Surah Luqman Ayat 1-5; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an

Surah Luqman Ayat 1-5

Pecihitam.org – Kandungan Surah Luqman Ayat 1-5 ini, sebelum kita membahas kandungan ayat terlebih dahulu kita memahami kandungan surah ini. jadi, Surah ini dimulai dengan pembicaraan tentang al-Qur’ân dan petunjuk serta rahmat yang terkandung di dalamnya.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Kemudian dengan menyebutkan ciri kepada orang-orang yang berbuat kebajikan dengan sifat selalu taat dan beriman kepada akhirat serta mendapatkan keberuntungan. Setelah itu diikuti dengan menyebutkan orang-orang yang sesat dan sombong. Di samping itu juga memberi kabar gembira kepada orang-orang Mukmin dengan pahala yang baik di surga.

Kemudian beralih kepada ayat- ayat tentang alam semesta yang menunjukkan kekuaasan Allah dan keesaan-Nya, serta tantangan kepada orang-orang kafir bahwa Allah yang mereka sekutukan itu telah menciptakan segala yang tidak dapat diciptakan oleh selain-Nya.

Kemudian disebutkan wasiat-wasiat Luqmân kepada anaknya. Di dalamnya juga terkandung wasiat kepada manusia dalam bersikap kepada kedua orangtuanya. Setelah itu surah ini memperlihatkan apa yang telah dihamparkan dan dikaruniakan Allah kepada manusia, yaitu berupa nikmat yang tampak dan yang tidak tampak.

Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an Surah Luqman Ayat 1-5

Surah Luqman Ayat 1
الم

Terjemahan: Alif Laam Miim

Tafsir Jalalain: الم (Alif lam mim) hanya Allah saja yang mengetahui arti dan maksud Ayat ini.

Tafsir Ibnu Katsir: Ialah huruf-huruf abjad yang terletak pada permulaan sebagian dari surat-surat Al Quran seperti: Alif laam miim, Alif laam raa, Alif laam miim shaad dan sebagainya. diantara Ahli-ahli tafsir ada yang menyerahkan pengertiannya kepada Allah karena dipandang Termasuk Ayat-Ayat mutasyaabihaat, dan ada pula yang menafsirkannya.

golongan yang menafsirkannya ada yang memandangnya sebagai nama surat, dan ada pula yang berpendapat bahwa huruf-huruf abjad itu gunanya untuk menarik perhatian Para Pendengar supaya memperhatikan Al Quran itu, dan untuk mengisyaratkan bahwa Al Quran itu diturunkan dari Allah dalam bahasa Arab yang tersusun dari huruf-huruf abjad. kalau mereka tidak percaya bahwa Al Quran diturunkan dari Allah dan hanya buatan Muhammad s.a.w. semata-mata, Maka cobalah mereka buat semacam Al Quran itu.

Tafsir Kemenag: Surah Luqman ini dimulai dengan huruf-huruf hijaiyah “Alif Lam Mim”. Selanjutnya lihat tafsir Alif Lam Mim pada jilid I.

Tafsir Quraish Shihab: Surat ini dimulai dengan pembicaraan tentang al-Qur’ân dan petunjuk serta rahmat yang terkandung di dalamnya. Kemudian dengan menyebutkan ciri kepada orang-orang yang berbuat kebajikan dengan sifat selalu taat dan beriman kepada akhirat serta mendapatkan keberuntungan.

Setelah itu diikuti dengan menyebutkan orang-orang yang sesat dan sombong. Di samping itu juga memberi kabar gembira kepada orang-orang Mukmin dengan pahala yang baik di surga. Kemudian beralih kepada Ayat- Ayat tentang alam semesta yang menunjukkan kekuaasan Allah dan keesaan-Nya, serta tantangan kepada orang-orang kafir bahwa Allah yang mereka sekutukan itu telah menciptakan segala yang tidak dapat diciptakan oleh selain-Nya.

Kemudian disebutkan wasiat-wasiat Luqmân kepada anaknya. Di dalamnya juga terkandung wasiat kepada manusia dalam bersikap kepada kedua orangtuanya. Setelah itu surat ini memperlihatkan apa yang telah dihamparkan dan dikaruniakan Allah kepada manusia, yaitu berupa nikmat yang tampak dan yang tidak tampak.

Baca Juga:  Surah Luqman Ayat 16-19; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Surah ini juga memaparkan tentang orang-orang yang berbicara tentang Allah tanpa berdasarkan pengetahuan tentang diri-Nya, kemudian mereka memohon ampun atas kesesatan mereka dengan mengikuti apa yang dilakukan oleh nenek moyang mereka. Di samping itu, surat ini juga memuji orang yang berserah diri kepada Allah dengan berbuat kebajikan.

Kemudian surah ini juga memberi nasihat kepada Rasulullah agar tidak bersedih dengan kekufuran orang-orang kafir, karena semua itu akan kembali kepada Allah. Dalam surat ini terdapat pula perincian tentang bentuk-bentuk kekuasaan, keagungan dan kasih sayang Allah.

Kemudian disebutkan bahwa apabila orang-orang musyrik ditanya tentang hal itu semua, mereka mengakui bahwa Allah telah menciptakan semua itu. Mereka mempergunakan karunia Allah dan bergantung kepada-Nya pada saat mereka dalam keadaan sempit, kemudian berjanji akan bersyukur. Tetapi kemudian mereka mengingkarinya.

Di dalam surah ini terdapat perintah untuk bertakwa kepada Allah dan takut kepada perhitungan dan pembalasan. Juga peringatan tentang keangkuhan dan patuh kepada setan. Kemudian surat ini ditutup dengan berbagai hal yang hanya diketahui oleh Allah.

Surah ini mengandung tiga hal terpenting, yaitu: Pertama: Kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat kebajikan dengan surga-Nya, dan peringatan kepada orang-orang kafir dengan siksa-Nya. Kedua: Pemaparan tentang Ayat-Ayat tentang alam semesta dan fenomena-fenomena yang ada di dalamnya yang menunjukkan kekuasaan Allah dan keesaan-Nya serta keagungan dan kasih sayang-Nya.

Ketiga: Wasiat-wasiat penting yang dimaksudkan untuk menjaga kemurnian akidah dan ketaatan serta perilaku yang mulia.]] Alif, Lâm, Mîm. Huruf-huruf ini digunakan Allah dalam memulai sebagian surat untuk mengisyaratkan kemukjizatan al-Qur’ân yang terdiri atas huruf-huruf yang mereka pakai dalam bercakap-cakap.

Tetapi, walaupun demikian, mereka tetap tidak mampu mendatangkan sesuatu yang semisal. Selain itu, juga untuk menggugah seseorang agar mendengarkannya. Orang-orang musyrik telah bersepakat untuk mempermainkan dan tidak mendengarkannya.

Surah Luqman Ayat 2
تِلْكَ آيَاتُ الْكِتَابِ الْحَكِيمِ

Terjemahan: Inilah Ayat-Ayat Al Quran yang mengandung hikmat,

Tafsir Jalalain: تِلْكَ (Inilah) yakni Ayat-Ayat ini آيَاتُ الْكِتَابِ (Ayat-Ayat Alkitab) yakni Alquran الْحَكِيمِ (yang mengandung hikmah) idhafah lafal aAyatu kepada lafal al-kitaabi mengandung makna min, maksudnya sebagian dari Alquran.

Tafsir Ibnu Katsir: تِلْكَ آيَاتُ الْكِتَابِ الْحَكِيمِ (Inilah Ayat-Ayat Al Quran yang mengandung hikmat,) Allah telah menjadikan al-Qur’an ini sebagai petunjuk, obat penawar dan rahmat bagi orang-orang yang berbuat baik.

Tafsir Kemenag: Ayat ini menerangkan bahwa Ayat-Ayat Al-Qur’an itu disusun dengan rapi dan teliti, dengan gaya bahasa yang tinggi nilai sastranya, dan dengan tujuan yang agung dan mulia bagi manusia yang mengikuti petunjuk-petunjuknya.

Tidak terdapat di dalamnya cacat, cela, dan kekurangan walaupun sedikit. Juga tidak ada satu pun dari Ayat-Ayatnya yang bertentangan satu sama lain. Perintah-perintahnya mudah dilaksanakan oleh siapa pun, dalam keadaan bagaimanapun dan di mana pun ia berada.

Tafsir Quraish Shihab: Ayat-Ayat yang agung ini adalah Ayat-Ayat al-Qur’ân yang mengandung hikmah dan kebenaran.

Surah Luqman Ayat 3
هُدًى وَرَحْمَةً لِّلْمُحْسِنِينَ

Terjemahan: menjadi petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang berbuat kebaikan,

Tafsir Jalalain: Dia, yakni Alquran هُدًى وَرَحْمَةً (menjadi petunjuk dan rahmat) lafal rahmatun dibaca rafa’ لِّلْمُحْسِنِينَ (bagi orang-orang yang berbuat kebaikan) pada umumnya qiraat lafal rahmatun dibaca nashab sehingga bacaannya menjadi hudan wa rahmatan.

Baca Juga:  Surah Luqman Ayat 27-28; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Kedudukannya menjadi hal atau kata keterangan keadaan dari lafal aAyatul kitaabi dan ‘amilnya adalah makna isyarat yang terkandung dalam lafal tilka. Maksudnya, Ayat-Ayat Alquran ini sebagai petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang berbuat kebaikan.

Tafsir Ibnu katsir: هُدًى وَرَحْمَةً لِّلْمُحْسِنِينَ (menjadi petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang berbuat kebaikan,) Allah telah menjadikan al-Qur’an ini sebagai petunjuk, obat penawar dan rahmat bagi orang-orang yang berbuat baik. Yaitu orang-orang yang memperbaiki amalnya dengan mengikuti syariat.

Tafsir Kemenag: Ayat-Ayat ini menegaskan bahwa Ayat-Ayat Al-Qur’an berisi petunjuk-petunjuk bagi manusia dalam mengarungi semua sisi kehidupan di dunia yang mengantar dan memimpinnya mencapai kebahagiaan hidup di akhirat kelak.

Jika manusia membuka lembaran-lembaran sejarah dari zaman dahulu sampai sekarang, ia akan berkesimpulan bahwa dengan diutusnya Nabi Muhammad oleh Allah dengan membawa Al-Qur’an yang berisi pokok-pokok risalah yang dibawanya, maka terbukalah pintu-pintu kebajikan bagi semesta alam. Dengan hal itu, bertambah pulalah perkembangan ilmu pengetahuan dengan segala macam cabangnya.

Sekalipun telah ada kebudayaan yang tinggi sebagai hasil pemikiran manusia pada periode sebelum ini, seperti kebudayaan Mesir kuno, Babilonia, Yunani, dan sebagainya, namun semua itu belum mempunyai dasar-dasar yang kuat dan kukuh untuk mencapai perkembangan manusia lebih lanjut dan sempurna di kemudian hari.

Dalam bidang hidup dan kehidupan manusia, Al-Qur’an memberi petunjuk agar manusia menjaga keseimbangan antara kehidupan jasmani dan rohani, serta keseimbangan dalam mencapai kehidupan duniawi dan ukhrawi. Demikian pula dalam hidup bermasyarakat dan bernegara, apa yang halal dan baik untuk dimakan boleh dimakan dan apa yang tidak baik jangan dimakan. Juga terdapat tuntunan cara berbicara dan bergaul yang baik dan sebagainya.

Al-Qur’an memberi petunjuk dan aturannya, kemudian manusia mengolah dan menyesuaikan dirinya dengan alam sekelilingnya berdasarkan petunjuk dan aturan itu, mana yang paling baik dan tepat untuk dilaksanakan, dan mana yang harus dijauhi dan ditinggalkan. Orang-orang yang memikirkan, merenungkan, mengolah, dan mengamalkan petunjuk-petunjuk Al-Qur’an dengan sebaik-baiknya adalah “orang-orang yang muhsin”.

Tafsir Quraish Shihab: Ayat-Ayat ini adalah petunjuk dan rahmat yang sempurna bagi orang-orang yang berbuat kebajikan.

Surah Luqman Ayat 4
الَّذِينَ يُقِيمُونَ الصَّلَاةَ وَيُؤْتُونَ الزَّكَاةَ وَهُم بِالْآخِرَةِ هُمْ يُوقِنُونَ

Terjemahan: (yaitu) orang-orang yang mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka yakin akan adanya negeri akhirat.

Tafsir Jalalain: الَّذِينَ يُقِيمُونَ الصَّلَاةَ (Yaitu orang-orang yang mendirikan salat) lafal Ayat ini berkedudukan menjadi bayan atau penjelasan bagi lafal muhsiniin, maksudnya orang-orang yang berbuat kebaikan itu adalah orang-orang yang mendirikan salat وَيُؤْتُونَ الزَّكَاةَ وَهُم بِالْآخِرَةِ هُمْ يُوقِنُونَ (menunaikan zakat dan mereka yakin akan adanya hari akhirat) lafal hum yang kedua merupakan pengukuh makna bagi lafal hum yang pertama.

Tafsir Ibnu Katsir: الَّذِينَ يُقِيمُونَ الصَّلَاةَ وَيُؤْتُونَ الزَّكَاةَ وَهُم بِالْآخِرَةِ هُمْ يُوقِنُونَ (yaitu) orang-orang yang mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka yakin akan adanya negeri akhirat). Yaitu orang-orang yang memperbaiki amalnya dengan mengikuti syariat, lalu mereka mendirikan shalat yang wajib dengan batas-batasnya, waktu-waktunya serta shalat-shalat yang mengiringinya, baik tambahan yang bersifat rawatib maupun yang tidak rawatib.

Baca Juga:  Surah Yunus Ayat 55-56; Terjemahan dan Tafsir Al Qur'an

Merekapun menunaikan zakat yang wajib bagi orang-orang yang berhak menerimanya. Mereka menyambung tali silaturahim dan kerabat-kerabat mereka serta meyakini balasan pahala di negeri akhirat. Sehingga mereka amat berharap agar Allah memberikan pahala-Nya, tidak berbuat riya’, serta tidak menghendaki balasan dan ucapan terimakasih dari manusia manapun.

Tafsir Kemenag: Pada Ayat-Ayat ini disebutkan bahwa di antara tanda-tanda orang yang muhsin itu adalah:

  1. Selalu mengerjakan salat lima waktu yang diwajibkan kepadanya pada setiap waktu yang telah ditentukan. Ia selalu berusaha untuk melaksanakan salat itu dengan sebaik-baiknya lengkap dengan rukun dan syaratnya.
  2. Selalu menunaikan zakat jika telah terpenuhi syarat-syarat wajibnya. Ia yakin bahwa menunaikan zakat itu adalah kewajiban karena dalam hartanya itu terdapat hak orang lain yang harus segera diserahkan.
  3. Yakin bahwa masih ada hidup sesudah mati, yaitu di akhirat. Pada kehidupan akhirat itu setiap manusia akan memperoleh keadilan yang sempurna dari Allah. Perbuatan baik di balas dengan surga dan perbuatan jahat dibalas dengan siksaan neraka.

Tafsir Quraish Shihab: Mereka adalah orang-orang yang mengerjakan salat dengan sempurna dan memberikan zakat kepada orang yang berhak serta benar-benar mengimani adanya kehidupan akhirat.

Surah Luqman Ayat 5
أُولَئِكَ عَلَى هُدًى مِّن رَّبِّهِمْ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ

Terjemahan: Mereka itulah orang-orang yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhannya dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.

Tafsir Jalalain: أُولَئِكَ عَلَى هُدًى مِّن رَّبِّهِمْ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ (Mereka itulah orang-orang yang tetap mendapat petunjuk dari Rabbnya dan mereka itulah orang-orang yang beruntung) yakni orang-orang yang memperoleh keberuntungan.

Tafsir Ibnu Katsir: Barangsiapa yang melakukan hal tersebut, maka orang itu termasuk orang-orang yang difirmankan oleh Allah: أُولَئِكَ عَلَى هُدًى مِّن رَّبِّهِمْ (“Mereka itulah orang-orang yang tetap mendapat petunjuk dari Rabb-nya.”) berdasarkan ilmu dan bukti serta manhaj yang tegas dan jelas. وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ (“Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.”) di dunia dan di akhirat.

Tafsir Kemenag: Orang-orang yang mempunyai tanda-tanda dan sifat-sifat yang disebutkan pada Ayat-Ayat yang lalu adalah orang-orang yang mengikuti petunjuk Tuhannya. Ia mendapatkan keberuntungan karena memperoleh hasil yang baik dan menyenangkan hatinya, setelah bekerja dan berusaha mengikuti petunjuk-petunjuk Al-Qur’an.

Seorang yang beramal saleh akan mendapatkan keberuntungan hidup di dunia dan di akhirat nanti, dan hal itu diperoleh dengan melakukan perbuatan yang baik.

Tafsir Quraish Shihab: Orang-orang Mukmin yang selalu berbuat kebajikan dalam setiap perbuatan mereka itu selalu mendapatkan petunjuk dari Tuhan mereka. Hanya mereka sendirilah yang benar-benar beruntung.

Shadaqallahul ‘adzhim. Alhamdulillah, kita telah pelajari bersama kandungan Surah Luqman Ayat 1-5 berdasarkan Tafsir Jalalain, Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Kemenag dan Tafsir Quraish Shihab. Semoga menambah khazanah ilmu Al-Qur’an kita.

M Resky S