Inilah Tujuh Dosa Besar yang Membinasakan, Semua Harus Kita Hindari!

Tujuh dosa besar yang membinasakan

PECIHITAM.ORG – Dalam salah satu hadis yang bersumber dari sahabat Abu Hurairah radhiallahu’anhu, Nabi menjelaskan tentang tujuh dosa besar yang membinasakan. Membinasakan maksudnya menghilangkan amal-amal kebaikan yang telah dilakukan.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

اجْتَنِبُوا السَّبْعَ الْمُوبِقَاتِ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَا هُنَّ قَالَ الشِّرْكُ بِاللَّهِ وَالسِّحْرُ وَقَتْلُ النَّفْسِ الَّتِي حَرَّمَ اللَّهُ إِلَّا بِالْحَقِّ وَأَكْلُ الرِّبَا وَأَكْلُ مَالِ الْيَتِيمِ وَالتَّوَلِّي يَوْمَ الزَّحْفِ وَقَذْفُ الْمُحْصَنَاتِ الْمُؤْمِنَاتِ الْغَافِلَاتِ


Jauhilah tujuh dosa yang membinasakan!” Shahabat bertanya,“Apa tujuh dosa yang membinasakan itu?” Nabi menjawab, “Syirik kepada Allah, sihir, membunuh jiwa yang diharamkan Allah kecuali secara haq, makan riba, makan harta anak yatim, lari dari peperangan, dan menuduh berzina wanita mukmin yangmuhshan lagi tak kenal kekejian.

Hadits ini sangat penting mengingatkan manusia akan bahaya dari tujuh perbuatan dosa besar yang membinasakan. Penjelasan lengkap menegnai tujuh dosa tersebut adalah sebagai berikut:


1). Syirik
Syirik adalah menyerupakan Allah swt dengan sesuatu yang lain. Dalam Al-Qur’an, Allah mengharamkan orang yang berbuat syirik untuk masuk surga dan menyediakan neraka sebagai tempat kembalinya.

Baca Juga:  Berkeluh Kesah di Media Sosial Menurut Pandangan Islam

Allah SWT berfirman “Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Diamengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapayang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukanAllah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.”(An-Nisa: 48).


2). Riya’
Riya adalah mencari kedudukan di hati manusia dengan melaksanakan ibadah tanpa diniatkan untuk Allah swt. Maka tidak ada pahala untuknya di akhirat kelak, karena apa yang dicari berupa pujian manusia telah ia dapatkan di dunia. Riya juga bisa disebut sebagai syirik ashghar (syirik kecil) yang pelakunya tidak dikategorikan keluar dari agama Islam. Meskipun begitu, riya’ dapat menghapus pahala dari ibadah yang kita kerjakan.


3). Sihir
Di zaman ini banyak yang telah memiliki ketergantungan pada ilmu sihir. Ilmu sihir digunakan untuk menyakiti seseorang, menambah kekayaan, ataupun menambah kekuatan. Padahal syariat Islam jelas melarang perbuatan ini. Dengan adanya sihir dikhawatirkan akidah umat Islam menjadi rusah, sehingga kadar keimanan kepada Allah swt bisa hilang karenanya.

Baca Juga:  Jangan Tinggi Hati, Sebab Hanya Allah yang Maha Tinggi


4). Membunuh
Maksud membunuh disini adalah menganiaya seorang muslim sampai ia kehilangan nyawanya tanpa sebab yang tidak bisa dibenarkan. Dalam Al-Qur’an, Allah mengancam setiap orang yang melakukan pembunuhan secara sengaja. “Dan barangsiapa yang membunuh seorang mukmin dengansengaja maka balasannya ialah Jahannam, kekal ia di dalamnyadan Allah murka kepadanya, dan mengutukinya sertamenyediakan azab yang besar baginya.”(An-Nisa‘: 93).


5). Riba
Riba adalah mengambil uang berlebih dari hasil transaksi yang tidak bisa dibenarkan dalam syariat Islam. Misalnya dalam hal pinjam meminjam, pihak yang meminjami mensyaratkan adanya lebihan saat waktu pembayaran. Lebihan inilah yang dinilai sebagai riba, karena dapat mempersulit keadaan orang yang meminjam dan membuat hidupnya semakin menderita.


6). Memakan Harta Anak Yatim
Anak yatim adalah anak kecil yang ditinggal mati orang tuanya. Anak yatim sendiri dalam pengolahan harta akan diserahkan kepada walinya. Wali inilah yang bertanggung jawab terhadap anak yatim itu sendiri. Maka dalam pengolahan harta tersebut, jangan sampai wali itu memakan harta yang menjadi hak anak yatim itu sendri.

Baca Juga:  Sedekah Secara Terang-Terangan atau Tersembunyi? Begini Penjelasannya


7). Lari Dari Peperangan
Ketika seseoraang meninggalkan medan perang, tentu akan mempengaruhi mental pasukan yang lainnya. Pasukan yang sudah siap menyerang, bisa saja sempit nyalinya akibat jumlah pasukan yang semakin berkurang. Sehingga lari dari peperangan ini bisa menjadi pukulan telak bagi mental pasukan yang sedang berperang. Oleh karena itulah, perbuatan ini termasuk ke dalam dosa yang membinasakan.

Muhammad Nur Faizi