Syaikh Ibrahim Samarkandi; Penyebar Islam di Champa Hingga ke Nusantara

Syaikh Ibrahim Samarkandi; Penyebar Islam di Champa Hingga ke Nusantara

Pecihitam.org – Syaikh Ibrahim Samarkandi merupakan ayahanda dari Raden Rahmat atau yang lebih populer dengan sebutan Sunan Ampel. beliau dimakamkan di Desa Gisikharjo, Kecamatan Palangan, Kabupaten Tuban.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Adapun asal-usul dari Syaikh Ibrahim Samarkandi masih menjadi perdebatan. Agus Sunyoto (2017) dengan mengutip Babad Tanah Jawi menyebutkan bahwa Syaikh Ibrahim adalah berasal dari daerah Samarkand, di Asia Tengah. Diceritakan bahwa beliau dilahirkan pada paruh kedua abad ke 14 M.

Pendapat yang lain yang berasal dari Babad Cirebon menyebutkan bahwa Syaikh Ibrahim berasal dari negeri Tulen. Negeri Tulen merupakan sebutan untuk daerah seberang dari kota Samarkand. Pendapat ini lebih tepatnya memberi penjelasan yang lebih detil tentang tempat kelahiran beliau.

Negeri Tulen ini merupakan kepulauan kecil yang terletak di ujung tepi Timur laut Kaspia, atau masuk kedalam wilayah yang sekarang masuk menjadi negara Kazakhtan. Dari wilayah tersebutlah Syaikh Ibrahim Samarkandi dilahirkan.

Kemudian, Syaikh Ibrahim Samarkandi berpindah ke negeri Champa. Champa ini saat ini masuk menjadi bagain dari negara Vietnam. Champa sendiri dibatasi oleh dua kota besar yakni Hanoi dan Saigon.

Baca Juga:  Nama Aslinya Abdul Ghaffar, Kenapa Dikenal dengan Nama Nabi Nuh? Beginilah Ceritanya

Menurut Agus Sunyoto (2017) dengan mengutip Babad Ngampeldenta bahwa Syaikh Ibrahim Samarkand dikenal oleh orang Jawa sebagai seorang penyebar Islam dari Champa. Dikisahkan bahwa beliau di Champa tinggal disebuah area Gunung Sukasari.

Informasinya menyebut bahwa Syaikh Ibrahim berhasil mengislamkan Raja Champa. Beliau tak hanya berhasil mengislamkan rajanya. Namun kemudian beliau menikah dengan putri Raja tersebut. Dari pernikahan tersebut dikaruniai dua orang putra. Mereka bernama Ali Murtadho dan Ali Rahmatullah. Sosok yang kedua inilah kemudian hari dikenal sebagai Sunan Ampel.

Setelah berhasil menyebarkan Islam di Champa baik melalui jalur kekuasaan dan masyarakat. Kemudian Syaikh Ibrahim melanjutkan dakwahnya ke bumi Nusantara. Perjuangan dakwahnya ke Nusantara tersebut juga turut membawa kedua puteranya, Ali Murtadho dan Sunan Ampel.

Syaikh Ibrahim Samarkandi pertama kali datang ke Nusantara pada tahun 1440 M dengan mengunjungi daerah Palembang. Di sana beliau datang untuk memperkenalkan ajaran Islam kepada adipati Palembang, yakni bernama Arya Bayu. Kemudia, beliau berhasil mengislamkan adipati Palembang tersebut.

Baca Juga:  Tsabit bin Qurra’ Ilmuan Muslim Penemu Teori Amicable Number

Setelah masuk Islam, adipati Arya bayu kemudian merubah namanya menjadi Ario Abdillah. Syaikh Ibrahim setelah berhasil mengislamkan kekuasaan di Palembang tersebut, beliau melanjutkan dakwahnya di Jawa.

Ketika datang ke Jawa, Syaikh Ibrahim masuk melalui Pelabuhan Gesik yang terletak di Desa Gisikharjo, Kecamatan Palang, Kabupaten Tuban. Diceritakan bahwa mendaratnya beliau di Pelabuhan Gesik tersebut merupakan sebuah kehati-hatian. Karena akan berbahaya dan menimbulkan ketakutan pada kekuasaan Kerajaan Majapahit saat itu.

Kedatangan Syaikh Ibrahim Samarkandi di Jawa tersebut selain sebagai misi dakwah. Namun, beliau juga hendak menemui adik dari istrinya yang dinikahi oleh Raja Majapahit. Namun, sebelum beliau bertemu dengan adik istrinya tersebut beliau wafat dan dimakamkan di Gesik.

Gesik merupakan sebuah daerah dekat dengan pantai Tuban. Karena Syaikh Ibrahim dimakamkan di sana dan ayah dari Ali Rahmatullah alias Sunan Ampel. Maka makamnya di Gesik tersebut dikeramatkan. Dan karena memang beliau adalah penyebar Islam pertama di sana.

Baca Juga:  Sayyid Quthb dan Paradigma Hakimiyah

Setelah Syaikh Ibrahim wafat. Kedua anaknya, Ali Murtadha dan Ali Rahmatullah beserta satu keponakannya dari Champa bernama Raden Burerah melanjutkan perjalanan untuk mencari bibinya bernama Dewi Darawati yang menikah dengan Raja Majapahit. Perjalanan mereka menyusuri jalur darat dari Pelabuhan Tuban hingga sampai ke kutaraja Majapahit.

Demikianlah kisah Syaikh Ibrahim Samarkandi penyebar Islam yang berasal dari Asia Tengah dan sekaligus ayah dari Sunan Ampel. Beliau mendakwahkan Islam dari Samarkand, menuju Champa (Vietnam) hingga kemudian di Nusantara. Wallahua’lam.