katsir: Allah berfirman: الَّذِينَ كَفَرُوا وَصَدُّوا عَن سَبِيلِ اللَّهِ زِدْنَاهُمْ عَذَابًا (Orang-orang yang kafir dan menghalangi [manusia] dari jalan Allah, Kami tambahkan kepada mereka siksaan di atas siksaan) dan ayat seterusnya. Maksudnya,

adzab atas kekufuran mereka sendiri dan adzab atas tindakan mereka menghalang-halangi orang lain yang hendak mengikuti kebenaran. Ayat ini merupakan dalil yang menunjukkan adanya beberapa tingkatan dan derajat orang-orang kafir di neraka, sebagaimana yang ada pada orang-orang mukmin.

Tafsir Kemenag: Sesudah menyebutkan azab atas orang-orang yang sesat, dalam ayat ini, Allah swt menjelaskan azab bagi orang-orang sesat lagi menyesatkan. Mereka ialah orang-orang kafir yang menentang kenabian dan kerasulan Muhammad saw serta mendustakan Al-Qur’an. Selain itu, mereka dengan sengaja menghalang-halangi orang lain yang ingin masuk agama Islam, dan ingin beriman kepada Allah dan rasul-Nya.

Allah menimpakan azab yang lebih besar kepada mereka daripada azab orang-orang yang sesat saja, karena mereka tidak hanya kafir, tetapi juga membawa orang lain kepada kekafiran atau menghalangi orang lain untuk beriman. Jadi, mereka melakukan dua macam dosa: dosa yang disebabkan kekafiran dan dosa karena menyesatkan orang lain.

Shadaqallahul ‘adzhim. Alhamdulillah, kita telah pelajari bersama kandungan Surah An-Nahl Ayat 84-88 berdasarkan Tafsir Jalalain, Tafsir Ibnu Katsir dan Tafsir Kemenag. Semoga menambah khazanah ilmu Al-Qur’an kita.

M Resky S