Surah Maryam Ayat 76; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an

Surah Maryam Ayat 76

Pecihitam.org – Kandungan Surah Maryam Ayat 76 ini, Allah menjanjikan akan memberi mereka tambahan petunjuk di samping petunjuk-petunjuk yang telah mereka terima. Dengan petunjuk-petunjuk itu mereka akan lebih bertakwa dan lebih bahagia. Biarkanlah orang-orang kafir itu berbangga-bangga dengan kekayaan dan kedudukan dan selalu berada dalam keangkuhan dan kesombongan.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an Surah Maryam Ayat 75

وَيَزِيدُ اللَّهُ الَّذِينَ اهْتَدَوْا هُدًى وَالْبَاقِيَاتُ الصَّالِحَاتُ خَيْرٌ عِندَ رَبِّكَ ثَوَابًا وَخَيْرٌ مَّرَدًّا

Terjemahan: Dan Allah akan menambah petunjuk kepada mereka yang telah mendapat petunjuk. Dan amal-amal saleh yang kekal itu lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu dan lebih baik kesudahannya.

Tafsir Jalalain: وَيَزِيدُ اللَّهُ الَّذِينَ اهْتَدَوْا (Dan Allah akan menambah kepada mereka yang telah mendapat petunjuk) berkat iman mereka هُدًى (hidayah) berkat ayat-ayat yang diturunkan kepada mereka وَالْبَاقِيَاتُ الصَّالِحَاتُ (Dan amal-amal saleh yang kekal itu) yaitu ketaatan kepada Allah yang selalu dilakukan oleh seseorang

خَيْرٌ عِندَ رَبِّكَ ثَوَابًا وَخَيْرٌ مَّرَدًّا (lebih baik pahalanya di sisi Rabbmu dan lebih baik kesudahannya) akhir dan kesudahan daripadanya, berbeda dengan amal perbuatan orang-orang kafir. Pengertian perbandingan kebaikan di sini sebagai kebalikan daripada perkataan orang-orang kafir, yaitu ketika mereka mengatakan, “Manakah di antara kedua golongan yang lebih baik kedudukannya?”.

Tafsir Ibnu Katsir: Firman-Nya: وَالْبَاقِيَاتُ الصَّالِحَاتُ (“Dan amal amal shalih yang kekal,”). Dalam surah al Kahfi ayat 46 Allah berfirman: wal baaqiyatush shaalihatu khairun ‘inda rabbika tsawaabaw wa khairun amalan (“Tetapi amalan-amalan yang kekal lagi shalih adalah lebih baik pahalanya di sisi Rabbmu serta lebih baik untuk menjadi harapan.”)

Baca Juga:  Surah Al-Muddatstsir Ayat 31-37; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Ibnu Abbas, Sa’id bin Jubair dan beberapa ulama Salaf mengatakan: “Yang dimaksud dengan al-baaqiyaat ash-shaalihaat adalah shalat lima waktu.”

Sedangkan Atha’ bin Abi Rabah dan Sa’id bin Jubair, dari Ibnu Abbas, yang dimaksud dengan al-baaqiyaat ash-shaalihaat adalah kalimat: laa ilaaHa illallaaHu wa subhaana wal hamdulillaaHi wallaaHu akbar (“Mahasuci Allah, segala puji bagi Allah, tidak ada Ilah [yang berhak diibadahi] kecuali Allah, Allah Mahabesar.”).

Demikin pula Amirul Mukminin Utsman bin Affan ditanya tentang al-baagiyaat ash-shalihaat beliau mengatakan: “Al-Baagiyaat ash-Shaalihaat adalah kalimat: laa ilaaHa illallaaHu wa subhaana wal hamdulillaaHi wallaaHu akbaru wa laa haula wa laa quwwata illaa billaaHil ‘aliyyil ‘adhiim

(“Mahasuci Allah, segala puji bagi Allah, tidak ada Ilah [yang berhak diibadahi] kecuali Allah, Allah Mahabesar. Dan tidak ada daya dan upaya melainkan hanya pada Allah Yang Mahatinggi dan Mahaagung”). Demikian yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad.

Imam Malik juga meriwayatkan dari Imarah bin Abdullah bin Shayyad, dari Said bin al-Musayyab, ia mengatakan: “Al-Baagiyaat ash-Shaalihaat adalah: laa ilaaHa illallaaHu wa subhaana wal hamdulillaaHi wallaaHu akbaru wa laa haula wa laa quwwata illaa billaaHi (“Mahasuci Allah, segala puji bagi Allah, tidak ada Ilah [yang berhak diibadahi] kecuali Allah, Allah Mahabesar. Dan tidak ada daya dan upaya melainkan hanya pada Allah”).

Ibnu Jarir meniwayatkan dan Abu Hurairah, ia bercerita, Rasulullah bersabda: “Mahasuci Allah dan segala puji bagi Allah. Tiada Ilah (yang berhak diibadahi) selain Allah, dan Allah Mahabesar adalah al-Baagiyaat ash-Shaalihaat.”

Ibnu Jarir juga menceritakan, diberitahukan kepadaku dari Abu Said bahwa Rasulullah bersabda: “Perbanyaklah kalian membaca الْبَاقِيَاتُ الصَّالِحَاتُ .” Ditanyakan: “Lalu apakah al-Baaqiyaat ash-Shaalihaat itu, ya Rasulallah?” Beliau menjawab: “Yaitu, millah.”

Baca Juga:  Surah Maryam Ayat 56-57; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Ditanyakan lagi: “Lalu apa yang dimaksud dengan millah itu, ya Rasulullah?” Beliau menjawab: “Yaitu takbir, tahlil, tasbih dan alhamdulillaah, serta laa haula wa laa quwwata illaa billaah.” (Demikianlah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad).

Ali bin Abi Thalhah meriwayatkan dari Ibnu Abbas, mengenai firman-Nya: وَالْبَاقِيَاتُ الصَّالِحَاتُ ; ia mengatakan: “la adalah dzikir kepada Allah berupa ucapan: Laa Ilaaha illallaah wallaahu Akbar (tiada Ilah (yang haq) selain Allah, Allah Mahabesar), Subhaanallaah (Mahasuci Allah), Alhamdulillaah (segala puji bagi Allah) Tabaarakallaahu (Mahasuci Allah),

Laa haula wa laa quwwata illaa billaah (tiada daya dan upaya melainkan hanya pada Allah), Astaghfirullaah (aku memohon ampunan kepada Allah), Shallallaahu ‘alaa Rasuulillaah (semoga Allah melimpahkan kesejahteraan kepada Rasulullah),

puasa, shalat, haji, sedekah, membebaskan budak, jihad, silaturahmi, dan semua amal perbuatan baik. Semuanya itu adalah al-Baagiyaat ash-Shaalihaat yang akan mengekalkan pelakunya di surga selama masih ada langit dan bumi.

Abdurrahman bin Zaid bin Aslam mengemukakan, “Ia adalah amal perbuatan shalih secara keseluruhan.” Dan yang terakhir ini menjadi pilihan Ibnu Jarir.

خَيْرٌ عِندَ رَبِّكَ ثَوَابًا (“Lebih baik tsawabnya di sisi Rabbmu,”) yaitu balasannya; wa khairum maraddan (“Dan lebih baik kesudahannya”) yaitu akibat dan kesudahan bagi pelakunya.

Tafsir Kemenag: Sebagai hiburan bagi kaum Muslimin yang dihina dan dicemoohkan itu, karena memang mereka tidak berdaya menjawab tantangan kaum musyrik yang menyombongkan kekayaannya.

Baca Juga:  Surah Al-Fath Ayat 8-10; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Allah menjanjikan akan memberi mereka tambahan petunjuk di samping petunjuk-petunjuk yang telah mereka terima. Dengan petunjuk-petunjuk itu mereka akan lebih bertakwa dan lebih bahagia.

Biarkanlah orang-orang kafir itu berbangga-bangga dengan kekayaan dan kedudukan dan selalu berada dalam keangkuhan dan kesombongan. Biarkanlah mereka berlarut-larut dalam kesesatan dan kedurhakaan. Pada suatu saat Allah akan menimpakan siksa-Nya yang keras kepada mereka.

Di waktu itulah nanti mereka akan sadar bahwa mereka telah melakukan kesalahan yang besar dan menyesal dengan amat sangat, tetapi penyesalan itu tidak akan menolong mereka sedikit pun, karena ibarat nasi sudah menjadi bubur, sesal dahulu pendapatan sesal kemudian tidak berguna.

Dalam menghadapi kesombongan kaum musyrik itu hendaklah kaum Muslimin sabar dan tabah, selalu mengamalkan petunjuk-petunjuk Allah, taat dan patuh kepada perintah-Nya.

Dengan demikian hati mereka akan lapang, pikiran mereka akan tenang, amal baik mereka akan bertambah. Mereka senantiasa akan berada dalam lindungan rahmat dan kasih sayang-Nya. Allah akan menyediakan bagi mereka pahala yang berlipat ganda.

Shadaqallahul ‘adzhim. Alhamdulillah, kita telah pelajari bersama kandungan Surah Maryam Ayat 76 berdasarkan Tafsir Jalalain, Tafsir Ibnu Katsir dan Tafsir Kemenag. Semoga menambah khazanah ilmu Al-Qur’an kita.

M Resky S