Tolak Hormat Bendera dan Nyanyi Indonesia Raya, Dua Siswa Ini Dikeluarkan dari Sekolah

Hormat Bendera

Pecihitam.org – Pihak SMP Negeri 21 Batam mengeluarkan dua siswanya lantaran tak mau menghormati bendera Merah Putih dan menyanyikan lagu Indonesia Raya saat upacara bendera berlangsung di sekolah tersebut.

Dua siswa yang tak disebutkan namanya tersebut diketahui duduk di kelas 8 dan kelas 9 SMPN 21 Batam, Kepulauan Riau.

Keputusan pemecatan itu dikeluarkan pihak sekolah lantaran proses pembinaan dan pendekatan yang dilakukan guru bersama orang tua siswa yang bersangkutan tak juga membuahkan hasil.

“Mereka pada saat melaksanakan upacara tidak mau hormat bendera dan tidak mau menyanyikan lagu Indonesia Raya. Jadi memang dengan berat hati kita kembalikan ke orang tua,” kata Kadis Pendidikan Kota Batam Hendri Arulan, dikutip dari Detik, Selasa, 26 November 2019.

Baca Juga:  Heboh, Wanita Pegawai Kafe Diamankan Ormas Gegara Pakai Baju Diduga Berlogo Palu Arit

Berdasarkan kesepakatan dalam rapat terkait perilaku kedua siswa tersebut, Hendri mengungkapkan bahwa apa yang dilakukan oleh kedua siswa itu merupakan perbuatan yang menyalahi aturan dalam negara.

Kesepakatan itu diambil dan dituangkan dalam bentuk berita acara yang disaksikan pihak sekolah, Disdik, Danramil, dan perwakilan Polsek termasuk Dewan Pendidikan.

“Namun tetap kita fasilitasi agar mereka dapat mengenyam pendidikan nonformal,” ujar Hendri.

Perilaku kedua siswa yang tak menghormati bendera Merah Putih,  kata Hendri, telah dilakukan oleh kedua siswa yang bersangkutan sejak satu tahun lalu.

“Mereka menganut aliran kepercayaan tertentu. Selama ini sejak kelas 7, sudah 1 tahun lebih setiap upacara tidak mau hormati bendera dan tidak mau nyanyi Indonesia Raya dan kita ambil keputusan itu,” ungkapnya.

Baca Juga:  Sumbul Siddiqui, Muslimah Pertama di AS Didaulat Jadi Wali Kota

Saat pihak sekolah mempertemukan kedua siswa itu dengan orang tua mereka, kedua siswa ini juga tetap bersikukuh menolak menghormati bendera Merah Putih dan menyanyikan lagu Indonesia Raya.

“Orang tua sudah sering dipanggil, diberi pemahaman. Daripada berpengaruh ke siswa lain, maka hasil rapat memutuskan seperti itu (mengembalikan ke orang tua),” ujar Hendri.