Surah Luqman Ayat 25-26; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an

Surah Luqman Ayat 25-26

Pecihitam.org – Kandungan Surah Luqman Ayat 25-26 ini, menyatakan kebodohan dan kefanatikan orang-orang musyrik terhadap agama nenek moyang mereka. Bukti kebodohan mereka itu dinyatakan Allah, “Dan jika engkau tanyakan kepada orang-orang musyrik itu, hai Muhammad, tentang siapa yang menciptakan langit dan bumi, mereka akan menjawab bahwa yang menciptakan keduanya itu dan apa yang terdapat di dalamnya adalah Allah.”

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an Surah Luqman Ayat 25-26

Surah Luqman Ayat 25
وَلَئِن سَأَلْتَهُم مَّنْ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ لَيَقُولُنَّ اللَّهُ قُلِ الْحَمْدُ لِلَّهِ بَلْ أَكْثَرُهُمْ لَا يَعْلَمُونَ

Terjemahan: “Dan sesungguhnya jika kamu tanyakan kepada mereka: “Siapakah yang menciptakan langit dan bumi?” Tentu mereka akan menjawab: “Allah”. Katakanlah: “Segala puji bagi Allah”; tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui.

Tafsir Jalalain: وَلَئِن (Dan sesungguhnya jika) huruf lam menunjukkan makna qasam سَأَلْتَهُم مَّنْ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ لَيَقُولُنَّ اللَّهُ (kamu tanyakan kepada mereka, “Siapakah yang menciptakan langit dan bumi?” Tentu mereka akan menjawab, “Allah.”) Dari lafal layaqulunanna terbuang daripadanya nun alamat rafa’ karena berturut-turutnya nun, dan terbuang pula daripadanya wawu dhamir jamak bukan karena ‘illat bertemunya dua huruf yang disukunkan.

قُلِ الْحَمْدُ لِلَّهِ (Katakanlah, “Segala puji bagi Allah”) atas menangnya hujah tauhid atas mereka. بَلْ أَكْثَرُهُمْ لَا يَعْلَمُونَ (Tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui) apa yang seharusnya mereka lakukan, yaitu mentauhidkan-Nya.

Tafsir Ibnu Katsir: Allah Ta’ala berfirman mengabarkan tentang orang-orang musyrik, sesungguhnya mereka mengetahui bahwa Allah adalah Pencipta langit dan bumi Yang Mahaesa, tidak ada sekutu bagi-Nya. Di samping itu mereka menyembah sekutu-sekutu bersam-Nya yang mereka akui bahwa Dia-lah yang menciptakan dan memilikinya.

Baca Juga:  Surah Luqman Ayat 22-24; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Untuk itu Allah berfirman: وَلَئِن سَأَلْتَهُم مَّنْ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ لَيَقُولُنَّ اللَّهُ قُلِ الْحَمْدُ لِلَّهِ (“Dan sesungguhnya jika kamu tanyakan kepada mereka: ‘Siapakah yang menciptakan langit dan bumi?’ Tentu mereka akanmenjawab: ‘Allah.’ Katakanlah: ‘Segala puji milik Allah.’”) yaitu sekalipun hujjah telah nyata dengan pengakuan kalian; بَلْ أَكْثَرُهُمْ لَا يَعْلَمُونَ (“Tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui.”)

Tafsir Kemenag: Ayat ini menyatakan kebodohan dan kefanatikan orang-orang musyrik terhadap agama nenek moyang mereka. Bukti kebodohan mereka itu dinyatakan Allah, “Dan jika engkau tanyakan kepada orang-orang musyrik itu, hai Muhammad, tentang siapa yang menciptakan langit dan bumi, mereka akan menjawab bahwa yang menciptakan keduanya itu dan apa yang terdapat di dalamnya adalah Allah.”

Pengakuan mereka ini adalah pengakuan yang benar, dan mereka akan terpaksa menjawab demikian, karena memang sudah amat jelas bahwa yang menjadikan alam ini adalah Allah. Berdasarkan pengakuan itu seharusnya mereka menyembah dan menghambakan diri kepada Allah saja, karena Dialah Tuhan yang berhak disembah.

Akan tetapi, perbuatan dan sikap mereka itu berlawanan dengan pengakuan mereka karena mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang tidak memberi manfaat dan tidak pula memberi mudarat. Kemudian Allah mengajarkan kepada Rasul-Nya bahwa di kala orang-orang musyrik itu menjawab demikian, maka ucapkanlah, “Segala puji bagi Allah.” Karena dengan jawaban semacam itu, mereka telah mengakui kesalahan mereka menyembah apa yang sepatutnya tidak disembah.

Allah memperingatkan pula bahwa jika mereka melakukan perbuatan yang berlawanan dengan pengakuan mereka sendiri, maka hal itu disebabkan karena kebanyakan dari orang-orang musyrik itu tidak mengetahui siapa yang berhak mendapat pujian dan ungkapan syukur manusia.

Baca Juga:  Surah Luqman Ayat 29-30; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Pada pengakuan kaum musyrik itu terdapat suatu kenyataan bahwa walaupun mereka mendustakan Nabi Muhammad, tetapi karena mereka percaya bahwa alam semesta ini adalah ciptaan Tuhan, maka pada hakikatnya mereka mengakui kerasulan.

Menurut logika dan pikiran, Allah telah menciptakan alam ini, termasuk manusia, tentu Ia tidak akan melepaskannya begitu saja. Tuhan tentu mengirim rasul-rasul untuk memberi taufik dan hidayah-Nya kepada manusia.

Surah Luqman Ayat 26
لِلَّهِ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ إِنَّ اللَّهَ هُوَ الْغَنِيُّ الْحَمِيدُ

Terjemhan: “Kepunyaan Allah-lah apa yang di langit dan yang di bumi. Sesungguhnya Allah Dialah Yang Maha Kaya lagi Maha Terpuji.

Tafsir Jalalain: لِلَّهِ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ (Kepunyaan Allah lah apa yang di langit dan yang di bumi) sebagai milik, makhluk dan hamba-hamba-Nya, maka tidak ada yang patut disembah di langit dan di bumi selain-Nya. إِنَّ اللَّهَ هُوَ الْغَنِيُّ الْحَمِيدُ (Sesungguhnya Allah Dialah Yang Maha Kaya) tidak membutuhkan makhluk-Nya (lagi Maha Terpuji) yakni terpuji di dalam ciptaan-Nya.

Tafsir Ibnu Katsir: kemudian Allah Ta’ala berfirman: لِلَّهِ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ (“Kepunyaan Allah-lah apa yang di langit dan yang di bumi.”) Dia yang menciptakan dan memilikinya. إِنَّ اللَّهَ هُوَ الْغَنِيُّ الْحَمِيدُ (“sesungguhnya Allah, Dia-lah Yang Mahakaya lagi Mahaterpuji.”) yaitu Mahakaya dari selain-Nya, sedangkan segala sesuatu sangat membutuhkan-Nya, [Yang Mahaterpuji dalam seluruh ciptaan-Nya]. Bagi-Nya segala puji di langit dan di bumi atas apa yang diciptakan dan disyariatkan-Nya. Dia-lah yang dipuji dalam seluruh urusan.

Baca Juga:  Surah Luqman Ayat 34; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Tafsir Kemenag: Hanya Allah yang memiliki langit dan bumi beserta segala sesuatu yang ada di dalamnya, tidak ada yang lain karena Dialah yang menciptakannya. Dialah yang mengatur, menjaga, memelihara, dan menentukan akhir kejadiannya. Dia berbuat menurut apa yang dikehendaki-Nya.

Oleh karena itu, pantaslah ia dipuji dan disanjung, serta pantas pula dipanjatkan syukur kepada-Nya. Dia tidak memerlukan sesuatu apa pun dari makhluk-Nya. Dari Ayat ini dapat dipahami bahwa menurut agama Islam, harta ini adalah milik Allah.

Manusia hanya dipinjamkan dan diperbolehkan untuk memanfaatkannya, sesuai dengan ketentuan-ketentuan agama. Oleh karena itu, Allah bisa saja mengambil secara paksa seluruh milik manusia. Namun demikian, karena Allah tahu bahwa manusia mempunyai sifat kikir, maka Ia tidak melakukan hal itu.

Allah hanya mengambil sebagian dari harta yang wajib dizakati. Dalam hal ini, waliyyul-amri (pemerintah) berhak mengambil, kalau perlu secara paksa, harta zakat yang ada pada kaum Muslimin, untuk disalurkan pada jalan Allah.

Shadaqallahul ‘adzhim. Alhamdulillah, kita telah pelajari bersama
kandungan Surah Luqman Ayat 25-26 berdasarkan Tafsir Jalalain, Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Kemenag dan Tafsir Quraish Shihab. Semoga menambah khazanah ilmu Al-Qur’an kita.

M Resky S