Surah An-Naziat Ayat 34-46; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an

Surah An-Naziat Ayat 34-46

Pecihitam.org – Kandungan Surah An-Naziat Ayat 34-46 ini, dijelaskan bahwa apabila malapetaka yang sangat besar yaitu hari Kiamat telah datang yang menyebabkan rambut pemuda bisa beruban dan neraka dapat dilihat, maka setiap orang akan melupakan malapetaka-malapetaka lain yang pernah dialaminya.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Allah akan memisahkan antara orang-orang yang taat serta bertakwa, yang mana akan dimasukkan ke dalam surga, dengan orang-orang yang membangkang dan durhaka, yang mana akan dimasukkan ke dalam neraka.

Pada hari Kiamat, manusia akan teringat kepada apa yang telah dikerjakannya ketika hidup di dunia, karena amal-amalnya tercatat dalam sebuah kitab yang lengkap berisi rekaman-rekaman dari ucapan dan perbuatannya sejak mulai balig sampai mati.

Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an Surah An-Naziat Ayat 34-46

Surah An-Naziat Ayat 34
فَإِذَا جَآءَتِ ٱلطَّآمَّةُ ٱلۡكُبۡرَىٰ

Terjemahan: Maka apabila malapetaka yang sangat besar (hari kiamat) telah datang.

Tafsir Jalalain: فَإِذَا جَآءَتِ ٱلطَّآمَّةُ ٱلۡكُبۡرَىٰ (Maka apabila malapetaka yang sangat besar telah datang) yaitu tiupan sangkakala malaikat Israfil yang kedua.

Tafsir Ibnu Katsir: Allah berfirman: فَإِذَا جَآءَتِ ٱلطَّآمَّةُ ٱلۡكُبۡرَىٰ (“Maka apabila malapetaka yang sangat besar [hari kiamat] telah datang.”) yaitu hari kiamat. Demikian yang dikemukakan oleh Ibnu ‘Abbas. Disebut demikian [ath-thaammaH] karena ia memenuhi segala sesuatu yang menakutkan lagi menyeramkan.

Tafsir Kemenag: Dalam ayat ini dijelaskan bahwa apabila malapetaka yang sangat besar yaitu hari Kiamat telah datang yang menyebabkan rambut pemuda bisa beruban dan neraka dapat dilihat, maka setiap orang akan melupakan malapetaka-malapetaka lain yang pernah dialaminya.

Allah akan memisahkan antara orang-orang yang taat serta bertakwa, yang mana akan dimasukkan ke dalam surga, dengan orang-orang yang membangkang dan durhaka, yang mana akan dimasukkan ke dalam neraka.

Tafsir Quraish Shihab: Jika datang hari kiamat dengan segala kedahsyatannya.

Surah An-Naziat Ayat 35
يَوۡمَ يَتَذَكَّرُ ٱلۡإِنسَٰنُ مَا سَعَىٰ

Terjemahan: Pada hari (ketika) manusia teringat akan apa yang telah dikerjakannya,

Tafsir Jalalain: يَوۡمَ يَتَذَكَّرُ ٱلۡإِنسَٰنُ (Pada hari ketika manusia teringat) lafal Yauma berkedudukan menjadi Badal daripada lafal Idzaa مَا سَعَىٰ (akan apa yang telah dikerjakannya) sewaktu ia masih di dunia, apakah itu perbuatan baik atau perbuatan buruk.

Tafsir Ibnu Katsir: يَوۡمَ يَتَذَكَّرُ ٱلۡإِنسَٰنُ مَا سَعَىٰ (“Pada hari [ketika] manusia teringat akan apa yang telah dikerjakannya.”) yakni pada saat itu anak cucu Adam teringat akan seluruh amal perbuatannya, yang baik maupun yang buruk.

Tafsir Kemenag: Pada hari Kiamat, manusia akan teringat kepada apa yang telah dikerjakannya ketika hidup di dunia, karena amal-amalnya tercatat dalam sebuah kitab yang lengkap berisi rekaman-rekaman dari ucapan dan perbuatannya sejak mulai balig sampai mati.

Tafsir Quraish Shihab: Saat manusia menyadari kebajikan dan kejahatan yang pernah dilakukan selama ini,

Surah An-Naziat Ayat 36
وَبُرِّزَتِ ٱلۡجَحِيمُ لِمَن يَرَىٰ

Terjemahan: dan diperlihatkan neraka dengan jelas kepada setiap orang yang melihat.

Tafsir Jalalain: وَبُرِّزَتِ (Dan diperlihatkan dengan jelas) ditampakkan dengan seterang-terangnya ٱلۡجَحِيمُ (neraka) yakni neraka Jahim yang membakar itu لِمَن يَرَىٰ (kepada setiap orang yang melihat) kepada setiap orang yang melihatnya. Jawab dari lafal Idzaa ialah:.

Tafsir Ibnu Katsir: وَبُرِّزَتِ ٱلۡجَحِيمُ لِمَن يَرَىٰ (“Dan diperlihatkan Neraka dengan jelas kepada setiap orang yang melihat.”) maksudnya, diperlihatkan kepada orang-orang yang melihat sehingga semua orang menyaksikan dengan mata mereka sendiri .

Tafsir Kemenag: Pada hari Kiamat, manusia akan teringat kepada apa yang telah dikerjakannya ketika hidup di dunia, karena amal-amalnya tercatat dalam sebuah kitab yang lengkap berisi rekaman-rekaman dari ucapan dan perbuatannya sejak mulai balig sampai mati.

Tafsir Quraish Shihab: Saat nereka jahanam ditampakkan dengan jelas dan dapat disaksikan oleh semua. Saat itulah hari pembalasan tiba.

Surah An-Naziat Ayat 37
فَأَمَّا مَن طَغَىٰ

Terjemahan: Adapun orang yang melampaui batas,

Tafsir Jalalain: فَأَمَّا مَن طَغَىٰ (Adapun orang yang melampaui batas) yakni orang kafir.

Tafsir Ibnu Katsir: فَأَمَّا مَن طَغَىٰ (“Adapun orang yang melampaui batas.”) yakni sombong lagi lagi sewenang-wenang.

Baca Juga:  Surah An Nas; Terjemahan, Tafsir dan Keistimewaannya

Tafsir Kemenag: Adapun orang-orang yang sombong dan melampaui batas, lebih mengutamakan kelezatan kehidupan dunia dari pahala di akhirat. Maka sesungguhnya neraka Jahimlah tempat kediamannya.

Tafsir Quraish Shihab: Maka, barangsiapa yang kedurhakannya telah melampaui batas, yang memilih untuk diri sendiri kehidupan dunia yang fana, tempat tinggalnya di akhirat adalah neraka yang apinya berkobar-kobar, dan tidak ada tempat selain itu bagi dirinya.

Surah An-Naziat Ayat 38
وَءَاثَرَ ٱلۡحَيَوٰةَ ٱلدُّنۡيَا

Terjemahan: dan lebih mengutamakan kehidupan dunia,

Tafsir Jalalain: وَءَاثَرَ ٱلۡحَيَوٰةَ ٱلدُّنۡيَا (Dan lebih mengutamakan kehidupan dunia) dengan cara selalu mengikuti kemauan hawa nafsunya.

Tafsir Ibnu Katsir: وَءَاثَرَ ٱلۡحَيَوٰةَ ٱلدُّنۡيَا (“Dan lebih mengutamakan kehidupan dunia.”) yakni lebih mengutamakan kehidupan dunia daripada urusan agama dan juga akhiratnya,

Tafsir Kemenag: Adapun orang-orang yang sombong dan melampaui batas, lebih mengutamakan kelezatan kehidupan dunia dari pahala di akhirat. Maka sesungguhnya neraka Jahimlah tempat kediamannya.

Tafsir Quraish Shihab: Maka, barangsiapa yang kedurhakannya telah melampaui batas, yang memilih untuk diri sendiri kehidupan dunia yang fana, tempat tinggalnya di akhirat adalah neraka yang apinya berkobar-kobar, dan tidak ada tempat selain itu bagi dirinya.

Surah An-Naziat Ayat 39
فَإِنَّ ٱلۡجَحِيمَ هِىَ ٱلۡمَأۡوَىٰ

Terjemahan: maka sesungguhnya nerakalah tempat tinggal(nya).

Tafsir Jalalain: فَإِنَّ ٱلۡجَحِيمَ هِىَ ٱلۡمَأۡوَىٰ (Maka sesungguhnya nerakalah tempat tinggal) bagi dia.

Tafsir Ibnu Katsir: فَإِنَّ ٱلۡجَحِيمَ هِىَ ٱلۡمَأۡوَىٰ (“Maka sesungguhnya nerakalah tempat tinggal[nya].”) tempat kembali mereka adalah neraka jahim sedang makanan mereka adalah pohon zaqqum dan minumannya dari air yang mendidih.

Tafsir Kemenag: Adapun orang-orang yang sombong dan melampaui batas, lebih mengutamakan kelezatan kehidupan dunia dari pahala di akhirat. Maka sesungguhnya neraka Jahimlah tempat kediamannya.

Tafsir Quraish Shihab: Maka, barangsiapa yang kedurhakannya telah melampaui batas, yang memilih untuk diri sendiri kehidupan dunia yang fana, tempat tinggalnya di akhirat adalah neraka yang apinya berkobar-kobar, dan tidak ada tempat selain itu bagi dirinya.

Surah An-Naziat Ayat 40
وَأَمَّا مَنۡ خَافَ مَقَامَ رَبِّهِۦ وَنَهَى ٱلنَّفۡسَ عَنِ ٱلۡهَوَىٰ

Terjemahan: Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya,

Tafsir Jalalain: وَأَمَّا مَنۡ خَافَ مَقَامَ رَبِّهِۦ (Dan adapun orang yang takut kepada kebesaran Rabbnya) di kala ia berdiri di hadapan-Nya وَنَهَى ٱلنَّفۡسَ (dan menahan diri) menahan nafsu amarahnya عَنِ ٱلۡهَوَىٰ (dari keinginan hawa nafsunya) yang menjerumuskan ke dalam kebinasaan disebabkan memperturutkan kemauannya.

Tafsir Ibnu Katsir: وَأَمَّا مَنۡ خَافَ مَقَامَ رَبِّهِۦ وَنَهَى ٱلنَّفۡسَ عَنِ ٱلۡهَوَىٰ (“Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Rabb-nya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya.”) yakni takut ketika berdiri di hadapan Allah swt. dan takut akan hukum-Nya yang diberlakukan padanya, juga menahan diri untuk tidak mengikuti hawa nafsunya serta mengarahkannya untuk selalu mentaati Rabb-nya.

Tafsir Kemenag: Sebaliknya ditegaskan pula bahwa orang-orang yang takut dan mengadakan persiapan karena memandang kebesaran Tuhannya serta menahan diri dari ajakan hawa nafsunya, maka sesungguhnya surgalah tempat kediamannya yang kekal dan abadi. Alangkah beruntung mereka memperoleh bagian seperti itu.

Tafsir Quraish Shihab: Dan barangsiapa yang takut akan kebesaran dan keagungan Tuhannya, yang mengendalikan diri dari hawa nafsu, tempat tinggalnya adalah surga yang menyenangkan.

Surah An-Naziat Ayat 41
فَإِنَّ ٱلۡجَنَّةَ هِىَ ٱلۡمَأۡوَىٰ

Terjemahan: maka sesungguhnya surgalah tempat tinggal(nya).

Tafsir Jalalain: فَإِنَّ ٱلۡجَنَّةَ هِىَ ٱلۡمَأۡوَىٰ (Maka sesungguhnya surgalah tempat tinggalnya) kesimpulan makna yang terkandung di dalam Jawab syarat ini ialah, bahwasanya orang yang durhaka akan dimasukkan ke dalam neraka, dan orang yang taat akan dimasukkan ke dalam surga.

Tafsir Ibnu Katsir: فَإِنَّ ٱلۡجَنَّةَ هِىَ ٱلۡمَأۡوَىٰ (“Maka sesungguhnya surga-lah tempat tinggal[nya].”) yakni arah dan tempat kembalinya adalah surga yang aromanya semerbak.

Tafsir Kemenag: Sebaliknya ditegaskan pula bahwa orang-orang yang takut dan mengadakan persiapan karena memandang kebesaran Tuhannya serta menahan diri dari ajakan hawa nafsunya, maka sesungguhnya surgalah tempat kediamannya yang kekal dan abadi. Alangkah beruntung mereka memperoleh bagian seperti itu.

Baca Juga:  Surah An-Naziat Ayat 27-33; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Tafsir Quraish Shihab: Dan barangsiapa yang takut akan kebesaran dan keagungan Tuhannya, yang mengendalikan diri dari hawa nafsu, tempat tinggalnya adalah surga yang menyenangkan.

Surah An-Naziat Ayat 42
يَسۡـَٔلُونَكَ عَنِ ٱلسَّاعَةِ أَيَّانَ مُرۡسَىٰهَا

Terjemahan: (Orang-orang kafir) bertanya kepadamu (Muhammad) tentang hari kebangkitan, kapankah terjadinya?

Tafsir Jalalain: يَسۡـَٔلُونَكَ (Mereka bertanya kepadamu) yakni orang-orang kafir Mekah itu عَنِ ٱلسَّاعَةِ أَيَّانَ مُرۡسَىٰهَا (tentang hari kiamat, kapan terjadinya) kapankah saat terjadinya.

Tafsir Ibnu Katsir: يَسۡـَٔلُونَكَ عَنِ ٱلسَّاعَةِ أَيَّانَ مُرۡسَىٰهَا ((Orang-orang kafir) bertanya kepadamu (Muhammad) tentang hari kebangkitan, kapankah terjadinya?)

Tafsir Kemenag: Orang-orang musyrik bertanya kepada Nabi tentang kapan waktunya hari Kiamat itu datang. Mereka menanyakan hal itu dengan nada mengejek dan mencemooh. Nabi sendiri ingin sekali menjawab pertanyaan mereka dengan tepat, akan tetapi Allah melarangnya karena hanya Dia sendirilah yang mengetahui kapan hari Kiamat itu akan terjadi.

Tafsir Quraish Shihab: Wahai Muhammad, mereka bertanya kepadamu,”Bilakah hari kiamat terjadi?”

Surah An-Naziat Ayat 43
فِيمَ أَنتَ مِن ذِكۡرَىٰهَآ

Terjemahan: Siapakah kamu (maka) dapat menyebutkan (waktunya)?

Tafsir Jalalain: فِيمَ (Tentang apakah) atau mengenai apakah أَنتَ مِن ذِكۡرَىٰهَآ (hingga kamu dapat menyebutkan waktunya?) maksudnya, kamu tidak memiliki ilmu mengenai kejadiannya sehingga kamu dapat menyebutkan waktunya.

Tafsir Ibnu Katsir: فِيمَ أَنتَ مِن ذِكۡرَىٰهَآ (Siapakah kamu (maka) dapat menyebutkan (waktunya)? maksudnya, pengetahuan tentangnya tidak diberikan kepadamu dan juga kepada siapa pun, tetapi semua itu hanyalah kembali kepada Allah Yang Mahaperkasa lagi Mahamulia, karena hanya Dia yang mengetahu kepastian waktunya.

Tafsir Kemenag: Dalam ayat ini, Allah menanyakan apakah Nabi Muhammad akan menyebutkan waktu Kiamat itu? Padahal tugasnya hanya sekadar memberi peringatan sehingga tidak ada kewenangan untuk menyebutkan tentang kedatangan hari kebangkitan. Waktu datangnya hari Kiamat tetap merupakan rahasia Allah. Nabi sendiri tidak mengetahui tentang waktu kedatangannya, sebagaimana difirmankan Allah dalam Al-Qur’an: Kewajibanmu tidak lain hanyalah menyampaikan (risalah). (asy-Syura/42: 48)

Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh ‘Umar bin al-Khaththab, ketika Nabi ditanya tentang kapan datangnya hari Kiamat, beliau menjawab:

Orang yang ditanya tidaklah lebih mengetahui daripada orang yang bertanya. (Riwayat Muslim dari ‘Umar bin al-Khaththab)

Allah tetap merahasiakan waktu datangnya hari Kiamat mempunyai hikmah yang besar, yaitu supaya manusia selalu mempersiapkan diri setiap saat dengan banyak-banyak berbuat kebaikan dan selalu menghindari perbuatan jahat.

Tafsir Quraish Shihab: Ketahuilah, bahwa kamu tidak memiliki pengetahuan tentang hal itu, hingga kamu dapat memberitahu mereka.

Surah An-Naziat Ayat 44
إِلَىٰ رَبِّكَ مُنتَهَىٰهَآ

Terjemahan: Kepada Tuhanmulah dikembalikan kesudahannya (ketentuan waktunya).

Tafsir Jalalain: إِلَىٰ رَبِّكَ مُنتَهَىٰهَآ (Kepada Rabbmulah dikembalikan kesudahannya) yaitu mengenai ketentuan waktunya, tiada seseorang pun yang mengetahuinya selain Dia.

Tafsir Ibnu Katsir: إِلَىٰ رَبِّكَ مُنتَهَىٰهَآ (“Kepada Rabb-mulah dikembalikan kesudahannya [ketentuan waktunya].”)

Tafsir Kemenag: Dalam ayat ini diterangkan bahwa hanya Allah saja yang mengetahui kapan ketentuan waktunya. Tidak ada yang mengetahui kapan ketentuan waktunya, dan kapan akan terjadinya kiamat kecuali Allah sendiri. Firman Allah:

Mereka menanyakan kepadamu (Muhammad) tentang Kiamat, “Kapan terjadi?” Katakanlah, “Sesungguhnya pengetahuan tentang Kiamat itu ada pada Tuhanku; tidak ada (seorang pun) yang dapat menjelaskan waktu terjadinya selain Dia. (Kiamat) itu sangat berat (huru-haranya bagi makhluk) yang di langit dan di bumi, tidak akan datang kepadamu kecuali secara tiba-tiba.”

Mereka bertanya kepadamu seakan-akan engkau mengetahuinya. Katakanlah (Muhammad), “Sesungguhnya pengetahuan tentang (hari Kiamat) ada pada Allah, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.” (al-A’raf/7: 187).

Tafsir Quraish Shihab: Hanya Tuhanmu saja, dan bukan yang lain, yang mengetahui kapan datangnya hari kiamat.

Surah An-Naziat Ayat 45
إِنَّمَآ أَنتَ مُنذِرُ مَن يَخۡشَىٰهَا

Terjemahan: Kamu hanyalah pemberi peringatan bagi siapa yang takut kepadanya (hari berbangkit)

Baca Juga:  Surah Al-Anbiya Ayat 68-70; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Tafsir Jalalain: إِنَّمَآ أَنتَ مُنذِرُ (Kamu hanyalah pemberi peringatan), maksudnya sesungguhnya peringatanmu itu hanyalah bermanfaat مَن يَخۡشَىٰهَا (bagi siapa yang takut kepadanya) yakni takut kepada hari kiamat.

Tafsir Ibnu Katsir: إِنَّمَآ أَنتَ مُنذِرُ مَن يَخۡشَىٰهَا (“Kamu hanya memberi peringatan bagi siapa yang takut kepadanya [hari berbangkit].”) maksudnya, Aku [Allah] mengutusmu agar menyampaikan peringatan kepada umat manusia sekaligus memberikan ancaman kepada mereka akan siksa dan adzab-Nya.

Barangsiapa yang takut kepada Allah dan takut pada ancaman-Nya, maka dia akan mengikutimu. Dengan demikian dia telah beruntung dan memperoleh kesuksesan. Kegagalan dan kerugian hanya bagi orang-orang yang mendustakan dan menentangmu.

Tafsir Kemenag: Dalam ayat ini diterangkan bahwa Nabi Muhammad hanya ditugaskan untuk memberi peringatan kepada orang yang takut kepada hari kebangkitan. Mereka diminta untuk mempersiapkan diri dengan beramal kebaikan dan menghindari kejahatan.

Tafsir Quraish Shihab: Tugasmu hanyalah memperingatkan orang-orang yang takut pada hari kiamat, bukan memberitahu mereka kapan kiamat datang.

Surah An-Naziat Ayat 46
كَأَنَّهُمۡ يَوۡمَ يَرَوۡنَهَا لَمۡ يَلۡبَثُوٓاْ إِلَّا عَشِيَّةً أَوۡ ضُحَىٰهَا

Terjemahan: Pada hari mereka melihat hari berbangkit itu, mereka merasa seakan-akan tidak tinggal (di dunia) melainkan (sebentar saja) di waktu sore atau pagi hari.

Tafsir Jalalain: كَأَنَّهُمۡ يَوۡمَ يَرَوۡنَهَا لَمۡ يَلۡبَثُوٓاْ (Pada hari mereka melihat hari itu, mereka merasa seakan-akan tidak tinggal) di dalam kubur mereka إِلَّا عَشِيَّةً أَوۡ ضُحَىٰهَا (melainkan sebentar saja di waktu sore atau pagi hari) artinya, pada suatu sore hari atau pada suatu pagi hari. Di sini dianggap sah mengidhafahkan lafal Adh-Dhuhaa kepada lafal Al-‘Asyiyyah, disebabkan di antara keduanya terdapat kaitan yang amat erat, sebab kedua-duanya merupakan permulaan dan penghujung suatu hari, dan Idhafah di sini dianggap baik karena kedua kalimatnya terpisah.

Tafsir Ibnu Katsir: Dan firman Allah Ta’ala: كَأَنَّهُمۡ يَوۡمَ يَرَوۡنَهَا لَمۡ يَلۡبَثُوٓاْ إِلَّا عَشِيَّةً أَوۡ ضُحَىٰهَا (“Pada hari mereka melihat hari berbangkit itu, merek seakan-akan tidak tinggal [di dunia] melainkan [sebentar saja] di waktu sore atau pagi.”) maksudnya, jika mereka bangkit dari kubur mereka menuju ke padang mahsyar, mereka merasakan kehidupan itu sangat sebentar sekali seakan-akan dalam pandangan mereka, kehidupan dunia itu hanya satu soren saja atau hanya sepanjang pagi saja. Juwaibir meriwayatkan dari adl-Dlahhak, dari Ibnu ‘Abbas:

كَأَنَّهُمۡ يَوۡمَ يَرَوۡنَهَا لَمۡ يَلۡبَثُوٓاْ إِلَّا عَشِيَّةً أَوۡ ضُحَىٰهَا (“Pada hari mereka melihat hari berbangkit itu, merek seakan-akan tidak tinggal [di dunia] melainkan [sebentar saja] di waktu sore atau pagi.”) adapun yang dimaksud dengan sore hari adalah antara waktu Dhuhur sampai terbenamnya matahari. Sedangkan waktu pagi adalah antara terbitnya matahari sampai pertengahan siang.

Tafsir Kemenag: Pada hari menyaksikan hari kebangkitan dan merasakan huru-haranya, mereka merasa seolah-olah tinggal di dunia hanya sementara saja, seperti sepenggal pagi atau sepenggal sore pada masa-masa yang lalu itu. Kehidupan manusia di dunia ini memang hanya sebentar saja, sebagaimana firman Allah:

Pada hari mereka melihat azab yang dijanjikan, mereka merasa seolah-olah mereka tinggal (di dunia) hanya sesaat saja pada siang hari. (al-Ahqaf/46: 35).

Tafsir Quraish Shihab: Seolah-olah saat menyaksikan kiamat datang, mereka merasakan bahwa kehidupan dunia itu hanya sepanjang sore atau sepanjang pagi saja.

Shadaqallahul ‘adzhim. Alhamdulillah, kita telah pelajari bersama kandungan Surah An-Naziat Ayat 34-46 berdasarkan Tafsir Jalalain, Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Kemenag dan Tafsir Quraish Shihab. Semoga menambah khazanah ilmu Al-Qur’an kita.

M Resky S