Surah Luqman Ayat 29-30; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an

Surah Luqman Ayat 29-30

Pecihitam.org – Kandungan Surah Luqman Ayat 29-30 ini, menerangkan Allah menyuruh manusia memperhatikan dan memikirkan kekuasaan-Nya. Dia memasukkan malam kepada siang, dan memasukkan siang kepada malam.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Allah mengetahui segala perbuatan yang telah dikerjakan hamba-Nya, apakah itu perbuatan baik ataupun perbuatan buruk. Tidak ada yang luput dari pengetahuan-Nya. Allah akan memberinya pembalasan yang adil.

Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an Surah Luqman Ayat 29-30

Surah Luqman Ayat 29
أَلَمْ تَرَ أَنَّ اللَّهَ يُولِجُ اللَّيْلَ فِي النَّهَارِ وَيُولِجُ النَّهَارَ فِي اللَّيْلِ وَسَخَّرَ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ كُلٌّ يَجْرِي إِلَى أَجَلٍ مُّسَمًّى وَأَنَّ اللَّهَ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ

Terjemahan: “Tidakkah kamu memperhatikan, bahwa sesungguhnya Allah memasukkan malam ke dalam siang dan memasukkan siang ke dalam malam dan Dia tundukkan matahari dan bulan masing-masing berjalan sampai kepada waktu yang ditentukan, dan sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.

Tafsir Jalalain: أَلَمْ تَرَ (Tidakkah kamu memperhatikan) artinya melihat, hai orang yang diajak bicara أَنَّ اللَّهَ يُولِجُ (bahwa sesungguhnya Allah memasukkan) mempergantikan اللَّيْلَ فِي النَّهَارِ وَيُولِجُ النَّهَارَ (malam ke dalam siang dan memasukkan siang) mempergantikannya فِي اللَّيْلِ (ke dalam malam) maka Dia menambahkan pada masing-masing apa yang dikurangi dari yang lainnya.

وَسَخَّرَ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ كُلٌّ (dan Dia tundukkan matahari dan bulan masing-masing) dari matahari dan bulan itu يَجْرِي (berjalan) beredar pada garis edarnya إِلَى أَجَلٍ مُّسَمًّى (sampai kepada waktu yang ditentukan) yaitu hari kiamat وَأَنَّ اللَّهَ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ (dan sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kalian kerjakan).

Tafsir Ibnu Katsir: Allah Ta’ala mengabarkan bahwa Dia, يُولِجُ اللَّيْلَ فِي النَّهَارِ (“Memasukkan malam ke dalam siang.”) yaitu Dia ambil malam di waktu siang, sehingga siang lebih panjang dan malam lebih pendek. Ini terjadi pada musim panas, dimana siang memanjang hingga lebih. Lalu mulai berkurang, hingga malam lebih lama dan siang lebih pendek dan ini terjadi di musim dingin.

وَسَخَّرَ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ كُلٌّ يَجْرِي إِلَى أَجَلٍ مُّسَمًّى (“Dan Dia tundukkan matahari dan bulan masing-masing berjalan sampai pada waktu yang ditentukan.”) satu pendapat mengatakan: “Yaitu, hingga batas tertentu.” Dan pendapat lain mengatakan: “Hingga hari kiamat.” Dua makna tersebut shahih. Pendapat pertama didukung oleh hadits Abu Dzarr ra. yang terdapat di dalam ash-Shahihain, bahwa Rasulullah saw. bersabda:

“Hai Abu Dzarr, apakah engkau tahu kemana perginya matahari ini?” Aku [Abu Dzarr] menjawab: “Allah dan Rasul-Nya Mahamengetahui.” Beliau bersabda: “Dia pergi, sujud di bawah ‘Arsy. Kemudian dia minta izin kepada Rabb-nya, hingga dikatakan kepadanya: ‘Kembalilah ke tempat dari mana engkau datang.’”

Ibnu Abi Hatim meriwAyatkan, ayahku bercerita kepada kami, bahwa Ibnu ‘Abbas berkata: “Matahari [seperti] sebuah putaran air. Di waktu siang ia beredar dalam orbitnya di langit. Jika waktu terbenam, dia beredar dalam orbitnya di waktu malam di bawah bumi, hingga terbit dari timur. Demikian pula dengan bulan.” (isnadnya shahih)

Dan firman-Nya: وَأَنَّ اللَّهَ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ (“Dan sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.”)

Baca Juga:  Surah Thaha Ayat 99-101; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Tafsir Kemenag: Dalam Ayat ini, Allah menyuruh manusia memperhatikan dan memikirkan kekuasaan-Nya. Dia memasukkan malam kepada siang, dan memasukkan siang kepada malam. Maksudnya ialah bahwa Allah mengambil sebagian dari waktu malam, lalu ditambahkannya kepada waktu siang, maka terjadilah perpanjangan waktu siang itu, sebaliknya malam menjadi pendek, akan tetapi sehari semalam tetap 24 jam.

Hal ini terjadi pada musim panas. Sementara itu, Allah juga mengambil sebagian dari waktu siang, lalu dimasukkan-Nya kepada waktu malam, maka menjadi panjanglah waktu malam itu, dan sebaliknya waktu siang menjadi pendek. Hal ini terjadi di musim dingin.

Kejadian seperti di atas amat jelas kelihatannya dan dialami oleh penduduk negeri-negeri yang terletak di daerah-daerah yang mempunyai empat macam musim dalam setahun, yaitu musim panas, musim gugur, musim dingin, dan musim semi, yaitu daerah Sedang Utara dan Sedang Selatan.

Adapun di negeri-negeri yang berada di daerah khatulistiwa, maka dalam setahun hanya ada dua musim, yaitu musim kemarau dan musim hujan. Sedang pada saat-saat malam lebih panjang dari siang, atau siang lebih panjang dari malam, perbedaan itu tidak terasa karena perbedaan panjang pendeknya malam atau siang itu tidak seberapa.

Terjadinya empat macam musim dalam setahun, dan terjadinya siang lebih panjang dari malam itu atau sebaliknya di daerah Sedang Utara dan Sedang Selatan, adalah karena Allah memiringkan letak bumi di garis lintang 22 ½ derajat, sebagaimana yang dikenal dalam Ilmu Falak.

Semua itu mengandung hikmah-hikmah yang sangat besar. Allah juga menundukkan matahari dan bulan untuk kepentingan manusia. Sinar matahari merupakan lampu yang menerangi manusia di siang hari, sehingga mereka dapat bekerja dan berusaha.

Sinar matahari juga menyuburkan tumbuh-tumbuhan, menimbulkan angin dan awan, serta berbagai kegunaan lainnya. Demikian pula bulan dan cahayanya serta berlainan bentuknya, amat banyak kegunaannya bagi manusia, tetapi sebagian kecil saja dari kegunaan itu yang diketahuinya.

Bulan dan matahari beredar di garis orbitnya masing-masing, sesuai dengan ketentuan yang telah ditentukan Allah, sampai kepada waktu yang telah ditentukan-Nya. Apabila waktu yang telah ditentukan itu datang, maka langit dan bumi akan digulung,

sebagaimana firman Allah: (Ingatlah) pada hari langit Kami gulung seperti menggulung lembaran-lembaran kertas. (al-Anbiya’/21: 104) Pada akhir Ayat ini dinyatakan bahwa Allah mengetahui segala perbuatan yang telah dikerjakan hamba-Nya, apakah itu perbuatan baik ataupun perbuatan buruk. Tidak ada yang luput dari pengetahuan-Nya. Allah akan memberinya pembalasan yang adil.

Tafsir Quraish Shihab: Tidakkah kamu perhatikan, wahai orang yang diberi tugas (mukallaf), bahwa Allah mengurangi waktu malam dan menambahkannya kepada siang dengan tepat, dan mengurangi waktu siang dan menambahkannya kepada malam dengan tepat pula.

Dia juga menundukkan matahari dan bulan untuk maslahat kalian. Dia pun membuat keduanya berjalan sesuai dengan aturan yang sangat indah, sehingga masing-masing berjalan pada jalan yang tertentu, dan tidak akan melanggarnya.

Baca Juga:  Surah Luqman Ayat 27-28; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Keduanya akan tetap berjalan seperti itu sampai datangnya hari kiamat. Dan sesungguhnya Allah Swt. Maha Mengetahui apa yang kalian kerjakan dan memberikan balasannya kepada kalian atas perbuatan itu.

Surah Luqman Ayat 30
ذَلِكَ بِأَنَّ اللَّهَ هُوَ الْحَقُّ وَأَنَّ مَا يَدْعُونَ مِن دُونِهِ الْبَاطِلُ وَأَنَّ اللَّهَ هُوَ الْعَلِيُّ الْكَبِيرُ

Terjemahan: “Demikianlah, karena sesungguhnya Allah, Dialah yang hak dan sesungguhnya apa saja yang mereka seru selain dari Allah itulah yang batil; dan sesungguhnya Allah Dialah Yang Maha Tinggi lagi Maha Besar.

Tafsir Jalalain: ذَلِكَ (Demikianlah) hal yang telah disebutkan itu بِأَنَّ اللَّهَ هُوَ الْحَقُّ (karena sesungguhnya Allah Dialah yang hak) yang tetap. وَأَنَّ مَا يَدْعُونَ (Dan sesungguhnya apa saja yang mereka seru) yang mereka sembah; lafal Ayat ini dapat dibaca ya’buduuna dan ta’buduuna مِن دُونِهِ الْبَاطِلُ (selain dari Allah, itulah yang batil) yang lenyap.

وَأَنَّ اللَّهَ هُوَ الْعَلِيُّ (dan sesungguhnya Allah Dialah Yang Maha Tinggi) atas semua makhluk-Nya dengan keperkasaan-Nya yang mengalahkan mereka semua الْكَبِيرُ (lagi Maha Besar) yakni Maha Agung.

Tafsir Ibnu Katsir: maknanya Allah Ta’ala adalah Mahapencipta lagi Mahamengetahui segala sesuatu. Dan firman Allah Ta’ala: ذَلِكَ بِأَنَّ اللَّهَ هُوَ الْحَقُّ وَأَنَّ مَا يَدْعُونَ مِن دُونِهِ الْبَاطِ (“Demikianlah, karena sesungguhnya Allah, Dialah yang haq dan sesungguhnya apa saja yang mereka seru selain Allah, itulah yang bathil.”) yaitu, Ayat-Ayat-Nya begitu jelas bagi kalian, agar kalian mendapat petunjuk bahwa Dia adalah kebenaran, yakni realitas yang haq lagi Ilah yang haq.

Dan sesaungguhnya selain-Nya adalah kebathilan. Dia Mahakaya dari selain-Nya dan segala sesuatu amat membutuhkan-Nya. karena seluruh apa yang berada di langit dan di bumi adalah ciptaan dan hamba-Nya. tidak ada seorang pun di antara mereka yang sanggup menggerakkan satu dzarrah pun kecuali dengan izin-Nya. seandainya seluruh penghuni bumi berhimpun untuk menciptakan satu ekor lalat, niscaya mereka tidak mampu melakukannya.

Tafsir Kemenag: Ayat ini menerangkan bahwa tujuan Allah memperlihatkan tanda-tanda kekuasaan-Nya kepada manusia adalah untuk menjadi dalil dan bukti yang kuat bagi mereka bahwa manusia wajib beribadah kepada-Nya dan hanyalah Dia yang berhak disembah.

Menyembah atau beribadah kepada selain Allah adalah tindakan yang batil karena semua yang selain Dia adalah fana, tidak kekal. Dia Mahakaya dan tidak memerlukan yang lain, sedangkan semua makhluk sangat tergantung kepada nikmat-Nya.

Akhirnya Ayat ini menegaskan bahwa Allah Mahatinggi, mengatasi segala sesuatu, Mahabesar, dan menguasai segala sesuatu. Semua tunduk dan patuh kepada-Nya. (31) Pada Ayat ini, Allah memerintahkan agar manusia melihat tanda-tanda kekuasaan dan kebesaran-Nya yang ada di bumi dengan mengatakan, “Apakah tidak engkau perhatikan, hai Muhammad, bahtera yang berlayar di lautan yang menghubungkan negeri-negeri yang berjauhan letaknya.”

Dengan adanya hubungan itu, penduduk suatu negeri akan mengenal penduduk negeri lain. Keperluan dan kebutuhan rakyat yang tidak ada di negerinya dapat diambil dan diangkut oleh kapal-kapal dari negeri-negeri yang lain, seperti bahan makanan, pakaian, obat-obatan, perhiasan, mesin-mesin, dan sebagainya.

Baca Juga:  Surah Luqman Ayat 1-5; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Dengan adanya kapal-kapal itu, seakan-akan hubungan antara bangsa-bangsa dan negara-negara dewasa ini semakin dekat. Kapal dibuat pertama kali oleh Nabi Nuh sesuai dengan perintah Allah dalam misi penyelamatan manusia beriman ditambah dengan sejumlah pasangan hewan (lebih lanjut baca Surah Hud/11: 40).

Namun demikian, dengan kemampuan berpikir manusia, maka teknologi kapal berkembang. Kapal tidak saja dibuat dari bahan kayu saja bahkan sudah berkembang dengan menggunakan logam. Walaupun akhir-akhir ini dengan berkembangnya teknologi bahan, manusia telah mampu “meramu” dari bahan yang tersedia menjadi bahan yang lebih ringan, kompak, mudah dibentuk, kuat, tahan cuaca, dan tahan benturan.

Besi yang mestinya tenggelam, karena massa jenis logam jauh lebih besar di atas massa jenis air, tetapi dengan pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek), yakni dengan menerapkan hukum Archimides (fisika), maka besi tadi dapat mengapung di permukaan air.

Hakikatnya hukum fisika itu adalah ketetapan Allah. Ketetapan Allah yang dapat dirasakan manfaatnya dalam kehidupan manusia. Itulah nikmat Allah yang sesungguhnya. Semua yang diterangkan Allah itu adalah bukti-bukti atas kekuasaan dan kebesaran-Nya yang nyata bagi orang-orang yang sabar dalam menghadapi segala macam cobaan dan kesukaran, serta bagi orang-orang yang mensyukuri nikmat-nikmat Allah yang telah dilimpahkan kepadanya.

Tanda orang bersyukur kepada Allah itu ialah dengan menyatakan ungkapan syukur dalam bentuk perkataan atau perbuatan ketika menerima nikmat itu. Asy-Sya’bi berkata, “Sabar itu adalah sebagian dari iman, syukur itu adalah sebagian iman, dan yakin adalah iman seluruhnya. Tidakkah engkau perhatikan firman Allah yang terdapat pada akhir Ayat ini dan firman-Nya:

“wa fi al-ardhi Ayatun li al-muqinin” (dan pada bumi itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi orang-orang yang yakin) dan sabda Rasulullah saw: Iman itu ada dua bagian, yaitu sebagian dalam sabar dan sebagian dalam syukur. (RiwAyat al-Baihaqi dari Anas).

Tafsir Quraish Shihab: Semua keajaiban ciptaan Allah dan kekuasaan-Nya itu disebabkan oleh karena pencipta-Nya adalah Tuhan Yang Mutlak. Dialah satu-satunya Zat yang berhak untuk disembah. Dan sesungguhnya tuhan-tuhan yang kalian sembah selain Allah, ketuhanan mereka adalah batil dan palsu. Hanya Allah semata yang Mahatinggi dan Mahabesar kekuasaan-Nya.

Shadaqallahul ‘adzhim. Alhamdulillah, kita telah pelajari bersama
kandungan Surah Luqman Ayat 29-30 berdasarkan Tafsir Jalalain, Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Kemenag dan Tafsir Quraish Shihab. Semoga menambah khazanah ilmu Al-Qur’an kita.

M Resky S