Surah Fussilat Ayat 30-32; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an

Surah Fussilat Ayat 30-32

Pecihitam.org – Kandungan Surah Fussilat Ayat 30-32 ini, menerangkan bahwa orang-orang yang mengatakan dan mengakui bahwa Tuhan Yang Menciptakan, Memelihara, dan Menjaga kelangsungan hidup, Memberi rezeki, dan yang berhak disembah, hanyalah Tuhan Yang Maha Esa, kemudian mereka tetap teguh dalam pendiriannya itu, maka para malaikat akan turun untuk mendampingi mereka pada saat-saat diperlukan.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an Surah Fussilat Ayat 30-32

Surah Fussilat Ayat 30
إِنَّ ٱلَّذِينَ قَالُواْ رَبُّنَا ٱللَّهُ ثُمَّ ٱسۡتَقَٰمُواْ تَتَنَزَّلُ عَلَيۡهِمُ ٱلۡمَلَٰٓئِكَةُ أَلَّا تَخَافُواْ وَلَا تَحۡزَنُواْ وَأَبۡشِرُواْ بِٱلۡجَنَّةِ ٱلَّتِى كُنتُمۡ تُوعَدُونَ

Terjemahan: “Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Tuhan kami ialah Allah” kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: “Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang telah dijanjikan Allah kepadamu”.

Tafsir Jalalain: إِنَّ ٱلَّذِينَ قَالُواْ رَبُّنَا ٱللَّهُ ثُمَّ ٱسۡتَقَٰمُواْ (Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan, “Rabb kami adalah Allah,” kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka) dalam ajaran tauhid dan lain-lainnya yang diwajibkan atas mereka تَتَنَزَّلُ عَلَيۡهِمُ ٱلۡمَلَٰٓئِكَةُ (maka malaikat akan turun kepada mereka) sewaktu mereka mati أَلَّا تَخَافُواْ (“Hendaknya kalian jangan merasa takut) akan mati dan hal-hal yang sesudahnya.

وَلَا تَحۡزَنُواْ (dan jangan pula kalian merasa sedih) atas semua yang telah kalian tinggalkan, yaitu istri dan anak-anak, maka Kamilah yang akan menggantikan kedudukan mereka di sisi kalian وَأَبۡشِرُواْ بِٱلۡجَنَّةِ ٱلَّتِى كُنتُمۡ تُوعَدُونَ (dan bergembiralah dengan surga yang telah dijanjikan Allah kepada kalian.).

Tafsir Ibnu Katsir: Allah berfirman: إِنَّ ٱلَّذِينَ قَالُواْ رَبُّنَا ٱللَّهُ ثُمَّ ٱسۡتَقَٰمُواْ (“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: ‘Rabb kami ialah Allah,’ kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka.”) yaitu memurnikan amal untuk Allah dan beramal karena taat kepada Allah atas apa yang telah disyariatkan-Nya kepada mereka.

Ali bin Abi Thalhah meriwayatkan dari Ibnu Abbas tentang firman Allah: إِنَّ ٱلَّذِينَ قَالُواْ رَبُّنَا ٱللَّهُ ثُمَّ ٱسۡتَقَٰمُواْ (“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: ‘Rabb kami ialah Allah,’ kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka.”) yaitu dalam menunaikan hal-hal yang fardlu. Demikian pula dikatakan oleh Qatadah. Al-Hasan pernah berkata: “Ya Allah, Engkau adalah Rabb kami maka anugerahkanlah rizky istiqamah kepada kami.”

Dari Sufyan bin ‘Abdillah ats-Tsaqafi: “Aku berkata: ‘Ya Rasulallah, ceritakanlah kepadaku sebuah perkara yang dapat aku pegang.’ Rasulullah saw. bersabda: ‘Katakanlah: Rabbku adalah Allah, kemudian istiqamahlah.’ Aku bertanya: ‘Ya Rasulallah, apakah hal yang paling engkau takutkan dariku?’ lalu Rasulullah saw. memegang ujung lisannya sendiri dan menjawab: ‘Ini.’

Demikian diriwayatkan oleh Muslimm dalam shahihnya dan an-Nakha’i, dari hadits Hisyam bin ‘Urwah, dari ayahnya, bahwa Sufyan bin Abdillah ats-Tsaqafi berkata: Aku berkata: “Ya Rasulallah, katakanlah kepadaku dalam ajaran Islam ini suatu perkataan yang membuatku tidak bertanya kepada seorang pun sesudahmu.” Rasulullah saw. bersabda: “Katakanlah: ‘Aku beriman kepada Allah, kemudian istiqamahlah.’” Dan seterusnya.

Firman Allah: تَتَنَزَّلُ عَلَيۡهِمُ ٱلۡمَلَٰٓئِكَةُ (“Maka malaikat akan turun kepada mereka.”) Mujahid, as-Suddi, Zaid bin Aslam dan anaknya berkata: “Yaitu ketika [datang] kematian, para malaikat itu mengatakan: alaa takhaafuu (‘Janganlah kamu merasa takut.’) Mujahid, ‘Ikrimah dan Zaid bin Aslam berkata:

Baca Juga:  Surah Fussilat Ayat 9-12; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

“Yaitu dari perkara akhirat yang kalian hadapi.” وَلَا تَحۡزَنُواْ (‘dan janganlah kalian merasa sedih.’) atas perkara dunia yang kalian tinggalkan, berupa anak, keluarga, harta atau utang piutang. Karena sesungguhnya Kami akan menggantikan hal itu untuk kalian.

وَأَبۡشِرُواْ بِٱلۡجَنَّةِ ٱلَّتِى كُنتُمۡ تُوعَدُونَ (“Dan bergembiralah kamu dengan [memperoleh] surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu.”) lalu mereka diberikan kabar gembira dengan hilangnya keburukan dan tercapainya kebaikan. Yaitu Allah Ta’ala memberikan keamanan dari rasa takutnya dan menyejukkan pandangan matannya, kecuali hal itu bagi seorang mukmin merupakan sesuatu yang menyujukkan jiwa, karena hidayah yang diberikan Allah kepadanya, juga karena amal yang dilakukannya di dunia.

Zaid bin Aslam berkata: “Mereka [para malaikat] memberi kabar gembira ketika kematiannya, di dalam kuburnya dan ketika dibangkitkan.” (HR Ibnu Abi Hatim). Pendapat ini menghimpun seluruh pendapat sebelumnya dan pendapat ini amat baik dan realistis.

Tafsir Kemenag: Ayat ini menerangkan bahwa orang-orang yang mengatakan dan mengakui bahwa Tuhan Yang Menciptakan, Memelihara, dan Menjaga kelangsungan hidup, Memberi rezeki, dan yang berhak disembah, hanyalah Tuhan Yang Maha Esa, kemudian mereka tetap teguh dalam pendiriannya itu, maka para malaikat akan turun untuk mendampingi mereka pada saat-saat diperlukan.

Di antaranya pada saat mereka meninggal dunia, di dalam kubur, dan dihisab di akhirat nanti, sehingga segala kesulitan yang mereka hadapi terasa menjadi ringan. Dalam hadis Nabi saw diterangkan bahwa teguh dalam pendirian itu merupakan hal yang sangat diperlukan oleh seorang mukmin: Sufyan bin ‘Abdullah ats-saqaf meriwayatkan bahwa seseorang berkata,

“Ya Rasulullah,perintahkan kepadaku tentang Islam suatu pererintah yang, aku tidak menanyakan lagi kepada orang selain engkau.” Rasulullah menjawab, “Katakanlah: Aku beriman kepada Allah, kemudian teguhkanlah pendirianmu.” Aku berkata, “Apa yang harus aku jaga?” Maka Rasulullah mengisyaratkan kepada lidahnya sendiri. (Riwayat Muslim)

Menurut Abu Bakar, yang dimaksud dengan perkataan “istiqamah” ialah tidak mempersekutukan Allah dengan sesuatu apa pun. Kepada orang yang beriman dan berpendirian teguh dengan tidak mempersekutukan-Nya, Allah menurunkan malaikat yang menyampaikan kabar menggembirakan, memberikan segala yang bermanfaat, menolak kemudaratan, dan menghilangkan duka cita yang mungkin ada padanya dalam seluruh urusan duniawi maupun urusan ukhrawi.

Dengan demikian, dadanya menjadi lapang dan tenteram, tidak ada kekhawatiran pada diri mereka. Sedangkan kepada orang-orang kafir, datang setan yang selalu menggoda mereka, sehingga menjadikan perbuatan buruk indah menurut pandangan mereka.

Waki’ dan Ibnu Zaid berpendapat bahwa para malaikat memberikan berita gembira kepada orang-orang yang beriman pada tiga keadaan yaitu, ketika mati, di dalam kubur, dan di waktu kebangkitan. Kepada orang-orang yang beriman itu para malaikat mengatakan agar mereka tidak usah khawatir menghadapi hari kebangkitan dan hari perhitungan nanti.

Mereka juga tidak usah bersedih hati terhadap urusan dunia yang luput dari mereka seperti yang berhubungan dengan keluarga, anak, harta, dan sebagainya. Menurut ‘Atha’, yang dimaksud dengan “أَلَّا تَخَافُواْ وَلَا تَحۡزَنُواْ” ialah: janganlah kamu khawatir bahwa Allah tidak memberi pahala amalmu, sesungguhnya kamu itu diterima Allah, dan janganlah kamu bersedih hati atas perbuatan dosa yang telah kamu perbuat, maka sesungguhnya Allah mengampuninya.

Baca Juga:  Surah Az-Zumar Ayat 68-70; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Ayat ini selanjutnya menjelaskan bahwa para malaikat mengatakan kepada orang-orang beriman agar bergembira dengan surga yang telah dijanjikan para rasul. Mereka pasti masuk surga, dan kekal di dalamnya.

Tafsir Quraish Shihab: Orang-orang yang berkata, “Tuhan kami adalah Allah,” sebagai pengakuan atas kemahaesaan-Nya, kemudian menjalankan syariat-Nya secara istikamah, benar-benar akan selalu dikunjungi oleh para malaikat dengan mengatakan,

“Kalian tak perlu merasa takut dengan kesusahan yang menimpa kalian, juga tak perlu bersedih dengan kebaikan yang tidak bisa kalian dapatkan. Sebaliknya, bergembiralah dengan surga yang dijanjikan kepada kalian melalui para nabi dan rasul.”

Surah Fussilat Ayat 31
نَحۡنُ أَوۡلِيَآؤُكُمۡ فِى ٱلۡحَيَوٰةِ ٱلدُّنۡيَا وَفِى ٱلۡءَاخِرَةِ وَلَكُمۡ فِيهَا مَا تَشۡتَهِىٓ أَنفُسُكُمۡ وَلَكُمۡ فِيهَا مَا تَدَّعُونَ

Terjemahan: “Kamilah pelindung-pelindungmu dalam kehidupan dunia dan akhirat; di dalamnya kamu memperoleh apa yang kamu inginkan dan memperoleh (pula) di dalamnya apa yang kamu minta.

Tafsir Jalalain: نَحۡنُ أَوۡلِيَآؤُكُمۡ فِى ٱلۡحَيَوٰةِ ٱلدُّنۡيَا (Kamilah pelindung-pelindung kalian dalam kehidupan dunia) artinya, Kami memelihara kalian di dalamnya وَفِى ٱلۡءَاخِرَةِ (dan di akhirat) maksudnya, Kami akan selalu bersama kalian di akhirat hingga kalian masuk surga وَلَكُمۡ فِيهَا مَا تَشۡتَهِىٓ أَنفُسُكُمۡ وَلَكُمۡ فِيهَا مَا تَدَّعُونَ (di dalamnya kalian memperoleh apa yang kalian inginkan dan memperoleh pula di dalamnya apa yang kalian minta) berupa semua kenikmatan yang kalian minta.

Tafsir Ibnu Katsir: Firman Allah: نَحۡنُ أَوۡلِيَآؤُكُمۡ فِى ٱلۡحَيَوٰةِ ٱلدُّنۡيَا وَفِى ٱلۡءَاخِرَةِ (“Kamilah pelindung-pelindungmu dalam kehidupan di dunia dan akhirat.”) yaitu para malaikat berkata kepada kaum mukminin di saat kematian: “Kamilah pelindung-pelindungmu.” Yaitu kami adalah pendamping-pendamping kalian di dalam kehidupan dunia, kami menunjukkan, mengarahkan dan melindungi kalian dengan perintah Allah.

Begitu pula kami akan bersama kalian di akhirat, mengamankan kalian pada hari kebangkitan dan perhimpunan serta membawa kalian melintasi ash-Shiraathul mustaqiim dan menyampaikan kalian ke jannatun Na’iim.

Firman Allah: وَلَكُمۡ فِيهَا مَا تَشۡتَهِىٓ أَنفُسُكُمۡ (“Di dalamnya kamu memperoleh apa yang kamu inginkan.”) yaitu di dalam surga, kalian akan memperoleh seluruh pilihan yang diinginkan oleh jiwa kalian dan disenangi oleh diri kalian.

وَلَكُمۡ فِيهَا مَا تَدَّعُونَ (“dan memperoleh [pula] di dalamnya apa yang kamu minta.”) yaitu kapan saja kamu minta, kalian pasti dapatkan dan langsung datang ke hadapan kalian seperti apa yang kalian pilih.

Tafsir Kemenag: Selanjutnya para malaikat itu menyatakan kepada orang-orang yang beriman bahwa mereka selalu mendampingi dan menolong orang-orang tersebut dalam segala urusan dunia. Para malaikat selalu memberi petunjuk yang menuju kepada kebaikan, kebenaran, dan kemaslahatan.

Demikian pula para malaikat akan bersama-sama orang-orang beriman di akhirat nanti, menemani mereka di dalam kubur, pada waktu hari Kiamat, dan hari perhitungan sampai mereka masuk ke dalam surga.

Sebagian ahli tafsir berpendapat bahwa yang menyatakan kepada orang-orang beriman dalam ayat ini ialah Allah sendiri, sehingga maksud ayat ini adalah: “Dan Allah wali bagi orang-orang yang beriman yang kuat pendiriannya .”

Malaikat mengatakan bahwa di dalam surga itu orang-orang yang beriman akan memperoleh berbagai macam kesenangan, kebahagiaan, dan kenikmatan yang selalu diidam-idamkan, serta segala yang diinginkan dan diminta.

Baca Juga:  Cara Menghafal Al-Quran dan Kemuliaan Bagi Orang Yang Hafal al-Quran

Tafsir Quraish Shihab: Para malaikat itu juga mengatakan, “Kami adalah penolong-penolong kalian di dunia, dengan memberikan dukungan, dan di akhirat dengan memberikan syafaat dan penghormatan. Di akhirat nanti kalian akan mendapatkan segala apa yang kalian sukai dan penghormatan yang kalian dambakan dari Tuhan yang ampunan dan kasih sayang-Nya amat luas.”

Surah Fussilat Ayat 32
نُزُلًا مِّنۡ غَفُورٍ رَّحِيمٍ

Terjemahan: “Sebagai hidangan (bagimu) dari Tuhan Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Tafsir Jalalain: نُزُلًا (Sebagai hidangan) sebagai rezeki yang telah dipersiapkan bagi kalian; lafal ayat ini dinashabkan oleh lafal Ja’ala yang keberadaannya diperkirakan sebelumnya مِّنۡ غَفُورٍ رَّحِيمٍ (dari Rabb Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”) yaitu dari Allah swt.

Tafsir Ibnu Katsir: نُزُلًا مِّنۡ غَفُورٍ رَّحِيمٍ (“Sebagai hidangan [bagimu] dari [Rabb] Yang Mahapengampun lagi Mahapenyayang.”) yaitu hidangan, pemberian dan kenikmatan dari Rabb Yang Mahapengampun dosa-dosa kalian, Mahapengasihi kalian serta Mahalembut, dimana Dia mengampuni, memaafkan, menyayangi dan mengasihi (kalian).

Imam Ahmad meriwayatkan dari Anas bin Malik, bahwa Rasulullah saw. bersabda: “Barangsiapa yang mencintai perjumpaan dengan Allah, niscaya Allah cinta menjumpainya. Dan barangsiapa yang membenci perjumpaan dengan Allah, niscaya Allah benci menjumpainya.” Kami bertanya:

“Ya Rasulallah, kami seluruhnya benci kepada kematian.” Rasulullah menjawab: “Bukan itu yang dimaksud benci kematian. Akan tetapi jika seorang mukmin beraa dalam detik kematiannya, maka datanglah kabar gembira dari Allah Ta’ala tentang tempat kembali yang ditujunya.

Maka tidak ada sesuatu [pun] yang lebih dicintainya daripada menjumpai Allah Ta’ala, maka Allah pun cinta menjumpainya. Dan sesungguhnya orang yang jahat atau kafir jika berada dalam detik kematiannya, maka datanglah berita tentang tempat kembali yang dituju berupa keburukan atau apa yang akan dijumpainya berupa keburukan, lalu dia benci bertemu dengan Allah, maka Allah pun benci menemuinya.” (Hadits ini shahih dan tercantum pula dalam kitab shahih dari jalan yang lain).

Tafsir Kemenag: Pada ayat ini diterangkan bahwa Allah menganugerahkan yang demikian itu sebagai suatu kemuliaan bagi mereka. Dia mengampuni segala dosa-dosa dan mencurahkan rahmat kepada mereka.

Tafsir Quraish Shihab: Para malaikat itu juga mengatakan, “Kami adalah penolong-penolong kalian di dunia, dengan memberikan dukungan, dan di akhirat dengan memberikan syafaat dan penghormatan. Di akhirat nanti kalian akan mendapatkan segala apa yang kalian sukai dan penghormatan yang kalian dambakan dari Tuhan yang ampunan dan kasih sayang-Nya amat luas.”

Shadaqallahul ‘adzhim. Alhamdulillah, kita telah pelajari bersama kandungan Surah Fussilat Ayat 30-32 berdasarkan Tafsir Jalalain, Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Kemenag dan Tafsir Quraish Shihab. Semoga menambah khazanah ilmu Al-Qur’an kita.

M Resky S