Trinitas Tauhid ala Salafi-Wahabi Ternyata Bermasalah

trinitas tauhid

Pecihitam.org – Mengurai kesalahan mereka sangat banyak dan bahkan banyak kitab-kitab bantahan ulama terhadap kesesatan mereka merincikan dengan sangat detail. Tetapi inilah ulasan singkat terhadap kesesatan mereka yang membagikan tauhid menjadi tiga kategori atau banyak yang mengatakan juga sebagai trinitas. Berikut ulasannya!

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Trinitas Tauhid yaitu berkaitan dengan Salafi-Wahabi yang meyakini bahwa tauhid dibagi kepada tiga bagian:

  1. Tauhid Rububiyah, yaitu mengakui Tuhan sebagai sang pencipta dan mengatur jagad raya, Tauhid Rububiyah ini diyakini oleh semua orang, baik musyrik maupun mukmin.
  2. Tauhid Uluhiyah yaitu, melaksanakan ibadah yang hanya ditujukan kepada Allah SWT.
  3. Tauhid Asma’ Wa Sifat yaitu menetakan hikakat sifat dan Asma’ berdasarkan makna konstektual ayat (tidak ada takwil yang berujung tasyabuh).

Pembagian tauhid semacam ini bermasalah karena beberapa alasan:

Pertama, rasulullah SAW, sahabat, dan ulama salaf tidak pernah membagikan tauhid kepada tiga kategori seperti ini. Bahkan tidak ada dalil al-Qur’an dan hadist yang menguatkan alasan mereka membagikan tauhid ini dalam tiga kategori (siapakah yang lebih bid’ah?)

Baca Juga:  Inilah Alasan Salafi Wahabi Dijuluki "اهل النصوص بلا السياق"

Kedua, pembagian tauhid menjadi tiga kategori adalah hasil pemikiran Ibn Taymiyah dan diikuti oleh Muhammad Ibn Abdul Wahab. Adapun tujuan pembagian tauhid ini adalah Untuk menyesatkan orang yang melakukan tawassul, Istighasah, ziarah kubur, dan bertabaruk dengan bekas Nabi, Aulia dll sebagai orang musyrik.

Dalam pandangan Salafi-Wahabi, orang yang melakukan perbuatan ini dianggap tidak mengakui tauhid uluhiyah, alias menyembah dan meminta kepada selain Allah SWT. Adapun bukti yang konkrit bahwa Muhammad Ibn Abdulwahab menyesatkan orang yang bertabaruk, adalah Ia mengatakan,

“Barangsiapa yang menginginkan sesuatu dari kuburan, pohon, bintang, para malaikat atau para Rasul, dengan tujuan untuk memperoleh manfaat atau menghilangkan bahaya, maka dia telah menjadikannya sebagai Tuhan selain Allah.

Berarti dia telah berdusta dengan ucapannya yang berbunyi ‘ tidak ada Tuhan selain Allah’. Dia harus diminta bertaubat. Jika dia ber- taubat, dia dibebaskan; namun jika tidak, maka dia harus dibunuh. Jika orang musyrik ini berkata, ‘Saya tidak bermaksud darinya kecuali hanya untuk bertabarruk, dan saya tahu bahwa Allah-lah yang memberikan manfaat dan mendatangkan madharat.’

Katakanlah kepadanya, ‘Sesungguhnya Bani-Israil pun tidak menghendaki kecuali apa yang kamu kehendaki’. Sebagaimana yang telah Allah swt. beritakan tentang mereka. Yaitu mana- kala mereka telah berhasil menyeberangi laut, mereka mendatangi sebuah kaum yang tengah menyembah berhala mereka.

Kemudian Bani Israil berkata, ‘Hai Musa, buatkanlah untuk kami seorang Tuhan sebagaimana Tuhan-Tuhan yang mereka miliki’, kemudian Musa berkata, ‘Sesungguhnya kamu adalah kaum yang bodoh.’“ (‘Aqa’id al-Islam, kumpulan surat-surat Muhammad bin Abdul Wahhab, hal.26)

Dalam kitab yang lain Muhammad berkata,

Baca Juga:  Salah Fikir (salafi) Tentang Syirik, Wahabi Habiskan Situs Sejarah Islam

“Barangsiapa yang bertabarruk kepada batu atau kayu, atau menyentuh kuburan atau kubah, dengan tujuan untuk bertabarruk (mengambil barokah) kepada mereka, maka berarti dia telah menjadikan mereka sebagai Tuhan-Tuhan yang lain.” (‘Aqa’id al-Islam Muhammad bin Abdul Wahhab, hal.26)

Ketiga, Pembagian tauhid ini bertentangan dengan al-Qur’an dan hadist shahih. Misalnya hadist tentang pertanyaan malaikat dalam kubur:

“Allah SWT berfirman: “Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan teguh itu” (QS: Ibrahim: 27)”

Kemudian Rasulullah SAW bersabda, “Ayat ini turun mengenai azab kubur. orang yang dikubur akan ditanya, “Siapa Tuhanmu?” lalu dia menjawab, “Allah Tuhanku dan Muhammad SAW nabiku”. (HR. Muslim)

Hadist di atas menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan makna “ilah” (tauhid uluhiyah) dengan “Rab” (Tauhid Rububiyah). Bahkan malaikat saja tidak membedakannya. Andaikan pendapat Salafi-Wahabi ini benar terkait pembagian tauhid, mestinya malaikat bertanya “Man Ilahuka” bukan “Man Rabbuka” atau mungkin keduanya akan ditanyakan, “Man Ilahuka wa Man Rabbuka “.

Baca Juga:  Peranan Mr Hempher Terhadap Gerakan Muhammad bin Abdul Wahab (Bag 5)

Ini membuktikan kalau trinitas tauhid atau membagi tauhid menjadi tiga kategori itu bermasalah. Demikianlah ulasan singkat semoga bermamfaat. Wallahu ‘Alam.

2 comments

  1. ahmad afandi Reply

    Kalau ada yang lebih detail tentang kesalahan trinitas tauhid mohon di share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *