Surah Luqman Ayat 27-28; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an

Surah Luqman Ayat 27-28

Pecihitam.org – Kandungan Surah Luqman Ayat 27-28 ini, menerangkan bahwa tujuan Allah memperlihatkan tanda-tanda kekuasaan-Nya kepada manusia adalah untuk menjadi dalil dan bukti yang kuat bagi mereka bahwa manusia wajib beribadah kepada-Nya dan hanyalah Dia yang berhak disembah.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Menyembah atau beribadah kepada selain Allah adalah tindakan yang batil karena semua yang selain Dia adalah fana, tidak kekal. Dia Mahakaya dan tidak memerlukan yang lain, sedangkan semua makhluk sangat tergantung kepada nikmat-Nya.

Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an Surah Luqman Ayat 27-28

Surah Luqman Ayat 27
وَلَوْ أَنَّمَا فِي الْأَرْضِ مِن شَجَرَةٍ أَقْلَامٌ وَالْبَحْرُ يَمُدُّهُ مِن بَعْدِهِ سَبْعَةُ أَبْحُرٍ مَّا نَفِدَتْ كَلِمَاتُ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌ

Terjemahan: “Dan seandainya pohon-pohon di bumi menjadi pena dan laut (menjadi tinta), ditambahkan kepadanya tujuh laut (lagi) sesudah (kering)nya, niscaya tidak akan habis-habisnya (dituliskan) kalimat Allah. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.

Tafsir Jalalain: وَلَوْ أَنَّمَا فِي الْأَرْضِ مِن شَجَرَةٍ أَقْلَامٌ وَالْبَحْرُ (Dan seandainya pohon-pohon di bumi menjadi pena dan laut) lafal al-bahru diathafkan kepada isimnya anna يَمُدُّهُ مِن بَعْدِهِ سَبْعَةُ أَبْحُرٍ (ditambahkan kepadanya tujuh laut sesudahnya) sebagai tambahannya sesudah keringnya laut مَّا نَفِدَتْ كَلِمَاتُ اللَّهِ (niscaya tidak akan habis-habisnya kalimat Allah) yang mengungkapkan tentang pengetahuan-pengetahuan-Nya dengan menuliskannya dengan memakai pena-pena itu dan berikut tambahan tujuh laut sebagai tintanya, serta tidak pula dengan tambahan yang lebih banyak dari itu, karena pengetahuan Allah tiada batasnya.

إِنَّ اللَّهَ عَزِيزٌ (Sesungguhnya Allah Maha Perkasa) tidak ada sesuatu pun yang dapat menghalang-halangi-Nya حَكِيمٌ (lagi Maha Bijaksana) tidak ada sesuatu pun yang terlepas dari pengetahuan dan kebijaksanaan-Nya.

Tafsir Ibnu Katsir: Allah Ta’ala berfirman mengabarkan tentang kebesaran, ketinggian dan keagungan-Nya serta nama-nama-Nya yang indah, sifat-sifat dan kalimat-kalimat-Nya yang sempurna. Tidak ada seorangpun yang mampu meliputi-Nya dan tidak ditampakkan kepada manusia hakekat dan jumlahnya, sebagaimana yang disabdakan oleh penghulu manusia dan penutup para Rasul [Muhammad saw.]: “Aku tidak mampu menjangkau pujian kepada-Mu, sebagaimana Engkau memuji diri-Mu sendiri.”

Maka Allah berfirman: وَلَوْ أَنَّمَا فِي الْأَرْضِ مِن شَجَرَةٍ أَقْلَامٌ وَالْبَحْرُ يَمُدُّهُ مِن بَعْدِهِ سَبْعَةُ أَبْحُرٍ مَّا نَفِدَتْ كَلِمَاتُ اللَّهِ (“Dan seandainya pohon-pohon di bumi menjadi pena dan laut [menjadi tinta], ditambahkan kepadanya tujuh laut [lagi] sesudah [kering]nya, niscaya tidak akan habis-habisnya [dituliskan] kalimat Allah.”) yaitu sekalipun seluruh pohon-pohon di bumi menjadi pena dan laut menjadi tinta ditambahkan kepadanya tujuh laut bersamanya, lalu dengan itu semua dituliskan kalimat-kalimat Allah yang menunjukkan kebesaran,

Baca Juga:  Surah As-Sajdah Ayat 23-25; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

sifat-sifat dan kagungan-Nya, niscaya pena-pena itu akan hancur dan air laut itu kan kering, sekalipun didatangkan tinta sejumlah bilangan itu pula. Kata tujuh disebutkan untuk menunjukkan maksimalisasi dan bukan untuk membatasi. Yaitu sekalipun pohon-pohon di bumi menjadi pena dan disertai dengan tujuh lautan yang ada, niscaya keajaiban-keajaiban Rabb-ku, kebijaksanaan dan pengetahuan-Nya tidak akan terjangkau.

Ar-Rabi’ bin Anas berkata: “Sesungguhnya perumpamaan pengetahuan seluruh manusia di dalam ilmu Allah adalah setetes air lautan dengan lautan tersebut. wallaaHu a’lam.”

Dan firman-Nya: إِنَّ اللَّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌ (“Sesungguhnya Allah Mahaperkasa lagi Mahabijaksana.”) yaitu, Mahaperkasa yang perkasa, memaksa dan mendominasi segala sesuatu. Tidak ada yang mampu mencegah apa yang dikehendaki-Nya, tidak ada yang mampu menyelisihi dan menentang kebijaksanaan-Nya. Dia Mahabijaksana kepada makhluk-Nya dalam penciptaan, perintah, perbuatan-perbuatan, perkataan-perkataan, syariat dan seluruh keadaan-Nya.

Tafsir Kemenag: DiriwAyatkan bahwa tatkala Rasulullah masih berada di Mekah turunlah Ayat: Dan mereka bertanya kepadamu (Muhammad) tentang ruh. Katakanlah, “Ruh itu termasuk urusan Tuhanku, sedangkan kamu diberi pengetahuan hanya sedikit.” (al- Isra’/17: 85) Tatkala berhijrah ke Medinah, Rasulullah datang kepada rahib-rahib Yahudi.

Mereka berkata, “Ya Muhammad, telah sampai kepada kami bahwa engkau berkata, ‘dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit. Apakah kami yang kamu maksudkan dengan perkataan itu, atau kaummu?” Rasulullah menjawab, “Semuanya yang aku maksudkan.” Mereka berkata, “Bukankah telah engkau baca dalam kitab yang diturunkan kepadamu bahwa kepada kami telah diturunkan Taurat dan di dalamnya terdapat ilmu tentang segala sesuatu.”

Rasulullah berkata, “Ilmu dalam Taurat itu sedikit, jika dibandingkan dengan ilmu Allah, dan sesungguhnya Allah menurunkan kepadaku sesuatu, yang jika kamu amalkan, niscaya akan memberi manfaat kepadamu.” Mereka berkata, “Ya Muhammad, kenapa kamu mengatakan demikian, sedang engkau mengatakan, ‘dan barang siapa yang diberi hikmah, sungguh telah diberikan kebajikan yang banyak.

Bagaimana mungkin berkumpul pada sesuatu, ilmu yang sedikit dan kebaikan yang banyak?” Maka Allah menurunkan Ayat ini sebagai jawaban. Ayat ini menerangkan tentang keluasan ilmu Allah. Hal ini diibaratkan bahwa seandainya seluruh pohon-pohon yang di muka bumi dijadikan pena untuk mencatat ilmu Allah itu, dan seluruh air laut dijadikan tintanya, kemudian ditambah dengan tujuh kali sebanyak itu, maka kalimat Allah itu belum juga habis tertulis.

Dalam Ayat lain, Allah berfirman: Katakanlah (Muhammad), “Seandainya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat Tuhanku, maka pasti habislah lautan itu sebelum selesai (penulisan) kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun Kami datangkan tambahan sebanyak itu (pula).” (al- Kahf/18: 109)

Baca Juga:  Surah Luqman Ayat 16-19; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Arti “kalimat Allah” dalam Ayat ini banyak sekali, termasuk di dalamnya kekuasaan Allah, hakikat segala sesuatu, ketentuan dan perkataan Allah, ilmu dan segala macam ciptaan-Nya. Di samping itu, juga termasuk ke dalamnya penciptaan langit dan bumi dengan segala macam yang ada di dalamnya, sejak dari yang besar sampai kepada yang halus, sejak dari binatang yang paling besar sampai kepada ribuan bakteri yang paling halus.

Tumbuh-tumbuhan yang beraneka ragam, binatang-binatang yang ada di cakrawala dengan segala aturan-aturan dan banyak lagi yang lain yang tidak terhitung jumlahnya, semuanya termasuk dalam kalimat Allah. Pada Ayat ini ditegaskan bahwa Allah Mahakeras tuntutan-Nya. Segala kehendak dan keputusan-Nya pasti terlaksana dan Dia Maha Bijaksana dalam segala tindakan-Nya.

Tafsir Quraish Shihab: Dan seandainya seluruh pohon yang ada di bumi berubah menjadi pena, dan seluruh air laut yang sangat banyak itu menjadi tinta untuk digunakan untuk menuliskan ilmu Allah (kalimât), niscaya pena-pena itu akan rusak dan air laut itu akan habis sebelum habisnya ilmu Allah. Karena Allah Mahaperkasa, tidak ada sesuatu pun yang dapat mengalahkan-Nya; Mahabijaksana, tidak ada sesuatu pun yang keluar dari ilmu dan hikmah-Nya. Maka ilmu dan hikmah-Nya tidak akan ada habisnya.

Surah Luqman Ayat 28
مَّا خَلْقُكُمْ وَلَا بَعْثُكُمْ إِلَّا كَنَفْسٍ وَاحِدَةٍ إِنَّ اللَّهَ سَمِيعٌ بَصِيرٌ

Terjemahan: “Tidaklah Allah menciptakan dan membangkitkan kamu (dari dalam kubur) itu melainkan hanyalah seperti (menciptakan dan membangkitkan) satu jiwa saja. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.

Tafsir Jalalain: مَّا خَلْقُكُمْ وَلَا بَعْثُكُمْ إِلَّا كَنَفْسٍ وَاحِدَةٍ (Tidaklah Allah menciptakan dan membangkitkan kalian dari dalam kubur itu melainkan hanya seperti menciptakan dan membangkitkan satu jiwa saja) artinya sebagaimana menciptakan dan membangkitkan satu jiwa, karena kesemuanya itu akan ada hanya dengan kalimat kun fayakuun.

إِنَّ اللَّهَ سَمِيعٌ (Sesungguhnya Allah Maha Mendengar) mendengar semua apa yang dapat didengar بَصِيرٌ (lagi Maha Melihat) mengetahui semua apa yang dapat dilihat, dan tiada sesuatu pun yang menyibukkan-Nya dari yang lain.

Tafsir Ibnu Katsir: Dan firman Allah: مَّا خَلْقُكُمْ وَلَا بَعْثُكُمْ إِلَّا كَنَفْسٍ وَاحِدَةٍ (“Tidaklah Allah menciptakan dan membangkitkanmu [dari dalam kubur] itu, melainkan hanyalah seperti [menciptakan dan membangkitkan] satu jiwa saja.”) yaitu [ditinjau dari kekuasaan Allah, dalam menciptakan seluruh manusia dan membangkitkan mereka kembali pada hari kiamat, sama mudahnya dengan menciptakan satu jiwa saja]. seluruhnya amat mudah bagi Allah.

Baca Juga:  Surah Luqman Ayat 10-11; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Dia tidak memerintahkan sesuatu kecuali satu kali, lalu sesuatu itu ada tanpa perlu diulang dan diperkuat. Dan firman-Nya: إِنَّ اللَّهَ سَمِيعٌ بَصِيرٌ (“Sesungguhnya Allah Mahamendengar lagi Mahamelihat.”) yaitu sebagaimana Dia Mahamendengar perkataan-perkataan mereka lagi Mahamelihat perbuatan-perbuatan mereka, seperti Dia mendengar dan melihat kepada satu jiwa saja, maka demikian pula kekuasaan-Nya kepada mereka seperti kekuasaan-Nya atas satu jiwa.

Tafsir Kemenag: Ayat ini menerangkan bahwa menjadikan segala sesuatu merupakan hal yang mudah bagi Allah. Apakah menjadikan sesuatu yang besar, kecil, ruwet, atau menjadikan sesuatu dalam jumlah yang sedikit, semuanya sama saja bagi Allah. Begitu pula membangkitkan manusia dari dalam kuburnya di hari Kiamat adalah mudah bagi Allah.

Membangkitkan seluruh manusia bagi Allah tidak ubahnya seperti membangkitkan seorang saja. Tidak ada sesuatu pun yang sukar bagi-Nya. Jika Allah berkehendak terjadinya sesuatu, cukuplah Dia mengucapkan, “Kun” (jadilah), maka jadilah yang dikehendaki-Nya itu.

Allah berfirman: Sesungguhnya urusan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu Dia hanya berkata kepadanya, “Jadilah!” Maka jadilah sesuatu itu. (Yasin/36: 82) Dan firman Allah: Dan perintah Kami hanyalah (dengan) satu perkataan seperti kejapan mata. (al-Qamar/54: 50) Pada akhir Ayat ini, Allah menyatakan bahwa Dia mendengar segala perkataan hamba-Nya dan Maha Melihat segala perbuatan mereka.

Tafsir Quraish Shihab: Awal penciptaan kalian dan juga pembangkitan kalian setelah kematian di depan kekuasaan Allah tidak lebih hanyalah bagaikan penciptaan atau pembangkitan satu jiwa saja.

Sesungguhnya Allah Maha Mendengar perkataan orang-orang musyrik yang memungkiri kebangkitan. Dia juga Maha Melihat perbuatan-perbuatan mereka, lalu Dia memberikan balasan atasnya.

Shadaqallahul ‘adzhim. Alhamdulillah, kita telah pelajari bersama
kandungan Surah Luqman Ayat 27-28 berdasarkan Tafsir Jalalain, Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Kemenag dan Tafsir Quraish Shihab. Semoga menambah khazanah ilmu Al-Qur’an kita.

M Resky S