Pecihitam.org – Kandungan Surah Asy-Syura Ayat 15 ini, Allah memerintahkan kepada Nabi Muhammad saw agar menyeru kaumnya supaya jangan berpecah-belah seperti Ahli Kitab, supaya bersatu memeluk agama tauhid yang telah dirintis oleh para nabi, yaitu agama Islam yang dibawanya dan agar beliau tetap tabah menghadapi mereka.
Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an Surah Asy-Syura Ayat 15
فَلِذَٰلِكَ فَٱدۡعُ وَٱسۡتَقِمۡ كَمَآ أُمِرۡتَ وَلَا تَتَّبِعۡ أَهۡوَآءَهُمۡ وَقُلۡ ءَامَنتُ بِمَآ أَنزَلَ ٱللَّهُ مِن كِتَٰبٍ وَأُمِرۡتُ لِأَعۡدِلَ بَيۡنَكُمُ ٱللَّهُ رَبُّنَا وَرَبُّكُمۡ لَنَآ أَعۡمَٰلُنَا وَلَكُمۡ أَعۡمَٰلُكُمۡ لَا حُجَّةَ بَيۡنَنَا وَبَيۡنَكُمُ ٱللَّهُ يَجۡمَعُ بَيۡنَنَا وَإِلَيۡهِ ٱلۡمَصِيرُ
Terjemahan: Maka karena itu serulah (mereka kepada agama ini) dan tetaplah sebagai mana diperintahkan kepadamu dan janganlah mengikuti hawa nafsu mereka dan katakanlah: “Aku beriman kepada semua Kitab yang diturunkan Allah dan aku diperintahkan supaya berlaku adil diantara kamu. A
llah-lah Tuhan kami dan Tuhan kamu. Bagi kami amal-amal kami dan bagi kamu amal-amal kamu. Tidak ada pertengkaran antara kami dan kamu, Allah mengumpulkan antara kita dan kepada-Nya-lah kembali (kita)”.
Tafsir Jalalain: فَلِذَٰلِكَ (Maka karena itu) karena ajaran tauhid itu فَٱدۡعُ (serulah) manusia, hai Muhammad وَٱسۡتَقِمۡ (dan tetaplah) berpegang teguh kepada ajaran tauhid كَمَآ أُمِرۡتَ وَلَا تَتَّبِعۡ أَهۡوَآءَهُمۡ (sebagaimana diperintahkan kepadamu dan janganlah mengikuti hawa nafsu mereka) yang membujukmu untuk meninggalkan ajaran tauhid.
وَقُلۡ ءَامَنتُ بِمَآ أَنزَلَ ٱللَّهُ مِن كِتَٰبٍ وَأُمِرۡتُ لِأَعۡدِلَ بَيۡنَكُمُ (dan katakanlah, “Aku beriman kepada semua Kitab yang diturunkan Allah dan aku diperintahkan supaya berlaku adil) bersikap adil (di antara kalian) dalam masalah memutuskan hukum ٱللَّهُ رَبُّنَا وَرَبُّكُمۡ لَنَآ أَعۡمَٰلُنَا وَلَكُمۡ أَعۡمَٰلُكُمۡ (Allahlah Rabb kami dan Rabb kalian. Bagi kami amal-amal kami dan bagi kalian amal-amal kalian) masing-masing akan mendapatkan balasan amalnya sendiri-sendiri.
لَا حُجَّةَ (Tidak ada pertengkaran) persengketaan بَيۡنَنَا وَبَيۡنَكُمُ (antara kami dan kalian) Ayat ini diturunkan sebelum nabi diperintahkan untuk berjihad melawan mereka ٱللَّهُ يَجۡمَعُ بَيۡنَنَا (Allah mengumpulkan antara kita) pada hari semua manusia dikembalikan kepada-Nya untuk menjalani peradilan di hadapan-Nya وَإِلَيۡهِ ٱلۡمَصِيرُ (dan kepada-Nyalah kembali kita”) kita akan dikembalikan.
Tafsir Ibnu Katsir: Ayat yang mulia ini mencakup sepuluh kalimat yang berdiri sendiri. Setiap satu kalimat itu terpisah dari kalimat sebelumnya, dihukumi secara sendiri-sendiri. Mereka mengatakan: “Tidak ada Ayat yang semisal Ayat ini selain Ayat kursi, karena mencakup sepuluh pasal seperti Ayat ini.”
Firman Allah: فَلِذَٰلِكَ فَٱدۡعُ (“Maka karena itu serulah.”) yakni serulah manusia kepada apa yang telah Kami wahyukan kepadamu berupa agama yang telah Kami wasiatkan kepada seluruh Rasul sebelummu, pemegang syariat-syariat besar yang diikuti, seperti Ulul ‘Azmi dan lain-lain.
Firman Allah: وَٱسۡتَقِمۡ كَمَآ أُمِرۡتَ (“Dan tetaplah sebagaimana diperintahkan kepadamu.”) yakni teguhlah kamu dan orang yang mereka perselisihkan, dustakan dan buat-buat berupa penyembahan berhala-berhala.
Firman Allah: وَقُلۡ ءَامَنتُ بِمَآ أَنزَلَ ٱللَّهُ مِن كِتَٰبٍ (“Dan katakanlah: ‘Aku beriman kepada semua kitab yang diturunkan Allah.”) yaitu aku membenarkan kitab-kitab yang diturunkan dari langit kepada para Nabi. Kami tidak membeda-bedakan seorang pun di antara mereka.
Firman Allah: وَأُمِرۡتُ لِأَعۡدِلَ بَيۡنَكُمُ (“Dan aku diperintahkan supaya berlaku adil di antara kamu.”) yakni dalam hukum, sebagaimana diperintahkan Allah kepadaku.
Firman Allah: ٱللَّهُ رَبُّنَا وَرَبُّكُمۡ (“Allah-lah Rabb kami dan Rabb-mu”) yakni Dia-lah Ilah yang diibadahi, tidak ada ilah [yang haq] selain-Nya, maka kami mengikrarkan secara suka rela. Jika kalian tidak melakukannya secara sukarela, maka hanya kepada Allah saja bersujud semua yang ada di alam semesta ini, baik secara sukarela maupun terpaksa. لَنَآ أَعۡمَٰلُنَا وَلَكُمۡ أَعۡمَٰلُكُمۡ (“Bagi kami amal-amal kami dan bagimu amal-amal kamu.”) yaitu kami berlepas diri dari kalian.
Firman Allah: لَا حُجَّةَ بَيۡنَنَا وَبَيۡنَكُمُ (“Tidak ada pertengkaran antara kami dan kamu.”) Mujahid berkata: “Yaitu, tidak ada pertengkaran [antara kami dan kamu].” As-Suddi berkata: “Hal itu terjadi sebelum turunnya Ayat saif [pedang].” Diartikan bahwa Ayat ini Makkiyyah dan Ayat saif turun setelah hijrah.
Firman Allah: ٱللَّهُ يَجۡمَعُ بَيۡنَنَا (“Allah mengumpulkan antara kita.”) yaitu pada hari kiamat. وَإِلَيۡهِ ٱلۡمَصِيرُ (“Dan kepada-Nya-lah kembali [kita].”) yakni tempat kembali dan tempat tinggal pada hari perhitungan.
Tafsir Kemenag: Pada Ayat ini Allah memerintahkan kepada Nabi Muhammad saw agar menyeru kaumnya supaya jangan berpecah-belah seperti Ahli Kitab, supaya bersatu memeluk agama tauhid yang telah dirintis oleh para nabi, yaitu agama Islam yang dibawanya dan agar beliau tetap tabah menghadapi mereka.
Jangan sekali-kali terpengaruh oleh keraguan mereka terhadap agama yang benar yang telah disyariatkan kepadanya. Ia harus selalu menandaskan pendiriannya bahwa dia tetap percaya kepada semua yang telah diturunkan Allah dari langit seperti Kitab Taurat, Injil dan Zabur, dan tidak didustakannya sedikit pun.
Nabi Muhammad juga diperintahkan berlaku adil di antara mereka di dalam menetapkan hukum dan sebagainya, dengan tidak akan mengurangi dan menambah apa yang telah disyariatkan Allah kepadanya, serta akan menyampaikan apa yang telah diperintahkan kepadanya untuk disampaikan.
Ayat ini juga menjelaskan bahwa Allah adalah Tuhan kamu dan Tuhan kami sekalian. Dia-lah satu-satunya yang wajib disembah, yang wajib dipercaya dengan penuh pengertian. Tiada Tuhan selain Allah. Bagi kami amalan kami, baik buruknya adalah tanggung jawab kami, diberi pahala atau diazab, dan bagi kamu sekalian amalan kamu. Kami tidak akan berbahagia karena amal baikmu dan tidak akan celaka karena amalan burukmu. Masing-masing bertanggung jawab atas amal perbuatannya. Sejalan dengan Ayat ini firman Allah:
Dan jika mereka (tetap) mendustakanmu (Muhammad), maka katakanlah, “Bagiku pekerjaanku dan bagimu pekerjaanmu. Kamu tidak bertanggung jawab terhadap apa yang aku kerjakan dan aku pun tidak bertanggung jawab terhadap apa yang kamu kerjakan.” (Yunus/10: 41)
Dengan demikian tidak boleh lagi ada pertengkaran di antara kaum Muslimin dan orang-orang musyrikin, yang hak dan yang benar telah nyata. Barang siapa yang masih saja membangkang dan tidak mau percaya berarti dia ingkar.
Pada waktunya nanti akan jelas dan tampak siapa yang benar di antara pemeluk agama karena Allah akan mengumpulkan seluruh manusia nanti di hari kemudian, dan di sanalah Dia akan menjatuhkan keputusan yang seadil-adilnya atas apa yang dipersengketakan, sebagaimana firman Allah:
Katakanlah, “Tuhan kita akan mengumpulkan kita semua, kemudian Dia memberi keputusan antara kita dengan benar. Dan Dia Yang Maha Pemberi keputusan, Maha Mengetahui.” (Saba’/34: 26)
Kepada-Nyalah semua manusia akan kembali sesudah mati dan mempertanggungjawabkan semua amal di dunia. Seluruh manusia akan menerima balasan sesuai dengan amal masing-masing, sebagaimana firman Allah:
Maka barang siapa mengerjakan kebaikan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya, dan barang siapa mengerjakan kejahatan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. (az-Zalzalah/99: 7-9)
Wahbah Zuhaili dalam tafsirnya al-Munir menyimpulkan sepuluh perintah Allah dan larangannya bukan hanya bagi Rasulullah tapi juga bagi seluruh umat Islam. Sepuluh perintah dan larangan tersebut adalah:
- Perintah kepada Nabi untuk terus berdakwah menyampaikan risalahnya.
- Istiqamah dalam penyampaiannya.
- Larangan bagi rasul untuk tidak mengikuti keinginan orang-orang musyrikin Mekah atau Ahli Kitab, untuk mengikuti ibadah mereka.
- Perintah untuk beriman dan menyatakan iman kepada kitab-kitab samawi yang diturunkan Allah.
- Perintah untuk berlaku adil di antara Muhajirin dan ketika menghadapi perselisihan yang terjadi di antara mereka.
- Perintah berikrar bahwa hanya Allah yang pantas disembah, tidak ada Tuhan selainnya.
- Perintah untuk menyatakan kepada Ahli Kitab bahwa masing-masing bertanggung jawab terhadap amal perbuatannya dan balasan baik dan buruk dari amalan tersebut.
- Perintah untuk menyatakan bahwa tidak ada permusuhan di antara nabi dan Ahli Kitab, karena kebenaran Allah tampak dengan jelas.
- Perintah untuk menyatakan bahwa Allah kelak akan mengumpulkan umat Islam dan Ahli Kitab di Padang Mahsyar untuk menghadapi pengadilan Allah.
- Hanya kepada Allah semua makhluk akan kembali.
Tafsir Quraish Shihab: Demi kesatuan agama dan untuk menghindari perselisihan tentang hal itu, serulah mereka untuk menegakkan agama! Beristikamahlah sebagaimana Allah perintahkan, dan jangan ikuti hawa nafsu orang-orang musyrik. Kemudian katakan,
“Aku mempercayai semua kitab suci yang diturunkan Allah kepada rasul- rasul-Nya, dan aku diperintahkan-Nya untuk menegakkan keadilan di antara kalian. Allah adalah pencipta kami dan kalian. Bagi kami amalan-amalan kami dan bagi kalian amalan-amalan kalian.
Masing-masing kita tidak perlu memberikan alasan, karena kebenaran telah jelas. Allah akan mengumpulkan kita semua untuk penentuan keputusan masalah di antara kita secara adil. Hanya Dialah tempat kembali.
Shadaqallahul ‘adzhim. Alhamdulillah, kita telah pelajari bersama kandungan Surah Asy-Syura Ayat 15 berdasarkan Tafsir Jalalain, Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Kemenag dan Tafsir Quraish Shihab. Semoga menambah khazanah ilmu Al-Qur’an kita.
- Hadits Shahih Al-Bukhari No. 663-664 – Kitab Adzan - 30/08/2020
- Hadits Shahih Al-Bukhari No. 662 – Kitab Adzan - 30/08/2020
- Hadits Shahih Al-Bukhari No. 661 – Kitab Adzan - 30/08/2020