Surat Al Baqarah: Dari Alasan Penamaaan Hingga Kandungan Isinya

Surat Al Baqarah

Pecihitam.org Surat kedua di dalam Al-Quran ini bernama Al Baqarah. Menjadi surat terpanjang dengan 286 ayat, 6.221 kata, dan 25.500 huruf, surat yang masuk kategori Madaniyah ini terbentang di seluruh Juz 1 dan 2 serta pada sebagian awal Juz 3.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Surat ini juga disebut juga dengan Surat Alif Lam Mim, karena pada ayat 1 dimulai dengan huruf-huruf muqattha’ah ini.

Daftar Pembahasan:

Alasan Penamaan Surat Al Baqarah

Semua surat di dalam Al-Qur’an pasti memiliki nama tersendiri. Penamaan tersebut ada yang diambil dari kata yang ada di dalam awal surah, seperti Surat Al-Waqi’ah, Ar-Rahman dan Yasin. Ada yang merupakan gambaran umum isi surah tersebut. Seperti surah An-Nisa’ yang banyak menggambarkan hukum-hukum tentang perempuan. Dan Ada pula yang diambil dari gambaran salah satu kisah dari surah tersebut. Seperti surah Al-Baqarah.

Al-Baqarah berarti sapi betina. Nama ini diambil karena di dalam surah ini tepatnya ayat 67-73 berisi tentang perintah Allah swt. kepada Bani Israil agar menyembelih sapi betina untuk mengungkap misteri pembunuhan.

Kisah Sapi Betina

Di kalangan Bani Israil hiduplah seorang laki-laki kaya raya yang tidak punya anak. Satu-satunya ahli warisnya adalah anak saudaranya. Barangkali tidak sabar menunggu untuk mendapatkan warisan, maka sang kemenakan membunuh pamannya.

Lalu, tengah malam dia mengangkat dan meletakkan jenazah pamannya itu di depan rumah seseorang dari Bani Israil. Besoknya sebagian masyarakat menuduh yang punya rumahlah sebagai pembunuhnya. Yang lain menolaknya, sehingga terjadilah perdebatan dan pertengkaran. Seseorang mengusulkan agar mendatangi utusan Allah Musa dan menanyakan kepadanya siapa yang membunuh lelaki tersebut. 

Mereka menyatakan: “Wahai Musa, engkau Nabi Allah, maka tanyakanlah kepada Allah siapa yang membunuh lelaki itu”. Lalu Nabi Musa memohon kepada Allah SWT. Allah SWT kemudian menyuruh mereka menyembelih seokor sapi betina.

Baca Juga:  Surah Yunus Ayat 48-52; Terjemahan dan Tafsir Al Qur'an

Allah SWT berfirman: “Dan (ingatlah), ketika Musa berkata kepada kaumnya: “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyembelih seekor sapi betina.” Mereka berkata: “Apakah kamu hendak menjadikan kami buah ejekan?” Musa menjawab: “Aku berlindung kepada Allah agar tidak menjadi salah seorang dari orang-orang yang jahil”. (QS. Al-Baqarah :67) 

Setelah mendapatkan perintah untuk menyembelih sapi betina, mereka langsung memberikan reaksi negatif. Mereka menuduh Musa mempermainkan atau mengolok-olok mereka. Barangkali dalam pikiran mereka, apa hubungannya mencari sang pembunuh dengan menyembelih seekor sapi betina.

Sekalipun sudah banyak peristiwa hebat-hebat dan luar biasa mereka lalui bersama Musa, tetap saja Bani Israil itu belum mempercayai Musa sepenuhnya. Menerima tuduhan mengolok-olok, Musa berlindung kepada Allah agar tidak menjadi orang jahil. Karena orang jahil lah yang suka mengolok-olok orang lain.

Musa berkata: “Aku berlindung kepada Allah agar tidak menjadi salah seorang dari orang-orang yang jahil”. Dipilihnya sapi untuk disembelih bisa jadi adalam sebagai upaya mengikis habis kepercayaan kaum Samiry, yang menjadikan sapi sebagai sesembahan. 

Sebenarnya dengan mudah mereka bisa mencari seekor sapi mana saja, lalu menyembelihnya sesuai perintah Allah yang disampaikan oleh Musa. Tetapi mereka malah bertanya lagi tentang sifat sapi yang akan disembelih itu.

Allah SWT berfirman: “Mereka menjawab: “Mohonkanlah kepada Tuhanmu untuk kami, agar Dia menerangkan kepada kami; sapi betina apakah itu.” Musa menjawab: “Sesungguhnya Allah berfirman bahwa sapi betina itu adalah sapi betina yang tidak tua dan tidak muda; pertengahan antara itu; Maka kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu”. (QS. Al-Baqarah :68) 

Perhatikan kembali kalimat yang mereka gunakan: “mohonkanlah kepada Tuhanmu…” seolah-olah Allah SWT itu hanya Tuhannya Nabi Musa semata, bukan Tuhan mereka juga.

Baca Juga:  Surah Al-An'am Ayat 164; Seri Tadabbur Al-Qur'an

Penggunaan kalimat kamu, bukan kita atau Tuhan saja menunjukkan masih berjaraknya hati mereka dengan Tuhan. Setelah dijelaskan sapi yang akan disembelih adalah sapi yang tidak tua dan tidak muda, apakah mereka langsung mencarinya?

Ternyata tidak. Mereka malah tanya lagi warnanya apa. Allah SWT berfirman: “Mereka berkata: “Mohonkanlah kepada Tuhanmu untuk kami agar Dia menerangkan kepada kami apa warnanya”. Musa menjawab: “Sesungguhnya Allah berfirman bahwa sapi betina itu adalah sapi betina yang kuning, yang kuning tua warnanya, lagi menyenangkan orang-orang yang memandangnya.” (QS. Al-Baqarah :69) 

Dengan terus bertanya, tugas mereka menjadi semakin berat. Tetapi mereka tidak menyadari itu, sehingga terus bertanya lagi, sapi kuning yang bagaimana yang harus mereka sembelih?

SWT berfirman: “Mereka berkata: “Mohonkanlah kepada Tuhanmu untuk kami agar Dia menerangkan kepada kami bagaimana hakikat sapi betina itu, karena sesungguhnya sapi itu (masih) samar bagi kami dan sesungguhnya kami insya Allah akan mendapat petunjuk (untuk memperoleh sapi itu).” (QS. Al-Baqarah :70) 

Mereka tidak segera menjalankan perintah, tapi malah bertanya terus. Sebenarnya sudah cukup jelas sifat sapi yang harus mereka cari. Yaitu sapi betina yang tidak tua dan tidak muda, berwana kuning menyenangkan.

Cukup jelas sebenarnya, tapi dasar mereka tidak punya sikap patuh dan percaya sepenuhnya kepada Musa, mereka tanya terus.  Akhirnya ditambahkan satu sifat lagi dari sapi betina yang harus mereka cari dan sembelih.

Allah SWT berfirman: “Musa berkata: “Sesungguhnya Allah berfirman bahwa sapi betina itu adalah sapi betina yang belum pernah dipakai untuk membajak tanah dan tidak pula untuk mengairi tanaman, tidak bercacat, tidak ada belangnya.”

Mereka berkata: “Sekarang barulah kamu menerangkan hakikat sapi betina yang sebenarnya”. Kemudian mereka menyembelihnya dan hampir saja mereka tidak melaksanakan perintah itu.” (QS. Al-Baqarah :71) 

Baca Juga:  Surah Al-Anfal Ayat 74-75; Terjemahan dan Tafsir Al Qur'an

Karena banyaknya pertanyaan yang tidak perlu, tugas yang tadinya sederhana dan mudah dilaksanakan berubah jadi sulit. Semakin banyak mereka bertanya semakin berat tugasnya. Alquran menyatakan, betapa sulitnya mencari sapi betina yang sesuai dengan sifat yang disebutkan Allah SWT. Hampir-hampir mereka tidak dapat melaksanakan perintah itu.

Isi Kandungan Surat Al Baqarah

Jika di atas telah disebutkan cerita tentang sapi betina yang merupakan salah satu kisah yang terdapat dalam Surat Al Baqarah, maka inilah ringkasan dari tema-tema yang terkandung dalam surat kedua di dalam al-Quran ini.

  • TIGA golongan manusia dalam menghadaai Al-Quran (Ayat 1-20)
  • Keesaan dan kekuasaan Allah SWT (Ayat 21-39)
  • Peringatan Allah kepada Bani Israil (Ayat 40-141)
  • Ka’bah adalah kiblat bagi seluruh ummat Islam (Ayat 142-214)
  • Beberapa hukum syariat (Ayat 215-252)
  • Tentang rasul-rasul dan kekuasaan Allah SWT (Ayat 253-260)
  • Cara-cara menggunakan harta dan hukumnya (Ayat 261-286)

Demikianlah ulasan tentang Surat Al Baqarah. Mulai dari alasan penamaan, kisah sapi betina, hingga kandungan pokok dalam Surat Al Baqarah. Wallahu a’lam bisshawab!

Faisol Abdurrahman