Surah Thaha Ayat 71-73; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an

Surah Thaha Ayat 71-73

Pecihitam.org – Kandungan Surah Thaha Ayat 71-73 ini, dijelaskan ancaman Firaun kepada para ahli sihirnya yang menyatakan beriman kepada Allah. Dalam ayat ini juga dijelaskan argumen para penyihir kepada Firaun.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Terjemahan dan Tafsir Al-Qur’an Surah Thaha Ayat 71-73

Surah Thaha Ayat 71
قَالَ آمَنتُمْ لَهُ قَبْلَ أَنْ آذَنَ لَكُمْ إِنَّهُ لَكَبِيرُكُمُ الَّذِي عَلَّمَكُمُ السِّحْرَ فَلَأُقَطِّعَنَّ أَيْدِيَكُمْ وَأَرْجُلَكُم مِّنْ خِلَافٍ وَلَأُصَلِّبَنَّكُمْ فِي جُذُوعِ النَّخْلِ وَلَتَعْلَمُنَّ أَيُّنَا أَشَدُّ عَذَابًا وَأَبْقَى

Terjemahan: Berkata Fir’aun: “Apakah kamu telah beriman kepadanya (Musa) sebelum aku memberi izin kepadamu sekalian. Sesungguhnya ia adalah pemimpinmu yang mengajarkan sihir kepadamu sekalian. Maka sesungguhnya aku akan memotong tangan dan kaki kamu sekalian dengan bersilang secara bertimbal balik, dan sesungguhnya aku akan menyalib kamu sekalian pada pangkal pohon kurma dan sesungguhnya kamu akan mengetahui siapa di antara kita yang lebih pedih dan lebih kekal siksanya”.

Tafsir Jalalain: قَالَ (Berkatalah) Firaun, آمَنتُمْ (“Apakah kalian telah beriman) dapat dibaca A-amantum dan Aamantum لَهُ قَبْلَ أَنْ آذَنَ (kepada Musa sebelum aku memberi izin) sebelum aku mengizinkan لَكُمْ إِنَّهُ لَكَبِيرُكُمُ (kepadamu sekalian. Sesungguhnya ia adalah pemimpin kalian) guru kalian

الَّذِي عَلَّمَكُمُ السِّحْرَ فَلَأُقَطِّعَنَّ أَيْدِيَكُمْ وَأَرْجُلَكُم مِّنْ خِلَافٍ (yang mengajarkan sihir kepada kalian. Maka sesungguhnya aku akan memotong tangan dan kaki kamu sekalian dengan bersilang secara bertimbal balik) lafal Min Khilaafin berkedudukan menjadi Hal, artinya secara bersilang, yaitu tangan kanan dengan kaki kiri

وَلَأُصَلِّبَنَّكُمْ فِي جُذُوعِ النَّخْلِ (dan sesungguhnya aku akan menyalib kalian pada pangkal pohon kurma) yakni pada pohon kurma وَلَتَعْلَمُنَّ أَيُّنَا (dan sesungguhnya kalian akan mengetahui siapa di antara kita) yakni diri Firaun sendiri dan Rabb Nabi Musa أَشَدُّ عَذَابًا وَأَبْقَى (yang lebih pedih dan lebih kekal siksaannya”) bila ada orang yang melanggar kepadanya.

Tafsir Ibnu Katsir: Allah Ta’ala menceritakan tentang kekufuran Fir’aun, keingkaran, kezhaliman, dan kesombongannya seraya menolak kebenaran dengan kebathilan. آمَنتُمْ لَهُ (“Apakah kamu telah beriman kepadanya [Musa]”) yakni membenarkannya.

قَبْلَ أَنْ آذَنَ (“Sebelum aku memberi izin kepadamu sekalian.”) Yakni, aku tidak memerintahkan kalian melakukan hal itu, dan kalian menentangku dalam hal tersebut. Dia mengatakan ungkapan; yang dia sendiri, para tukang sihir, dan seluruh makhluk mengetahui bahwa dia itu bohong dan dusta.

إِنَّهُ لَكَبِيرُكُمُ الَّذِي عَلَّمَكُمُ السِّحْرَ (“Sesungguhnya ia adalah pemimpinmu yang mengajarkan sihir kepadamu sekalian.”) Yakni, kalian hanya akan mendapatkan ilmu sihir dari Musa dan kalian akan sepakat dengannya untuk melawanku dan juga rakyatku dengan tujuan agar kalian memenangkannya.

Selanjutnya, Fir’aun mengancam mereka seraya berkata: فَلَأُقَطِّعَنَّ أَيْدِيَكُمْ وَأَرْجُلَكُم مِّنْ خِلَافٍ وَلَأُصَلِّبَنَّكُمْ فِي جُذُوعِ النَّخْلِ (“Maka sesungguhnya aku akan memotong tangan dan kakimu sekalian dengan bersilang secara bertimbal balik, dan sesungguhnya aku akan menyalibmu sekalian pada pangkal pohon kurma.”) Maksudnya, aku akan menjadikan kalian sebagai contoh, aku bunuh, serta aku umumkan kalian semua.

Kemudian Ibnu Abbas mengatakan: “Fir’aun adalah orang yang pertama kali melakukan hal tersebut.” Demikian yang diriwayatkan Ibnu Abi Hatim.

Firman Allah Ta’ala: وَلَتَعْلَمُنَّ أَيُّنَا أَشَدُّ عَذَابًا وَأَبْقَى (“Dan sesungguhnya kamu akan mengetahui siapa di antara kita yang lebih pedih dan lebih kekal siksanya.”) Yakni, kalian mengatakan, bahwa aku dan kaumku berada dalam kesesatan, sedangkan kalian bersama Musa dan kaumnya berada dalam petunjuk. Oleh karena itu, kalian akan mengetahui siapa yang memiliki adzab dan yang kekal.

Baca Juga:  Surah Hud Ayat 61; Terjemahan dan Tafsir Al Qur'an

Tafsir Kemenag: Pada ayat ini Allah menerangkan bahwa Firaun, setelah mengetahui bahwa ahli-ahli sihirnya telah menyerah kalah dan beriman kepada Tuhan Musa dan Harun, sangat marah kepada mereka, karena mereka telah berbuat dua kesalahan yang besar.

Pertama, mereka dengan gegabah beriman kepada Musa, sebelum mereka memikirkan secara mendalam dan sebelum ada izin daripadanya. Kedua, karena dia menyangka bahwa mereka adalah murid Musa dalam ilmu sihir, maka sepakatlah mereka menunjukkan kelemahannya, demi untuk menjadikan dakwah Musa semakin kuat dan dapat diterima orang banyak sehingga Firaun merasa urusannya dipandang makin besar dan hebat.

Untuk membendung jangan sampai kelak ahli-ahli sihir itu diikuti orang banyak, Firaun mengancam akan memotong tangan dan kaki mereka dengan bersilang secara timbal balik, dengan demikian mereka tidak dapat lagi berbuat apa-apa. Juga Firaun mengancam akan menyalib mereka pada pangkal pohon kurma.

Firaun mengancam siksaan yang berat kepada ahli-ahli sihirnya yang telah beriman kepada Musa, supaya ahli-ahli sihir itu membandingkan antara siksaanya dan siksaan Tuhan Musa yang tidak memotong tangan dan kaki dengan bersilang secara timbal balik, supaya mereka itu kembali lagi kepada kepercayaannya yang semula dan meninggalkan kepercayaannya kepada Musa, karena Firaun menyangka bahwa ahli-ahli sihirnya beriman kepada Musa, hanya karena takut kepada siksaan dan azab Tuhan Musa yang pedih dan berkepanjangan itu.

Tafsir Quraish Shihab: Fir’aun berkata, “Mengapa kalian beriman kepadanya tanpa seizinku? Mûsâ hanyalah seorang ahli sihir yang unggul dan mengajarkan sihirnya kepada kalian. Apa yang dilakukannya itu bukanlah mukjizat seperti kalian kira!” Fir’aun lalu mengancam mereka dengan berkata, “Akan aku potong tangan dan kaki kalian dengan cara bersilang: tangan sebelah kanan dan kaki sebelah kiri. Akan aku salib kalian pada pangkal pohon kurma, sehingga kalian akan mengetahui tuhan manakah yang paling pedih dan kekal siksaannya: aku atau Tuhan Mûsâ!”

Surah Thaha Ayat 72
قَالُوا لَن نُّؤْثِرَكَ عَلَى مَا جَاءَنَا مِنَ الْبَيِّنَاتِ وَالَّذِي فَطَرَنَا فَاقْضِ مَا أَنتَ قَاضٍ إِنَّمَا تَقْضِي هَذِهِ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا

Terjemahan: Mereka berkata: “Kami sekali-kali tidak akan mengutamakan kamu daripada bukti-bukti yang nyata (mukjizat), yang telah datang kepada kami dan daripada Tuhan yang telah menciptakan kami; maka putuskanlah apa yang hendak kamu putuskan. Sesungguhnya kamu hanya akan dapat memutuskan pada kehidupan di dunia ini saja.

Tafsir Jalalain: قَالُوا لَن نُّؤْثِرَكَ (Mereka berkata, “Kami sekali-kali tidak akan mengutamakan kamu) kami tidak akan memilih kamu عَلَى مَا جَاءَنَا مِنَ الْبَيِّنَاتِ (daripada bukti-bukti yang nyata yang telah datang kepada kami) bukti-bukti yang menunjukkan kebenaran Nabi Musa

وَالَّذِي فَطَرَنَا (dan daripada Tuhan yang telah menciptakan kami) yakni Allah yang telah menjadikan kami. Kalimat ini dapat diartikan sebagai Qasam atau sumpah atau di’athafkan kepada lafal Ma فَاقْضِ مَا أَنتَ قَاضٍ (maka putuskanlah apa yang hendak kamu putuskan) artinya lakukanlah apa yang kamu ucapkan itu.

إِنَّمَا تَقْضِي هَذِهِ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا (Sesungguhnya kamu hanya akan dapat memutuskan pada kehidupan di dunia saja) dinashabkannya lafal Al-Hayaatad Dun-yaa menunjukkan makna Ittisa’, maksudnya peradilan di dunia dan kelak kamu akan mendapat balasan yang setimpal di akhirat akibat dari perbuatanmu itu.

Baca Juga:  Surah Thaha Ayat 109-112; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Tafsir Ibnu Katsir: Setelah menakut-nakuti dan memberikan ancaman kepada mereka, maka diri mereka itu terhanyut dalam ketundukan kepada Allah. Dan: قَالُوا لَن نُّؤْثِرَكَ عَلَى مَا جَاءَنَا مِنَ الْبَيِّنَاتِ (“Mereka berkata, ‘Kami sekali-kali tidak mengutamakanmu dari bukti-bukti yang nyata [mukjizat]”) yakni, kami tidak akan memilihmu dengan mengalahkan apa yang kami peroleh berupa petunjuk dan keyakinan.

وَالَّذِي فَطَرَنَا (“Dan daripada Rabb yang telah menciptakan kami.”) Penggalan ini bisa jadi sebagai bentuk sumpah dan bisa jadi sebagai ma’thuf (sambungan) atas kata bayyinaat (bukti yang nyata). Yang mereka maksudkan adalah, kita tidak akan mengutamakanmu daripada Pencipta kami yang telah mengadakan kami dari ketiadaan, yang mengawali penciptaan kami dari tanah liat. Dialah yang berhak dengan segala macam ibadah dan ketaatan, bukan kamu (Fir’aun).

فَاقْضِ مَا أَنتَ قَاضٍ (“Maka putuskanlah apa yang hendak kamu putuskan.”) Maksudnya, kerjakanlah apa yang kamu kehendaki dan apa yang dapat dijangkau oleh tanganmu.

إِنَّمَا تَقْضِي هَذِهِ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا (“Sesungguhnya kamu hanya akan dapat memutuskan pada kehidupan di dunia ini saja.”) Yakni, sesungguhnya engkau hanya berkuasa di dunia ini saja, tempat yang tiada kekal, sedangkan kami lebih menyukai kehidupan yang abadi.

Tafsir Kemenag: Ayat ini menerangkan bahwa ancaman Firaun itu tidak digubris oleh ahli-ahli sihir yang telah beriman kepada Musa, dan tidak ada pengaruhnya sedikit pun kepada mereka. Mereka tidak akan kembali menganut kepercayaan yang sesat, tetapi mereka akan tetap beriman kepada Musa berdasarkan bukti-bukti yang nyata yaitu mukjizat yang disaksikannya pada tongkat Musa yang datangnya dari Allah, Tuhan yang telah menciptakan mereka.

Mereka tidak akan goyah dan bergeser dari kepercayaan yang dianutnya sekarang ini apapun yang akan diperbuat Firaun terhadap mereka. Mereka berpendirian bahwa kalaupun Firaun dapat melaksanakan ancamannya itu hanya di dunia ini, karena Firaun hanya dapat melakukan kekejaman dan kezalimannya di dunia yang fana ini, tetapi mereka lebih mengutamakan dan mengharapkan balasan yang menyenangkan di akhirat nanti, tempat yang kekal dan abadi

Tafsir Quraish Shihab: Namun, para penyihir itu tetap teguh pada keimanannya. Mereka membalas ancaman Fir’aun dengan berkata, “Kami tidak akan tetap ingkar bersamamu setelah kami membuktikan sendiri dengan jelas kebenaran mukjizat Mûsâ.

Dan kami tidak akan memilihmu dengan meninggalkan Tuhan Mûsâ yang telah menciptakan kami. Lakukanlah apa yang ingin kau lakukan! Sesungguhnya kekuasaanmu tidak akan lebih panjang dari kehidupan yang singkat ini.

Surah Thaha Ayat 73
إِنَّا آمَنَّا بِرَبِّنَا لِيَغْفِرَ لَنَا خَطَايَانَا وَمَا أَكْرَهْتَنَا عَلَيْهِ مِنَ السِّحْرِ وَاللَّهُ خَيْرٌ وَأَبْقَى

Terjemahan: Sesungguhnya kami telah beriman kepada Tuhan kami, agar Dia mengampuni kesalahan-kesalahan kami dan sihir yang telah kamu paksakan kepada kami melakukannya. Dan Allah lebih baik (pahala-Nya) dan lebih kekal (azab-Nya)”.

Tafsir Jalalain: إِنَّا آمَنَّا بِرَبِّنَا لِيَغْفِرَ لَنَا خَطَايَانَا (Sesungguhnya kami telah beriman kepada Rabb kami, agar Dia mengampuni kesalahan-kesalahan kami) dari kemusyrikan dan dosa-dosa lainnya yang pernah kami lakukan

وَمَا أَكْرَهْتَنَا عَلَيْهِ مِنَ السِّحْرِ (dan sihir yang telah kamu paksakan kepada kami melakukannya) mulai dari belajar sampai dengan mempraktekkannya untuk melawan Nabi Musa. وَاللَّهُ خَيْرٌ (Dan Allah lebih baik) pahala-Nya daripada kamu, jika Dia ditaati وَأَبْقَى (dan lebih kekal”) azab-Nya daripada kamu, jika didurhakai.

Baca Juga:  Surah Thaha Ayat 90-91; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Tafsir Ibnu Katsir: إِنَّا آمَنَّا بِرَبِّنَا لِيَغْفِرَ لَنَا خَطَايَانَا (“Sesungguhnya kami telah beriman kepada Rabb kami, agar Dia mengampuni kesalahan-kesalahan kami,”) yakni, berbagai macam dosa yang telah kami lakukan, khususnya sihir yang kami telah kamu paksa untuk menggunakannya melawan ayat-ayat Allah Ta’ala dan mukjizat Nabi-Nya:

وَمَا أَكْرَهْتَنَا عَلَيْهِ مِنَ السِّحْرِ (“Dan sihir yang telah kamu paksakan kepada kami melakukannya.”) Firman-Nya; وَاللَّهُ خَيْرٌ وَأَبْقَى (“Dan Allah lebih baik [pahala-Nya] dan lebih kekal.”) Maksudnya, lebih baik bagi kami daripada dirimu. Wa abqaa (“Dan lebih kekal,”) yakni, lebih kekal pahalanya daripada apa yang telah kamu janjikan dan iming-imingkan kepada kami. Ini adalah riwayat dari Ibnu Ishaq.

Muhammad bin Ka’ab al-Qurazhi berkata mengenai firman-Nya: وَاللَّهُ خَيْرٌ (“Dan Allah lebih baik,”) Yakni, lebih baik bagi kami daripada dirimu, jika ditaati; wa abqaa وَأَبْقَى (“Dan lebih kekal”) yakni lebih kekal adzab-Nya daripada adzabmu jika didurhakai.” Yang tampak bahwa Fir’aun la’natullah berkeinginan keras terhadap hal itu serta melakukannya terhadap mereka, hal itu adalah sebagai rahmat bagi mereka dari Allah.

Oleh karena itu, Ibnu Abbas dan juga yang lainnya dari kaum salaf mengatakan: “Mereka menjadi tukang sihir pada pagi hari dan menjadi syuhada’ pada sore hari.”

Tafsir Kemenag: Ahli-ahli sihir Firaun telah bertekad bulat untuk beriman kepada Allah. Tuhan seru sekalian alam, Tuhan yang telah banyak berbuat baik kepada mereka selama hidupnya. Apapun yang akan terjadi, apapun yang akan menimpa diri mereka, mereka berharap mudah-mudahan Allah mengampuni segala kesalahan dan dosa yang telah diperbuatnya, terutama dosa sihir yang telah diperintahkan oleh Firaun melakukannya.

Ayat ini ditutup dengan satu penegasan bahwa Allah adalah sebaik-baik pemberi pahala kepada orang-orang yang taat kepada perintah-Nya, dan lebih pedih serta kekal azab-Nya kepada orang yang berbuat maksiat, melanggar perintah-Nya, dan sekaligus sebagai jawaban dari ucapan Firaun yaitu, “Sesungguhnya akan kamu ketahui siapa di antara kita yang lebih pedih dan lebih kekal siksanya.”.

Tafsir Quraish Shihab: Kami akan tetap teguh beriman kepada Tuhan kami Yang Mahabenar, agar Dia berkenan menebus kesalahan-kesalahan kami yang lalu. Juga agar Dia berkenan mengampuni perbuatan sihir yang telah kami lakukan karena paksaanmu supaya kami mempelajarinya. Balasan Tuhan kami lebih baik daripada balasanmu, jika Dia ditaati. Dan kekuasaan serta kemampuan-Nya lebih abadi daripada kamu!”

Shadaqallahul ‘adzhim. Alhamdulillah, kita telah pelajari bersama kandungan Surah Thaha Ayat 71-73 berdasarkan Tafsir Jalalain, Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Kemenag dan Tafsir Quraish Shihab. Semoga menambah khazanah ilmu Al-Qur’an kita.

M Resky S