Surah Yusuf Ayat 99-100; Terjemahan dan Tafsir Al Qur’an

Surah Yusuf Ayat 99-100

Pecihitam.org – Kandungan Surah Yusuf Ayat 99-100 ini mengisahkan bahwa pertemuan antara ayah dan anak tersebut sulit untuk dilukiskan. Al-Qur’an hanya mengisyaratkan pokok permasalahan yaitu penyambutan yang dilakukan Yusuf dengan penuh penghormatan. Di saat mereka tiba di Mesir seraya mengucapkan selamat datang, Yusuf memeluk mereka dengan penuh kehangatan.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Kedua orang tua dan saudara Yusuf bersyukur kepada Allah atas keselamatan dan kedudukan mulia yang diterima anaknya tersebut. Mereka bersujud kepada Allah sebagai ungkapan rasa terima kasihnya.

Dalam dialog selanjutnya beliau mengisyaratkan peristiwa pembebasan dirinya dari penjara Mesir. Menurutnya keluarganya mempunyai andil dalam peristiwa yang dia alami. Yusuf menyatakan bahwa semua itu terjadi atas kemurahan Allah.

Di sisi lain beliau tidak menceritakan peristiwa ketika dia dimasukkan ke sumur oleh saudaranya dan kejadian ketika beliau di perjualbelikan sebagai budak.

Hal tersebut karena kebesaran hati dan demi menjaga kehormatan saudara-saudaranya. Beliau menilai sikap mereka di masa lalu karena bujukan syaitan sehingga timbullah kedengkian di hati mereka dan pada akhirnya terjadilah peristiwa tersebut.

Terjemahan dan Tafsir Al Qur’an Surah Yusuf Ayat 99-100

Surah Yusuf Ayat 99
فَلَمَّا دَخَلُوا عَلَىٰ يُوسُفَ آوَىٰ إِلَيْهِ أَبَوَيْهِ وَقَالَ ادْخُلُوا مِصْرَ إِنْ شَاءَ اللَّهُ آمِنِينَ

Terjemahan: Maka tatkala mereka masuk ke (tempat) Yusuf: Yusuf merangkul ibu bapanya dan dia berkata: “Masuklah kamu ke negeri Mesir, insya Allah dalam keadaan aman”.

Tafsir Jalalain: فَلَمَّا دَخَلُوا عَلَىٰ يُوسُفَ (Maka tatkala mereka masuk ke tempat Yusuf) yaitu ke kemah Nabi Yusuf آوَىٰ إِلَيْهِ (Yusuf merangkul) memeluk أَبَوَيْهِ (ibu-bapaknya) kedua orang tuanya atau bapak dan bibinya وَقَالَ (dan dia berkata) kepada mereka

ادْخُلُوا مِصْرَ إِنْ شَاءَ اللَّهُ آمِنِينَ (“Masuklah kalian ke negeri Mesir dalam keadaan aman.”) lalu mereka memasuki negeri Mesir dan Nabi Yusuf lalu duduk di atas singgasananya.

Tafsir Ibnu Katsir: Allah memberitakan tentang kedatangan Ya’qub as. ke tempat Yusuf as. dan masuknya ia ke negeri Mesir, setelah Yusuf meminta kepada saudara-saudaranya supaya mereka membawa seluruh keluarganya. Maka mereka semua berangkat, meninggalkan negeri Kan’an menuju negeri Mesir.

Baca Juga:  Surah Ibrahim Ayat 9; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Setelah Yusuf as. diberi kabar bahwa mereka hampir sampai di Mesir, dia segera keluar untuk menerima mereka. Dan sang Raja pun memerintahkan semua pejabat negara dan tokoh masyarakat agar keluar bersama Yusuf untuk menyambut Nabi Ya’qub as. bahkan ada yang mengatakan bahwa sang Raja pun keluar untuk menyambutnya, dan pendapat inilah yang lebih cocok.

Tafsir Quraish Shihab: Ya’qub pun pergi ke Mesir bersama keluarganya. Ketika mereka tiba di Mesir dan Yusuf pun menyambut mereka di pintu gerbang, Yusuf sangat merasakan rindu kepada ayah dan ibunya. Yusuf segera mendekati orangtuanya itu dan meminta mereka dan keluarganya untuk tinggal di Mesir dengan aman dan selamat, insya Allah.

Surah Yusuf Ayat 100
وَرَفَعَ أَبَوَيْهِ عَلَى الْعَرْشِ وَخَرُّوا لَهُ سُجَّدًا ۖ وَقَالَ يَا أَبَتِ هَٰذَا تَأْوِيلُ رُؤْيَايَ مِنْ قَبْلُ قَدْ جَعَلَهَا رَبِّي حَقًّا ۖ وَقَدْ أَحْسَنَ بِي إِذْ أَخْرَجَنِي مِنَ السِّجْنِ وَجَاءَ بِكُمْ مِنَ الْبَدْوِ مِنْ بَعْدِ أَنْ نَزَغَ الشَّيْطَانُ بَيْنِي وَبَيْنَ إِخْوَتِي ۚ إِنَّ رَبِّي لَطِيفٌ لِمَا يَشَاءُ ۚ إِنَّهُ هُوَ الْعَلِيمُ الْحَكِيمُ

Terjemahan: Dan ia menaikkan kedua ibu-bapanya ke atas singgasana. Dan mereka (semuanya) merebahkan diri seraya sujud kepada Yusuf. Dan berkata Yusuf: “Wahai ayahku inilah ta’bir mimpiku yang dahulu itu; sesungguhnya Tuhanku telah menjadikannya suatu kenyataan. Dan sesungguhnya Tuhanku telah berbuat baik kepadaku, ketika Dia membebaskan aku dari rumah penjara dan ketika membawa kamu dari dusun padang pasir, setelah syaitan merusakkan (hubungan) antaraku dan saudara-saudaraku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Lembut terhadap apa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.

Tafsir Jalalain: وَرَفَعَ أَبَوَيْهِ (Dan ia menaikkan kedua ibu-bapaknya) yakni Yusuf mendudukkan kedua orang tuanya sejajar dengannya عَلَى الْعَرْشِ (ke atas singgasananya.) tempat duduknya وَخَرُّوا (Dan mereka merebahkan diri) yakni kedua orang tuanya dan semua saudara-saudaranya

لَهُ سُجَّدًا (kepada Yusuf seraya bersujud) yang dimaksud adalah sujud dengan membungkukkan badan bukannya sujud dalam arti kata meletakkan kening; cara itu merupakan penghormatan yang berlaku pada zamannya.

Baca Juga:  Surah Yusuf Ayat 30-34; Terjemahan dan Tafsir Al Qur'an

وَقَالَ يَا أَبَتِ هَٰذَا تَأْوِيلُ رُؤْيَايَ مِنْ قَبْلُ قَدْ جَعَلَهَا رَبِّي حَقًّا ۖ وَقَدْ أَحْسَنَ بِي (Dan berkata Yusuf, “Wahai ayahku! Inilah takwil mimpiku yang dahulu itu, sesungguhnya Rabbku telah menjadikannya suatu kenyataan. Dan sesungguhnya Rabbku telah berbuat baik kepadaku) terhadap diriku

إِذْ أَخْرَجَنِي مِنَ السِّجْنِ (ketika Dia membebaskan aku dari rumah penjara) Nabi Yusuf tidak menyinggung masalah sumur, hal ini sengaja ia lakukan demi menghormati saudara-saudaranya supaya mereka tidak malu

وَجَاءَ بِكُمْ مِنَ الْبَدْوِ (dan ketika membawa kalian dari dusun padang pasir) dari kampung padang pasir مِنْ بَعْدِ أَنْ نَزَغَ (setelah dirusak) dikacaukan

الشَّيْطَانُ بَيْنِي وَبَيْنَ إِخْوَتِي ۚ إِنَّ رَبِّي لَطِيفٌ لِمَا يَشَاءُ ۚ إِنَّهُ هُوَ الْعَلِيمُ (oleh setan hubungan antara aku dan saudara-saudaraku. Sesungguhnya Rabbku Maha Lembut terhadap apa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Mengetahui) tentang makhluk-Nya الْحَكِيمُ (lagi Maha Bijaksana.”) di dalam pekerjaan-Nya.

Kemudian ayah Nabi Yusuf (Yakub) bermukim bersama Yusuf selama dua puluh empat tahun atau tujuh belas tahun. Disebutkan bahwa masa perpisahan mereka delapan belas tahun lamanya atau empat puluh tahun atau delapan puluh tahun.

Kemudian Nabi Yakub menjelang ajalnya, sebelum itu ia berwasiat kepada Nabi Yusuf supaya ia dikebumikan di dekat ayahnya, yaitu Nabi Ishak. Lalu Nabi Yusuf membawa jenazah ayahnya ke tempat yang diisyaratkannya dalam wasiat dan mengebumikannya di tempat tersebut.

Setelah itu Nabi Yusuf kembali ke Mesir dan ia tinggal di negeri itu sesudah Nabi Yakub meninggal dunia selama dua puluh tiga tahun. Ketika urusannya telah sempurna kemudian ia mengetahui bahwa dirinya tidak akan abadi dalam keadaan demikian lalu hatinya menginginkan agar ia hijrah ke kerajaan yang abadi, yakni akhirat.

Tafsir Quraish Shihab: Mereka pun berjalan, di dalam Mesir, hingga akhirnya tiba dan masuk ke dalam rumah Yûsuf. Yûsuf berjalan di muka, mengawali ayah dan ibunya, lalu mendudukkan mereka di atas singgasananya.

Baca Juga:  Surah Yusuf Ayat 7-10; Terjemahan dan Tafsir Al Qur'an

Ya’qûb dan keluarganya merasakan betapa besar karunia Allah kepada mereka yang diberikan melalui Yûsuf. Betapa Allah menyatukan kembali keluarga yang telah terpisah dan menempatkan mereka di tempat yang penuh penghormatan dan kemuliaan.

Mereka, Ya’qûb dan keluarganya, pun memberi salam hormat kepada Yûsuf dengan ucapan yang oleh masyarakat dahulu dikenal sebagai ucapan salam hormat untuk pemimpin dan penguasa. Mereka memperlihatkan sikap tunduk dan hormat kepada Yûsuf.

Hal itu mengingatkan kepada Yûsuf apa yang dahulu dilihatnya dalam mimpi ketika ia masih kecil. Yûsuf pun berkata kepada ayahnya, “Ini adalah takbir mimpi yang dulu pernah aku ceritakan kepadamu, Ayah. Saat itu, aku mimpi melihat sebelas bintang, matahari dan bulan sujud kepadaku.
Kini Tuhan mewujudkan mimpi itu dalam kenyataan. Allah sungguh telah memberikan kehormatan dan kebaikan kepadaku dengan membuktikan bahwa aku tidak bersalah dan mengeluarkanku dari dalam penjara.

Selain itu, Dia juga mengantarkan kalian, Ibu, Bapak, dan Saudara-saudaraku, dari tempat yang jauh ke tempat ini, sehingga kita pun akhirnya bertemu kembali setelah sebelumnya setan merusak hubungan di antara aku dan saudara- saudaraku dengan merayu mereka.

Itu semua, tidak mungkin dapat terjadi tanpa kehendak Allah. Allah adalah pemilik siasat, mengatur dan menundukkan segalanya untuk melaksanakan kehendak-Nya. Ilmu-Nya meliputi segala sesuatu, dan ketentuan-Nya mencakup segala tindakan dan takdir.”

Shadaqallahul ‘adzhim. Alhamdulillah, telah kita pelajari bersama kandungan Surah Yusuf Ayat 99-100 berdasarkan Tafsir Jalalain, Tafsir Ibnu Katsir dan Tafsir Quraish Shihab. Semoga Allah merahmati dan mengasihi kita semua. Amin

M Resky S