Surah Qaf Ayat 6-11; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an

Surah Qaf Ayat 6-11

Pecihitam.org – Kandungan Surah Qaf Ayat 6-11 ini, menerangkan bahwa Dia telah menghamparkan bumi bagi kediaman manusia dan meletakkan beberapa gunung yang berfungsi sebagai pasak bumi agar bumi goyah bahkan kukuh dan stabil dan pada lereng-lerengnya ditumbuhkan berbagai tumbuh-tumbuhan yang indah permai sangat mengagumkan karena pemandangannya yang cantik itu.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an Surah Qaf Ayat 6-11

Surah Qaf Ayat 6
أَفَلَمۡ يَنظُرُوٓاْ إِلَى ٱلسَّمَآءِ فَوۡقَهُمۡ كَيۡفَ بَنَيۡنَٰهَا وَزَيَّنَّٰهَا وَمَا لَهَا مِن فُرُوجٍ

Terjemahan: “Maka apakah mereka tidak melihat akan langit yang ada di atas mereka, bagaimana Kami meninggikannya dan menghiasinya dan langit itu tidak mempunyai retak-retak sedikitpun?

Tafsir Jalalain: أَفَلَمۡ يَنظُرُوٓاْ (Maka apakah mereka tidak melihat) dengan mata mereka. Padahal mata itu, dipasang untuk mengambil pelajaran dari apa yang dilihatnya, yaitu sewaktu mereka ingkar kepada adanya hari berbangkit إِلَى ٱلسَّمَآءِ (akan langit) yang ada فَوۡقَهُمۡ كَيۡفَ بَنَيۡنَٰهَا (di atas mereka bagaimana Kami telah membangunnya) tanpa tiang penyangga.

وَزَيَّنَّٰهَا (dan Kami hiasi dia) dengan bintang-bintang وَمَا لَهَا مِن فُرُوجٍ (dan langit itu tidak mempunyai retak-retak sedikit pun?) yakni tidak ada celah-celah yang membuatnya cacat.

Tafsir Ibnu Katsir: Allah berfirman seraya mengingatkan hamba-hamba-Nya tentang kekuasaan-Nya yang agung, lebih besar dari apa yang mereka herankan itu, yang mereka nyatakan sebagai peristiwa yang mustahil terjadi:

أَفَلَمۡ يَنظُرُوٓاْ إِلَى ٱلسَّمَآءِ فَوۡقَهُمۡ كَيۡفَ بَنَيۡنَٰهَا وَزَيَّنَّٰهَا (“Maka Apakah mereka tidak melihat akan langit yang ada di atas mereka, bagaimana Kami meninggikannya dan menghiasinya”) yakni dengan bintang-bintang, وَمَا لَهَا مِن فُرُوجٍ (“Dan langit itu tidak mempunyai retak-retak sedikitpun”) Mujahid mengemukakan: “Yakni pecah.”

Tafsir Kemenag: Allah memerintahkan kepada orang kafir yang mengingkari hari kebangkitan supaya mereka memandang ke langit yang ada di atas mereka untuk dijadikan bahan pemikiran, bagaimana Allah telah meninggikan langit itu tanpa tiang dan menghiasnya dengan berbagai bintang yang gemerlapan, sedangkan langit itu tidak retak sedikit pun.

Dari segi ilmu pengetahuan, menurut penemuan terakhir dinyatakan bahwa langit itu merupakan benda kolosal yang homogen yang tidak dilapisi dengan benda-benda yang retak dan kosong, akan tetapi padat diisi dengan sejenis benda halus yang bernama ether (al-atsir) dan benda yang halus ini diketahui karena menjadi tempat lalu lintasnya nur atau cahaya.

Di antara bintang-bintang itu, ada yang jauhnya dari bumi dengan jarak kecepatan cahaya dalam masa lebih dari sejuta setengah tahun, sedangkan matahari kita sendiri jauhnya dari bumi hanya dengan jarak kecepatan cahaya selama delapan menit dan delapan belas detik. Silakan membayangkan betapa jauhnya sebagian bintang yang ada di cakrawala itu.

Cahaya yang dipancarkan oleh bintang itu ke bumi melalui ether itu dan seandainya benda halus itu tidak ada, tentu cahayanya akan terputus. Oleh karena itu, dalam ayat ini dinyatakan bahwa langit itu tidak mempunyai retak-retak sedikit pun.

Tafsir Quraish Shihab: Apakah mereka lalai sehingga tidak melihat langit yang ditinggikan tanpa tiang di atas mereka, bagaimana Kami meninggikan dan menghiasinya dengan bintang-bintang, dan dalam langit itu tidak ada retak-retak yang membuatnya cacat. (1)

(1) Langit adalah semua yang berada di atas kita. Di dalamnya terdapat benda-benda langit yang beterbangan seperti bintang-bintang dan planet-planet. Semua itu berjalan dengan sistem yang sangat teliti dan keseimbangan yang sangat sempurna. Demikian pula, benda-benda tersebut selalu menjaga posisinya sesuai dengan hukum gravitasi, sehingga tidak akan terjadi kekacauan.

Surah Qaf Ayat 7
وَٱلۡأَرۡضَ مَدَدۡنَٰهَا وَأَلۡقَيۡنَا فِيهَا رَوَٰسِىَ وَأَنۢبَتۡنَا فِيهَا مِن كُلِّ زَوۡجٍۭ بَهِيجٍ

Terjemahan: “Dan Kami hamparkan bumi itu dan Kami letakkan padanya gunung-gunung yang kokoh dan Kami tumbuhkan padanya segala macam tanaman yang indah dipandang mata,

Tafsir Jalalain: وَٱلۡأَرۡضَ (Dan bumi itu) di’athafkan kepada kedudukan lafal As-samaa’ yakni, dan bumi itu bagaimana مَدَدۡنَٰهَا (Kami hamparkan) Kami jadikan terhampar menurut pandangan mata di atas permukaan air وَأَلۡقَيۡنَا فِيهَا رَوَٰسِىَ (dan Kami letakkan padanya gunung-gunung) yang memantapkannya.

Baca Juga:  Surah Yunus Ayat 7-8; Terjemahan dan Tafsir Al Qur'an

وَأَنۢبَتۡنَا فِيهَا مِن كُلِّ زَوۡجٍۭ (dan Kami tumbuhkan padanya segala macam tanaman) segala jenis tumbuh-tumbuhan بَهِيجٍ (yang indah) yang tampak sangat indah dipandang mata karena keindahannya.

Tafsir Ibnu Katsir: Firman Allah Ta’ala: وَٱلۡأَرۡضَ مَدَدۡنَٰهَا (“Dan Kami hamparkan bumi itu.”) maksudnya Kami luaskan dan kami bentangkan. وَأَلۡقَيۡنَا فِيهَا رَوَٰسِ (“Dan Kami letakkan padanya gunung-gunung yang kokoh.”) hal itu agar bumi beserta penduduknya tidak miring dan tidak terguncang.

Gunung-gunung itu berdiri tegak di atas bumi dengan semua sisinya dikelilingi وَأَنۢبَتۡنَا فِيهَا مِن كُلِّ زَوۡجٍۭ بَهِيجٍ (“Dan Kami tumbuhkan padanya segala macam tanaman yang indah dipandang mata.”) yakni segala macam tanam-tanaman, buah-buahan dan lain sebagainya.

Tafsir Kemenag: Allah menerangkan bahwa Dia telah menghamparkan bumi bagi kediaman manusia dan meletakkan beberapa gunung yang berfungsi sebagai pasak bumi agar bumi goyah bahkan kukuh dan stabil dan pada lereng-lerengnya ditumbuhkan berbagai tumbuh-tumbuhan yang indah permai sangat mengagumkan karena pemandangannya yang cantik itu.

Tafsir Quraish Shihab: Kami menghamparkan bumi, lalu Kami menancapkan gunung-gunung di atasnya dengan kokoh, dan Kami menumbuhkan segala macam tumbuhan yang indah dipandang mata.

(1) (1) Kulit bumi terlihat tinggi pada tempat-tempat tertentu, seperti gunung-gunung, dan juga terlihat rendah pada tempat-tempat lain seperti dasar samudera. Berat bagian-bagian bumi ini sangat seimbang antara satu dengan yang lainnya.

Salah satu tanda kekuasaan dan kebijakan Allah adalah dengan menciptakan keseimbangan ini dan menjadikannya tetap dengan jalan mengalirkan materi-materi bumi yang membentuk kerak bumi yang tipis yang terdapat di bawah lapisan luar bumi, maka dengan begitu terjadi aliran dari bagian bumi yang berat ke bagian yang lebih ringan.

Surah Qaf Ayat 8
تَبۡصِرَةً وَذِكۡرَىٰ لِكُلِّ عَبۡدٍ مُّنِيبٍ

Terjemahan: “untuk menjadi pelajaran dan peringatan bagi tiap-tiap hamba yang kembali (mengingat Allah).

Tafsir Jalalain: (Untuk menjadi pelajaran) menjadi maf’ul lah, yakni, Kami lakukan hal tersebut sebagai pemberian pelajaran dari Kami (dan peringatan) untuk dijadikan sebagai peringatan (bagi tiap-tiap hamba yang kembali) untuk taat kepada Kami.

Tafsir Ibnu Katsir: Tabshirataw wadzikraa likulli ‘abdim muniib (“Untuk menjadi pelajaran dan peringatan bagi tiap-tiap hamba yang kembali [mengingat Allah]”) maksudnya, dengan menyaksikan penciptaan langit dan bumi serta tanda-tanda kekuasan-Nya yang sangat menakjubkan yang telah Dia ciptakan di antara keduanya, sebagai saksi, bukti dan peringatan bagi setiap orang yang tunduk, takut dan kembali kepada Allah.

Tafsir Kemenag: Pada ayat ini dijelaskan bahwa sengaja dibuat pemandangan-pemandangan yang indah itu supaya manusia ingat kepada Penciptanya, taat dan bertobat kepada-Nya. Langit yang begitu tinggi yang dihias dengan bintang-bintang supaya dijadikan bahan renungan dan pemikiran, alangkah agungnya dan alangkah kuasanya Allah.

Dan bumi yang dihamparkan untuk kediaman manusia dihiasi dengan berbagai tumbuh-tumbuhan yang buahnya dimanfaatkan oleh manusia dan binatang ternaknya, semuanya itu harus dijadikan pelajaran dan peringatan bagi tiap-tiap hamba Allah yang kembali mengingat-Nya.

Tafsir Quraish Shihab: Kami menciptakan itu semua sebagai pelajaran dan peringatan bagi setiap hamba yang mau kembali kepada Allah dengan memikirkan tanda-tanda kekuasaan-Nya.

Surah Qaf Ayat 9
وَنَزَّلۡنَا مِنَ ٱلسَّمَآءِ مَآءً مُّبَٰرَكًا فَأَنۢبَتۡنَا بِهِۦ جَنَّٰتٍ وَحَبَّ ٱلۡحَصِيدِ

Terjemahan: “Dan Kami turunkan dari langit air yang banyak manfaatnya lalu Kami tumbuhkan dengan air itu pohon-pohon dan biji-biji tanaman yang diketam,

Tafsir Jalalain: (Dan Kami turunkan dari langit air yang penuh keberkatan) berkah dan manfaatnya (lalu Kami tumbuhkan dengan air itu pohon-pohon) maksudnya kebun-kebun (dan biji-biji tanaman) yakni ladang-ladang (yang diketam) yang dipanen.

Tafsir Ibnu Katsir: Dan firman Allah Ta’ala: وَنَزَّلۡنَا مِنَ ٱلسَّمَآءِ مَآءً مُّبَٰرَكًا (“Dan Kami turunkan dari langit air yang banyak berkahnya.”) yakni manfaatnya, فَأَنۢبَتۡنَا بِهِۦ جَنَّٰتٍ وَحَبَّ ٱلۡحَصِيدِ (“Lalu Kami tumbuhkan dengan air itu pohon-pohon”) yakni kebun, taman, dan lain sebagainya, wa habbal hashiid (“Dan biji-biji tanaman yang diketam.”)

Baca Juga:  Surah Yasin Ayat 63-67; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Tafsir Kemenag: Pada ayat ini Allah menerangkan bagaimana cara menumbuhkan tumbuh-tumbuhan itu yaitu menurunkan dari langit air hujan yang banyak manfaatnya untuk menumbuhkan tanam-tanaman dan pohon-pohon yang berbuah, terutama tumbuh-tumbuhan dan biji tanamannya dapat dituai seperti padi, gandum, jagung, dan sebagainya.

Tafsir Quraish Shihab: Kami menurunkan air yang membawa banyak kebaikan dan manfaat dari langit, lalu Kami menumbuhkan, dengan air itu, kebun-kebun yang mempunyai pohon-pohonan, bunga-bungaan dan buah- buahan. Dan dengan air itu juga Kami menumbuhkan biji tumbuhan yang dituai,

Surah Qaf Ayat 10
وَٱلنَّخۡلَ بَاسِقَٰتٍ لَّهَا طَلۡعٌ نَّضِيدٌ

Terjemahan: “dan pohon kurma yang tinggi-tinggi yang mempunyai mayang yang bersusun-susun,

Tafsir Jalalain: وَٱلنَّخۡلَ بَاسِقَٰتٍ (Dan pohon-pohon kurma yang tinggi-tinggi) lafal Baasiqaatin ini berkedudukan menjadi Hal bagi lafal yang diperkirakan keberadaannya لَّهَا طَلۡعٌ نَّضِيدٌ (yang mempunyai mayang yang bersusun-susun) yaitu sebagian di antaranya bertumpuk di atas sebagian yang lain.

Tafsir Ibnu Katsir: yaitu tanaman yang diambil bijinya untuk kemudian disimpan. وَٱلنَّخۡلَ بَاسِقَٰتٍ (“Dan pohon kurma yang tinggi-tinggi,”) yakni yang panjang lagi tinggi. Ibnu ‘Abbas, Mujahid, ‘Ikrimah, al-Hasan, Qatadah, as-Suddi, dan lain-lain mengatakan: “Kata al-baasiqaat berarti tinggi.”

لَّهَا طَلۡعٌ نَّضِيد (“Yang mempunyai mayang yang bersusun-susun”) yakni sebagian di atas sebagian lainnya.

Tafsir Kemenag: Allah menumbuhkan pohon kurma yang tinggi-tinggi yang mempunyai mayang yang bersusun-susun sebagai rezeki bagi hambahamba-Nya. Dalam ayat ini Allah tidak menyebutkan bahwa rezeki itu bagi hamba-hamba-Nya yang suka mengingat Allah seperti diuraikan-Nya pada ayat ke delapan, sebab rezeki itu lebih umum.

Seorang yang kembali mengingat Allah memakan rezeki itu sambil mensyukuri nikmat Allah, sedangkan yang lain memakannya seperti binatang saja, tidak ingat kepada pemberi nikmat tersebut.

Allah menghidupkan bumi yang kering dan tandus setelah turun hujan dengan berbagai tanaman yang beraneka ragam. Dan seperti itu pula terjadinya kebangkitan pada hari Kiamat. Setiap petani yang selalu mengolah ladang dan sawahnya harus selalu ingat dan bersiap-siap untuk menghadapi hari kebangkitan dengan ketakwaan dan amal kebajikan. Surah Qaf Ayat 9 s/d 11 merupakan suatu kesatuan yang menyatakan manfaat air.

Banyaknya manfaat air dapat dirasakan langsung oleh manusia, mulai dari kebutuhan pokok sebagai air minum, memasak, mencuci, pertanian, pemanfatannya untuk industri dan pengolahan bahan-bahan, sampai pada sarana transportasi.

Pada ayat tersebut di atas dinyatakan bahwa dengan kehendak Allah lah air turun ke permukaan bumi dalam bentuk hujan. Contoh manfaat ditekankan pada peran air pada pertumbuhan tanaman. Semua tumbuhan, termasuk sumber pangan manusia, baik tumbuhan rendah seperti biji-bijian (bisa dimasukkan ke dalamnya perdu, rerumputan, jamur, lumut, ganggang dan bahkan bakteri) maupun pohon-pohonan yang besar seperti halnya kurma, memerlukan air untuk pertumbuhannya.

Ayat-ayat tersebut di atas seolah mengatakan bahwa melalui daur air, Allah memberikan rezeki bagi makhluk ciptaan-Nya. Hanya dengan keberadaan air, tanah akan dapat menjadi media tumbuh bagi tanaman di atasnya. Maka tanah yang tandus pun apabila diberikan air akan dapat ditumbuhi.

Proses pertumbuhan tanaman pada tanah tandus yang mendapatkan air sering dipakai untuk menggambarkan kejadian kebangkitan manusia di alam akhirat (lihat: Yunus/10: 24, Fussilat/41: 39, az-Zukhruf/43: 11).

Tafsir Quraish Shihab: dan pohon kurma yang tumbuh menjulang tinggi ke langit yang mempunyai mayang yang bersusun- susun karena banyaknya zat buah yang ada di dalamnya.

Surah Qaf Ayat 11
رِّزۡقًا لِّلۡعِبَادِ وَأَحۡيَيۡنَا بِهِۦ بَلۡدَةً مَّيۡتًا كَذَٰلِكَ ٱلۡخُرُوجُ

Terjemahan: “untuk menjadi rezeki bagi hamba-hamba (Kami), dan Kami hidupkan dengan air itu tanah yang mati (kering). Seperti itulah terjadinya kebangkitan.

Tafsir Jalalain: رِّزۡقًا لِّلۡعِبَادِ (Untuk menjadi rezeki bagi hamba-hamba) Kami; lafal Rizqan menjadi Maf’ul Lah وَأَحۡيَيۡنَا بِهِۦ بَلۡدَةً مَّيۡتًا (dan Kami hidupkan dengan air itu tanah yang mati) lafal Maytan dapat digunakan untuk Mudzakkar dan Muannats. كَذَٰلِكَ (Seperti itulah) dengan cara itulah ٱلۡخُرُوجُ (terjadinya kebangkitan) dari kubur, maka mengapa kalian mengingkarinya? Istifham atau kata tanya mengandung makna Taqrir, makna yang dimaksud adalah bahwa mereka melihat dan mengetahui hal tersebut.

Baca Juga:  Surah Qaf Ayat 36-40; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Tafsir Ibnu Katsir: رِّزۡقًا لِّلۡعِبَادِ (“Untuk menjadi rizki bagi hamba-hamba [Kami]”) yakni bagi semua makhluk-Nya. Wa ahyainaa biHii baldatam maitaa (“Dan Kami hidupkan dengan air itu tanah yang mati.”) yaitu tanah yang kering kerontang lagi tandus. Dan ketika air turun membasahinya, maka tanah itu kembali hidup, subur dan tumbuhlah berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang indah, setelah sebelumnya tanah itu tidak ditumbuhi pepohonan (tumbuhan), maka berubahlah menjadi hijau. Ini adalah suatu contoh bagi (perumpamaan) kebangkitan setelah kematian dan kehancuran (yang telah mereka ingkari dan mereka anggap mustahil itu).

Demikian pula Allah akan menghidupkan kembali orang-orang yang sudah mati. Pemandangan seperti itu merupakan kebesaran kekuasaan-Nya dalam kenyataan, yang mana hal itu lebih agung dari apa yang diingkari oleh orang-orang yang ingkar terhadap hari kebangkitan.

Tafsir Kemenag: Allah menumbuhkan pohon kurma yang tinggi-tinggi yang mempunyai mayang yang bersusun-susun sebagai rezeki bagi hambahamba-Nya. Dalam ayat ini Allah tidak menyebutkan bahwa rezeki itu bagi hamba-hamba-Nya yang suka mengingat Allah seperti diuraikan-Nya pada ayat ke delapan, sebab rezeki itu lebih umum.

Seorang yang kembali mengingat Allah memakan rezeki itu sambil mensyukuri nikmat Allah, sedangkan yang lain memakannya seperti binatang saja, tidak ingat kepada pemberi nikmat tersebut. Allah menghidupkan bumi yang kering dan tandus setelah turun hujan dengan berbagai tanaman yang beraneka ragam. Dan seperti itu pula terjadinya kebangkitan pada hari Kiamat.

Setiap petani yang selalu mengolah ladang dan sawahnya harus selalu ingat dan bersiap-siap untuk menghadapi hari kebangkitan dengan ketakwaan dan amal kebajikan. Surah Qaf Ayat 9 s/d 11 merupakan suatu kesatuan yang menyatakan manfaat air.

Banyaknya manfaat air dapat dirasakan langsung oleh manusia, mulai dari kebutuhan pokok sebagai air minum, memasak, mencuci, pertanian, pemanfatannya untuk industri dan pengolahan bahan-bahan, sampai pada sarana transportasi.

Pada ayat tersebut di atas dinyatakan bahwa dengan kehendak Allah lah air turun ke permukaan bumi dalam bentuk hujan. Contoh manfaat ditekankan pada peran air pada pertumbuhan tanaman. Semua tumbuhan, termasuk sumber pangan manusia, baik tumbuhan rendah seperti biji-bijian (bisa dimasukkan ke dalamnya perdu, rerumputan, jamur, lumut, ganggang dan bahkan bakteri) maupun pohon-pohonan yang besar seperti halnya kurma, memerlukan air untuk pertumbuhannya.

Ayat-ayat tersebut di atas seolah mengatakan bahwa melalui daur air, Allah memberikan rezeki bagi makhluk ciptaan-Nya. Hanya dengan keberadaan air, tanah akan dapat menjadi media tumbuh bagi tanaman di atasnya. Maka tanah yang tandus pun apabila diberikan air akan dapat ditumbuhi.

Proses pertumbuhan tanaman pada tanah tandus yang mendapatkan air sering dipakai untuk menggambarkan kejadian kebangkitan manusia di alam akhirat (lihat: Yunus/10: 24, Fussilat/41: 39, az-Zukhruf/43: 11).

Tafsir Quraish Shihab: Semua itu Kami tumbuhkan untuk menjadi rezeki bagi hamba-hamba Kami. Kami menghidupkan, dengan air itu, tanah yang telah kering tumbuhannya. Seperti itulah orang-orang yang mati akan dikeluarkan dari kuburan mereka pada hari kebangkitan.

Shadaqallahul ‘adzhim. Alhamdulillah, kita telah pelajari bersama kandungan Surah Qaf Ayat 6-11 berdasarkan Tafsir Jalalain, Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Kemenag dan Tafsir Quraish Shihab. Semoga menambah khazanah ilmu Al-Qur’an kita.

M Resky S