Surah Sad Ayat 65-70; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an

Surah Sad Ayat 65-70

Pecihitam.org – Kandungan Surah Sad Ayat 65-70 ini, Allah memerintahkan kepada Rasul-Nya agar menyampaikan kepada orang-orang musyrik Mekah bahwa dirinya adalah rasul Allah yang menyampaikan janji dan ancaman-Nya kepada manusia.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Ancaman-Nya ialah azab pedih yang akan ditimpakan kepada orang-orang yang menyalahi perintah-Nya sebagaimana yang telah ditimpakan kepada orang-orang sebelumnya, seperti kaum ‘Ad, Samud, dan sebagainya.

Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an Surah Sad Ayat 65-70

Surah Sad Ayat 65
قُلۡ إِنَّمَآ أَنَا۠ مُنذِرٌ وَمَا مِنۡ إِلَٰهٍ إِلَّا ٱللَّهُ ٱلۡوَٰحِدُ ٱلۡقَهَّارُ

Terjemahan: Katakanlah (ya Muhammad): “Sesungguhnya aku hanya seorang pemberi peringatan, dan sekali-kali tidak ada Tuhan selain Allah Yang Maha Esa dan Maha Mengalahkan.

Tafsir Jalalain: قُلۡ (Katakanlah) hai Muhammad kepada orang-orang kafir Mekah! إِنَّمَآ أَنَا۠ مُنذِرٌ (“Sesungguhnya aku hanya seorang pemberi peringatan) seorang yang memperingatkan kalian dengan neraka وَمَا مِنۡ إِلَٰهٍ إِلَّا ٱللَّهُ ٱلۡوَٰحِدُ ٱلۡقَهَّارُ (dan sekali-kali tidak ada Tuhan selain Allah Yang Maha Esa lagi Maha Mengalahkan) semua makhluk-Nya.

Tafsir Ibnu Katsir: Allah Ta’ala berfirman memerintahkan Rasul-Nya untuk mengatakan kepada orang-orang yang kufur kepada Allah, menyekutukan-Nya dan mendustakan para Rasul-Nya, bahwasannya beliau hanyalah seorang pemberi peringatan, bukan sebagai yang mereka duga.

قُلۡ إِنَّمَآ أَنَا۠ مُنذِرٌ وَمَا مِنۡ إِلَٰهٍ إِلَّا ٱللَّهُ ٱلۡوَٰحِدُ ٱلۡقَهَّارُ (“Dan sekali-sekali tidakada Ilah [yang haq] selain Allah Yang Mahaesa dan Mahamengalahkan.”) yaitu, Dia Yang Mahaesa yang telah menguasai dan mengalahkan segala sesuatu.

Tafsir Kemenag: Allah memerintahkan kepada Rasul-Nya agar menyampaikan kepada orang-orang musyrik Mekah bahwa dirinya adalah rasul Allah yang menyampaikan janji dan ancaman-Nya kepada manusia. Ancaman-Nya ialah azab pedih yang akan ditimpakan kepada orang-orang yang menyalahi perintah-Nya sebagaimana yang telah ditimpakan kepada orang-orang sebelumnya, seperti kaum ‘Ad, Samud, dan sebagainya.

Selanjutnya Rasulullah saw menyatakan bahwa dia hanya pemberi berita dan bukanlah tukang sihir sebagaimana yang mereka tuduhkan dan bukan pula orang pendusta. Ia bukanlah seorang yang berkuasa atas manusia, sebagaimana diterangkan dalam firman Allah:

Maka berilah peringatan, karena sesungguhnya engkau (Muhammad) hanyalah pemberi peringatan. Engkau bukanlah orang yang berkuasa atas mereka. (al-Gasyiyah/88: 21-22)

Allah menerangkan tugas seorang rasul dan batas-batas kemampuannya. Dia menerangkan ajaran yang harus disampaikan kepada orang-orang kafir yaitu: Tidak ada satu pun Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah, Tuhan Yang Maha Esa, tiada sekutu bagi-Nya.

Tafsir Quraish Shihab: Hai Muhammad, katakan kepada orang-orang musyrik, “Sesunguhnya aku adalah pemberi peringatan akan azab Allah. Tak ada yang patut disembah kecuali Allah Yang Mahaesa, tak bersekutu, dan Mahaperkasa Yang mampu mengalahkan segala penguasa.

Surah Sad Ayat 66
رَبُّ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِ وَمَا بَيۡنَهُمَا ٱلۡعَزِيزُ ٱلۡغَفَّٰرُ

Terjemahan: Tuhan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya Yang Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.

Tafsir Jalalain: رَبُّ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِ وَمَا بَيۡنَهُمَا ٱلۡعَزِيزُ (Rabb langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya Yang Maha Perkasa) yakni Maha Menang atas semua perkara-Nya ٱلۡغَفَّٰرُ (lagi Maha Pengampun”) terhadap kekasih-kekasih-Nya.

Baca Juga:  Surah Hud Ayat 5; Terjemahan dan Tafsir Al Qur'an

Tafsir Ibnu Katsir: رَبُّ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِ وَمَا بَيۡنَهُمَا (“Rabb langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya.” Yaitu, Dialah Pemilik semua itu serta Pengaturnya. ٱلۡعَزِيزُ ٱلۡغَفَّٰرُ (“Yang Mahaperkasa lagi Mahapengampun.”) yaitu Maha pengampun disamping kebesaran dan keperkasaan-Nya.

Tafsir Kemenag: Dialah Tuhan yang tidak dapat ditandingi oleh siapa pun. Tuhan Yang Maha Esa Mahaperkasa, Mahakuasa, menguasai, mengatur, mengawasi, dan memelihara kelangsungan hidup segala sesuatu yang ada di langit dan bumi. Dialah Tuhan Yang Maha Mengampuni segala dosa-dosa hamba yang dikehendaki-Nya.

Tafsir Quraish Shihab: Pemelihara langit dan bumi beserta semua yang ada di antara keduanya, Sang Mahaperkasa Yang tidak terkalahkan, Sang Maha Pengampun atas dosa-dosa orang yang beriman kepada-Nya.”

Surah Sad Ayat 67
قُلۡ هُوَ نَبَؤٌاْ عَظِيمٌ

Terjemahan: Katakanlah: “Berita itu adalah berita yang besar,

Tafsir Jalalain: قُلۡ (Katakanlah) kepada mereka! هُوَ نَبَؤٌاْ عَظِيمٌ (“Berita itu adalah berita besar.).

Tafsir Ibnu Katsir: قُلۡ هُوَ نَبَؤٌاْ عَظِيمٌ (“Katakanlah: ‘Berita itu adalah berita besar.’”) yakni berita besar dan peristiwa agung, yaitu diutusnya aku oleh Allah Ta’ala kepada kalian. Tentang firman Allah قُلۡ هُوَ نَبَؤٌاْ عَظِيمٌ (“Katakanlah: ‘Berita itu adalah berita besar.’”) Mujahid, Syuraih al-Qadhi dan as-Suddi berkata: “Yaitu al-Qur’an.”

Tafsir Kemenag: Nabi Muhammad diperintahkan untuk mengatakan kepada orang-orang musyrik bahwa berita tentang rasul atau utusan Allah yang memberi peringatan kepada manusia dan berita keesaan dan kekuasaan-Nya, adalah berita yang sangat besar faedahnya bagi seluruh manusia. Berita itu dapat menyelamatkan manusia dari kesesatan, dapat menunjukkan kepada manusia jalan yang lurus, jalan kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Akan tetapi, kebanyakan manusia tidak mau mengerti bahkan mereka berpaling dari agama Allah.

Tafsir Quraish Shihab: Katakan kepada mereka, hai Muhammad, “Yang aku sampaikan ini adalah berita besar yang kalian palingkan dan tidak kalian pikirkan.

Surah Sad Ayat 68
أَنتُمۡ عَنۡهُ مُعۡرِضُونَ

Terjemahan: yang kamu berpaling daripadanya.

Tafsir Jalalain: أَنتُمۡ عَنۡهُ مُعۡرِضُونَ (Yang kalian berpaling darinya) dari Alquran yang aku beritakan dan aku datangkan kepada kalian; di dalamnya terdapat hal-hal yang tidak dapat diketahui, melainkan hanya dengan jalan wahyu. Yang dimaksud dengan berita yang besar itu ialah:.

Tafsir Ibnu Katsir: أَنتُمۡ عَنۡهُ مُعۡرِضُونَ (“Yang kamu berpaling darinya.”) artinya orang-orang yang lalai.

Tafsir Kemenag: Nabi Muhammad diperintahkan untuk mengatakan kepada orang-orang musyrik bahwa berita tentang rasul atau utusan Allah yang memberi peringatan kepada manusia dan berita keesaan dan kekuasaan-Nya, adalah berita yang sangat besar faedahnya bagi seluruh manusia.

Berita itu dapat menyelamatkan manusia dari kesesatan, dapat menunjukkan kepada manusia jalan yang lurus, jalan kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Akan tetapi, kebanyakan manusia tidak mau mengerti bahkan mereka berpaling dari agama Allah.

Tafsir Quraish Shihab: Katakan kepada mereka, hai Muhammad, “Yang aku sampaikan ini adalah berita besar yang kalian palingkan dan tidak kalian pikirkan.

Baca Juga:  Surah Al-An'am Ayat 66-69; Seri Tadabbur Al Qur'an

Surah Sad Ayat 69
مَا كَانَ لِىَ مِنۡ عِلۡمٍۭ بِٱلۡمَلَإِ ٱلۡأَعۡلَىٰٓ إِذۡ يَخۡتَصِمُونَ

Terjemahan: Aku tiada mempunyai pengetahuan sedikitpun tentang al mala’ul a’la (malaikat) itu ketika mereka berbantah-bantahan.

Tafsir Jalalain: مَا كَانَ لِىَ مِنۡ عِلۡمٍۭ بِٱلۡمَلَإِ ٱلۡأَعۡلَىٰٓ (Aku tiada mempunyai pengetahuan sedikit pun tentang Al-Mala’ul A’la) yakni para malaikat itu إِذۡ يَخۡتَصِمُونَ (ketika mereka berbantah-bantahan) tentang perihal Nabi Adam, ketika Allah berfirman, ‘Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi…’ (Q.S. Al-Baqarah, 30).

Tafsir Ibnu Katsir: Firman Allah: مَا كَانَ لِىَ مِنۡ عِلۡمٍۭ بِٱلۡمَلَإِ ٱلۡأَعۡلَىٰٓ إِذۡ يَخۡتَصِمُونَ (“aku tidak mempunyai pengetahuan sedikitpun tentang al-Mala-ul A’laa [malaikat] itu ketika mereka berbantah-bantahan.”) maksudnya, seandainya bukan karena wahyu, darimana aku tahu perbantahan tentang al-Mala-ul A’laa? Yaitu tentang perkara Adam a.s. serta keengganan iblis untuk sujud kepadanya dan alasan yang dikemukakan kepada Rabbnya tentang keutamaan dirinya.

Sedangkan hadits yang diriwAyatkan oleh Imam Ahmad, bahwasannya Mu’adz berkata: Suatu pagi Rasulullah tertahan melakukan shalat shubuh, sehingga kami hampir-hampir melihat munculnya matahari. Kemudian Rasulullah muncul dengan segera lalu mengerjakan shalat sunnah, kemudian melakukan shalat shubuh, dan beliau melakukan seperlunya dalam shalat. Ketika selesai melakukan salam, beliau berkata:

“Bagaimana keadaan kalian?” lalu beliau menghadap kami dan bersabda: “Sesungguhnya semalam aku bangun dan melakukan shalat sesuai kemampuanku, lalu aku mengantuk dalam shalatku, hingga [akhirnya] aku terbangun.

Tiba-tiba aku berjumpa Rabb-ku dalam bentuk yang amat indah, lalu berfirman: ‘Hai Muhammad, apakah engkau tahu tentang apa yang diperbantahkan oleh al-Mala-ul A’la?’ Aku menjawab: ‘Tidak tahu, ya Rabb-ku.’ –beliau mengulangi sebanyak tiga kali- . lalu aku melihat Diia meletakkan telapak tangan-Nya di antara kedua pundakku, hingga aku merasakan dinginnya jari-jemari-Nya di antara dadaku. Lalu tampaklah bagiku segala sesuatu dan aku mengenalnya. Lalu Dia berfirman:

‘Ya Muhammad, tentang apakah yang diperbantahkan oleh al-Mala-ul A’la?’ Aku menjawab: ‘Tentang kaffarat.’ Dia bertanya: ‘Apakah kaffarat itu?’ Aku menjawab: ‘Melangkahkan kaki untuk berjama’ah, duduk di dalam masjid setelah shalat dan menyempurnakan wudlu pada seluruh anggota badan [yang perlu dibasuh].’ Dia bertanya: ‘Apakah derajat itu?’ Aku menjawab: ‘Memberikan makanan, kata-kata halus dan melakukan shalat di saat manusia tidur.’ Dia berkata:

‘Mintalah!’ Aku berkata: ‘Ya Allah, sesungguhnya aku meminta kepada-Mu untuk dapat melakukan berbagai kebaikan, meninggalkan berbagai kemunkaran, mencintai orang-orang miskin, dan agar Engkau mengampuni serta merahmatiku. Dan jika Engkau menghendaki fitnah kepada suatu kaum, maka wafatkanlah aku tanpa terkena fitnah. Aku meminta kepadamu kecintaan-Mu, kecintaan orang yang mencintai-Mu dan kecintaan kepada amal yang mendekatkanku kepada kecintaan-Mu.’” Lalu Rasulullah saw. bersabda: “Sesungguhnya hal itu adalah kebenaran, maka pelajari dan kuasailah.”

Ini adalah hadits mimpi yang masyhur. Barangsiapa yang menjadikannya dalam keadaan sadar, maka tentulah keliru. Hadits ini terdapat dalam kitab-kitab sunan dari beberapa jalur. Hadits ini diriwAyatkan sendiri oleh at-Tirmidzi dari hadits Jahdham bin ‘Abdillah al-Yamani dengan lafadznya. Al-Hasan berkata: “Shahih.” Perbantahan ini bukanlah perbantahan yang disebutkan di dalam al-Qur’an, karena hal itu telah ditafsirkan. Sedangkan perbantahan yang terdapat di dalam al-Qur’an akan ditafsirkan setelah Ayat ini,

Baca Juga:  Surah An-Naml Ayat 67-70; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Tafsir Kemenag: Selanjutnya Rasulullah diperintahkan Allah menyatakan kepada orang-orang musyrik Mekah bahwa seandainya Allah tidak menurunkan wahyu kepadanya, tentu ia tidak akan mengetahui para malaikat yang selalu tunduk dan patuh kepada Allah. Ia juga tidak akan mengetahui pembicaraan yang dilakukan para malaikat, Iblis, dan Adam di hadapan Allah. Malaikat dan Adam tunduk dan patuh kepada Allah, sedang Iblis ingkar dan durhaka kepada-Nya.

Pada akhir Ayat ini Rasulullah menegaskan lagi tugas yang diberikan Allah, “Aku ini hanyalah seorang rasul yang memberi petunjuk dan peringatan, bukanlah seorang yang dapat memaksa manusia masuk agama Islam.”.

Tafsir Quraish Shihab: Aku tidak pernah tahu berita tentang para malaikat ketika mereka berselisih mengenai ihwal Adam. Sebab aku tidak menempuh jalan yang biasa digunakan orang untuk memperoleh pengetahuan, seperti membaca buku atau berguru kepada seseorang. Cara yang aku tempuh untuk memperoleh pengetahuan adalah melalui wahyu.

Surah Sad Ayat 70
إِن يُوحَىٰٓ إِلَىَّ إِلَّآ أَنَّمَآ أَنَا۠ نَذِيرٌ مُّبِينٌ

Terjemahan: Tidak diwahyukan kepadaku, melainkan bahwa sesungguhnya aku hanyalah seorang pemberi peringatan yang nyata”.

Tafsir Jalalain: إِن (Tidak) tiada يُوحَىٰٓ إِلَىَّ إِلَّآ (diwahyukan kepadaku, melainkan bahwa sesungguhnya aku) yakni aku ini أَنَّمَآ أَنَا۠ نَذِيرٌ مُّبِينٌ (hanyalah seorang pemberi peringatan yang nyata”) artinya nyata peringatannya.

Tafsir Ibnu Katsir: إِن يُوحَىٰٓ إِلَىَّ إِلَّآ أَنَّمَآ أَنَا۠ نَذِيرٌ مُّبِينٌ (Tidak diwahyukan kepadaku, melainkan bahwa sesungguhnya aku hanyalah seorang pemberi peringatan yang nyata”.)

Tafsir Kemenag: Selanjutnya Rasulullah diperintahkan Allah menyatakan kepada orang-orang musyrik Mekah bahwa seandainya Allah tidak menurunkan wahyu kepadanya, tentu ia tidak akan mengetahui para malaikat yang selalu tunduk dan patuh kepada Allah. Ia juga tidak akan mengetahui pembicaraan yang dilakukan para malaikat, Iblis, dan Adam di hadapan Allah. Malaikat dan Adam tunduk dan patuh kepada Allah, sedang Iblis ingkar dan durhaka kepada-Nya.

Pada akhir Ayat ini Rasulullah menegaskan lagi tugas yang diberikan Allah, “Aku ini hanyalah seorang rasul yang memberi petunjuk dan peringatan, bukanlah seorang yang dapat memaksa manusia masuk agama Islam.”.

Tafsir Quraish Shihab: Aku tidak akan mendapatkan wahyu kecuali karena aku adalah seorang rasul yang bertugas menyampaikan risalah kepada kalian dengan bahasa yang paling jelas.”

Shadaqallahul ‘adzhim. Alhamdulillah, kita telah pelajari bersama kandungan Surah Sad Ayat 65-70 berdasarkan Tafsir Jalalain, Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Kemenag dan Tafsir Quraish Shihab. Semoga menambah khazanah ilmu Al-Qur’an kita.

M Resky S