Surah At-Taubah Ayat 49; Terjemahan dan Tafsir Al Qur’an

Surah At-Taubah Ayat 49

Pecihitam.org – Kandungan Surah At-Taubah Ayat 49 ini menceritakan bahwa salah satu alasan dan justifikasi yang diketengahkan oleh orang-orang Munafik agar tidak pergi ke medan perang Tabuk adalah ketakutan dan kekhawatiran.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Mereka sangat khawatir bila saat melihat anak-anak perempuannya. Mereka merasa berdosa menelantarkan anak-anak perempuannya. Karena itu mereka minta izin untuk tidak ikut pergi ke medang perang.

Dengan demikian, mereka bisa terhindar dari fitnah ini. Sementara al-Quran al-Karim dalam menjawab alasan orang-orang munafik semacam ini mengatakan, “Justru mereka yang melarikan diri dari medan perang itulah yang telah melakukan dosa terbesar dan fitnah.

Karena mereka akan dianggap sok suci dan mencari-cari alasan yang tidak berdasar, bahkan akan mendapatkan siksa dan dicap sebagai orang tidak beragama.

Terjemahan dan Tafsir Al Qur’an Surah At-Taubah Ayat 49

وَمِنْهُمْ مَنْ يَقُولُ ائْذَنْ لِي وَلَا تَفْتِنِّي ۚ أَلَا فِي الْفِتْنَةِ سَقَطُوا ۗ وَإِنَّ جَهَنَّمَ لَمُحِيطَةٌ بِالْكَافِرِينَ

Terjemahan: Di antara mereka ada orang yang berkata: “Berilah saya keizinan (tidak pergi berperang) dan janganlah kamu menjadikan saya terjerumus dalam fitnah”. Ketahuilah bahwa mereka telah terjerumus ke dalam fitnah. Dan sesungguhnya Jahannam itu benar-benar meliputi orang-orang yang kafir.

Tafsir Jalalain: وَمِنْهُمْ مَنْ يَقُولُ ائْذَنْ لِي (Di antara mereka ada orang yang berkata, “Berilah saya izin) untuk tidak ikut berperang وَلَا تَفْتِنِّي (dan janganlah kamu menjadikan saya terjerumus ke dalam fitnah.”) orang yang mengatakan demikian ialah Jaddu bin Qais. Nabi saw. telah berkata kepadanya;

“Apakah kamu mampu sabar di dalam memerangi orang-orang kulit kuning (putih)?” Maka Jaddu menjawab, “Sesungguhnya saya tidak tahan menghadapi wanita dan saya takut bilamana melihat wanita kulit kuning tidak dapat menahan diri sehingga saya terjerumus ke dalam fitnah.”

Baca Juga:  Surah At-Thalaq Ayat 2-3; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Maka Allah swt. berfirman أَلَا فِي الْفِتْنَةِ سَقَطُوا (Ketahuilah bahwa mereka telah terjerumus ke dalam fitnah) karena tidak ikut berangkat. Menurut suatu qiraat lafal سَقَطُوا dibaca saqatha.

وَإِنَّ جَهَنَّمَ لَمُحِيطَةٌ بِالْكَافِرِينَ (Dan sesungguhnya Jahanam itu betul-betul meliputi orang-orang kafir) tidak ada sesuatu pun yang dapat menyelamatkan mereka dari neraka Jahanam.

Tafsir Ibnu Katsir: Allah Swt. berfirman bahwa di antara orang-orang munafik itu, hai Muhammad, terdapat orang yang mengatakan kepadamu: {ائْذَنْ لِي} Berilah saya keizinan (tidak pergi berperang). Yakni tetap tinggal di tempat.

{وَلا تَفْتِنِّي} dan janganlah kamu menjadikan saya terjerumus ke dalam fitnah. Maksudnya, berangkat bersamamu ke medan perang. disebabkan wanita-wanita Romawi. Maka Allah Swt. berfirman: {أَلا فِي الْفِتْنَةِ سَقَطُوا} Ketahuilah bahwa mereka telah terjerumus ke dalam fitnah. Yaitu karena ucapan mereka yang demikian itu. berarti mereka telah terjerumus ke dalam fitnah.

Muhammad ibnu Ishaq telah meriwayatkan dari Az-Zuhri, Yazid ibnu Rauman, Abdullah ibnu Abu Bakar. Asim ibnu Qatadah dan lain-lainnya. Mereka mengatakan bahwa pada suatu hari ketika Rasulullah Saw. sedang bersiap-siap untuk berangkat berjihad, beliau bersabda kepada Jadd ibnu Qais. saudara lelaki Bani Salamah;

“Hai Jadd, mengapa tahun ini kamu tidak berangkat untuk memerangi Banil Asfar (orang-orang Romawi)?” Jadd menjawab, “Wahai Rasulullah, berilah saya izin untuk tidak berangkat, dan janganlah engkau jerumuskan diriku ke dalam fitnah. Demi Allah, sesungguhnya semua kaumku telah mengetahui bahwa tidak ada seorang lelaki pun yang lebih suka kepada wanita selain diriku. Dan sesungguhnya aku merasa khawatir bila melihat kaum wanita Banil Asfar, maka aku tidak dapat mengekang diriku lagi dari mereka.”

Baca Juga:  Surah Al-Isra Ayat 47-48; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Maka Rasulullah Saw. berpaling darinya dan bersabda, “Saya memberi izin kepadamu untuk tidak berangkat.” Sehubungan dengan peristiwa Al-Jadd ibnu Qais inilah diturunkan firman-Nya: Di antara mereka ada yang berkata, “Berilah saya keizinan (tidak pergi berperang) dan janganlah kamu menjadikan saya terjerumus ke dalam fitnah” (At-Taubah: 49), hingga akhir ayat.

Dengan kata lain, sesungguhnya Al-Jadd merasa takut terhadap wanita Banil Asfar sebagai alasannya untuk tidak berangkat berperang, padahal kenyataannya tidaklah demikian. Karena dengan demikian berarti dia telah terjerumus ke dalam fitnah yang lebih parah, sebab ia tidak mau berangkat dengan Rasulullah Saw. dan sikapnya yang mementingkan dirinya sendiri.

Hal yang sama telah diriwayatkan dari Ibnu Abbas, Mujahid, dan lain-lainnya yang bukan hanya seorang, bahwa ayat ini diturunkan berkenaan dengan Al-Jadd ibnu Qais. Al-Jadd ibnu Qais ini adalah salah seorang yang terpandang lagi terhormat dari kalangan Bani Salamah. Di dalam kitab Sahih disebutkan bahwa Rasulullah Saw. bersabda kepada mereka:

“مَنْ سَيِّدُكُمْ يَا بَنِي سَلَمَةَ؟ ” قَالُوا: الْجَدُّ بْنُ قَيْسٍ، عَلَى أَنَّا نُبَخِّله فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: “وَأَيُّ دَاءٍ أَدْوَأُ مِنَ الْبُخْلِ، وَلَكِنْ سَيِّدكم الْفَتَى الْأَبْيَضُ الجَعْد بِشْر بْنُ الْبَرَاءِ بْنِ مَعْرُور”.

Baca Juga:  Surah Al-Mu'minun Ayat 50; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Siapakah pemimpin kalian, hai Bani Salamah? Mereka menjawab, “Al-Jadd ibnu Qais, tetapi kami menilainya orang yang kikir.” Maka Rasulullah Saw. bersabda: Penyakit apa lagikah yang lebih parah daripada kikir? Tetapi pemimpin kalian yang sebenarnya adalah seorang pemuda yang berambut keriting dan berkulit putih, yaitu Bisyar ibnul Barra ibnu Ma’rur.

Firman Allah Swt: {وَإِنَّ جَهَنَّمَ لَمُحِيطَةٌ بِالْكَافِرِينَ} Dan sesungguhnya Jahannam itu benar-benar meliputi orang-orang yang kafir. Maksudnya, tidak ada jalan selamat bagi mereka dari neraka Jahannam, dan tidak ada jalan untuk melarikan diri bagi mereka dari neraka Jahannam. Jahannam merupakan suatu kepastian bagi mereka.

Tafsir Quraish Shihab: Sebagian orang-orang munafik berkata kepada Rasulullah, “Izinkanlah aku untuk tidak ikut serta berjihad, dan janganlah engkau menyeretku ke dalam kesulitan.”

Sesungguhnya, dengan sikap seperti ini, mereka telah menjerumuskan diri mereka sendiri ke dalam perbuatan maksiat pada Allah. Dan sesungguhnya neraka jahanam benar-benar akan mengelilingi mereka pada hari kiamat.

Alhamdulillah, kita telah pelajari bersama kandungan Surah At-Taubah Ayat 49 berdasarkan Tafsir Jalalain, Tafsir Quraish Shihab dan Tafsir Ibnu Katsir. Semoga khazanah ilmu Al-Qur’an kita semakin bertambah.

M Resky S