Surah An-Naml Ayat 32-35; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an

Surah An-Naml Ayat 32-35

Pecihitam.org – Kandungan Surah An-Naml Ayat 32-35 ini, menerangkan kebijaksanaan Ratu Balqis dalam menghadapi sikap kaumnya terhadap isi surat dari raja Sulaiman. Ia tidak terpengaruh sikap sombong dan merasa diri kuat sebagaimana yang tercermin dari ucapan-ucapan para petinggi kerajaannya.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an Surah An-Naml Ayat 32-35

Surah An-Naml Ayat 32
قَالَتْ يَا أَيُّهَا الْمَلَأُ أَفْتُونِي فِي أَمْرِي مَا كُنتُ قَاطِعَةً أَمْرًا حَتَّى تَشْهَدُونِ

Terjemahan: Berkata dia (Balqis): “Hai para pembesar berilah aku pertimbangan dalam urusanku (ini) aku tidak pernah memutuskan sesuatu persoalan sebelum kamu berada dalam majelis(ku)”.

Tafsir Jalalain: قَالَتْ يَا أَيُّهَا الْمَلَأُ أَفْتُونِي (Berkata dia, “Hai para pembesar! Berilah aku pertimbangan) dapat dibaca Al Mala-u Aftuni dan Al Mala-uwaftuni, maksudnya, kemukakanlah saran kamu sekalian kepadaku فِي أَمْرِي مَا كُنتُ قَاطِعَةً أَمْرًا (dalam urusanku ini, aku tidak pernah memutuskan suatu persoalan) karena aku belum pernah memutuskannya حَتَّى تَشْهَدُونِ (sebelum kalian berada dalam majelisku”) sebelum kalian semua hadir di majelisku ini.

Tafsir Ibnu Katsir: Ketika ratu telah membacakan surat Nabi Sulaiman as. kepada mereka, ia pun bermusyawarah dengan mereka tentang urusan tersebut dan apa [kira-kira] yang akan terjadi. Untuk itu ia berkata,

قَالَتْ يَا أَيُّهَا الْمَلَأُ أَفْتُونِي فِي أَمْرِي مَا كُنتُ قَاطِعَةً أَمْرًا حَتَّى تَشْهَدُونِ (“Hai para pembesar, berilah aku pertimbangan dalam urusanku [ini], aku tidak pernah memutuskan sesuatu persoalan sebelum kamu berada dalam majelis(ku)”.) yaitu hingga kalian datang dan mengemukakan pendapat kalian.

Tafsir Kemenag: Ayat ini menerangkan tentang pelaksanaan prinsip-prinsip musyawarah di negeri Saba’. Sekalipun Ratu Balqis telah mempunyai pendapat sendiri dalam menanggapi isi surat Sulaiman, tetapi ia masih memusyawarahkannya dengan para pembesarnya.

Ia berkata kepada mereka, “Wahai para pemimpin rakyatku yang bijaksana, kemukakanlah pendapat dan tanggapan kalian terhadap isi surat Sulaiman yang telah disampaikannya kepadaku. Aku tak akan melaksanakan suatu keputusan, kecuali yang telah kita sepakati bersama.”.

Tafsir Quraish Shihab: Balqis berkata kepada para anggota Dewan Penasihatnya, “Apa pendapat kalian tentang persoalan penting yang diajukan kepadaku ini? Aku tidak akan mengambil keputusan tanpa persetujuan kalian.”

Surah An-Naml Ayat 33
إقَالُوا نَحْنُ أُولُو قُوَّةٍ وَأُولُو بَأْسٍ شَدِيدٍ وَالْأَمْرُ إِلَيْكِ فَانظُرِي مَاذَا تَأْمُرِينَ

Terjemahan: Mereka menjawab: “Kita adalah orang-orang yang memiliki kekuatan dan (juga) memiliki keberanian yang sangat (dalam peperangan), dan keputusan berada ditanganmu: maka pertimbangkanlah apa yang akan kamu perintahkan”.

Tafsir Jalalain: قَالُوا نَحْنُ أُولُو قُوَّةٍ وَأُولُو بَأْسٍ شَدِيدٍ (Mereka menjawab, “Kita adalah orang-orang yang memiliki kekuatan dan juga memiliki keberanian yang sangat) dalam peperangan وَالْأَمْرُ إِلَيْكِ فَانظُرِي مَاذَا تَأْمُرِينَ (dan keputusan berada di tanganmu, maka pertimbangkanlah apa yang akan kamu perintahkan”) kami akan menaati perintahmu.

Tafsir Ibnu Katsir: قَالُوا نَحْنُ أُولُو قُوَّةٍ وَأُولُو بَأْسٍ شَدِيدٍ (“mereka menjawab: ‘Kita adalah orang-orang yang memiliki kekuatan dan [juga] memiliki keberanian yang sangat [dalam peperangan],’”) mereka menyebutkan kuantitas, kualitas dan kekuatan mereka, dan setelah itu mereka menyerahkan urusan tersebut kepada sang ratu.

Mereka berkata: وَالْأَمْرُ إِلَيْكِ فَانظُرِي مَاذَا تَأْمُرِينَ (“keputusan berada ditanganmu: Maka pertimbangkanlah apa yang akan kamu perintahkan”.) kami tidak memiliki kebiasaan membangkang dan juga tidak mengapa bagi kami jika engkau hendak mendatangi dan memeranginya. Setelah itu semua, terserah padamu, maka perintahkanlah kami dengan pendapatmu yang akan kami junjung tinggi dan taati.

Baca Juga:  Surah An-Naml Ayat 22-26; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Al-Hasan al-Bashri berkata: “Mereka menyerahkan urusan mereka kepada sang ratu. Ketika mereka telah mengemukakan pendapat, maka tentu ratu memiliki pendapat yang lebih kuat dan lebih mengerti tentang urusan Nabi Sulaiman.”

Ratu berkata kepada mereka: “Aku takut, jika memerangi dan membangkang kepadanya, dia akan datang kepada kita dengan membawa bala tentaranya dan menghancurkan kita serta membuat kehancuran dan kebinasaan tanpa sisa.” Untuk itu ia berkata:

Tafsir Kemenag: Mendengar perkataan Ratu Balqis, di antara pembesar kerajaan Saba’ ada yang merasa tersinggung dengan isi surat Sulaiman. Mereka merasa dihina oleh isi surat itu, seakan-akan mereka diperintahkan oleh Sulaiman tunduk dan patuh kepadanya.

Padahal mereka adalah orang-orang yang terpandang, berilmu pengetahuan, dan disegani oleh negeri-negeri tetangga. Mereka berkata, “Wahai ratu kami, kami yang hadir ini, semuanya adalah orang-orang yang terpandang, mempunyai pengetahuan dan keahlian dalam peperangan, serta mempunyai perlengkapan yang cukup memadai. Namun demikian, segala keputusan kami serahkan kepadamu. Kami telah siap melakukan semua yang engkau perintahkan. Pikirkanlah dengan sebaik-baiknya keputusan yang akan engkau ambil.”.

Tafsir Quraish Shihab: Mereka dengan tenang menjawab, “Kita adalah bangsa yang kuat, penolong dan pemberani. Kita tidak takut berperang.
Keputusan ada di tangan Tuan Putri, Kami akan patuh.”

Surah An-Naml Ayat 34
قَالَتْ إِنَّ الْمُلُوكَ إِذَا دَخَلُوا قَرْيَةً أَفْسَدُوهَا وَجَعَلُوا أَعِزَّةَ أَهْلِهَا أَذِلَّةً وَكَذَلِكَ يَفْعَلُونَ

Terjemahan: Dia berkata: “Sesungguhnya raja-raja apabila memasuki suatu negeri, niscaya mereka membinasakannya, dan menjadikan penduduknya yang mulia jadi hina; dan demikian pulalah yang akan mereka perbuat.

Tafsir Jalalain: قَالَتْ إِنَّ الْمُلُوكَ إِذَا دَخَلُوا قَرْيَةً أَفْسَدُوهَا (Dia berkata, “Sesungguhnya raja-raja apabila memasuki suatu negeri, niscaya mereka membinasakannya) melakukan pengrusakan di dalamnya وَجَعَلُوا أَعِزَّةَ أَهْلِهَا أَذِلَّةً وَكَذَلِكَ يَفْعَلُونَ (dan menjadikan penduduknya yang mulia jadi hina, dan demikian pula yang akan mereka perbuat) yang akan dilakukan oleh para pengirim surah ini.

Tafsir Ibnu katsir: قَالَتْ إِنَّ الْمُلُوكَ إِذَا دَخَلُوا قَرْيَةً أَفْسَدُوهَا (“Sesungguhnya raja-raja apabila memasuki suatu negeri, niscaya mereka menghancurkannya.”) Ibnu ‘Abbas berkata: “Yaitu apabila mereka memasuki suatu negeri untuk mengadakan penyerangan, niscaya mereka menghancurkannya, yaitu membinasakannya.”

وَجَعَلُوا أَعِزَّةَ أَهْلِهَا أَذِلَّةً (“Dan menjadikan penduduknya yang mulia menjadi hina”) mereka mengincar para pembesar dan tentara untuk dihinakan serendah-rendahnya, baik dengan membunuhnya maupun menawannya.

Ibnu ‘Abbas berkata, “Balqis berkata: إِنَّ الْمُلُوكَ إِذَا دَخَلُوا قَرْيَةً أَفْسَدُوهَا وَجَعَلُوا أَعِزَّةَ أَهْلِهَا أَذِلَّةً (“Sesungguhnya raja-raja apabila memasuki suatu negeri, niscaya mereka menghancurkannya, dan menjadikan penduduknya yang mulia menjadi hina”) Rabb berfirman: وَكَذَلِكَ يَفْعَلُونَ (“Dan memang demikianlah yang mereka perbuat.”)

Tafsir Kemenag: Ayat ini menerangkan kebijaksanaan Ratu Balqis dalam menghadapi sikap kaumnya terhadap isi surat Sulaiman. Ia tidak terpengaruh sikap sombong dan merasa diri kuat sebagaimana yang tercermin dari ucapan-ucapan para petinggi kerajaannya. Ratu Balqis berkata, “Wahai kaumku, ini adalah surat dari seorang raja.

Baca Juga:  Surah Al-Haqqah Ayat 19-24; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Jika kita menentang dan memeranginya, mungkin kita menang dan mungkin pula kita kalah. Seandainya kita kalah, maka raja dan tentaranya itu akan merusak negeri kita, membinasakan dan menghancurkan semua yang telah kita bangun selama ini.

Pada umumnya sikap dan tabiat raja-raja terhadap musuhnya sama, suka menindas dan membunuh secara kejam musuh-musuh yang dikalahkannya, serta merusak kota-kota dan menghina pembesar-pembesar negeri yang telah ditaklukkannya.”

Ratu Balqis melanjutkan pembicaraannya, “Untuk menghindarkan semua kejadian yang tidak diinginkan itu, aku mempunyai pikiran yang jika dilaksanakan akan membawa keuntungan bagi kita semua. Caranya ialah kita berusaha melunakkan hati Sulaiman dengan mengirimkan hadiah-hadiah kepadanya.

Hadiah itu akan diantarkan oleh orang-orang yang berilmu pengetahuan. Dengan demikian, kita dapat mengetahui dengan pasti keadaan mereka dengan perantaraan utusan-utusan kita itu. Setelah itu, kita tetapkan bersama tindakan yang tepat yang akan kita laksanakan dalam menghadapi Sulaiman.” Para pembesar negeri Saba’ menyetujui pendapat yang dikemukakan oleh ratu mereka.

Tafsir Quraish Shihab: Dengan nada pasrah dan menunda keputusan, Balqis berkata, “Kebiasaan raja-raja, jika memasuki suatu negeri bersama pasukan tentaranya, selalu saja membuat kerusakan. Mereka, biasanya, menghancurkan bangunan, membinasakan tanaman piaraan dan hewan ternak. Kebiasaan mereka memang begitu.

Surah An-Naml Ayat 35
وَإِنِّي مُرْسِلَةٌ إِلَيْهِم بِهَدِيَّةٍ فَنَاظِرَةٌ بِمَ يَرْجِعُ الْمُرْسَلُونَ

Terjemahan: Dan sesungguhnya aku akan mengirim utusan kepada mereka dengan (membawa) hadiah, dan (aku akan) menunggu apa yang akan dibawa kembali oleh utusan-utusan itu”.

Tafsir Jalalain: وَإِنِّي مُرْسِلَةٌ إِلَيْهِم بِهَدِيَّةٍ فَنَاظِرَةٌ بِمَ يَرْجِعُ الْمُرْسَلُونَ (Dan sesungguhnya aku akan mengirim utusan kepada mereka dengan membawa hadiah, dan aku akan menunggu apa yang akan dibawa kembali oleh utusan-utusan itu”) apakah mereka akan menerima hadiahku ini atau menolaknya. Jika ia seorang raja niscaya ia akan menerimanya, jika ia seorang Nabi niscaya ia akan menolaknya.

Kemudian ratu Balqis mengirimkan para pelayan lelaki dan perempuan yang jumlahnya dua ribu orang; separuh laki-laki dan separuh lagi perempuan. Para utusan itu membawa lima ratus balok emas, sebuah mahkota yang bertatahkan permata, minyak kesturi, minyak anbar dan hadiah-hadiah lainnya beserta sebuah surah jawaban.

Burung Hud-hud segera terbang menuju ke Nabi Sulaiman untuk memberitakan kepadanya semua apa yang ia dengar dan saksikan itu. Setelah Nabi Sulaiman mendapat berita dari burung Hud-hud, maka segera ia memerintahkan pasukannya untuk membuat batu bata dari emas dan perak, hendaknya dari tempat ia berkemah sampai dengan sembilan farsakh dihampari permadani, kemudian di sekelilingnya dibangun tembok yang terbuat dari batu bata emas dan perak,

kemudian ia memerintahkan kepada anak-anak jin supaya mendatangkan hewan darat dan hewan laut yang paling indah untuk ditaruh di sebelah kanan dan kiri lapangan dekat istana yang dibangunnya itu.

Tafsir Ibnu Katsir: Kemudian dia mencoba melakukan perundingan, perdamaian, diplomasi dan dialog, dimana dia berkata: وَإِنِّي مُرْسِلَةٌ إِلَيْهِم بِهَدِيَّةٍ فَنَاظِرَةٌ بِمَ يَرْجِعُ الْمُرْسَلُونَ (“Dan sesungguhnya aku akan mengirimkan utusan kepada mereka dengan [membawa] hadiah, dan [aku akan] menunggu apa yang akan dibawa oleh utusan-utusan itu.”) yakni aku akan mengutus seseorang untuk membawa hadiah yang pantas dan aku akan tunggu apa yang akan dijawabnya. Mudah-mudahan ia mau menerimanya dan menahan diri dari menyerang kita. Atau ia akan menetapkan pajak yang harus kita serahkan kepadanya setiap tahun dan tidak membunuh dan menyerang kita.”

Baca Juga:  Surah Al-An'am Ayat 70; Seri Tadabbur Al Qur'an

Qatadah berkata, “Dia tetap paling cerdik, baik pada masa keislaman maupun di saat dia masih musyrik. Dia mengetahui bahwa hadiah akan sangat berpengaruh pada manusia.” Ibnu ‘Abbas dan lain-lain berkata, “Ia berkata kepada kaumnya, jika ia mau menerima hadiah itu berarti ia adalah seorang raja, maka perangilah ia. Dan jika ia tidak menerimanya, itu berarti ia adalah seorang Nabi, maka ikutilah dia.”

Tafsir Kemenag: Ayat ini menerangkan kebijaksanaan Ratu Balqis dalam menghadapi sikap kaumnya terhadap isi surat Sulaiman. Ia tidak terpengaruh sikap sombong dan merasa diri kuat sebagaimana yang tercermin dari ucapan-ucapan para petinggi kerajaannya.

Ratu Balqis berkata, “Wahai kaumku, ini adalah surat dari seorang raja. Jika kita menentang dan memeranginya, mungkin kita menang dan mungkin pula kita kalah. Seandainya kita kalah, maka raja dan tentaranya itu akan merusak negeri kita, membinasakan dan menghancurkan semua yang telah kita bangun selama ini.

Pada umumnya sikap dan tabiat raja-raja terhadap musuhnya sama, suka menindas dan membunuh secara kejam musuh-musuh yang dikalahkannya, serta merusak kota-kota dan menghina pembesar-pembesar negeri yang telah ditaklukkannya.”

Ratu Balqis melanjutkan pembicaraannya, “Untuk menghindarkan semua kejadian yang tidak diinginkan itu, aku mempunyai pikiran yang jika dilaksanakan akan membawa keuntungan bagi kita semua. Caranya ialah kita berusaha melunakkan hati Sulaiman dengan mengirimkan hadiah-hadiah kepadanya.

Hadiah itu akan diantarkan oleh orang-orang yang berilmu pengetahuan. Dengan demikian, kita dapat mengetahui dengan pasti keadaan mereka dengan perantaraan utusan-utusan kita itu. Setelah itu, kita tetapkan bersama tindakan yang tepat yang akan kita laksanakan dalam menghadapi Sulaiman.” Para pembesar negeri Saba’ menyetujui pendapat yang dikemukakan oleh ratu mereka.

Tafsir Quraish Shihab: Oleh karena itu, kata Balqis melanjutkan, “aku memutuskan akan mengirim hadiah untuk Sulayman dan rakyatnya, demi menjaga perdamaian dan keselamatan. Akan aku tunggu, apakah mereka akan menerima atau menolaknya.”

Shadaqallahul ‘adzhim. Alhamdulillah, kita telah pelajari bersama
kandungan Surah An-Naml Ayat 32-35 berdasarkan Tafsir Jalalain, Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Kemenag dan Tafsir Quraish Shihab. Semoga menambah khazanah ilmu Al-Qur’an kita.

M Resky S