Surah Maryam Ayat 8-9; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an

Surah Maryam Ayat 8-9

Pecihitam.org – Kandungan Surah Maryam Ayat 8-9 ini, ketika Zakariya akan dianugerahi seorang putra, walaupun ia sudah sangat tua dan istrinya mandul. Hal itu adalah mudah bagi Tuhan. Kalau Allah mampu menciptakan Adam dari yang tidak ada sama sekali kemudian menjadi ada, maka menciptakan seorang anak dari yang ada, yaitu Zakaria dan istrinya adalah lebih mudah bagi Allah.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an Surah Maryam Ayat 8-9

Surah Maryam Ayat 8
قَالَ رَبِّ أَنَّى يَكُونُ لِي غُلَامٌ وَكَانَتِ امْرَأَتِي عَاقِرًا وَقَدْ بَلَغْتُ مِنَ الْكِبَرِ عِتِيًّا

Terjemahan: Zakaria berkata: “Ya Tuhanku, bagaimana akan ada anak bagiku, padahal isteriku adalah seorang yang mandul dan aku (sendiri) sesungguhnya sudah mencapai umur yang sangat tua”.

Tafsir Jalalain: قَالَ رَبِّ أَنَّى (Zakaria berkata, “Ya Rabbku! Bagaimana) mana mungkin يَكُونُ لِي غُلَامٌ وَكَانَتِ امْرَأَتِي عَاقِرًا وَقَدْ بَلَغْتُ مِنَ الْكِبَرِ عِتِيًّا (akan ada anak bagiku, padahal istriku adalah seorang yang mandul dan aku sendiri sesungguhnya sudah mencapai umur yang sangat tua)”

lafal ‘itiyyan berasal dari lafal ‘Ataa artinya Yabisa atau kering, maksudnya ia telah mencapai umur seratus dua puluh tahun, dan istrinya telah mencapai umur sembilan puluh delapan tahun. Kata ‘Itiyyun pada asalnya adalah ‘Ituwwun.

Kemudian huruf Ta dikasrahkan untuk meringankan pengucapannya lalu jadilah ‘Itiwwun. Selanjutnya huruf Wawu yang pertama diganti menjadi huruf Ya demi penyesuaian dengan harakat Kasrah sebelumnya, dan huruf Wawu yang kedua diganti pula dengan huruf Ya supaya huruf Ya yang pertama dapat diidgamkan atau dimasukkan kepadanya, sehingga jadilah ‘Itiyyun.

Baca Juga:  Surah Maryam Ayat 73-74; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Tafsir Ibnu Katsir: Betapa takjubnya Zakariya as. di saat permintaannya dikabulkan dan saat mendapatkan kabar gembira akan lahirnya seorang anak. Dia amat suka cita dan mempertanyakan bagaimana caranya ia akan memperoleh anak, padahal sang istri merupakan wanita mandul yang tidak dapat melahirkan anak, sejak kecil hingga tua.

Sedangkan ia sendiri sudah tua, lemah tulang-tulangnya dan kurus, tidak tersisa lagi air cinta dan keinginan jima’nya. Orang Arab berkata: “Jika kayu telah kering.”

Mujahid berkata: “ عِتِيًّا: adalah kerapuhan tulang.” Sedangkan Ibnu Abbas dan ulama yang lain berkata: “’atiyyan: yaitu tua.” Makna yang jelas adalah bahwa ‘atiyyan lebih daripada tua.

Tafsir Kemenag: Nabi Zakaria a.s. setelah diberitahu akan mempunyai seorang putra bertanya kepada Allah. Pertanyaan itu timbul bukan karena keragu-raguan tentang kekuasaan Allah, akan tetapi untuk mendapat penjelasan tentang caranya, karena beliau merasa sudah tidak mampu lagi untuk memiliki putra, dan istrinya mandul.

Apakah beliau akan dijadikan seperti seorang pemuda lagi dengan kekuatan fisik yang cukup, atau istrinya akan dikembalikan menjadi seorang perempuan muda yang dapat melahirkan seorang anak, ataukah beliau harus kawin lagi dengan seorang perempuan lain yang tidak mandul? Karena Zakaria sangat gembira dengan berita akan mendapat seorang anak itu, dan beliau penuh dengan rasa keheranan tentang cara-cara pelaksanaannya, maka beliau tidak dapat menahan diri untuk menanyakan hal itu kepada Tuhannya.

Surah Maryam Ayat 9
قَالَ كَذَلِكَ قَالَ رَبُّكَ هُوَ عَلَيَّ هَيِّنٌ وَقَدْ خَلَقْتُكَ مِن قَبْلُ وَلَمْ تَكُ شَيْئًا

Baca Juga:  Surah Maryam Ayat 66-70; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Terjemahan: Tuhan berfirman: “Demikianlah”. Tuhan berfirman: “Hal itu adalah mudah bagi-Ku; dan sesunguhnya telah Aku ciptakan kamu sebelum itu, padahal kamu (di waktu itu) belum ada sama sekali”.

Tafsir Jalalain: قَالَ (Allah berfirman) perkaranya memang كَذَلِكَ (“Demikianlah.”) cara menciptakan seorang anak lelaki dari kamu berdua قَالَ رَبُّكَ هُوَ عَلَيَّ هَيِّنٌ (Rabbmu berfirman, “Hal itu adalah mudah bagi-Ku) yaitu dengan memberikan kekuatan bersetubuh kepadamu, kemudian menjadikan rahim istrimu dapat menerima spermamu

وَقَدْ خَلَقْتُكَ مِن قَبْلُ وَلَمْ تَكُ شَيْئًا (dan sesungguhnya telah Aku ciptakan kamu sebelum itu, padahal kamu belum ada sama sekali)” di waktu kamu belum diciptakan. Untuk menampilkan kekuasaan Allah yang mampu menciptakan hal yang besar ini,

maka Dia memberikan ilham suatu pertanyaan, supaya pertanyaan itu kelak dijawab dengan hal yang membuktikan kekuasaan-Nya yang maha besar itu. Tatkala Zakaria merasa rindu akan kedatangan berita gembira kelahiran seorang putra itu.

Tafsir Ibnu Katsir: قَالَ (“Berkata,”) artinya, Malaikat menjawab ketakjuban Zakariya. كَذَلِكَ قَالَ رَبُّكَ هُوَ عَلَيَّ هَيِّنٌ (“Demikianlah Rabbmu berfirman, Hal itu adalah mudah bagi-Ku”) yaitu mengadakan anak darimu dan isterimu itu, bukan dari orang lain itu adalah “هَيِّنٌ” (“Mudah,”) artinya mudah sekali bagi Allah.

Kemudian Allah menyebutkan sesuatu yang lebih menakjubkan dari permintaan Zakariya itu dengan firman-Nya: وَقَدْ خَلَقْتُكَ مِن قَبْلُ وَلَمْ تَكُ شَيْئًا (“Dan sesungguhnya Aku telah ciptakan kamu sebelum itu, padahal kamu [di waktu itu] belum ada sama sekali.”)

Baca Juga:  Mengenal  Tafsir Aceh sebagai Pionir Tafsir Nusantara

Tafsir Kemenag: Ayat menjelaskan bahwa Zakariya akan dianugerahi seorang putra, walaupun ia sudah sangat tua dan istrinya mandul. Hal itu adalah mudah bagi Tuhan. Kalau Allah mampu menciptakan Adam dari yang tidak ada sama sekali kemudian menjadi ada, maka menciptakan seorang anak dari yang ada, yaitu Zakaria dan istrinya adalah lebih mudah bagi Allah.

Beberapa firman Allah berikut ini menunjukkan bahwa tidak ada kesulitan sedikitpun bagi Allah untuk menciptakan segala yang dikehendaki-Nya antara lain yaitu :

Tidakkah engkau tahu bahwa Allah mengetahui apa yang di langit dan di bumi? Sungguh, yang demikian itu sudah terdapat dalam sebuah Kitab (Lauh Mahfudz). Sesungguhnya yang demikian itu sangat mudah bagi Allah. (al-hajj/22: 70)

Dan firman Allah: Dan apakah mereka tidak memperhatikan bagaimana Allah memulai penciptaan (makhluk), kemudian Dia mengulanginya (kembali). Sungguh, yang demikian itu mudah bagi Allah. (al-‘Ankabut/29: 19).

Shadaqallahul ‘adzhim. Alhamdulillah, kita telah pelajari bersama kandungan Surah Maryam Ayat 8-9 berdasarkan Tafsir Jalalain, Tafsir Ibnu Katsir dan Tafsir Kemenag. Semoga menambah khazanah ilmu Al-Qur’an kita.

M Resky S