Tafsir Mahasin At-Ta’wil Karya Imam al-Qasimi

Tafsir Mahasin At-Ta’wil Karya Imam al-Qasimi

PeciHitam.org – Tafsir Mahasin al-Ta’wil atau yang terkenal dengan sebutan Tafsir al-Qasimi merupakan kitab tafsir karya Imam Jamaludin al-Qasimi yang terdiri dari tujuh belas jilid. Al-Qasimi menyusun kitab ini mulai dari tanggal 10 Syawal 1316 H.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Ketika membuat kitab tafsir ini beliau sering melakukan istikharah agar kerja kerasnya dalam menulis kitab tafsir ini dapat bermanfaat bagi kalangan masyarakat yang luas.

Al-Qasimi lahir dengan nama lengkap Muhammad Jamaluddin bin Muhammad Said bin Qasim bin Sholih bin Ismail bin Abu Bakr al-Qasim al-Damsyiqi. Saat itu, di zamannya, ia termasuk salah satu ulama besar Syam (Syiria) yang dilahirkan pada tahun 1283 H / 1866 M dan meninggal tahun 1332 H /1914 M.

Ia tumbuh dalam didikan ayahandanya sehingga memperoleh prinsip-prinsip dasar ilmu agama dan hukum dari orangtuanya. Ia juga menerima ilmu lainnya dari ulama pada zamannya, di antara ulama yang terkemuka ialah Syaikh al-Bakri al-Atthar dan Syaikh Abdur Raziq al-Bithar.

Ia merupakan salah satu ulama yang produktif, terbukti dari beberapa karya yang pernah ditulisnya antara lain:

Baca Juga:  Sunan Abu Dawud, Kitab Hadits Karya Imam Abu Dawud

Berikut beberapa karya Muhammad Jamaluddin al-Qasimi:

  1. Mahasin al-Ta’wil Fi Tafsir Quran al-Karim
  2. Faslu al-Karim fii Haqiqat audi Ruh ilal Mayyiti hina al-Kalam
  3. Al-Bahsu fii Jami’il al-Qira’ati al-Utarif alaiha
  4. Dalail at-Tauhid
  5. Mauidzatul Mukmin min Ihya’Ulumuddin
  6. Qawaid at-Tahdis Fi Funun Mutstalah al-Hadis.

Tafsir al-Qasimi atau Mahasin al-Ta’wil Fi Tafsir Quran al-Karim sangat terperinci penjelasannya khususnya dalam bidang bahasanya, akan tetapi menurut pendapat penulis dalam al-Quran tidak hanya dari segi bahasanya akan tetapi kejelasan ayat demi ayat.

Dalam ayat al-Quran juga dijelaskan beberapa kisah-kisah yang tidak didapat oleh Nabi Muhammad saw seperti kisah Nabi Adam, Nuh, Syu’aib, Luth, Hud, Nuh, dan lain sebagainya.

Dalam penyusunan tafsirnya, al-Qasimi berpedoman kepada khazanah keilmuan Islam yang sudah ada di zamannya. Ia menggunakan penafsiran sahabat dalam menafsirkan ayat-ayat al-Quran.

Penafsiran sahabat tersebut dinilai terbebas dari unsur israiliat. Hal ini berbanding terbalik dengan kitab tafsir karya Muqatil bin Sulaiman yang menjelaskan penafsirannya dalam al-Quran sebagian besar bersumber dari Yahudi dan Nasrani

Baca Juga:  Kitab Tafsir Jalalain Karya Jalaludin Al Mahali Dan Jalaludin As Suyuti

Menurut Ahmad bin Hanbal, ketika membahas mengenai israiliat, ia menyebutkan bahwa ada tiga hal yang sama sekali tidak mempunyai dasar yaitu tafsir, cerita heroik, dan cerita tentang peperangan.

Maksud Ahmad bin Hanbal dalam arti ini sebaiknya umat Islam menghindari tafsir yang didalamnya mitologi (ilmu yang berhubungan dengan kepercayaan umat terdahulu), sehingga terdapat komunitas yang berusaha menutupi “celah-celah” yang ada dalam al-Qur’an dari pengaruh Yahudi dan Nasrani khususnya dalam kasus isra’iliyat.

Sedangkan metode yang digunakannya kitab tafsir tersebut, al-Qasimi menggunakan metode tahlili atau metode penafsiran yang menyoroti ayat-ayat al-Quran dengan memaparkan segala makna dan aspek yang terkandung didalamnya sesuai dengan urutan bacaan yang terdapat dalam al-Quran mushaf Ustmani.

Beliau membatasi dalam penyusunan, mengklasifikasinya menjadi beberapa bab, dan mengomentarinya sedikit dan menambahkan dengan yang ringan-ringan saja. Bahkan menurut Mani’ Abd Halim Mahmud dalam kitabnya yang berjudul Metodologi Tafsir Kajian Komprehensif Metode Para Ahli Tafsir disebutkan bahwa:

Baca Juga:  Kitab Sunan Al Kubra Karangan Imam Al Baihaqi

Jika anda senang membaca kitab tafsir al-Quran yang lengkap yang di dalamnya tidak ditemukan khurafat, mitos dan tidak satupun terdapat isra’ilyat yang sering digunakan tafsir-tafsir lain maka anda akan menemukannya dalam kitab Tafsir Mahasin Al-Ta’wil yang mana ia menafsirkan al-Qur’an dengan tafsir yang jadi contoh dari tafsir yang besar”.

Mohammad Mufid Muwaffaq