Surat An-Naba; Penjelasan Makna An-Naba, Riwayat Ayat-Ayat dan Tafsirnya

Surat An-Naba; Penjelasan Makna An-Naba, Riwayat Ayat-Ayat dan Tafsirnya

PeciHitam.org – Al-Qur’an dalam Rasm Usmani (Qur’an Standar Usman) terdiri dari 30 juz dan 114 surat. Ke-114 surat tersebut terbagi kedalam dua kategori penurunan, yakni periode Makkah (Makkiyah) dan Periode Madinah (Maddaniyah).

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Pembatas antara periode Makkiyah dan Madaniyah yaitu momentum Hijrah/ Migrasi secara besar-besar Pengikut Muhammad SAW ke Kota di Utara Makkah, yaitu kota Yatsrib. Kota ini di bangun oleh Cucu Nabi Nuh AS (Noah) yaitu Yatsrib bin Lautsh bin ‘Amlik bin Syam (Smith) bin Nuh, yang kemudian diganti menjadi Madinah Munawwarah.

Pada pembuka juz 30 dari Al-Qur’an, surat pertamanya yaitu An-Naba. Surat ini dalam runtutan surat Qur’an menempati urutan ke-78. Seperti apa isi kandungan surat ini dan bagaimana karakteristiknya, ayo kita simak dengan seksama!

Daftar Pembahasan:

Makna An-Naba

Surat An-Naba’ (النّبا) yang mempunyai arti “Berita Besar”. Surat ini turun dalam periode dakwah di Kota Makkah oleh karenanya di golongkan dalam surah Makkiyah. Jumlah ayat pada surah an-Naba yaitu 40 ayat, dengan karakteristik ayatnya pendek-pendek khas surah periode makkiyah.

Penamaan surat An-Naba’ diambil dari ayatnya yang kedua ;

عَنِ النَّبَإِ الْعَظِيمِ (٢

Artinya; “Tentang berita yang besar (berita tentang hari berbangkit)” (Qs. An-Naba’: 2)

Atau biasanya juga orang-orang umum menyebut dengan surat ‘Amma Yatasa Aluun’ yang dinukil dari isi ayat pertama surat ini. Hal ini sebagai kebiasaan menamakan surat dengan ayat pertama supaya mudah diingat sebagaimana surat Al-Ikhlas sering disebut “Qulhu” dan surat lain sebagainya.

Riwayat Tentang Surat An-Naba

Riwayat Ayat ke-1

Setiap surat yang diturunkan kepada Rasulullah lewat perantara malaikat Jibril AS memiliki latar belakang atau asbabun  Nuzul. Imam Hasan Al—Bashri, salah seorang Ulama masa Tabi’in, menyebutkan bahwa;

“Ketika Rasululllah diutus, kaum musyrikin saling bertanya di antara mereka. Di antara pertanyaan yang mereka ajukan adalah mengenai hari terjadinya Kiamat.” (dari Riwayat Ibnu Jarir dan Ibnu Abi Hatim, Nukilan kitab Lubabun Nuqul)

Pertanyaan kaum Musyrikin dijawab oleh Allah SWT dengan turunnya surat An-Naba’ terutama yang terkandung dalam ayat pertama dan kedua “Tentang Apakah mereka saling bertanya-tanya?, Tentang berita yang besar”.

Penceritaan hari besar dalam surat ini merujuk kuat pada peristiwa hari akhirnya dunia atau hari kiamat serta pembalasan bagi orang-orang yang tidak patuh pada perintah Allah SWT.

Baca Juga:  Surah Al-An'am Ayat 84-90; Seri Tadabbur Al Qur'an

Riwayat Ayat ke-31

Pada surat An-Naba ayat ke-31 (إِنَّ لِلْمُتَّقِينَ مَفَازًا) dijelaskan dalam hadits riwayat Anas bin Malik RA. Bahwa beliau berkata;

“Ketika turun ayat, (إِنَّ لِلْمُتَّقِينَ مَفَازًا)-“Sesungguhnya Kami telah berikan kepadamu kemenangan yang nyata, supaya Allah memberi ampunan kepadamu” sampai pada firman-Nya, “Dan yang demikian itu adalah keberuntungan yang besar di sisi Allah” Sepulang dari Hudaibiah, mereka digeluti rasa sedih bercampur gundah. Setelah beliau menyembelih kurban di Hudaibiyah beliau bersabda,”Telah diturunkan kepadaku sebuah ayat lebih aku sukai daripada seluruh isi dunia” (HR Muslim)

Kita mengetahui bahwa dalam perjanjian Hudaibiyah, pihak Rasulullah SAW sangat dirugikan karena ada term perjanjian ‘EMBARGO’ bagi kaum Muslimin. Perjanjian yang secara sepintas sangat merugikan orang islam. Akan tetapi Allah memberikan keberuntungan bagi kaum muslim karena pada masa perjanjian Hudaibiyah banyak sekali orang Musyrik masuk Islam.

Tafsir Surat An-Naba

Surat An-Naba Ayat 1-5

عَمَّ يَتَسَاءَلُون (١) عَنِ النَّبَإِ الْعظِيمِ (٢) الَّذي هُمْ فِيهِ مُخْتَلِفُونَ (٣ كَلا سَيَعْلَمُونَ (٤) ثُمَّ كَلا سَيَعْلَمُونَ (٥

Artinya; “1. tentang Apakah mereka saling bertanya-tanya? 2. tentang berita yang besar (Hari Bangkit), 3. yang mereka perselisihkan tentang ini. 4. sekali-kali tidak, kelak mereka akan mengetahui, 5. kemudian sekali-kali tidak; kelak mereka mengetahui”

Kata (عَمَّ) adalah sebuah dua kata (مَا) dan (عَنْ) yang bentuk dari dua kata yang mengalami peleburan. Tujuan peleburan adalah untuk mempermudah (لتسهيل) qiraahnya.

Keterangan ayat ke-2 yang menceritakan keadaan orang-orang kafir yang tidak memercayai tentang adanya hari Kiamat dan Pembalasan. Allah memberikan tanda tantangan pada ayat ke-3 “kelak mereka akan mengetahui”. Dan taukid-Penguatan di ayat ke-4 “Kelak mereka (benar-benar) akan mengetahui”.

Ayat ke-3 dan ke-4 inilah sanggahan terhadap Pendapat orang-orang kafir Mekah yang mengingkari hari berbangkit dan hari kiamat. Redaksi ayat tersebut menggunakan huruf (سَ) dalam kata (سَيَعْلَمُونَ) yang berfaidah (استقبال قريب) yaitu “masa yang teramat dekat

Surat An-Naba Ayat 6-16

أَلَمْ نَجْعَلِ الأرْضَ مِهَادًا (٦) وَالْجِبَالَ أَوْتَادًا (٧) وَخَلَقْناكُمْ أَزْوَاجًا (٨) وَجَعَلْنَا نَوْمَكُمْ سُبَاتًا (٩) وَجَعَلْنَا اللّيْلَ لِبَاسًا (١٠) وَجَعَلْنَا النَّهَارَ مَعَاشًا (١١) وَبَنَيْنَا فَوْقَكُمْ سَبعًا شِدَادًا (١٢) وَجَعَلْنَا سرَاجًا وَهَّاجًا (١٣) وَأَنْزَلْنَا مِنَ الْمُعْصِرَات مَاءً ثَجَّاجًا (١٤) لِنُخْرِجَ بهِ حَبًّا وَنَبَاتًا (١٥) وَجَنَّاتٍ أَلْفَافًا (١٦

Baca Juga:  Surah Al-Maidah Ayat 76-77; Seri Tadabbur Al Qur'an

Artinya; 6. Bukankah Kami telah menjadikan bumi itu sebagai hamparan?, 7. dan gunung-gunung sebagai pasak?, 8. dan Kami jadikan kamu berpasang-pasangan, 9. dan Kami jadikan tidurmu untuk istirahat, 10. dan Kami jadikan malam sebagai pakaian, 11. dan Kami jadikan siang untuk mencari penghidupan, 12. dan Kami tegakkan di atas kamu tujuh langit yang kokoh, 13. dan Kami jadikan pelita yang Amat terang yaitu berupa matahari, 14. dan Kami turunkan dari awan air yang banyak tercurah, 15. supaya Kami tumbuhkan dengan air itu biji-bijian dan tumbuh-tumbuhan, 16. dan kebun-kebun yang lebat”

Surat An-Naba Ayat 17-20

إِنَّ يَوْمَ الْفَصْلِ كَانَ مِيقَاتًا (١٧) يَوْمَ يُنْفَخُ فِي الصُّور فَتَأْتُونَ أَفْوَاجًا (١٨) وَفُتِحَت السَّمَاءُ فَكَانَتْ أَبْوَابًا (١٩) وَسُيِّرَت الْجِبَالُ فَكَانَتْ سَرَابًا (٢٠

Artinya; “17. Sesungguhnya hari keputusan adalah suatu waktu yang telah ditetapkan (oleh Allah SWT), 18. Yaitu hari (yang pada waktu itu) ditiup sangsakala lalu kamu (para makhluk) datang berkelompok-kelompok, 19. dan dibukalah langit, Maka terdapatlah beberapa pintu, 20. dan dijalankanlah gunung-gunung Maka menjadi fatamorgana”

Surat An-Naba Ayat 21-30

إِنَّ جَهَنَّمَ كَانَتْ مِرْصَادًا (٢١) لِلطَّاغِينَ مَآبًا (٢٢) لابِثِينَ فِيهَا أَحْقَابًا (٢٣) لا يَذُوقُون فِيهَا بَرْدًا وَلا شَرَابًا (٢٤) إِلا حَمِيما وَغَسَّاقًا (٢٥) جزَاءً وِفَاقًا (٢٦) إِنَّهُمْ كَانُوا لا يَرْجُون حِسَابًا (٢٧) وَكَذَّبُوا بِآيَاتِنا كِذَّابًا (٢٨) وَكُلَّ شَيْءٍ أَحْصَيْنَاهُ كِتَابًا (٢٩) فَذُوقُوا فَلَنْ نَزِيدَكُمْ إِلا عَذَابًا (٣٠

Artinya; “21. Sesungguhnya Jahannam itu (padanya) ada tempat pengintai (malaikat mengintai para penghuni neraka), 22. lagi menjadi tempat kembali bagi orang-orang yang melampaui batas, 23. mereka tinggal di dalamnya berabad-abad lamanya, 24. mereka tidak merasakan kesejukan di dalamnya dan tidak (pula mendapat) minuman, 25. selain air yang mendidih dan nanah, 26. sebagai pambalasan yang setimpal. 27. Sesungguhnya mereka tidak berharap (takut) kepada hisab, 28. dan mereka mendustakan ayat-ayat Kami dengan Sesungguh- sungguhnya. 29. dan segala sesuatu telah Kami catat dalam suatu kitab (catatan Amal). 30. karena itu rasakanlah. dan Kami sekali-kali tidak akan menambah kepada kamu selain daripada azab”

Surat An-Naba Ayat 31-36

إِنَّ لِلْمُتَّقِين مَفَازًا (٣١) حَدَائِق وَأَعْنَابًا (٣٢) وَكَوَاعِب أَتْرَابًا (٣٣) وَكَأْسًا دِهَاقًا (٣٤) لا يَسْمَعُون فِيهَا لَغْوًا وَلا كِذَّابًا (٣٥) جَزَاءً مِنْ رَبِّكَ عَطَاءً حِسَابًا (٣٦

Baca Juga:  Surah Asy-Syura Ayat 19-22; Terjemahan dan Tafsir Al-Qur'an

Artinya; “31. Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa mendapat kemenangan, 32. (yaitu) kebun-kebun dan buah anggur, 33. dan gadis-gadis remaja yang sebaya, 34. dan gelas-gelas yang penuh. 35. di dalamnya mereka tidak mendengar Perkataan yang sia-sia dan tidak ada Perkataan dusta. 36. sebagai pembalasan dari Tuhanmu dan pemberian yang cukup banyak”

رَبِّ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ وَمَا بَيْنَهُمَا الرَّحْمَنِ لا يَمْلِكُونَ مِنْهُ خِطَابًا (٣٧) يَوْمَ يَقُومُ الرُّوحُ وَالْمَلائِكَةُ صَفًّا لا يَتَكَلَّمُونَ إِلا مَنْ أَذِنَ لَهُ الرَّحْمَنُ وَقَالَ صَوَابًا (٣٨) ذَلِكَ الْيَوْمُ الْحَقُّ فَمَنْ شَاءَ اتَّخَذَ إِلَى رَبِّهِ مَآبًا (٣٩) إِنَّا أَنْذَرْنَاكُمْ عَذَابًا قَرِيبًا يَوْمَ يَنْظُرُ الْمَرْءُ مَا قَدَّمَتْ يَدَاهُ وَيَقُولُ الْكَافِرُ يَا لَيْتَنِي كُنْتُ تُرَابًا (٤٠

Artinya; “37. Tuhan yang memelihara langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya; yang Maha Pemurah. mereka tidak dapat berbicara dengan Dia. 38. pada hari, ketika ruh dan Para Malaikat berdiri berbaris-baris, mereka tidak berkata-kata, kecuali siapa yang telah diberi izin kepadanya oleh Tuhan yang Maha Pemurah; dan ia mengucapkan kata yang benar. 39. Itulah hari yang pasti terjadi. Maka Barangsiapa yang menghendaki, niscaya ia menempuh jalan kembali kepada Tuhannya. 40. Sesungguhnya Kami telah memperingatkan kepadamu (hai orang kafir) siksa yang dekat, pada hari manusia melihat apa yang telah diperbuat oleh kedua tangannya; dan orang kafir berkata:”Alangkah baiknya Sekiranya dahulu adalah tanah”.

Pada ayat ke-38 Para ahli tafsir mempunyai pendapat yang berlainan tentang maksud ruh dalam ayat ini. ada yang mengatakan Jibril, ada yang mengatakan tentara Allah, ada pula yang mengatakan ruh manusia.

Ash-shawabu Minallah

Mochamad Ari Irawan