Pecihitam.org – Kandungan Surah At-Thalaq Ayat 8-11 ini, Allah menerangkan bahwa tidak sedikit daerah yang penduduknya menyalahi perintah-Nya, mendustakan rasul-rasul yang telah diutus kepada mereka. Mereka akan dihisab dengan perhitungan yang sangat teliti, sehingga terbongkar segala kejahatan yang telah diperbuatnya di dunia. Mereka lalu diazab dengan siksaan yang mengerikan.
Allah menerangkan bahwa orang-orang yang diazab di hari Kiamat dengan azab yang mengerikan adalah seperti orang-orang yang memetik hasil tanaman mereka, mendapatkan hasil usaha mereka sesuai dengan tanaman dan usaha mereka. Jika baik yang ditanam, baik pula yang akan dipetik, sebaliknya jika buruk yang ditanam, buruk pula yang akan dipetik, dan tidak mungkin terjadi sebaliknya.
Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an Surah At-Thalaq Ayat 8-11
Surah At-Thalaq Ayat 8
وَكَأَيِّن مِّن قَرۡيَةٍ عَتَتۡ عَنۡ أَمۡرِ رَبِّهَا وَرُسُلِهِۦ فَحَاسَبۡنَٰهَا حِسَابًا شَدِيدًا وَعَذَّبۡنَٰهَا عَذَابًا نُّكۡرًا
Terjemahan: Dan berapalah banyaknya (penduduk) negeri yang mendurhakai perintah Tuhan mereka dan Rasul-rasul-Nya, maka Kami hisab penduduk negeri itu dengan hisab yang keras, dan Kami azab mereka dengan azab yang mengerikan.
Tafsir Jalalain: وَكَأَيِّن (Dan berapalah banyaknya) lafal ka’ayyin huruf kafnya adalah huruf jarr, masuk ke dalam huruf ayy yang bermakna kam. Sudah berapa banyak مِّن قَرۡيَةٍ (negeri) yakni banyak negeri-negeri عَتَتۡ (yang mendurhakai) yang penduduknya telah berbuat durhaka عَنۡ أَمۡرِ رَبِّهَا وَرُسُلِهِۦ فَحَاسَبۡنَٰهَا (perintah Rabbnya dan rasul-rasul-Nya, maka Kami hisab penduduk negeri-negeri itu) di akhirat, sekalipun hari akhirat itu belum datang. Diungkapkan dengan memakai fi’il madhi, yaitu haasabnaahaa, karena hal itu pasti terjadi حِسَابًا شَدِيدًا وَعَذَّبۡنَٰهَا عَذَابًا نُّكۡرًا (dengan hisab yang keras, dan Kami azab mereka dengan azab yang mengerikan) dapat dibaca nukra dan nukura, artinya azab yang mengerikan, yaitu azab neraka.
Tafsir Ibnu Katsir: Allah berfirman seraya mengancam orang-orang yang menyalahi perintah-Nya, mendustakan para Rasul-Nya, dan menempuh jalan selain jalan yang disyariatkan oleh-Nya sekaligus menceritakan tentang hal-hal yang telah menimpa umat-umat terdahulu akibat tindakan yang demikian, dimana Dia berfirman:
وَكَأَيِّن مِّن قَرۡيَةٍ عَتَتۡ عَنۡ أَمۡرِ رَبِّهَا وَرُسُلِهِۦ (“Dan betapa banyak [penduduk] negeri yang mendurhakai perintah Rabb mereka dan Rasul-Rasul-Nya.”) maksudnya [penduduk] negeri itu ingkar, melampaui batas, dan enggan mengikuti perintah Allah dan Rasul-Nya.
فَحَاسَبۡنَٰهَا حِسَابًا شَدِيدًا وَعَذَّبۡنَٰهَا عَذَابًا نُّكۡرًا (“Maka Kami hisab penduduk negeri itu dengan hisab yang keras dan Kami adzab mereka dengan adzab yang mengerikan.”) maksudnya ‘adzab yang menakutkan lagi menyeramkan.
Tafsir Kemenag: Dalam ayat ini, Allah menerangkan bahwa tidak sedikit daerah yang penduduknya menyalahi perintah-Nya, mendustakan rasul-rasul yang telah diutus kepada mereka. Mereka akan dihisab dengan perhitungan yang sangat teliti, sehingga terbongkar segala kejahatan yang telah diperbuatnya di dunia. Mereka lalu diazab dengan siksaan yang mengerikan.
Tafsir Quraish Shihab: Berapa banyak penduduk negeri yang meninggalkan perintah Allah dan Rasul-Nya yang Kami hisab secara kejam dengan merinci semua perbuatan mereka dan mempertanyakannya. Kami menyiksa mereka dengan azab yang mengerikan. Mereka pun merasakan akibat buruk perbuatannya. Akibat perbuatan mereka adalah kerugian yang besar.
Surah At-Thalaq Ayat 9
فَذَاقَتۡ وَبَالَ أَمۡرِهَا وَكَانَ عَٰقِبَةُ أَمۡرِهَا خُسۡرًا
Terjemahan: Maka mereka merasakan akibat yang buruk dari perbuatannya, dan adalah akibat perbuatan mereka kerugian yang besar.
Tafsir Jalalain: فَذَاقَتۡ وَبَالَ أَمۡرِهَا (Maka mereka merasakan akibat dari perbuatannya) hukuman dari perbuatannya وَكَانَ عَٰقِبَةُ أَمۡرِهَا خُسۡرًا (dan adalah akibat perbuatan mereka kerugian yang besar) kerugian dan kebinasaan.
Tafsir Ibnu Katsir: فَذَاقَتۡ وَبَالَ أَمۡرِهَا (“Maka mereka merasakan akibat yang buruk dari perbuatannya.”) maksudnya setelah penentangan yang mereka lakukan dan mereka pun akhirnya menyesal pada saat dimana penyesalan itu tidak lagi bermanfaat. وَكَانَ عَٰقِبَةُ أَمۡرِهَا خُسۡرًا (“Dan adalah akibat perbuatan mereka kerugian yang besar.)
Tafsir Kemenag: Dalam ayat ini, Allah menerangkan bahwa orang-orang yang diazab di hari Kiamat dengan azab yang mengerikan adalah seperti orang-orang yang memetik hasil tanaman mereka, mendapatkan hasil usaha mereka sesuai dengan tanaman dan usaha mereka.
Jika baik yang ditanam, baik pula yang akan dipetik, sebaliknya jika buruk yang ditanam, buruk pula yang akan dipetik, dan tidak mungkin terjadi sebaliknya. Sejalan dengan uraian ini, dalam ayat lain dijelaskan:
Barang siapa mengerjakan kebajikan maka (pahalanya) untuk dirinya sendiri dan barang siapa berbuat jahat maka (dosanya) menjadi tanggungan dirinya sendiri. Dan Tuhanmu sama sekali tidak menzalimi hamba-hamba-(Nya). (Fussilat/41: 46)
Akibat perbuatan buruk yang mereka kerjakan, mereka memperoleh kerugian yang sangat besar.
Tafsir Quraish Shihab: Berapa banyak penduduk negeri yang meninggalkan perintah Allah dan Rasul-Nya yang Kami hisab secara kejam dengan merinci semua perbuatan mereka dan mempertanyakannya. Kami menyiksa mereka dengan azab yang mengerikan. Mereka pun merasakan akibat buruk perbuatannya. Akibat perbuatan mereka adalah kerugian yang besar.
Surah At-Thalaq Ayat 10
أَعَدَّ ٱللَّهُ لَهُمۡ عَذَابًا شَدِيدًا فَٱتَّقُواْ ٱللَّهَ يَٰٓأُوْلِى ٱلۡأَلۡبَٰبِ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ قَدۡ أَنزَلَ ٱللَّهُ إِلَيۡكُمۡ ذِكۡرًا
Terjemahan: Allah menyediakan bagi mereka azab yang keras, maka bertakwalah kepada Allah hai orang-orang yang mempunyai akal; (yaitu) orang-orang yang beriman. Sesungguhnya Allah telah menurunkan peringatan kepadamu,
Tafsir Jalalain: أَعَدَّ ٱللَّهُ لَهُمۡ عَذَابًا شَدِيدًا (Allah menyediakan bagi mereka azab yang keras) di sini ancaman tersebut diulangi untuk mengukuhkan makna فَٱتَّقُواْ ٱللَّهَ يَٰٓأُوْلِى ٱلۡأَلۡبَٰبِ (maka bertakwalah kepada Allah, hai orang-orang yang mempunyai akal) pikiran ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ (yaitu orang-orang yang beriman) lafal alladziina aamanuu merupakan sifat bagi munada atau orang-orang yang diseru tadi atau merupakan bayan atau penjelasan baginya.
قَدۡ أَنزَلَ ٱللَّهُ إِلَيۡكُمۡ ذِكۡرًا (Sesungguhnya Allah telah menurunkan peringatan kepada kalian) yakni Alquran.
Tafsir Ibnu Katsir: أَعَدَّ ٱللَّهُ لَهُمۡ عَذَابًا شَدِيدًا (Allah menyediakan bagi mereka adzab yang keras.”) yakni di alam akhirat disertai adzab yang menimpa mereka di dunia. فَٱتَّقُواْ ٱللَّهَ يَٰٓأُوْلِى ٱلۡأَلۡبَٰبِ (“Maka bertakwalah kepada Allah, hai orang-orang yang mempunyai akal.”) maksudnya, pemahaman yang benar dan lurus. Dengan kata lain, janganlah kalian menjadi seperti mereka wahai orang-orang yang berakal, sehingga kalian akan tertimpa apa yang dulu pernah menimpa mereka.
ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ (“Yaitu orang-orang yang beriman”) yakni mereka mempercayai Allah dan Rasul-Nya. قَدۡ أَنزَلَ ٱللَّهُ إِلَيۡكُمۡ ذِكۡرًا (“Sesungguhnya Allah telah menurunkan peringatan kepadamu.”) yakni al-Qur’an al Karim. Sebagaimana firman Allah Ta’ala yang artinya: “Sesungguhnya Kami telah menurunkan al-Qur’an, dan Kami pula yang akan memeliharanya.” (al-Hijr: 9)
Tafsir Kemenag: Dalam ayat ini, Allah menerangkan bahwa bagi orang-orang yang senantiasa memperlihatkan keingkaran dan pembangkangan terhadap ajaran-ajaran para rasul yang berasal dari Allah, telah disediakan azab yang pedih di hari kemudian.
Orang-orang yang berakal dan beriman mestinya bertakwa kepada Allah, karena Ia telah lama menurunkan peringatan yaitu Al-Qur’an, yang memperingatkan segala sesuatunya, untuk menjadi pegangan dengan mengamalkan serta mematuhi isinya.
Tafsir Quraish Shihab: Allah menyediakan siksa yang amat keras untuk penduduk banyak negeri yang sombong. Maka jauhilah murka Allah, hai orang-orang yang berakal cemerlang dan beriman. Sesungguhnya Allah telah menurunkan seorang rasul mulia dan terhormat yang membacakan kepada kalian ayat-ayat Allah yang menjelaskan mana yang benar dan mana yang salah, untuk mengeluarkan orang-orang yang beriman dan beramal saleh dari kesesatan menuju ke cahaya petunjuk.
Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan melakukan amal saleh, maka akan dimasukkan ke dalam surga yang dialiri sungai-sungai. Mereka akan kekal berada di dalamnya. Sesungguhnya Allah memberikan rezeki yang baik kepada orang Mukmin yang berbuat baik.
Surah At-Thalaq Ayat 11
رَّسُولًا يَتۡلُواْ عَلَيۡكُمۡ ءَايَٰتِ ٱللَّهِ مُبَيِّنَٰتٍ لِّيُخۡرِجَ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَعَمِلُواْ ٱلصَّٰلِحَٰتِ مِنَ ٱلظُّلُمَٰتِ إِلَى ٱلنُّورِ وَمَن يُؤۡمِنۢ بِٱللَّهِ وَيَعۡمَلۡ صَٰلِحًا يُدۡخِلۡهُ جَنَّٰتٍ تَجۡرِى مِن تَحۡتِهَا ٱلۡأَنۡهَٰرُ خَٰلِدِينَ فِيهَآ أَبَدًا قَدۡ أَحۡسَنَ ٱللَّهُ لَهُۥ رِزۡقًا
Terjemahan: (Dan mengutus) seorang Rasul yang membacakan kepadamu ayat-ayat Allah yang menerangkan (bermacam-macam hukum) supaya Dia mengeluarkan orang-orang yang beriman dan beramal saleh dari kegelapan kepada cahaya.
Dan barangsiapa beriman kepada Allah dan mengerjakan amal yang saleh niscaya Allah akan memasukkannya ke dalam surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Sesungguhnya Allah memberikan rezeki yang baik kepadanya.
Tafsir Jalalain: رَّسُولًا (Dan mengutus seorang rasul) yakni Nabi Muhammad saw. Dinashabkan oleh fi’il yang diperkirakan keberadaannya yakni Allah mengutus seorang rasul يَتۡلُواْ عَلَيۡكُمۡ ءَايَٰتِ ٱللَّهِ مُبَيِّنَٰتٍ (yang membacakan kepada kalian ayat-ayat Allah yang menerangkan) dapat dibaca mubayyanatun, artinya yang menerangkan, juga dapat dibaca mubayyinatun, artinya yang terang; penafsirannya sebagaimana yang telah lalu لِّيُخۡرِجَ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَعَمِلُواْ ٱلصَّٰلِحَٰتِ (supaya Dia mengeluarkan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal saleh) sesudah datangnya peringatan atau Alquran dan rasul مِنَ ٱلظُّلُمَٰتِ (dari kegelapan) dari kekafiran yang mereka bergelimang di dalamnya إِلَى ٱلنُّورِ (kepada cahaya) kepada iman yang menegakkan mereka sesudah mereka kafir.
وَمَن يُؤۡمِنۢ بِٱللَّهِ وَيَعۡمَلۡ صَٰلِحًا يُدۡخِلۡهُ (Dan barang siapa beriman kepada Allah dan mengerjakan amal saleh niscaya Dia akan memasukkannya) menurut suatu qiraat lafal yudkhilhu dibaca nudkhilhu, artinya niscaya Kami akan memasukkannya جَنَّٰتٍ تَجۡرِى مِن تَحۡتِهَا ٱلۡأَنۡهَٰرُ خَٰلِدِينَ فِيهَآ أَبَدًا قَدۡ أَحۡسَنَ ٱللَّهُ لَهُۥ رِزۡقًا (ke dalam surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Sesungguhnya Allah memberikan rezeki yang baik kepadanya) yaitu rezeki surga yang kenikmatannya tiada henti-hentinya.
Tafsir Ibnu Katsir: رَّسُولًا يَتۡلُواْ عَلَيۡكُمۡ ءَايَٰتِ ٱللَّهِ مُبَيِّنَٰتٍ (“Dan mengutus seorang Rasul yang membacakan kepadamu ayat-ayat Allah yang menerangkan.”)
Sebagian ulama mengatakan: “Kata rasuulan menjadi mashub [berharakat fathah] dalam posisinya badal isytimal dan mulabasah, karena Rasul adalah yang menyampaikan peringatan tersebut.” Ibnu Jarir mengatakan: “Yang benar bahwa Rasul adalah penerjemah adz-Dzikr [al-Qur’an], yakni, penafsir baginya. Oleh karena itu Allah berfirman:
رَّسُولًا يَتۡلُواْ عَلَيۡكُمۡ ءَايَٰتِ ٱللَّهِ مُبَيِّنَٰتٍ (“Dan mengutus seorang Rasul yang membacakan kepadamu ayat-ayat Allah yang menerangkan.”) maksudnya, dengan kondisinya yang jelas, nyata dan gamblang.
لِّيُخۡرِجَ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَعَمِلُواْ ٱلصَّٰلِحَٰتِ مِنَ ٱلظُّلُمَٰتِ إِلَى ٱلنُّورِ (“Supaya Dia mengeluarkan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal yang shalih dari kegelapan kepada cahaya.”) dan Allah Ta’ala telah menyebut wahyu yang Dia turunkan itu sebagai cahaya, karena di dalamnya terkandung petunjuk, sebagaimana Dia juga menyebutkan sebagai ruh, karena di dalamnya terkandung kehidupan hati. Oleh karena itu Allah berfirman: وَكَذَٰلِكَ أَوۡحَيۡنَآ إِلَيۡكَ رُوحًا (“Dan demikianlah Kami wahyukan kepadamu ruh [al-Qur’an] dengan perintah Kami.”) (asy-Syuura: 52)
وَمَن يُؤۡمِنۢ بِٱللَّهِ وَيَعۡمَلۡ صَٰلِحًا يُدۡخِلۡهُ جَنَّٰتٍ تَجۡرِى مِن تَحۡتِهَا ٱلۡأَنۡهَٰرُ خَٰلِدِينَ فِيهَآ أَبَدًا قَدۡ أَحۡسَنَ ٱللَّهُ لَهُۥ رِزۡقًا (“Dan barangsiapa beriman kepada Allah dan mengerjakan amal yang shalih, niscaya Allah akan memasukkannya ke dalam surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Sungguh Allah memberikan rizky yang baik kepadanya.”) dan penafsiran ayat ini telah dikemukakan sebelumnya. Segala puji milik Allah.
Tafsir Kemenag: Dalam ayat ini, Allah menerangkan bahwa Dia telah mengutus seorang rasul untuk membacakan dan mengajarkan ayat-ayat kitab suci Al-Qur’an yang diturunkan kepadanya, yang mengandung bermacam-macam petunjuk dan hukum.
Ayat-ayatnya sangat jelas dan mudah dipahami oleh orang yang mau memikirkan dan mempergunakan akalnya, agar orang-orang beriman dan mengerjakan amal saleh memperoleh petunjuk, dan keluar dari kegelapan menuju cahaya yang terang benderang.
Orang-orang yang beriman kepada Allah mengakui kebesaran kekuasaan-Nya. Mereka itu akan dimasukkan ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya untuk selama-lamanya, tidak akan mati dan tidak akan dikeluarkan.
Di dalam surga, mereka memperoleh beraneka macam kenikmatan yang besar, kelapangan rezeki berupa makanan dan minuman yang tidak pernah dilihat mata, didengar telinga, dan terlintas di dalam hati manusia.
Tafsir Quraish Shihab: Allah menyediakan siksa yang amat keras untuk penduduk banyak negeri yang sombong. Maka jauhilah murka Allah, hai orang-orang yang berakal cemerlang dan beriman. Sesungguhnya Allah telah menurunkan seorang rasul mulia dan terhormat yang membacakan kepada kalian ayat-ayat Allah yang menjelaskan mana yang benar dan mana yang salah, untuk mengeluarkan orang-orang yang beriman dan beramal saleh dari kesesatan menuju ke cahaya petunjuk.
Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan melakukan amal saleh, maka akan dimasukkan ke dalam surga yang dialiri sungai-sungai. Mereka akan kekal berada di dalamnya. Sesungguhnya Allah memberikan rezeki yang baik kepada orang Mukmin yang berbuat baik.
Shadaqallahul ‘adzhim. Alhamdulillah, kita telah pelajari bersama kandungan Surah At-Thalaq Ayat 8-11 berdasarkan Tafsir Jalalain, Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Kemenag dan Tafsir Quraish Shihab. Semoga menambah khazanah ilmu Al-Qur’an kita.
- Hadits Shahih Al-Bukhari No. 663-664 – Kitab Adzan - 30/08/2020
- Hadits Shahih Al-Bukhari No. 662 – Kitab Adzan - 30/08/2020
- Hadits Shahih Al-Bukhari No. 661 – Kitab Adzan - 30/08/2020