Surah An-Nur Ayat 14-15; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an

Surah An-Nur Ayat 14-15

Pecihitam.org – Kandungan Surah An-Nur Ayat 14-15 ini, menerangkan bahwa andaikata bukan karena karunia di dunia ini kepada para penyebar berita bohong itu dengan banyaknya nikmat yang telah diberikan kepada mereka antara lain diberinya kesempatan bertobat, dan rahmat-Nya di akhirat dengan dimaafkan mereka dari perbuatan dosa dan maksiat mereka sesudah tobat maka akan ditimpakan dengan segera oleh Allah azab kepada mereka di dunia atas perbuatannya menyebarkan fitnahan dan berita bohong.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an Surah An-Nur Ayat 14-15

Surah An-Nur Ayat 14
وَلَوْلَا فَضْلُ اللَّهِ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَتُهُ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ لَمَسَّكُمْ فِي مَا أَفَضْتُمْ فِيهِ عَذَابٌ عَظِيمٌ

Terjemahan: Sekiranya tidak ada kurnia Allah dan rahmat-Nya kepada kamu semua di dunia dan di akhirat, niscaya kamu ditimpa azab yang besar, karena pembicaraan kamu tentang berita bohong itu.

Tafsir Jalalain: وَلَوْلَا فَضْلُ اللَّهِ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَتُهُ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ لَمَسَّكُمْ فِي مَا أَفَضْتُمْ (Sekiranya tidak ada karunia Allah dan rahmat-Nya kepada kalian semua di dunia dan di akhirat, niscaya kalian ditimpa, karena pembicaraan kalian) hai golongan yang menuduh فِيهِ عَذَابٌ عَظِيمٌ (tentang berita bohong itu, azab yang besar) di akhirat kelak.

Tafsir Ibnu Katsir: Firman Allah: وَلَوْلَا فَضْلُ اللَّهِ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَتُهُ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ (“Sekiranya tidak ada karunia Allah dan rahmat-Nya kepadamu semua di dunia dan di akhirat.”) hai orang-orang yang larut dalam menuduh ‘Aisyah, Allah telah menerima taubat dan inayah kalian di dunia dan Allah memaafkan kalian karena keimanan kalian kepada negeri akhirat.

Firman Allah: لَمَسَّكُمْ فِي مَا أَفَضْتُمْ فِيهِ عَذَابٌ عَظِيمٌ (“Niscaya kamu ditimpa adzab yang besar, karena pembicaraanmu tentang berita bohong itu.”) yakni karena kasus tuduhan dusta ini.

Ini berlaku atas orang yang memiliki keimanan, Allah menerima taubatnya karena keimanannya, seperti Misthah, Hassan dan Hamnah binti Jahsy, saudara perempuan Zainab binti Jahsy. Adapun kaum munafik yang larut dalam tuduhan itu seperti ‘Abdullah bin Ubay bin Salul dan kawan-kawannya, mereka tidak termasuk orang yang disebutkan dalam ayat ini, karena mereka tidak memiliki iman dan amal shalih yang dapat mengimbangi kesalahan ini dan yang dapat menolaknya.

Baca Juga:  Surah An Nisa Ayat 49-52; Seri Tadabbur Al Qur'an

Demikian pula seluruh perkara yang berkaitan dengan ancaman atas suatu perbuatan tertentu, syaratnya ialah tidak adanya taubat dan amal shalih yang dapat mengimbangi atau menutupinya.

Tafsir Kemenag: Pada ayat ini Allah menerangkan bahwa andaikata bukan karena karunia di dunia ini kepada para penyebar berita bohong itu dengan banyaknya nikmat yang telah diberikan kepada mereka antara lain diberinya kesempatan bertobat, dan rahmat-Nya di akhirat dengan dimaafkan mereka dari perbuatan dosa dan maksiat mereka sesudah tobat maka akan ditimpakan dengan segera oleh Allah azab kepada mereka di dunia atas perbuatannya menyebarkan fitnahan dan berita bohong.

Tafsir Quraish Shihab: Kalau bukan karena karunia dan rahmat Allah kepada kalian, dengan menerangkan hukum-hukum-Nya dan dengan menunda hukuman di dunia serta dengan memberi ampunan di akhirat, niscaya kalian telah tertimpa siksa yang amat keras karena melakukan tuduhan itu.

Surah An-Nur Ayat 15
إِذْ تَلَقَّوْنَهُ بِأَلْسِنَتِكُمْ وَتَقُولُونَ بِأَفْوَاهِكُم مَّا لَيْسَ لَكُم بِهِ عِلْمٌ وَتَحْسَبُونَهُ هَيِّنًا وَهُوَ عِندَ اللَّهِ عَظِيمٌ

Terjemahan: (Ingatlah) di waktu kamu menerima berita bohong itu dari mulut ke mulut dan kamu katakan dengan mulutmu apa yang tidak kamu ketahui sedikit juga, dan kamu menganggapnya suatu yang ringan saja. Padahal dia pada sisi Allah adalah besar.

Tafsir Jalalain: إِذْ تَلَقَّوْنَهُ بِأَلْسِنَتِكُمْ (Di waktu kalian menerima berita bohong itu dari mulut ke mulut) yaitu sebagian di antara kalian menceritakannya kepada sebagian yang lain. Lafal Talaqqaunahu berasal dari lafal Tatalaqqaunahu, kemudian salah satu dari huruf Ta dibuang sehingga jadilah Talaqqaunahu. Lafal Idz tadi dinashabkan oleh lafal Massakum atau oleh lafal Afadhtum وَتَقُولُونَ بِأَفْوَاهِكُم مَّا لَيْسَ لَكُم بِهِ عِلْمٌ وَتَحْسَبُونَهُ هَيِّنًا (dan kalian katakan dengan mulut kalian apa yang tidak kalian ketahui sedikit jua, dan kalian menganggapnya suatu yang ringan saja) sebagai sesuatu hal yang tidak berdosa. وَهُوَ عِندَ اللَّهِ عَظِيمٌ (Padahal dia pada sisi Allah adalah besar) dosanya.

Baca Juga:  Surah An-Nur Ayat 30; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Tafsir Ibnu Katsir: Kemudian Allah berfirman: إِذْ تَلَقَّوْنَهُ بِأَلْسِنَتِكُمْ (“[Ingatlah] di waktu kamu menerima berita bohong itu dari mulut ke mulut”) Mujahid dan Sa’id bin Jubair berkata: “Maksudnya ialah, kalian menyampaikannya dari mulut ke mulut dengan mengatakan: ‘Aku telah mendengarnya dari si Fulan, atau si Fulan telah berkata begini dan begini, sebagian orang menyampaikannya begini dan begini.’”

Firman Allah: وَتَقُولُونَ بِأَفْوَاهِكُم مَّا لَيْسَ لَكُم بِهِ عِلْمٌ (“Dan kamu katakan dengan mulutmu apa yang tidak kamu ketahui sedikitpun juga.”) yaitu kalian mengatakan apa yang tidak kalian ketahui. وَتَحْسَبُونَهُ هَيِّنًا وَهُوَ عِندَ اللَّهِ عَظِيمٌ (“Dan kamu menganggapnya sesuatu yang ringan saja. padahal dia pada sisi Allah adalah besar.”) yakni kalian melontarkan tuduhan yang berat terhadap ‘Aisyah, Ummul Mukminin, kalian mengira tuduhan itu ringan dan mudah.

Andaikan ‘Aisyah bukan istri Nabi, tuduhan itu tetap bukanlah urusan yang ringan. Lalu bagaimana pula bilamana ‘Aisyah adalah istri Nabi saw? Sungguh suatu perkara yang sangat besar di sisi Allah menuduh istri Nabi dan Rasul-Nya dengan tuduhan keji.

Dalam sebuah hadits kitab ash-Shahihain disebutkan: “Sesungguhnya seseorang mengucapkan sebuah kalimat yang mendatangkan kemarahan Allah sedang ia tidak menyadari akibatnya, sehingga membuatnya tersungkur ke dalam api neraka lebih jauh daripada jarak antara langit dan bumi.”

Dalam riwayat lain disebutkan: “Ia tidak memperhitungkan baik buruknya ucapan itu.”

Baca Juga:  Surah An-Nur Ayat 35; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Tafsir Kemenag: Ayat ini menerangkan bahwa andaikata bukan karena karunia dan rahmat Allah, pasti mereka yang menyebarkan berita bohong itu akan ditimpa azab; penyebaran berita bohong melalui berbagai cara, yaitu pertama, mereka itu menerima berita bohong itu dari mulut ke mulut lalu berbincang-bincang tentang hal itu, kemudian turut menyebarluaskannya sehingga tidak satu rumah atau suatu tempat pertemuan yang luput dari berita bohong itu;

kedua, mereka turut mempercakapkan suatu berita bohong yang mereka tidak tahu sama sekali seluk beluknya; ketiga, mereka menganggap enteng saja berita bohong itu, seakan-akan tidak berarti, padahal berita bohong itu adalah suatu hal yang sangat buruk akibatnya dan dosa besar di sisi Allah. Allah berfirman:

Sesungguhnya (terhadap) orang-orang yang menyakiti Allah dan Rasul-Nya, Allah akan melaknatnya di dunia dan di akhirat, dan menyediakan azab yang menghinakan bagi mereka. (al-Ahzab/33: 57).

Tafsir Quraish Shihab: Kalian telah menyebarkan berita bohong di kalangan kalian, padahal kalian tidak mengetahui kebenaran berita itu. Kalian menyangka bahwa hal itu adalah remeh dan tidak akan dibalas hukuman oleh Allah, atau dibalas dengan hukuman yang ringan. Padahal, itu adalah dosa besar dan akan dibalas oleh Allah dengan hukuman yang berat pula.

Shadaqallahul ‘adzhim. Alhamdulillah, kita telah pelajari bersama kandungan Surah An-Nur Ayat 14-15 berdasarkan Tafsir Jalalain, Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Kemenag dan Tafsir Quraish Shihab. Semoga menambah khazanah ilmu Al-Qur’an kita.

M Resky S