Pecihitam.org – Kandungan Surah Az-Zukhruf Ayat 74-80 ini, menerangkan bahwa orang-orang yang mengingkari Allah di dunia, mengerjakan larangan dan mengingkari perintah-perintah Allah, mereka akan dimasukkan ke dalam neraka Jahanam, sebagai balasan kekafiran mereka. mereka kekal di dalamnya dan tidak dapat keluar walaupun sesaat.
Diterangkan apa sebabnya mereka ditimpa azab itu, Allah menyatakan, “Kami tidak bermaksud menganiaya orang-orang kafir dengan mengazab mereka, karena Kami telah memberikan peringatan yang cukup kepada mereka selama hidup di dunia, tetapi mereka tidak menghiraukannya sedikit pun.
Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an Surah Az-Zukhruf Ayat 74-80
Surah Az-Zukhruf Ayat 74
إِنَّ ٱلۡمُجۡرِمِينَ فِى عَذَابِ جَهَنَّمَ خَٰلِدُونَ
Terjemahan: Sesungguhnya orang-orang yang berdosa kekal di dalam azab neraka Jahannam.
Tafsir Jalalain: إِنَّ ٱلۡمُجۡرِمِينَ فِى عَذَابِ جَهَنَّمَ خَٰلِدُونَ (Sesungguhnya orang-orang yang berdosa kekal di dalam azab neraka Jahanam.).
Tafsir Ibnu Katsir: Setelah Allah menceritaan kondisi orang-orang yang bahagia, maka yang kedua Dia menceritakan orang-orang yang celaka dengan firman-Nya: إِنَّ ٱلۡمُجۡرِمِينَ فِى عَذَابِ جَهَنَّمَ خَٰلِدُونَ (“Sesungguhnya orang-orang yang berdosa kekal di dalam adzab neraka jahanam.)
Tafsir Kemenag: Ayat ini menerangkan bahwa orang-orang yang mengingkari Allah di dunia, mengerjakan larangan dan mengingkari perintah-perintah Allah, mereka akan dimasukkan ke dalam neraka Jahanam, sebagai balasan kekafiran mereka; mereka kekal di dalamnya dan tidak dapat keluar walaupun sesaat.
Azab yang ditimpakan kepada orang-orang kafir itu tidak akan diringankan walau sedikit pun, sehingga mereka terus-menerus dalam kesakitan dan kebingungan. Mereka putus asa karena permohonan yang mereka ajukan kepada Allah agar mereka dibebaskan dari azab itu tidak dikabulkan.
Tafsir Quraish Shihab: Sesungguhnya orang-orang yang berdosa dengan berbuat kekafiran akan hidup selama-lamanya di dalam siksa neraka jahanam.
Surah Az-Zukhruf Ayat 75
لَا يُفَتَّرُ عَنۡهُمۡ وَهُمۡ فِيهِ مُبۡلِسُونَ
Terjemahan: Tidak diringankan azab itu dari mereka dan mereka di dalamnya berputus asa.
Tafsir Jalalain: لَا يُفَتَّرُ (Tidak dihenti-hentikan) maksudnya, tidak diringankan عَنۡهُمۡ وَهُمۡ فِيهِ مُبۡلِسُونَ (azab itu dari mereka sedangkan mereka di dalamnya berputus asa) yakni dalam keadaan diam berputus asa.
Tafsir Ibnu Katsir: لَا يُفَتَّرُ عَنۡهُمۡ (Tidak diringankan adzab itu dari mereka.”) sesaat pun. وَهُمۡ فِيهِ مُبۡلِسُونَ (“Dan mereka di dalamnya berputus asa.”) yaitu berputus asa dari setiap kebaikan.
Tafsir Kemenag: Ayat ini menerangkan bahwa orang-orang yang mengingkari Allah di dunia, mengerjakan larangan dan mengingkari perintah-perintah Allah, mereka akan dimasukkan ke dalam neraka Jahanam, sebagai balasan kekafiran mereka; mereka kekal di dalamnya dan tidak dapat keluar walaupun sesaat.
Azab yang ditimpakan kepada orang-orang kafir itu tidak akan diringankan walau sedikit pun, sehingga mereka terus-menerus dalam kesakitan dan kebingungan. Mereka putus asa karena permohonan yang mereka ajukan kepada Allah agar mereka dibebaskan dari azab itu tidak dikabulkan.
Tafsir Quraish Shihab: Siksaan itu tidak diringankan dan dihentikan dari orang-orang yang berdosa. Mereka putus asa dari keselamatan.
Surah Az-Zukhruf Ayat 76
وَمَا ظَلَمۡنَٰهُمۡ وَلَٰكِن كَانُواْ هُمُ ٱلظَّٰلِمِينَ
Terjemahan: Dan tidaklah Kami menganiaya mereka tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri.
Tafsir Jalalain: وَمَا ظَلَمۡنَٰهُمۡ وَلَٰكِن كَانُواْ هُمُ ٱلظَّٰلِمِينَ (Dan tidaklah Kami menganiaya mereka tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri.).
Tafsir Ibnu Katsir: وَمَا ظَلَمۡنَٰهُمۡ وَلَٰكِن كَانُواْ هُمُ ٱلظَّٰلِمِينَ (“Dan tidaklah Kami menganiaya mereka tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri.”) yaitu disebabkan amal-amal mereka yang buruk setelah tegaknya hujjah, dan diutusnya para Rasul kepada mereka, lalu mereka mendustakan dan melanggarnya. Sehingga mereka dibalas dengan balasan yang setimpal. Dan Rabbmu tidak menganiaya hamba-hamba-Nya.
Tafsir Kemenag: Dalam ayat ini diterangkan apa sebabnya mereka ditimpa azab itu, Allah menyatakan, “Kami tidak bermaksud menganiaya orang-orang kafir dengan mengazab mereka, karena Kami telah memberikan peringatan yang cukup kepada mereka selama hidup di dunia, tetapi mereka tidak menghiraukannya sedikit pun. Bahkan mereka mendustakan rasul-rasul yang Kami utus kepada mereka dan menganiaya para rasul itu walaupun telah dikemukakan bukti-bukti yang cukup kepada mereka. Karena tindakan mereka itulah, mereka diazab, ini berarti bahwa mereka sendirilah yang menganiaya diri mereka sendiri.
Tafsir Quraish Shihab: Kami, dengan memberikan siksaan itu, tidak menzalimi mereka. Merekalah yang yang menzalimi diri sendiri, karena mereka lebih memilih kesesatan daripada petunjuk.
Surah Az-Zukhruf Ayat 77
وَنَادَوۡاْ يَٰمَٰلِكُ لِيَقۡضِ عَلَيۡنَا رَبُّكَ قَالَ إِنَّكُم مَّٰكِثُونَ
Terjemahan: Mereka berseru: “Hai Malik biarlah Tuhanmu membunuh kami saja”. Dia menjawab: “Kamu akan tetap tinggal (di neraka ini)”.
Tafsir Jalalain: وَنَادَوۡاْ يَٰمَٰلِكُ (Mereka berseru, “Hai Malik!) dia adalah malaikat penjaga neraka لِيَقۡضِ عَلَيۡنَا رَبُّكَ (Biarlah Rabbmu membunuh kami saja”) maksudnya, mematikan kami. قَالَ (Dia menjawab) seruan mereka setelah seribu tahun kemudian, إِنَّكُم مَّٰكِثُونَ (“Kalian akan tetap tinggal”) di dalam azab yang abadi untuk selama-lamanya.
Tafsir Ibnu Katsir: وَنَادَوۡاْ يَٰمَٰلِكُ (“Mereka berseru: ‘Hai Malik.’”) yaitu penjaga neraka. al-Bukhari meriwayatkan dari Shafwan bin Ya’la, bahwa ayahnya berkata: Aku mendengar Rasulullah saw. membaca di atas mimbar: وَنَادَوۡاْ يَٰمَٰلِكُ لِيَقۡضِ عَلَيۡنَا رَبُّكَ (“Mereka berseru: ‘Hai Malik. Biarlah Rabbmu membunuh kami saja.’”) yaitu menggenggam ruh-ruh kami, lalu kami dapat beristirahat dari hukuman yang kami derita.
Sesungguhnya [keadaan] mereka seperti firman Allah Ta’ala: “Mereka tidak dibinasakan sehingga mereka mati dan tidak [pula] diringankan dari mereka adzabnya.” (Faathir: 36) dan firman Allah:
“Orang-orang yang celaka [kafir] akan menjauhinya. [Yaitu] orang-orang yang akan memasuki api yang besar [neraka]. kemudian dia tidak akan mati di dalamnya dan tidak [pula] hidup.” (al-A’laa: 11-13)
Ketika mereka meminta kematian, maka Malik menjawab mereka: قَالَ إِنَّكُم مَّٰكِثُونَ (“Dia menjawab: ‘Kamu akan tetap tinggal [di neraka ini].”) Ibnu ‘Abbas berkata: “Dia telah tinggal seribu tahun, kemudian dia berkata: ‘Sesungguhnya kalian akan tetap tinggal.’” (HR Ibnu Abi Hatim). Artinya kalian tidak akan keluar dan tidak dapat lolos darinya.
Tafsir Kemenag: Karena beratnya siksaan yang diderita mereka, maka mereka memanggil malaikat Malik, penjaga neraka, agar malaikat itu meminta kepada Allah supaya mereka dimatikan saja, sehingga mereka terbebas dari siksaan itu, mereka mengatakan,
“Hai malaikat Malik, mohonkanlah kepada Allah agar Dia mencabut saja nyawa kami, sehingga kami terlepas atau tidak merasakan lagi siksaan ini.” Malaikat itu menjawab, “Tidak ada satu jalan pun bagimu untuk keluar dari neraka ini karena Allah telah memutuskan, bahwa kamu tinggal di dalam neraka selama-lamanya.”
Allah berfirman: Dan orang-orang yang kafir, bagi mereka neraka Jahanam. Mereka tidak dibinasakan hingga mereka mati, dan tidak diringankan dari mereka azabnya. Demikianlah Kami membalas setiap orang yang sangat kafir. (Fathir/35: 36)
Dalam ayat lain: Dan orang-orang yang celaka (kafir) akan menjauhinya, (yaitu) orang yang akan memasuki api yang besar (neraka), selanjutnya dia di sana tidak mati dan tidak (pula) hidup. (al-A’la/87: 11-13).
Tafsir Quraish Shihab: Ketika orang-orang yang berdosa itu merasa putus asa untuk mendapatkan keringanan dari siksaan yang pedih, mereka berseru kepada Mâlik, malaikat penjaga neraka, dengan mengatakan, “Mohonlah kepada Tuhanmu agar Dia mematikan kami, supaya kami dapat beristirahat dari kepedihan neraka jahanam ini. Mâlik menjawab, “Kalian akan tetap berada di dalam siksa.”
Surah Az-Zukhruf Ayat 78
لَقَدۡ جِئۡنَٰكُم بِٱلۡحَقِّ وَلَٰكِنَّ أَكۡثَرَكُمۡ لِلۡحَقِّ كَٰرِهُونَ
Terjemahan: Sesungguhnya Kami benar-benar telah memhawa kebenaran kepada kamu tetapi kebanyakan di antara kamu benci pada kebenaran itu.
Tafsir Jalalain: Allah swt. berfirman: لَقَدۡ جِئۡنَٰكُم (Sesungguhnya Kami benar-benar telah membawa kepada kalian) hai penduduk Mekah بِٱلۡحَقِّ (kebenaran) melalui lisan rasul وَلَٰكِنَّ أَكۡثَرَكُمۡ لِلۡحَقِّ كَٰرِهُونَ (tetapi kebanyakan di antara kalian benci pada kebenaran itu.).
Tafsir Ibnu Katsir: Kemudian Dia menceritakan tentang sebab kecelakaan mereka, yaitu sikap mereka yang menentang dan menyelisihi kebenaran. Dia berfirman: لَقَدۡ جِئۡنَٰكُم بِٱلۡحَقِّ (“Sesungguhnya Kami benar-benar telah membawa kebenaran kepadamu.”) telah Kami jelaskan, telah Kami tegaskan, dan Kami rinci tentangnya kepada kalian.
وَلَٰكِنَّ أَكۡثَرَكُمۡ لِلۡحَقِّ كَٰرِهُونَ (“Tetapi kebanyakan di antara kamu benci kepada kebenaran itu.”) yaitu, akan tetapi orang seperti kalian tidak akan menerimanya. Dia hanya tunduk dan membanggakan kebathilan, menghalangi dan menolak kebenaran serta membenci pelakunya. Maka kembalikanlah penyesalan itu kepada diri-diri kalian sendiri dan menyesallah, dimana penyesalan itu tidak berguna lagi.
Tafsir Kemenag: Kepada orang-orang yang sedang diazab dalam neraka itu dikatakan, “Hai orang-orang kafir, sesungguhnya Kami telah menerangkan semua yang benar dan jalan yang lurus dengan perantaraan rasul-rasul dan kitab-kitab Kami waktu kamu di dunia dahulu.
Akan tetapi kamu tidak menerima kebenaran itu, bahkan kamu membenci kebenaran itu serta orang-orang yang mengikuti kebenaran itu. Karena itu, celakalah dirimu sekarang dan sesalilah sendiri, pada saat semua penyesalan tidak berguna lagi dan tobat telah pula tertutup.
Tafsir Quraish Shihab: Allah berfirman, sebagai jawaban atas permohonan mereka, “Rasul Kami telah datang kepada kalian, wahai penduduk Mekah, dengan membawa agama yang benar. Tetapi hanya sedikit yang mempercayainya, dan kebanyakan kalian malah menentangnya. Mereka benci dengan kebenaran ini.
Surah Az-Zukhruf Ayat 79
أَمۡ أَبۡرَمُوٓاْ أَمۡرًا فَإِنَّا مُبۡرِمُونَ
Terjemahan: Bahkan mereka telah menetapkan satu tipu daya (jahat), maka sesungguhnya Kami menetapkan pula.
Tafsir Jalalain: أَمۡ أَبۡرَمُوٓاْ (Bahkan mereka telah menetapkan) yaitu orang-orang kafir Mekah telah memutuskan أَمۡرًا (suatu tipu daya) kejahatan untuk mencelakakan Nabi Muhammad فَإِنَّا مُبۡرِمُونَ (maka sesungguhnya Kami menetapkan pula) keputusan Kami untuk membuat tipu muslihat guna membinasakan mereka.
Tafsir Ibnu Katsir: Firman Allah: أَمۡ أَبۡرَمُوٓاْ أَمۡرًا فَإِنَّا مُبۡرِمُونَ (“Bahkan mereka telah menetapkan satu tipu daya [jahat] maka sesungguhnya Kami akan membalas tipu daya mereka.”) Mujahid berkata: “Mereka hendak melakukan tipu daya jahat, maka Kami balas tipu daya mereka.” Apa yang dikatakan Muhahid ini seperti firman Allah:
“Dan mereka pun merencanakan makar dengan sungguh-sungguh dan Kami merencanakan makar [pula], sedang mereka tidak menyadari.” (an-Naml: 50). Hal itu karena orang-orang musyrik mencari-cari celah dalam menolak kebenaran dengan kebathilan melalui berbagai celah dan tipu daya yang mereka tempuh. Maka, Allah Ta’ala menipu daya mereka dan mengembalikan bencananya kepada mereka sendiri.
Tafsir Kemenag: Dalam ayat ini, diterangkan sebab orang-orang kafir dimasukkan ke dalam neraka yaitu karena mereka selama hidup di dunia selalu berusaha menolak semua kebenaran dengan melakukaan bermacam tipu daya. Maka Allah menghancurkan dan menggagalkan semua tipu daya mereka itu.
Dalam ayat yang lain Allah berfirman: Dan mereka membuat tipu daya, dan Kami pun menyusun tipu daya, sedang mereka tidak menyadari. (an-Naml/27: 50). Firman Allah: Ataukah mereka hendak melakukan tipu daya? Tetapi orang-orang yang kafir itu, justru merekalah yang terkena tipu daya. (ath-thur/52: 42)
Tafsir Quraish Shihab: Bahkan, apakah orang-orang musyrik Mekah begitu rapi menyusun siasat mereka untuk mendustakan Rasululullah dan melakukan konspirasi untuk membunuhnya? Kami lebih rapi dalam menentukan ganjaran untuk mereka dan memenangkanmu, Muhammad.
Surah Az-Zukhruf Ayat 80
أَمۡ يَحۡسَبُونَ أَنَّا لَا نَسۡمَعُ سِرَّهُمۡ وَنَجۡوَىٰهُم بَلَىٰ وَرُسُلُنَا لَدَيۡهِمۡ يَكۡتُبُونَ
Terjemahan: Apakah mereka mengira, bahwa Kami tidak mendengar rahasia dan bisikan-bisikan mereka? Sebenarnya (Kami mendengar), dan utusan-utusan (malaikat-malaikat) Kami selalu mencatat di sisi mereka.
Tafsir Jalalain: أَمۡ يَحۡسَبُونَ أَنَّا لَا نَسۡمَعُ سِرَّهُمۡ وَنَجۡوَىٰهُم (Apakah mereka mengira, bahwa Kami tidak mendengar rahasia dan bisikan-bisikan mereka) yakni apa-apa yang mereka rahasiakan dari orang lain dan apa-apa yang mereka perlihatkan dengan terang-terangan di antara sesama mereka sendiri. بَلَىٰ (Sebenarnya) Kami mendengar hal tersebut وَرُسُلُنَا (dan utusan-utusan Kami) yakni malaikat-malaikat pencatat amal perbuatan لَدَيۡهِمۡ (di sisi mereka) di sisi orang-orang kafir يَكۡتُبُونَ (selalu mencatat) hal tersebut.
Tafsir Ibnu Katsir: Untuk itu Allah berfirman: أَمۡ يَحۡسَبُونَ أَنَّا لَا نَسۡمَعُ سِرَّهُمۡ وَنَجۡوَىٰهُم (“Apakah mereka mengira, bahwa Kami tidak mendengar rahasia dan bisikan-bisikan mereka.”) yaitu, rahasia dan terus-terangnya mereka. بَلَىٰ وَرُسُلُنَا لَدَيۡهِمۡ يَكۡتُبُونَ (“Sebenarnya [Kami mendengar], dan utusan-utusan [malaikat-malaikat] Kami selalu mencatat di sisi mereka.”) yaitu, Kami mengetahui apa yang ada pada mereka, begitu pula para Malaikat mencatat amal-amal mereka, baik kecil maupun besar.
Tafsir Kemenag: Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir bahwa Muhammad bin Ka’ab al-Quradzi berkata, “Ketika tiga orang berada di antara Ka’bah dan kelambunya, dua orang dari suku Quraisy dan seorang dari suku Saqafi, maka salah seorang dari mereka berkata, “Bagaimanakah pendapatmu, apakah Allah mendengar pembicaraan kita?”
Orang yang kedua menjawab, “Apabila kamu keraskan suaramu, Dia mendengarnya, sedangkan apabila engkau berbisik, Dia tidak mendengarnya.” Orang yang ketiga berkata, “Jika Dia mendengar bila kamu keraskan suaramu, tentu Dia mendengar pula, bila kamu berbisik.” Maka turunlah ayat ini.
Melihat sikap dan tindakan orang-orang kafir semasa hidup di dunia, mereka seakan-akan tidak percaya bahwa Allah mengetahui segala sesuatu; maka dikatakan tentang mereka. “Apakah mereka menyangka bahwa Kami tidak mendengar bisikan-bisikan hati mereka, dan tidak mengetahui semua yang mereka perbincangkan secara rahasia dalam menyusun tipu daya itu?”
Dengan ayat ini Allah menegaskan dengan mengatakan, “Kami mengetahui segala yang mereka rencanakan dan mendengar semua bisikan-bisikan mereka, tidak ada sesuatu pun yang tidak kami ketahui, di samping itu, malaikat hafadzah selalu menulis dan mencatat semua perilaku mereka baik berupa perkataan maupun perbuatan. Firman Allah:
(Ingatlah) ketika dua malaikat men-catat (perbuatannya), yang satu duduk di sebelah kanan dan yang lain di sebelah kiri. Tidak ada suatu kata yang diucapkannya melainkan ada di sisinya malaikat pengawas yang selalu siap (mencatat). (Qaf/50: 17-18).
Tafsir Quraish Shihab: Bahkan, apakah orang-orang musyrik mengira bahwa Kami tidak mendengar pembicaraan di antara sesama mereka mengenai siasat buruk itu dan pembicaraan mereka mengenai sikap mendustakan kebenaran? Tentu Kami mendengarnya. Dan malaikat-malaikat penjaga yang selalu mengikuti mereka mencatat semua pembicaraan mereka itu.
Shadaqallahul ‘adzhim. Alhamdulillah, kita telah pelajari bersama kandungan Surah Az-Zukhruf Ayat 74-80 berdasarkan Tafsir Jalalain, Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Kemenag dan Tafsir Quraish Shihab Semoga menambah khazanah ilmu Al-Qur’an kita.
- Hadits Shahih Al-Bukhari No. 663-664 – Kitab Adzan - 30/08/2020
- Hadits Shahih Al-Bukhari No. 662 – Kitab Adzan - 30/08/2020
- Hadits Shahih Al-Bukhari No. 661 – Kitab Adzan - 30/08/2020