Surah An Nisa Ayat 48; Seri Tadabbur Al Qur’an

An Nisa Ayat 48

Pecihitam.org – Kandungan Surah An Nisa Ayat 48 ini yaitu Allah menegaskan bahwa sekali-kali Allah tidak akan mengampuni dosa akan perbuatan syirik yang dilakukan oleh hamba-Nya, kecuali jika ia bertaubat sebelum mati.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Sebagaimana yang sudah dipahami bahwa perbuatan Syirik adalah termasuk dosa yang paling besar, karena perilaku ini mempercayai dan meyakini bahwa ada sekutu bagi Allah SWT.

Allah SWT berfirman di dalam Al Qur’an Surah An Nisa Ayat 48;

إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَٰلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ ۚ وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدِ افْتَرَىٰ إِثْمًا عَظِيمًا

Terjemahan: Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.

Tafsir Al-Misbah: Sesungguhnya Allah tidak memberi ampunan dosa syirik dan memberi ampunan segala dosa selain syirik bagi hamba-hamba yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa mempersekutukan Allah, maka sesungguhnya ia telah berbuat dosa besar yang tidak ada ampunannya.

Baca Juga:  Surah An Nisa Ayat 97-100; Seri Tadabbur Al Qur'an

Tafsir Al-Muyassar: Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dan tidak memaafkan orang yang mempersekutukan seseorang dari makhlukNya denganNya, atau kafir dengan jenis kekafiran apa saja; dan Dia mengampuni dan memaafkan dosa-dosa selain kesyirikan bagi hamba-hambaNya yang Dia kehendaki. Dan barangsiapa mempersekutukan sesuatu dengan Allah, sesungguhnya ia telah mengerjakan perbuatan dosa yang sangat besar.

Tafsir Jalalain: (Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni bila Dia dipersekutukan) artinya tidak akan mengampuni dosa mempersekutukan-Nya (dan Dia akan mengampuni selain dari demikian) di antara dosa-dosa (bagi siapa yang dikehendaki-Nya) beroleh ampunan, sehingga dimasukkan-Nya ke dalam surga tanpa disentuh oleh siksa. Sebaliknya akan disiksa-Nya lebih dulu orang-orang mukmin yang dikehendaki-Nya karena dosa-dosa mereka, dan setelah itu barulah dimasukkan-Nya ke dalam surga. (Siapa mempersekutukan Allah, maka sesungguhnya ia telah berbuat dosa yang besar).

Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Yazid ibnu Harun, telah menceritakan kepada kami Sadaqah ibnu Musa, telah menceritakan kepada kami Abu Imran Al-Jauni, dari Yazid ibnu Abu Musa, dari Siti Aisyah r.a. yang menceritakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: Kitab-kitab catatan amal perbuatan di sisi Allah ada tiga macam, yaitu: Kitab catatan yang tidak diindahkan oleh Allah adanya barang sedikit pun, kitab catatan yang tidak dibiarkan oleh Allah barang sedikit pun darinya, dan kitab catatan yang tidak diampuni oleh Allah.

Baca Juga:  Surah An Nisa Ayat 59; Seri Tadabbur Al Qur'an

Adapun kitab catatan yang tidak diampuni oleh Allah ialah perbuatan mempersekutukan Allah. Allah Swt. telah berfirman: Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Diamengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu. (An-Nisa: 48), hingga akhir ayat. Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga. (Al-Maidah: 72)

Adapun mengenai kitab Catatan yang tidak diindahkan oleh Allah barang sedikit pun, berkaitan dengan perbuatan aniaya seorang hamba kepada dirinya sendiri menyangkut dosa antara dia dengan Allah, seperti tidak berpuasa sehari atau meninggalkan suatu salat; maka sesungguhnya Allah mengampuni hal tersebut dan memaafkannya jika Dia menghendaki.

Adapun mengenai kitab catatan yang tidak dibiarkan oleh Allah barang sedikit pun darinya, maka menyangkut perbuatan aniaya sebagian para hamba terhadap sebagian yang lain, hukumannya ialah qisas sebagai suatu kepastian. Hadis ini diriwayatkan oleh Imam Ahmad secara munfarid (menyendiri)

Baca Juga:  Surah Thaha Ayat 74-76; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Demikian sekilas penjelasan tentang Al Qur’an Surah An Nisa Ayat 48. Semoga bermanfaat

M Resky S