Surah Maryam Ayat 85-87; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an

Surah Maryam Ayat 85-87

Pecihitam.org – Kandungan Surah Maryam Ayat 85-87 ini, Allah swt menceritakan orang durhaka yang tetap ingkar dan kafir digiring ke neraka. Dalam perjalanan ke neraka itu mereka menderita berbagai macam penderitaan yang tidak terperikan seperti haus dan lapar karena panasnya udara padang mahsyar.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Mereka digiring seperti hewan-hewan yang hina dina yang tidak berdaya bukan ke tempat yang teduh atau ke mata air yang jernih untuk melepaskan haus dan dahaga tetapi ke neraka yang amat panas.

Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an Surah Maryam Ayat 85-87

Surah Maryam Ayat 85
يَوْمَ نَحْشُرُ الْمُتَّقِينَ إِلَى الرَّحْمَنِ وَفْدًا

Terjemahan: (Ingatlah) hari (ketika) Kami mengumpulkan orang-orang yang takwa kepada Tuhan Yang Maha Pemurah sebagai perutusan yang terhormat,

Tafsir Jalalain: يَوْمَ نَحْشُرُ الْمُتَّقِينَ Ingatlah (hari ketika Kami mengumpulkan orang-orang yang takwa) berkat keimanan mereka إِلَى الرَّحْمَنِ وَفْدًا (kepada Tuhan Yang Maha Pemurah sebagai perutusan yang terhormat). Lafal Wafdun adalah bentuk jamak dan lafal Waafidun, artinya delegasi.

Tafsir Ibnu Katsir: Allah mengabarkan tentang para wali-Nya yang bertakwa bahwa Dia akan mengumpulkan mereka pada hari Kiamat sebagai utusan yang terhormat. الوَفْدً adalah orang-orang yang datang dengan berkendaraan. Kendaraan mereka terpilih dari cahaya di antara kendaraan-kendaraan di akhirat.

Mereka datang kepada Rabb yang Mahaterbaik yang akan dikunjungi, ke wilayah kehormatan dan keridhaan-Nya. Adapun orang-orang yang berdosa yang mendustakan para Rasul lagi menyelisihi mereka, niscaya mereka akan digiring ke api neraka.

Tafsir Kemenag: Pada hari itu Allah mengumpulkan orang-orang yang bertakwa untuk menghadap kehadirat-Nya sebagai rombongan yang dimuliakan karena iman dan amal mereka di dunia. Mereka dibawa dengan kendaraan yang bagus dan indah sebagai tamu yang dihormati.

Baca Juga:  Surah Maryam Ayat 58; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Ali bin Abi thalib mengatakan bahwa rombongan itu bukanlah rombongan biasa yang berjalan kaki atau digiring tetapi dibawa dengan kendaraan yang belum pernah dilihat keindahannya oleh manusia, di atasnya ada tempat duduk dari emas dan tali lesnya bertahtakan permata zamrud sehingga sampailah mereka di muka pintu surga.

Surah Maryam Ayat 86
كوَنَسُوقُ الْمُجْرِمِينَ إِلَى جَهَنَّمَ وِرْدًا

Terjemahan: dan Kami akan menghalau orang-orang yang durhaka ke neraka Jahannam dalam keadaan dahaga.

Tafsir jalalain: وَنَسُوقُ الْمُجْرِمِينَ (Dan Kami akan menghalau orang-orang yang durhaka) karena kekafiran mereka إِلَى جَهَنَّمَ وِرْدًا (ke neraka Jahanam dalam keadaan dahaga). Lafal Wirdun adalah bentuk jamak dari lafal Waaridun artinya berjalan dalam keadaan dahaga.

Tafsir Ibnu Katsir: Firman-Nya: كوَنَسُوقُ الْمُجْرِمِينَ إِلَى جَهَنَّمَ وِرْدًا (“Dan Kami akan menghalau orang-orang yang durhaka ke neraka fahannam dalam keadaan dahaga.”) Yaitu dalam keadaan haus.

Tafsir Kemenag: Sebaliknya orang durhaka yang tetap ingkar dan kafir digiring ke neraka. Dalam perjalanan ke neraka itu mereka menderita berbagai macam penderitaan yang tidak terperikan seperti haus dan lapar karena panasnya udara padang mahsyar. Mereka digiring seperti hewan-hewan yang hina dina yang tidak berdaya bukan ke tempat yang teduh atau ke mata air yang jernih untuk melepaskan haus dan dahaga tetapi ke neraka yang amat panas.

Surah Maryam Ayat 87
لَّا يَمْلِكُونَ الشَّفَاعَةَ إِلَّا مَنِ اتَّخَذَ عِندَ الرَّحْمَنِ عَهْدًا

Baca Juga:  Surah Maryam Ayat 7; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Terjemahan: Mereka tidak berhak mendapat syafa’at kecuali orang yang telah mengadakan perjanjian di sisi Tuhan Yang Maha Pemurah.

Tafsir jalalain: لَّا يَمْلِكُونَ (Mereka tidak dapat memberi) manusia semuanya لشَّفَاعَةَ إِلَّا مَنِ اتَّخَذَ عِندَ الرَّحْمَنِ عَهْدًا (syafaat kecuali orang yang telah mengadakan perjanjian di sisi Tuhan Yang Maha Pemurah) yakni kesaksian bahwa tiada Tuhan selain Allah dan tiada daya serta tiada kekuatan melainkan berkat pertolongan Allah.

Tafsir Ibnu Katsir: لَّا يَمْلِكُونَ الشَّفَاعَةَ (“Mereka tidak berhak mendapatkan syafa’at.”) Yaitu, mereka tidak memiliki orang yang dap at memberikan syafa’at untuk mereka, sebagaimana kaum mukminin saling memberikan syafa’at satu dengan yang lainnya.

Sebagaimana Allah berfirman mengabarkan tentang mereka: فَمَا لَنَا مِن شَافِعِينَ (“Maka kami tidak mempunyai pemberi syafa’at seorang pun.”) (QS. Asy-Syu’araa’: 100)

Dan firman-Nya: إِلَّا مَنِ اتَّخَذَ عِندَ الرَّحْمَنِ عَهْدًا (“Kecuali orang yang telah mengadakan perjanjian di sisi Rabb Yang Mahapemurah”) ayat ini merupakan istitsna munqathi’ yang maknanya, kecuali orang yang membuat perjanjian di sisi ar-Rahman, yaitu syahadat “Laa Ilaaha illallaah” dan menegakkan hak-hak syahadat (merealisasikannya dalam kehidupan). (Maka mereka akan mendapat syafa’at)

Berkata Ali bin Abi Thalhah, dari IbnuAbbas: “Al-‘ahdu adalah syahadat Laa Ilaaha illallaah, membebaskan diri kepada Allah dari kemampuan dan kekuatan sendiri serta tidak berharap kecuali kepada Allah.

Tafsir Kemenag: Orang kafir tidak akan memperoleh syafaat dari siapa pun untuk menolong mereka atau meringankan penderitaan yang mereka alami. Karena yang berhak menerima syafaat pada hari itu hanyalah orang-orang yang telah dijanjikan Allah akan mendapat syafaat yaitu orang-orang mukmin yang di masa hidupnya di dunia telah mempersiapkan diri untuk mendapat syafaat dengan amal ibadahnya dan perjuangannya menegakkan kalimah Allah.

Baca Juga:  Surah At-Taubah Ayat 16; Terjemahan dan Tafsir Al Qur'an

Syafaat pada hari itu hanya dimiliki oleh para nabi, ulama dan para syuhada sesuai dengan amal dan bakti mereka masing-masing. Di antara amal ibadat yang menjadikan seseorang berhak memperoleh syafaat itu ialah memelihara salat lima waktu dengan sebaik-baiknya.

Rasulullah bersabda, “Barangsiapa yang datang pada hari kiamat membawa salatnya yang lima waktu dengan sempurna yaitu disempurnakan wudunya dipeliharanya waktunya, ruku’ dan sujudnya, tidak pernah ditinggalkannya barang sekalipun maka Allah berjanji tidak akan menyiksanya.

Tetapi orang yang pernah meninggalkan salatnya, tidak akan memperoleh janji Allah itu. Terserahlah kepada Tuhan apakah Dia akan memberinya rahmat atau menimpakan azab kepadanya.”(Diriwayatkan oleh ath-thabrani dalam kitab “al-Ausath” dari Abu Hurairah).

Shadaqallahul ‘adzhim. Alhamdulillah, kita telah pelajari bersama kandungan Surah Maryam Ayat 85-87 berdasarkan Tafsir Jalalain, Tafsir Ibnu Katsir dan Tafsir Kemenag. Semoga menambah khazanah ilmu Al-Qur’an kita.

M Resky S