Surah An-Najm Ayat 56-62; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an

Surah An-Najm Ayat 56-62

Pecihitam.org – Kandungan Surah An-Najm Ayat 56-62 ini, menjelaskan bahwa sesungguhnya Nabi Muhammad saw dengan Al-Qur’annya adalah pemberi peringatan terhadap orang yang menyimpang dari petunjuk-Nya dengan mengikuti hawa nafsu yang membawa kepada kecelakaan dunia dan akhirat.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Allah memerintahkan manusia supaya tunduk dan beribadah kepada Allah dengan ikhlas, karena Allah menurunkan AlQur’an kepada manusia melalui rasul-Nya, tugasnya memberi petunjuk dan membawa berita gembira. Hendaklah manusia menyambut Al-Qur’an itu dengan meninggalkan penyembahan terhadap berhala yang tidak membawa manfaat.

Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an Surah An-Najm Ayat 56-62

Surah An-Najm Ayat 56
هَٰذَا نَذِيرٌ مِّنَ ٱلنُّذُرِ ٱلۡأُولَىٰٓ

Terjemahan: “Ini (Muhammad) adalah seorang pemberi peringatan di antara pemberi-pemberi peringatan yang terdahulu.

Tafsir Jalalain: هَٰذَا (Ini) Muhammad ini هَٰذَا نَذِيرٌ مِّنَ ٱلنُّذُرِ ٱلۡأُولَىٰ (adalah seorang pemberi peringatan di antara pemberi-pemberi peringatan yang terdahulu) artinya, sama dengan mereka. Maksudnya, dia adalah seorang rasul yang sama dengan rasul-rasul lain sebelumnya; ia diutus kepada kalian, sebagaimana para rasul terdahulu diutus kepada kaumnya masing-masing.

Tafsir Ibnu Katsir: هَٰذَا نَذِيرٌ (“Ini adalah seorang pemberi peringatan”), yakni Muhammad saw.. مِّنَ ٱلنُّذُرِ ٱلۡأُولَىٰٓ (“di antara pemberi-pemberi peringatan yang telah terdahulu.”) yakni dari jenis mereka sendiri. Beliau diutus sebagaimana para Nabi telah diutus. Sebagaimana yang difirmankan-Nya: (“Katakanlah: ‘Aku bukan Rasul pertama di antara para Rasul.”) (al-Ahqaf: 9).

Tafsir Ibnu Katsir: Ayat ini menyatakan bahwa sesungguhnya Nabi Muhammad saw dengan Al-Qur’annya adalah pemberi peringatan terhadap orang yang menyimpang dari petunjuk-Nya dengan mengikuti hawa nafsu yang membawa kepada kecelakaan dunia dan akhirat.

Nabi Muhammad saw, seperti para rasul sebelumnya, menyampaikan seruan kepada manusia, tetapi sebagian manusia mendustakan kerasulan-Nya, maka Allah menghancurkan dan menjatuhkan azab kepada mereka sesuai dengan kedustaan dan keingkaran mereka terhadap nikmat-nikmat yang terus-menerus datang dari Tuhan, dalam ayat yang lain: Dia tidak lain hanyalah seorang pemberi peringatan bagi kamu sebelum (menghadapi) azab yang keras.” (Saba’/34: 46)

Dalam hadis Nabi yang ada hubungannya dengan ayat ini yaitu: Saya pemberi peringatan yang tak berpakaian. (Riwayat al-Bukhari dan Muslim) Maksudnya, karena terburu-buru melihat kejahatan, sehingga tidak sempat memakai pakaian, terus berangkat untuk mengingatkan kaumnya. Bisa juga berarti polos dan tegas.

Tafsir Quraish Shihab: Al-Qur’ân ini merupakan pemberi peringatan sejenis peringatan pertama umat-umat terdahulu.

Surah An-Najm Ayat 57
أَزِفَتِ ٱلۡءَازِفَةُ

Terjemahan: “Telah dekat terjadinya hari kiamat.

Tafsir Jalalain: أَزِفَتِ ٱلۡءَازِفَةُ (Telah dekat terjadinya hari kiamat) kiamat telah dekat masanya.

Tafsir Ibnu Katsir: Kemudian Allah berfirman: أَزِفَتِ ٱلۡءَازِفَةُ (“Telah dekat terjadinya kiamat”) yakni suatu kejadian yang dekat sudah semakin mendekat, yaitu hari kiamat.

Tafsir Ibnu Katsir: Ayat ini menerangkan, bahwa hari Kiamat sudah dekat masanya dan neraka telah tersedia, tiap manusia akan menerima balasan sesuai dengan perbuatannya, maka waspadalah, agar kamu tidak termasuk di antara orang yang binasa, yaitu pada suatu hari yang tidak berguna.

Pada waktu itu harta dan anak, kecuali orang yang datang menghadapi Allah dengan hati yang bersih pada hari seorang anggota keluarga tidak dapat memberi manfaat kepada anggota keluarga lainnya sedikit pun dan mereka tidak mendapat pertolongan apa pun.

Apabila terjadi hari Kiamat, terjadinya tidak dapat didustakan (disangkal). (al-Waqi’ah/56: 1-2) Dan tersebut dalam hadis: Kerasulanku ini dibandingkan dengan hari Kiamat adalah seperti dua ini, dan beliau menceraikan antara dua anak jari-jari tengah dan telunjuk. (Riwayat Ahmad.

Baca Juga:  Surah An-Najm Ayat 27-30; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Tafsir Quraish Shihab: Hari kiamat telah dekat. Tidak ada yang mengetahui waktu terjadinya selain Allah.

Surah An-Najm Ayat 58
لَيۡسَ لَهَا مِن دُونِ ٱللَّهِ كَاشِفَةٌ

Terjemahan: “Tidak ada yang akan menyatakan terjadinya hari itu selain Allah.

Tafsir Jalalain: لَيۡسَ لَهَا مِن دُونِ ٱللَّهِ (Tiada baginya selain dari Allah) tiada seorang pun selain Allah كَاشِفَةٌ (yang dapat menyatakan terjadinya) tiada yang mengetahui kapan terjadi dan tiada seorang pun yang dapat menyatakan kejadiannya selain Allah.

Ayat ini mempunyai arti yang senada dengan ayat lainnya yaitu, firman-Nya, “tidak ada seorang pun yang dapat menjelaskan waktu kedatangannya selain Dia.” (Q.S. Al A’raf, 187).

Tafsir Ibnu Katsir: لَيۡسَ لَهَا مِن دُونِ ٱللَّهِ كَاشِفَةٌ (“Tidak ada yang akan menyatakan terjadinya hari itu selain Allah.”) maksudnya, tidak ada seorangpun yang dapat menolaknya selain Allah. Dan tidak ada yang mempunyai pengetahuan tentangnya kecuali hanya Dia semata.

Tafsir Ibnu Katsir: Ayat ini menerangkan bahwa, tidak ada seorang pun yang mengetahui waktu tibanya hari Kiamat selain dari Allah, maka bersiap-siaplah untuk menghadapi hari itu sebelum datang secara tibatiba, dalam keadaan kamu tidak memperkirakan. Kamu akan menyesali kesalahan yang tidak ada gunanya, karenanya, beramallah selama masih ada kesempatan untuk beramal.

Dengan ayat ini diungkapkan tiga macam dasar agama yaitu: 1. Keesaan Allah berdasarkan firman-Nya; maka dengan nikmat Tuhanmu yang manakah kamu ragu-ragu? 2. Pengukuhan kerasulan Nabi Muhammad saw, dengan firman-Nya; ini (Muhammad) adalah seorang pemberi peringatan. 3. Pengukuhan tentang adanya pengumpulan dan kebangkitan pada hari Kiamat dengan firman-Nya; telah dekatlah kejadiannya hari Kiamat.

Tafsir Quraish Shihab: Hari kiamat telah dekat. Tidak ada yang mengetahui waktu terjadinya selain Allah.

Surah An-Najm Ayat 59
أَفَمِنۡ هَٰذَا ٱلۡحَدِيثِ تَعۡجَبُونَ

Terjemahan: “Maka apakah kamu merasa heran terhadap pemberitaan ini?

Tafsir Jalalain: أَفَمِنۡ هَٰذَا ٱلۡحَدِيثِ (Maka apakah terhadap pemberitaan ini) Alquran ini تَعۡجَبُونَ (kalian merasa heran?) makna yang dimaksud ialah mendustakannya.

Tafsir Ibnu Katsir: Kemudian Allah berfirman seraya menentang orang-orang musyrik mengenai sikap mereka yang mendengar al-Qur’an, namun berpaling darinya: أَفَمِنۡ هَٰذَا ٱلۡحَدِيثِ تَعۡجَبُونَ (“Maka apakah kamu merasa heran terhadap pemberitaan ini.”) karena keadaannya memang benar

Tafsir Ibnu Katsir: Ayat ini diungkapkan dalam bentuk pertanyaan, maksudnya: Apakah layak bagi kamu, sesudah keterangan yang jelas itu bahwa manusia merasa heran terhadap Al-Qur’an, sedang AlQur’an membawa petunjuk untuk kamu ke jalan yang benar dan menghantarkan kamu ke jalan yang lurus; atau kamu masih memandangnya rendah dengan mencemoohkan dan berpaling dari padanya.

Al-Baihaqi dalam Kitab Syu’abul Iman meriwayatkan dari Abu Hurairah, ia berkata, “Ketika turun firman Allah ‘maka apakah kamu merasa heran terhadap pemberitaan ini?” Ahli Suffah menangis sehingga mengalir air mata mereka ke pipi. Dan ketika Nabi Muhammad saw melihat tangisan mereka beliau pun menangis, lalu kami menangis karena tangisan beliau, seraya berkata:

Tidak akan masuk neraka orang-orang yang menangis karena takut kepada Allah dan tidak akan masuk surga orang-orang yang terusmenerus mengerjakan maksiat Dan kalaulah orang-orang tidak melakukan dosa sungguh Allah akan mendatangkan orang-orang yang berdosa, lalu mereka beristigfar, maka Allah mengampuni mereka. (Riwayat al-Baihaqi)

Baca Juga:  Surah Al-Mu'min Ayat 79-81; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Kemudian Allah menyatakan kewajiban mengagungkan dan khusyu’ ketika mendengar Al-Qur’an, sebagaimana firman Allah: Dan mereka menyungkurkan wajah sambil menangis dan mereka bertambah khusyuk. (al-Isra’/17: 109).

Tafsir Quraish Shihab: Apakah kalian mengingkari setiap kebenaran sehingga kalian merasa heran dan mengingkari al-Qur’ân? Lalu kalian tertawa sebagai hinaan dan cemoohan–bukan malah menangis seperti yang dilakukan orang-orang yang yakin–dalam keadaan lengah dan sombong?

Surah An-Najm Ayat 60
وَتَضۡحَكُونَ وَلَا تَبۡكُونَ

Terjemahan: “Dan kamu mentertawakan dan tidak menangis?

Tafsir Jalalain: وَتَضۡحَكُونَ (Dan kalian menertawakan) karena memperolok-olokkannya وَلَا تَبۡكُونَ (dan tidak menangis) sewaktu kalian mendengarkan ancaman dan peringatannya.

Tafsir Ibnu Katsir: وَتَضۡحَكُونَ (“dan kamu menertawakan”) dengan maksud mengolok dan menghina, وَلَا تَبۡكُونَ (“dan tidak menangis”) sebagaimana yang dilakukan oleh orang-orang yang yakin terhadapnya, seperti yang diberitakan tentang mereka

Tafsir Ibnu Katsir: Ayat ini diungkapkan dalam bentuk pertanyaan, maksudnya: Apakah layak bagi kamu, sesudah keterangan yang jelas itu bahwa manusia merasa heran terhadap Al-Qur’an, sedang AlQur’an membawa petunjuk untuk kamu ke jalan yang benar dan menghantarkan kamu ke jalan yang lurus; atau kamu masih memandangnya rendah dengan mencemoohkan dan berpaling dari padanya.

Al-Baihaqi dalam Kitab Syu’abul Iman meriwayatkan dari Abu Hurairah, ia berkata, “Ketika turun firman Allah ‘maka apakah kamu merasa heran terhadap pemberitaan ini?” Ahli Suffah menangis sehingga mengalir air mata mereka ke pipi. Dan ketika Nabi Muhammad saw melihat tangisan mereka beliau pun menangis, lalu kami menangis karena tangisan beliau, seraya berkata:

Tidak akan masuk neraka orang-orang yang menangis karena takut kepada Allah dan tidak akan masuk surga orang-orang yang terusmenerus mengerjakan maksiat Dan kalaulah orang-orang tidak melakukan dosa sungguh Allah akan mendatangkan orang-orang yang berdosa, lalu mereka beristigfar, maka Allah mengampuni mereka. (Riwayat al-Baihaqi)

Kemudian Allah menyatakan kewajiban mengagungkan dan khusyu’ ketika mendengar Al-Qur’an, sebagaimana firman Allah: Dan mereka menyungkurkan wajah sambil menangis dan mereka bertambah khusyuk. (al-Isra’/17: 109).

Tafsir Quraish Shihab: Apakah kalian mengingkari setiap kebenaran sehingga kalian merasa heran dan mengingkari al-Qur’ân? Lalu kalian tertawa sebagai hinaan dan cemoohan–bukan malah menangis seperti yang dilakukan orang-orang yang yakin–dalam keadaan lengah dan sombong?

Surah An-Najm Ayat 61
وَأَنتُمۡ سَٰمِدُونَ

Terjemahan: “Sedang kamu melengahkan(nya)?

Tafsir Jalalin: وَأَنتُمۡ سَٰمِدُونَ (Sedangkan kalian melengahkannya) lengah dan lalai mengenai apa yang diwajibkan kepada kalian untuk mengerjakannya.

Tafsir Ibnu Katsir: Firman Allah Ta’ala: وَأَنتُمۡ سَٰمِدُونَ (“Sedang kamu melengahkan[nya]?”) Syufyan ats-Tsauri meriwayatkan dari ayahnya, dari Ibnu ‘Abbas, ia berkata: “Lagu [nyanyian] sangat menjadikan kami lengah.” Demikian pula yang dikemukakan oleh ‘Ikrimah. Dan di dalam riwayat lain dari Ibnu ‘Abbas tentang “سَٰمِدُونَ” ia berkata:

“Yakni berpaling.” Begitu pula yang dikemukakan oleh Mujahid dan ‘Ikrimah. Sedangkan al-Hasan berkata: “Yakni orang-orang yang lengah.” Dan itu merupakan riwayat dari Amirul Mukminin ‘Ali bin Abi Thalib. Juga sebuah riwayat dari Ibnu ‘Abbas: “Yaitu orang-orang yang sombong.” Hal yang sama juga dikemukakan oleh as-Suddi.

Baca Juga:  Surah An-Najm Ayat 42-55; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Tafsir Ibnu Katsir: Ayat ini diungkapkan dalam bentuk pertanyaan, maksudnya: Apakah layak bagi kamu, sesudah keterangan yang jelas itu bahwa manusia merasa heran terhadap Al-Qur’an, sedang AlQur’an membawa petunjuk untuk kamu ke jalan yang benar dan menghantarkan kamu ke jalan yang lurus; atau kamu masih memandangnya rendah dengan mencemoohkan dan berpaling dari padanya.

Al-Baihaqi dalam Kitab Syu’abul Iman meriwayatkan dari Abu Hurairah, ia berkata, “Ketika turun firman Allah ‘maka apakah kamu merasa heran terhadap pemberitaan ini?” Ahli Suffah menangis sehingga mengalir air mata mereka ke pipi. Dan ketika Nabi Muhammad saw melihat tangisan mereka beliau pun menangis, lalu kami menangis karena tangisan beliau, seraya berkata:

Tidak akan masuk neraka orang-orang yang menangis karena takut kepada Allah dan tidak akan masuk surga orang-orang yang terusmenerus mengerjakan maksiat Dan kalaulah orang-orang tidak melakukan dosa sungguh Allah akan mendatangkan orang-orang yang berdosa, lalu mereka beristigfar, maka Allah mengampuni mereka. (Riwayat al-Baihaqi)

Kemudian Allah menyatakan kewajiban mengagungkan dan khusyu’ ketika mendengar Al-Qur’an, sebagaimana firman Allah: Dan mereka menyungkurkan wajah sambil menangis dan mereka bertambah khusyuk. (al-Isra’/17: 109).

Tafsir Quraish Shihab: Apakah kalian mengingkari setiap kebenaran sehingga kalian merasa heran dan mengingkari al-Qur’ân? Lalu kalian tertawa sebagai hinaan dan cemoohan–bukan malah menangis seperti yang dilakukan orang-orang yang yakin–dalam keadaan lengah dan sombong?

Surah An-Najm Ayat 62
فَٱسۡجُدُواْ لِلَّهِ وَٱعۡبُدُواْ

Terjemahan: “Maka bersujudlah kepada Allah dan sembahlah (Dia).

Tafsir Jalalain: فَٱسۡجُدُواْ لِلَّهِ (Maka bersujudlah kalian kepada Allah) Yang telah menciptakan kalian وَٱعۡبُدُواْ (dan sembahlah) Dia, dan janganlah kalian menyembah dan bersujud kepada berhala-berhala.

Tafsir Ibnu Katsir: Lebih lanjut, Allah Ta’ala berfirman seraya memerintahkan hamba-hamba-Nya untuk bersujud kepada-Nya serta beribadah sesuai dengan ajaran Rasul-Nya, bertauhid dan ikhlash: فَٱسۡجُدُواْ لِلَّهِ وَٱعۡبُدُواْ (“Maka bersujudlah kepada Allah dan ibadahilah [Dia].” Artinya, tunduklah kalian kepada-Nya, ikhlashkan dan tauhidkanlah Dia.

Imam al-Bukhari meriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas, ia berkata: “Nabi saw. melakukan sujud ketika membaca surat an-Najm, dan kaum Muslimin melakukan sujud bersama beliau, dan juga orang-orang musyrik, jin dan manusia.” (HR al-Bukhari).

Tafsir Ibnu Katsir: Ayat ini memerintahkan manusia supaya tunduk dan beribadah kepada Allah dengan ikhlas, karena Allah menurunkan AlQur’an kepada manusia melalui rasul-Nya, tugasnya memberi petunjuk dan membawa berita gembira. Hendaklah manusia menyambut Al-Qur’an itu dengan meninggalkan penyembahan terhadap berhala yang tidak membawa manfaat.

Tafsir Quraish Shihab: Maka bersujudlah kepada Allah yang telah menurunkan al-Qur’ân sebagai petunjuk bagi manusia. Dan menyembahlah hanya kepada-Nya.

Shadaqallahul ‘adzhim. Alhamdulillah, kita telah pelajari bersama kandungan Surah An-Najm Ayat 56-62 berdasarkan Tafsir Jalalain, Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Kemenag dan Tafsir Quraish Shihab. Semoga menambah khazanah ilmu Al-Qur’an kita.

M Resky S