Surah Saba Ayat 1-2; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an

Surah Saba Ayat 1-2

Pecihitam.org – Kandungan Surah Saba Ayat 1-2 ini, sebelum membahas kandungan ayat terlebih dahulu kita mengetahui isi Surah. Surah Saba diawali dengan ayat yang berisi pernyataan bahwa hanya Allah Swt. zat yang berhak untuk mendapat pujian atas karunia dan nikmat yang diberkan-Naya kepada manusia. Semua yang ada di langit dan di bumi adalah ciptaan dan milik Allah Swt.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Surah ini juga memaparkan pendapat dan komentar orang-orang kafir tentang hari kiamat, penolakan mereka terhadap kedatangan hari kebangkitan, dan tuduhan mereka bahwa Nabi Muhammad itu hanya seorang pembohong dan tidak waras.

Surah Sabah juga mengetengahkan ihwal kebodohan dan kelemahan orang-orang yang mempertuhan sesuatu selain Allah, menyatakan dengan tegas bahwa setiap insan bertanggung jawab sepenuhnya atas dosa yang diperbuat sendiri dan memproklamirkan universalitas misi kerasulan Nabi Muhammad. Ayat-ayat lainnya menyingung keengganan orang-orang musyrik untuk mempercayai hari pembalasan yang telah ditentukan masanya oleh Allah.

Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an Surah Saba Ayat 1-2

Surah Saba Ayat 1
ٱلۡحَمۡدُ لِلَّهِ ٱلَّذِى لَهُۥ مَا فِى ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَمَا فِى ٱلۡأَرۡضِ وَلَهُ ٱلۡحَمۡدُ فِى ٱلۡءَاخِرَةِ وَهُوَ ٱلۡحَكِيمُ ٱلۡخَبِيرُ

Terjemahan: “Segala puji bagi Allah yang memiliki apa yang di langit dan apa yang di bumi dan bagi-Nya (pula) segala puji di akhirat. Dan Dialah Yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui.

Tafsir Jalalain: Saba’ ٱلۡحَمۡدُ لِلَّهِ (Segala puji bagi Allah) Allah swt. memuji diri-Nya dengan kalimat ini, maksudnya ialah pujian berikut apa yang terkandung di dalamnya yaitu pujian yang bersifat tetap. Memuji Allah artinya menyanjung-Nya dengan sebutan-sebutan yang baik ٱلَّذِى لَهُۥ مَا فِى ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَمَا فِى ٱلۡأَرۡضِ (yang memiliki apa yang di langit dan apa yang di bumi) sebagai milik dan makhluk-Nya.

وَلَهُ ٱلۡحَمۡدُ فِى ٱلۡءَاخِرَةِ (dan bagi-Nya pula segala puji di akhirat) sebagaimana di dunia, yaitu Dia dipuji oleh kekasih-kekasih-Nya bilamana mereka telah berada di dalam surga. وَهُوَ ٱلۡحَكِيمُ (Dan Dialah Yang Maha Bijaksana) di dalam perbuatan-Nya ٱلۡخَبِيرُ (lagi Maha Mengetahui) tentang makhluk-Nya.

Tafsir Ibnu Katsir: Allah mengabarkan tentang diri-Nya yang Mulia, bahwa Dia memiliki pujian mutlak di dunia dan di akhirat. Karena sesungguhnya Dia adalah Mahapemberi nikmat, pemberi keutamaan kepada penghuni dunia dan akhirat. Serta Pemilik dan Penguasa terhadap seluruhnya. Untuk itu Dia berfirman:

ٱلۡحَمۡدُ لِلَّهِ ٱلَّذِى لَهُۥ مَا فِى ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَمَا فِى ٱلۡأَرۡضِ (“Segala puji bagi Allah yang memiliki apa yang di langit dan apa yang di bumi.”) yaitu semuanya adalah milik dan abdi-Nya, serta berada di bawah pengurusan dan kekuasaan-Nya. Sebagaimana Allah berfirman: (“Dan sesungguhnya kepunyaan Kamilah akhirat dan dunia.”)(al-Lail: 13)

Malik berkata dari az-Zuhri, Mahamengetahui dengan ciptaan-Nya dan Mahabijaksana dengan perintah-Nya.

Tafsir Kemenag: Ayat ini menegaskan bahwa Allah-lah yang berhak menerima segala pujian karena Dia yang menciptakan semua yang ada di langit dan di bumi. Dialah pemilik yang sebenarnya, tidak ada seorang pun yang bersekutu dengan Allah dalam menciptakan dan memilikinya.

Baca Juga:  Surah Saba Ayat 43-45; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Allah pula yang mengatur dan mengurusnya serta melimpahkan karunia-Nya agar semuanya berjalan dengan tertib dan teratur. Oleh sebab itu, tidak ada yang patut memperoleh pujian kecuali Allah, tidak ada yang patut disembah dan dipanjatkan doa kecuali kepada Allah.

Adapun orang-orang yang menyembah dan memuja patung-patung atau yang lainnya adalah orang-orang yang tidak mempergunakan akal. Banyak sekali bukti yang menunjukkan wujud dan keesaan Allah yang terdapat di bumi dan di langit.

Bila manusia mau memperhatikan, tentu dia akan sampai kepada kesimpulan bahwa Pencipta semua alam ini adalah Allah Yang Maha Esa, Mahakuasa, dan Maha Pencipta. Hanya Allah yang berhak disembah dan dipuji, walaupun Dia sendiri tidak memerlukan pujian dari hamba dan makhluk-Nya.

Hanya makhluk-makhluk-Nya yang harus memuja dan memuji-Nya, karena begitu besar dan banyaknya karunia yang dilimpahkan kepadanya. Sekiranya tidak ada yang menyembah dan memuji-Nya atau semua makhluk-Nya kafir dan ingkar terhadap nikmat dan karunia-Nya, maka hal itu tidak akan merugikan-Nya sedikit pun sebagaimana tersebut dalam firman-Nya:

“Jika kamu dan orang yang ada di bumi semuanya mengingkari (nikmat Allah), maka sesungguhnya Allah Mahakaya, Maha Terpuji.” (Ibrahim/14: 8) Untuk menyadarkan manusia agar mau menggunakan akalnya, Allah menerangkan bahwa semua makhluk-Nya di langit dan di bumi bertasbih memuji-Nya, termasuk burung-burung yang terbang di udara.

Allah berfirman: Tidakkah engkau (Muhammad) tahu bahwa kepada Allah-lah bertasbih apa yang di langit dan di bumi, dan juga burung yang mengembangkan sayapnya. Masing-masing sungguh, telah mengetahui (cara) berdoa dan bertasbih.

Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan. (an-Nur/24: 41) Ayat selanjutnya menegaskan bahwa Allah yang berhak dipuji di akhirat nanti, karena Dia yang mempunyai kekuasaan di sana, dan bertindak dengan adil dan bijaksana dalam memperhitungkan dan membalas perbuatan hamba-Nya.

Tidak ada seorang pun yang dirugikan dalam perhitungan perbuatannya, yang baik dibalas dengan kebaikan, dan yang jahat dibalas dengan siksa yang setimpal, bahkan dengan rahmat dan karunia-Nya satu perbuatan yang baik dibalas dengan berlipat ganda.

Di dalam ayat lain diterangkan bagaimana besarnya pujian hamba-hamba-Nya yang beriman terhadap nikmat yang dikaruniakan kepada mereka sebagai balasan atas perbuatannya selama hidup di dunia dengan firman-Nya: Dan mereka berkata,

“Segala puji bagi Allah yang telah memenuhi janji-Nya kepada kami dan telah memberikan tempat ini kepada kami sedang kami (diperkenankan) menempati surga di mana saja yang kami kehendaki.” Maka (surga itulah) sebaik-baik balasan bagi orang-orang yang beramal. (az-Zumar/39: 74) Dan firman-Nya:

Dan mereka berkata, “Segala puji bagi Allah yang telah menghilangkan kesedihan dari kami. Sungguh, Tuhan kami benar-benar Maha Pengampun, Maha Mensyukuri, yang dengan karunia-Nya menempatkan kami dalam tempat yang kekal (surga); di dalamnya kami tidak merasa lelah dan tidak pula merasa lesu.” (Fathir/35: 34-35)

Baca Juga:  Surah Saba Ayat 7-9; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Kemudian Allah menegaskan bahwa Dialah Yang Mahabijaksana, berbuat dan bertindak, serta mengatur dan mengendalikan urusan dunia dan akhirat serta alam seluruhnya. Dialah Yang Maha Mengetahui segala sesuatu dan segala urusan. Dia Mengetahui segala-galanya dengan ilmu-Nya Yang Mahaluas.

Tafsir Quraish Shihab: Segala puji hanyalah hak Allah, Tuhan yang mencipta, memiliki dan memelihara semua yang terdapat di langit dan di bumi. Bagi Allah pula segala puji di akhirat karena kekuasaan-Nya yang mutlak. Dialah Yang Mahabijaksana dan tidak pernah khilaf. Allah Maha Mengetahui, dan tidak satu rahasia pun luput dari pengetahuan-Nya.

Surah Saba Ayat 2
يَعۡلَمُ مَا يَلِجُ فِى ٱلۡأَرۡضِ وَمَا يَخۡرُجُ مِنۡهَا وَمَا يَنزِلُ مِنَ ٱلسَّمَآءِ وَمَا يَعۡرُجُ فِيهَا وَهُوَ ٱلرَّحِيمُ ٱلۡغَفُورُ

Terjemahan: “Dia mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi, apa yang ke luar daripadanya, apa yang turun dari langit dan apa yang naik kepadanya. Dan Dialah Yang Maha Penyayang lagi Maha Pengampun.

Tafsir Jalalain: يَعۡلَمُ مَا يَلِجُ (Dia mengetahui apa yang masuk) yang meresap فِى ٱلۡأَرۡضِ (ke dalam bumi) seperti air dan lain-lainnya وَمَا يَخۡرُجُ مِنۡهَا (dan apa yang keluar daripadanya) seperti tumbuh-tumbuhan dan lain-lainnya وَمَا يَنزِلُ مِنَ ٱلسَّمَآءِ (dan apa yang turun dari langit) berupa rezeki atau hujan dan lain-lainnya وَمَا يَعۡرُجُ (dan apa yang naik) yakni yang terangkat فِيهَا (kepadanya) berupa amal perbuatan dan lain-lainnya.

وَهُوَ ٱلرَّحِيمُ (Dan Dialah Yang Maha Penyayang) kepada kekasih-kekasih-Nya ٱلۡغَفُورُ (lagi Maha Pengampun) kepada mereka.

Tafsir Ibnu Katsir: Untuk itu Allah berfirman: يَعۡلَمُ مَا يَلِجُ فِى ٱلۡأَرۡضِ وَمَا يَخۡرُجُ مِنۡهَا (“Dia mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi, apa yang keluar dari padanya.”) yaitu, Dia Mahamengetahui jumlah hujan yang turun di sudut-sudut bumi, serta biji yang ditanam di dalamnya. Dia Mahamengetahui apa yang keluar darinya, baik kuantitas, kualitas dan sifatnya.

وَمَا يَنزِلُ مِنَ ٱلسَّمَآءِ (“apa yang turun dari langit”) berupa hujan dan rizky, serta apa yang naik ke sana berupa amal-amal shalih dan lain-lain.

وَمَا يَعۡرُجُ فِيهَا وَهُوَ ٱلرَّحِيمُ ٱلۡغَفُورُ (“Dan apa yang naik kepadanya. Dan Dia-lah yang Mahapenyayang lagi Mahapengampun.”) yaitu, Mahapenyayang kepada hamba-hamba-Nya, dimana pelaku maksiat di kalangan mereka tidak segera disiksa. Dia Mahapengampun terhadap dosa-dosa orang-orang yang bertaubat dan bertawakal kepada-Nya.

Tafsir Kemenag: Pada ayat ini, Allah menjelaskan bagaimana luas dan dalamnya ilmu-Nya. Dia mengetahui semua yang masuk ke dalam bumi, semua yang keluar daripadanya, semua yang turun dari langit dan semua yang naik ke atasnya. Dengan kata-kata yang ringkas dan pendek ini, Allah menggambarkan betapa luas ilmu-Nya.

Andaikata semua penghuni bumi ini menghabiskan waktunya untuk mengetahui apa yang terjadi di langit dan bumi dalam satu saat saja, niscaya mereka tidak akan sanggup mencatat untuk membuat statistiknya. Betapa banyaknya bibit dan benih tumbuh-tumbuhan yang masuk dan bersembunyi di dalam tanah.

Baca Juga:  Surah Al-Furqan Ayat 55-60; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Betapa banyaknya binatang kecil seperti ulat, cacing, dan berbagai jenis serangga di dalam perut bumi yang amat luas ini. Betapa banyaknya bahan-bahan tambang yang selalu berproses dan berkembang di perut bumi seperti emas, perak, tambang minyak, gas, dan lain sebagainya.

Betapa banyak pula yang keluar dari bumi seperti tanaman yang bermunculan, mata air yang memancar, gas yang naik menjulang, binatang dan serangga yang ingin menikmati cahaya matahari dan udara bebas dan lain sebagainya.

Betapa banyaknya yang turun dari langit seperti hujan yang tak dapat diperkirakan berapa banyaknya yang merupakan rahmat dari Allah bagi hamba-Nya, cahaya yang memancar dengan panasnya seperti cahaya matahari, dan cahaya yang memancar dengan tenang seperti cahaya bulan.

Kemudian betapa pula banyaknya yang naik ke langit seperti uap dari sungai dan laut, molekul-molekul gas dari tumbuh-tumbuhan, manusia dan binatang serta bumi sendiri. Betapa banyaknya roh manusia yang meninggal dan malaikat yang naik ke langit taat melaksanakan perintah Tuhannya.

Semua ini tidak akan dapat dicatat oleh manusia apalagi untuk mengetahuinya satu per satu. Tetapi, Allah Yang Maha Mengetahui tidak ada satu pun yang tersembunyi bagi-Nya, semuanya telah tercakup dalam ilmu-Nya. Benarlah apa yang difirmankan oleh Allah: Sedangkan kamu diberi pengetahuan hanya sedikit. (al-Isra’/17: 85)

Demikian luasnya ilmu Allah dan rahmat serta karunia-Nya kepada hamba-Nya, karena semua yang ada di bumi dan di langit itu diciptakan-Nya untuk kepentingan manusia. Di samping itu, Allah Yang Maha Penyayang memberikan karunia yang tidak terhingga, dan Maha Pengampun terhadap orang yang bersalah bila ia insaf dan tobat dari kesalahannya.

Tafsir Quraish Shihab: Allah mengetahui apa saja yang masuk ke dalam bumi seperti air, berbagai kekayaan alam atau fosil-fosil makhluk yang telah mati. Allah mengetahui apa saja yang keluar dari dalam bumi seperti tumbuhan, binatang, barang tambang, air dan sebagainya.

Allah mengetahui apa saja yang turun dari langit berupa malaikat, kitab-kitab suci para nabi, hujan atau petir. Allah mengetahui pula semua yang naik ke langit, termasuk di dalamnya para malaikat, roh dan amal perbuatan manusia. Rahmat Allah sungguh amat banyak dan ampunan-Nya pun amat luas.

Shadaqallahul ‘adzhim. Alhamdulillah, kita telah pelajari bersama
kandungan Surah Saba Ayat 1-2 berdasarkan Tafsir Jalalain, Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Kemenag dan Tafsir Quraish Shihab. Semoga menambah khazanah ilmu Al-Qur’an kita.

M Resky S