Pecihitam.org – Kandungan Surah Muhammad Ayat 24-28 ini, menunjukkan keadaan orang-orang munafik dalam keadaan sengsara dan terhina pada waktu menghadapi sakaratul maut. berbicara tentang kaum munafik, apakah yang akan mereka lakukan jika tetap berada dalam kemunafikan itu. Mereka hanya dapat melakukan kemunafikan dan tipu daya semasa mereka masih hidup, berkuasa, dan dalam keadaan sehat jasmani dan rohani.
Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an Surah Muhammad Ayat 24-28
Surah Muhammad Ayat 24
أَفَلَا يَتَدَبَّرُونَ ٱلۡقُرۡءَانَ أَمۡ عَلَىٰ قُلُوبٍ أَقۡفَالُهَآ
Terjemahan: “Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Quran ataukah hati mereka terkunci?
Tafsir Jalalain: أَفَلَا يَتَدَبَّرُونَ ٱلۡقُرۡءَانَ (Maka apakah mereka tidak memperhatikan Alquran) yang dapat membimbing mereka untuk mengetahui perkara yang hak أَمۡ (ataukah) sebenarnya عَلَىٰ قُلُوبٍ (pada hati) mereka أَقۡفَالُهَآ (terdapat kuncinya) karena itu mereka tidak dapat memahami kebenaran.
Tafsir Ibnu Katsir: Allah berfirman seraya memerintahkan untuk memikirkan dan memahami al-Qur’an serta melarang berpaling darinya, dimana Dia berfirman: أَفَلَا يَتَدَبَّرُونَ ٱلۡقُرۡءَانَ أَمۡ عَلَىٰ قُلُوبٍ أَقۡفَالُهَآ (“Maka apakah mereka tidak memperhatikan al-Qur’an, ataukah hati mereka terkunci?”) maksudnya, bahkan hati mereka dalam keadaan terkunci mati, tidak ada sesuatupun dari makna al-Qur’an itu yang dapat menembusnya.
Ibnu Jarir meriwayatkan, Basyar memberitahu kami, Hammad bin Zaid memberitahu kami, Hisyam bin ‘Urwah memberitahu kami, dari ayahnya, ia bercerita: “Pada suatu hari, Rasulullah saw. pernah membaca Ayat:
أَفَلَا يَتَدَبَّرُونَ ٱلۡقُرۡءَانَ أَمۡ عَلَىٰ قُلُوبٍ أَقۡفَالُهَآ (“Maka apakah mereka tidak memperhatikan al-Qur’an, ataukah hati mereka terkunci?”) maka ada seorang pemuda dari penduduk Yaman berkata: ‘Justru hati-hati itu telah tertutup sehingga Allah membuka dan menyingkapnya.’ Maka, anak muda tersebut masih tetap teringat dalam hati ‘Umar hingga ia menjadi khalifah, maka iapun memohon bantuannya.”
Tafsir Kemenag: Apakah orang-orang munafik itu tidak memperhatikan dan memahami ajaran-ajaran Allah yang terdapat dalam Al-Qur’an, tidak pula merenungkan dan memikirkannya, sehingga mereka mengetahui kesalahan sikap dan tindakan mereka selama ini? Atau telah terkunci hati dan penglihatan mereka sehingga tidak dapat lagi memahami isinya? Sikap dan tindakan yang dilakukan oleh kaum munafik itu tidak saja dilakukan terhadap orang beriman, tetapi juga terhadap orang Yahudi.
Mereka menyatakan kesediaan bekerja sama dengan orang Yahudi Bani Nadhir dan Bani Quraidzah. Bahkan mereka bersedia mengikuti sebahagian keinginan orang Yahudi untuk menarik hati mereka, tetapi semua janji dan kesediaan itu tidak mereka tepati. Mereka terkadang tidak segan-segan mencelakakan teman yang diajak bersekongkol, dengan menohok kawan seiring.
Allah berfirman: Tidakkah engkau memperhatikan orang-orang munafik yang berkata kepada saudara-saudaranya yang kafir di antara Ahli Kitab, “Sungguh, jika kamu diusir niscaya kami pun akan keluar bersama kamu; dan kami selama-lamanya tidak akan patuh kepada siapa pun demi kamu, dan jika kamu diperangi pasti kami akan membantumu.” Dan Allah menyaksikan, bahwa mereka benar-benar pendusta. (al-hasyr/59: 11)
Tafsir Quraish Shihab: Apakah mereka buta sehingga tidak dapat memahami petunjuk al-Qur’ân? Atau apakah hati mereka tertutup untuk merenunginya?
Surah Muhammad Ayat 25
إِنَّ ٱلَّذِينَ ٱرۡتَدُّواْ عَلَىٰٓ أَدۡبَٰرِهِم مِّنۢ بَعۡدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُمُ ٱلۡهُدَى ٱلشَّيۡطَٰنُ سَوَّلَ لَهُمۡ وَأَمۡلَىٰ لَهُمۡ
Terjemahan: “Sesungguhnya orang-orang yang kembali ke belakang (kepada kekafiran) sesudah petunjuk itu jelas bagi mereka, syaitan telah menjadikan mereka mudah (berbuat dosa) dan memanjangkan angan-angan mereka.
Tafsir Jalalain: إِنَّ ٱلَّذِينَ ٱرۡتَدُّواْ عَلَىٰٓ أَدۡبَٰرِهِم (Sesungguhnya orang-orang yang kembali) karena nifaq مِّنۢ بَعۡدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُمُ ٱلۡهُدَى ٱلشَّيۡطَٰنُ سَوَّلَ لَهُمۡ (ke belakang sesudah petunjuk itu jelas bagi mereka, setan telah menjadikan mereka memandang baik) artinya, setan telah menghiasi mereka وَأَمۡلَىٰ لَهُمۡ (dan memanjangkan angan-angan mereka) dapat dibaca Umlii atau Amlaa; yang memanjangkan angan-angan mereka adalah setan berdasarkan kehendak dari Allah swt. karena pada kenyataannya Dialah yang menyesatkan mereka.
Tafsir Ibnu Katsir: Firman Allah: إِنَّ ٱلَّذِينَ ٱرۡتَدُّواْ عَلَىٰٓ أَدۡبَٰرِهِم مِّنۢ بَعۡدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُمُ ٱلۡهُدَى (“Sesungguhnya orang-orang yang kembali ke belakang [kepada kekafiran] sesudah petunjuk itu jelas bagi mereka,”) maksudnya, mereka menjauhi iman dan kembali kepada kekafiran.
مِّنۢ بَعۡدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُمُ ٱلۡهُدَى ٱلشَّيۡطَٰنُ سَوَّلَ لَهُمۡ (“Sesudah petunjuk itu jelas bagi mereka, syaitan telah menjadikan mereka mudah [berbuat dosa].”) maksudnya yang demikian itu dijadikan indah dan baik dalam pandangan mereka, وَأَمۡلَىٰ لَهُمۡ (“Dan memanjangkan angan-angan mereka”) maksudnya, ia menipu dan mengkhianatinya
Tafsir Kemenag: Dalam Ayat ini dijelaskan bahwa orang-orang yang kembali kafir setelah nyata bagi mereka jalan yang lurus yang harus ditempuh dengan mengerjakan perbuatan dosa dan sesat adalah orang yang telah termakan dan terpengaruh oleh tipu daya setan.
Setan menjadikan perbuatan dosa dan kesesatan yang mereka kerjakan sebagai perbuatan baik dalam pandangan mereka, sehingga mereka hidup dengan bergelimang dosa dan kesesatan. Di samping itu, mereka dibuai oleh angan-angan yang palsu, sesuai dengan dorongan hawa nafsu mereka.
Dengan demikian, hawa nafsu itu menjadi ukuran baik atau buruknya suatu perbuatan. Apa yang dianggap baik oleh hawa nafsu mereka, itulah yang mereka anggap baik. Hal-hal inilah yang memunculkan kemunafikan dalam diri mereka.
Tafsir Quraish Shihab: Sesungguhnya orang-orang yang kembali bersikap kafir dan memilih kesesatan setelah jalan petunjuk semakin tampak jelas, telah dihiasi oleh setan untuk berbuat demikian. Setan telah memanjangkan angan- angan kosong mereka.
Surah Muhammad Ayat 26
ذذَٰلِكَ بِأَنَّهُمۡ قَالُواْ لِلَّذِينَ كَرِهُواْ مَا نَزَّلَ ٱللَّهُ سَنُطِيعُكُمۡ فِى بَعۡضِ ٱلۡأَمۡرِ وَٱللَّهُ يَعۡلَمُ إِسۡرَارَهُمۡ
Terjemahan: “Yang demikian itu karena sesungguhnya mereka (orang-orang munafik) itu berkata kepada orang-orang yang benci kepada apa yang diturunkan Allah (orang-orang Yahudi): “Kami akan mematuhi kamu dalam beberapa urusan”, sedang Allah mengetahui rahasia mereka.
Tafsir Jalalain: ذذَٰلِكَ (Yang demikian itu) yakni kesesatan mereka itu بِأَنَّهُمۡ قَالُواْ لِلَّذِينَ كَرِهُواْ مَا نَزَّلَ ٱللَّهُ (karena sesungguhnya mereka itu berkata kepada orang-orang yang benci kepada apa yang diturunkan Allah) yakni berkata kepada orang-orang musyrik, سَنُطِيعُكُمۡ فِى بَعۡضِ ٱلۡأَمۡرِ (“Kami akan mematuhi kalian dalam beberapa urusan”) yaitu bersedia untuk membantu dalam memusuhi Nabi saw. dan menghasut kaum muslimin supaya mereka tidak mau berjihad bersamanya.
Orang-orang munafik itu mengatakan demikian secara rahasia, akan tetapi kemudian Allah swt. menampakkannya وَٱللَّهُ يَعۡلَمُ إِسۡرَارَهُم (sedangkan Allah mengetahui rahasia mereka) kalau dibaca Asraarahum berarti bentuk jamak dari lafal Sirrun yang artinya rahasia, kalau dibaca Israarahum berarti Mashdar.
Tafsir Ibnu Katsir: ذذَٰلِكَ بِأَنَّهُمۡ قَالُواْ لِلَّذِينَ كَرِهُواْ مَا نَزَّلَ ٱللَّهُ سَنُطِيعُكُمۡ فِى بَعۡضِ ٱلۡأَمۡرِ (“Yang demikian itu karena sesungguhnya mereka itu berkata kepada orang-orang yang benci kepada apa yang diturunkan Allah: ‘Kami akan mematuhimu dalam beberapa urusan.’”) maksudnya, mereka memberi nasehat kepada mereka secara sembunyi-sembunyi untuk berbuat kebathilan. Dan demikianlah keadaan orang-orang munafik, mereka memperlihatkan apa yang bertentangan dengan apa yang disembunyikan.
Oleh karena itu Allah berfirman: وَٱللَّهُ يَعۡلَمُ إِسۡرَارَهُمۡ (“Sedang Allah mengetahui rahasia mereka.”) yakni, apa yang mereka rahasiakan dan apa yang mereka sembunyikan. Allah mengetahui dan melihatnya.
Tafsir Kemenag: Orang-orang munafik kembali kepada kekafiran, padahal tadinya mereka kelihatan telah beriman, karena mereka memihak dan bersekutu dengan orang Yahudi dari Bani Nadhir dan Bani Quraidzah untuk memerangi orang yang beriman.
Kaum munafik menyatakan bahwa mereka akan turut berperang di pihak Bani Nadhir dan Bani Quraidzah menghadapi kaum Muslimin jika sekiranya suku Yahudi itu diusir dari Medinah. Orang Yahudi pernah menganjurkan kepada kaum munafik agar memperlihatkan kekafiran mereka dengan terang-terangan.
Akan tetapi, mereka tidak mematuhi anjuran itu, kecuali dalam beberapa hal. Di antara yang tidak mereka patuhi adalah anjuran untuk menyatakan kekafiran dengan terus-terang. Kekafiran itu tetap mereka rahasiakan karena masih mengharapkan keuntungan dengan menyembunyikannya. Akan tetapi, Allah mengetahui tindakan yang mereka rahasiakan, karena tidak satu pun yang tidak diketahui-Nya.
Dalam Ayat lain, Allah menerangkan cara mereka mengatur siasat dan tipu dayanya. Allah berfirman: Dan mereka (orang-orang munafik) mengatakan,”(Kewajiban kami hanyalah) taat.” Tetapi, apabila mereka telah pergi dari sisimu (Muhammad, sebagian dari mereka mengatur siasat di malam hari (mengambil keputusan) lain dari yang telah mereka katakan tadi. Allah mencatat siasat yang mereka atur di malam hari itu, maka berpalinglah dari mereka dan bertawakallah kepada Allah. Cukuplah Allah yang menjadi pelindung. (an-Nisa’/4: 81).
Tafsir Quraish Shihab: Kembalinya mereka itu adalah dengan mengatakan kepada orang-orang yang benci kepada apa yang diturunkan Allah, “Kami akan mematuhi kalian dalam beberapa urusan,” padahal Allah telah mengetahui segala rahasia orang-orang munafik. Itulah keadaan orang-orang munafik dalam kehidupan mereka. Lalu bagaimana keadaan mereka apabila malaikat maut mencabut nyawa mereka dengan memukul muka dan punggung mereka sebagai hinaan?
Surah Muhammad Ayat 27
فَكَيۡفَ إِذَا تَوَفَّتۡهُمُ ٱلۡمَلَٰٓئِكَةُ يَضۡرِبُونَ وُجُوهَهُمۡ وَأَدۡبَٰرَهُمۡ
Terjemahan: “Bagaimanakah (keadaan mereka) apabila malaikat mencabut nyawa mereka seraya memukul-mukul muka mereka dan punggung mereka?
Tafsir Jalalain: فَكَيۡفَ (Bagaimanakah) keadaan mereka فَكَيۡفَ إِذَا تَوَفَّتۡهُمُ ٱلۡمَلَٰٓئِكَةُ يَضۡرِبُونَ (apabila malaikat mencabut nyawa mereka seraya memukul) lafal Yadhribuuna merupakan Hal atau kata keterangan keadaan dari malaikat وُجُوهَهُمۡ وَأَدۡبَٰرَهُمۡ (muka dan punggung mereka) dengan pemukul-pemukul dari besi.
Tafsir Ibnu Katsir: Lalu firman Allah: فَكَيۡفَ إِذَا تَوَفَّتۡهُمُ ٱلۡمَلَٰٓئِكَةُ يَضۡرِبُونَ وُجُوهَهُمۡ وَأَدۡبَٰرَهُمۡ (“Bagaimanakah [keadaan mereka] apabila malaikat [maut] mencabut nyawa mereka seraya memukul muka mereka dan punggung mereka?”) maksudnya, bagaimana keadaan mereka jika mereka didatangi para malaikat untuk mencabut nyawa mereka, dan arwah-arwah bergejolak dalam jasad mereka lalu dikeluarkan oleh para malaikat secara kasar, dipaksa dan menggunakan pukulan.
Sebagaimana yang difirmankan Allah yang artinya: “Kalau kamu melihat ketika para Maikat mencabut jiwa orang-orang yang kafir seraya memukul muka dan belakang mereka….” (al-Anfaal: 50)
Tafsir Kemenag: Ayat ini masih berbicara tentang kaum munafik, apakah yang akan mereka lakukan jika tetap berada dalam kemunafikan itu. Mereka hanya dapat melakukan kemunafikan dan tipu daya semasa mereka masih hidup, berkuasa, dan dalam keadaan sehat jasmani dan rohani.
Bagaimana pendapat mereka bila Allah menghilangkan kesehatan mereka dengan seketika, dan ketuaan berangsur pula mendekati kehidupan mereka? Bagaimana pendapat mereka di waktu kematian mendekati mereka dan malaikat maut memukul muka dan punggung mereka; apakah yang akan mereka lakukan?
Bagaimana pula pendapat mereka jika mereka mati dengan tiba-tiba, sehingga tidak ada kesempatan sedikit pun bagi mereka untuk bertobat kepada Allah yang menentukan segala sesuatu di akhirat? Jika mereka memikirkan dan merenungkan semuanya itu, tentu mereka tidak akan melakukan perbuatan ingkar dan dosa.
Dalam Ayat ini disebutkan bahwa ketika malaikat akan mencabut nyawa mereka, malaikat akan mengeluarkan roh mereka dengan kuat dan kasar serta memukul wajah dan punggung mereka. Orang Arab amat takut dipukul di wajah dan punggung. Karena mereka takut dipukul musuh di wajah dan punggung, maka mereka tidak mau pergi berperang.
Ayat ini menunjukkan keadaan orang-orang munafik dalam keadaan sengsara dan terhina pada waktu menghadapi sakaratul maut. Allah berfirman: Dan sekiranya kamu melihat ketika para malaikat mencabut nyawa orang- orang yang kafir sambil memukul wajah dan punggung mereka (al-Anfal/8: 50).
Tafsir Quraish Shihab: Kembalinya mereka itu adalah dengan mengatakan kepada orang-orang yang benci kepada apa yang diturunkan Allah, “Kami akan mematuhi kalian dalam beberapa urusan,” padahal Allah telah mengetahui segala rahasia orang-orang munafik.
Itulah keadaan orang-orang munafik dalam kehidupan mereka. Lalu bagaimana keadaan mereka apabila malaikat maut mencabut nyawa mereka dengan memukul muka dan punggung mereka sebagai hinaan?
Surah Muhammad Ayat 28
ذَٰلِكَ بِأَنَّهُمُ ٱتَّبَعُواْ مَآ أَسۡخَطَ ٱللَّهَ وَكَرِهُواْ رِضۡوَٰنَهُۥ فَأَحۡبَطَ أَعۡمَٰلَهُمۡ
Terjemahan: “Yang demikian itu adalah karena sesungguhnya mereka mengikuti apa yang menimbulkan kemurkaan Allah dan karena mereka membenci keridhaan-Nya, sebab itu Allah menghapus (pahala) amal-amal mereka.
Tafsir Jalalin: ذَٰلِكَ (Yang demikian itu) yakni, kematian mereka seperti yang telah disebutkan tadi بِأَنَّهُمُ ٱتَّبَعُواْ مَآ أَسۡخَطَ ٱللَّهَ وَكَرِهُواْ رِضۡوَٰنَهُۥ (karena sesungguhnya mereka mengikuti apa yang menimbulkan kemurkaan Allah dan karena mereka membenci keridaan-Nya) artinya, mereka tidak mau mengamalkan hal-hal yang membuat keridaan-Nya فَأَحۡبَطَ أَعۡمَٰلَهُمۡ (sebab itu Allah menghapus pahala amal-amal mereka.).
Tafsir Ibnu Katsir: Oleh karena itu Allah berfirman dalam surat Muhammad ini: ذَٰلِكَ بِأَنَّهُمُ ٱتَّبَعُواْ مَآ أَسۡخَطَ ٱللَّهَ وَكَرِهُواْ رِضۡوَٰنَهُۥ فَأَحۡبَطَ أَعۡمَٰلَهُمۡ (“Yang demikian itu karena sesungguhnya mereka mengikuti apa yang menimbulkan kemurkaan Allah dan [karena] mereka membenci [apa yang menimbulkan] keridlaan-Nya, sebab itu Allah menghapus [pahala] amal-amal mereka.”)
Tafsir Kemenag: Mereka mengalami keadaan yang demikian karena sering mengerjakan maksiat, selalu ingkar kepada Allah, menuruti hawa nafsu, dan tidak mau mengerjakan pekerjaan yang diridai-Nya. Mereka beribadah kepada Allah hanya karena ria dan ingin dihargai orang.
Oleh karena itu, semua amal yang mereka kerjakan, seperti bersedekah dan menolong orang-orang yang lemah, miskin, dan sengsara, tidak ada guna dan faedahnya. Sebab, amal dan perbuatan baik yang dapat diterima bila didasari dengan iman kepada Allah dan Rasul-Nya.
Tafsir Quraish Shihab: Kematian yang mengerikan itu disebabkan karena mereka mengikuti kebatilan yang tidak disukai Allah dan membenci kebenaran yang diridai-Nya. Maka, Allah pun menghapus semua amal perbuatan yang pernah mereka lakukan.
Shadaqallahul ‘adzhim. Alhamdulillah, kita telah pelajari bersama kandungan Surah Muhammad Ayat 24-28 berdasarkan Tafsir Jalalain, Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Kemenag dan Tafsir Quraish Shihab. Semoga menambah khazanah ilmu Al-Qur’an kita.
- Hadits Shahih Al-Bukhari No. 663-664 – Kitab Adzan - 30/08/2020
- Hadits Shahih Al-Bukhari No. 662 – Kitab Adzan - 30/08/2020
- Hadits Shahih Al-Bukhari No. 661 – Kitab Adzan - 30/08/2020