Unta Nabi Shaleh; Mukjizat yang Diingkari Kaum Tsamud

Unta Nabi Shaleh; Mukjizat yang Diingkari Kaum Tsamud

Pecihitam.org. Kisah dan perjalanan hidup seorang nabi selalu menarik untuk diceritakan dan bisa diambil ibrah atau pelajarannya. Termasuklah kisah tentang mukjizat unta yang diberikan kepada Nabi Shaleh.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Nabi Shaleh masih memiliki hubungan saudara dengan Tsamud, yaitu nasabnya sama-sama bermuara pada keturunan Sam bin Nuh. Beliau merupakan anak tertua dan memiliki dua orang adik yang bernama Anar dan Ashkol.

Ia diangkat menjadi nabi pada tahun 2.100 M, dan telah diberikan mukjizat, yaitu seekor unta betina yang dikeluarkan dari celah batu dengan izin Allah SWT.

Cerita bermula ketika kaum Tsamud yang masih mengingkari terhadap nikmat yang Allah berikan. Mereka tidak
menyembah Allah, melainkan menyembah berhala. Nabi Shaleh pun amat sedih melihat kelakuan kaum Tsamud yang menyembah berhala tersebut.

Suatu ketika beliau pun berkata.“Wahai kaumku, Sembahlah Allah, tidak ada Tuhan selain Dia.”

Namun perkataan Nabi Saleh selalu ditentang oleh kaumnya. Bahkan mereka mengatakan bahwa Nabi Saleh telah gila.

Kemudian, salah satu diantara mereka berkata, “Jika engkau adalah utusan Allah, dapatkah kau mengelurakan seekor unta betina hamil dari batu ini?”

Lalu Nabi Saleh berkata, “Aku akan memohonkan kepada Allah. Jika Dia mengabulkannya, maukah kalian percaya bahwa hanya ada satu Tuhan?”

“Dan maukah pula kalian pecaya bahwa aku adalah seorang rasul yang diutus untuk kalian?” Mereka mengiyakan dan menunggu hingga hari besoknya sesuai janji Nabi Shaleh.

Kemudian Nabi Shaleh un pergi ke gunung yang dituju. Sedangkan kaumnya sudah ada sekitaran batu tersebut untuk menyaksikannya.

Sebelum Nabi Shaleh memulainnya, ia mengucapkan beberapa patah kata sembari menengadahkan tanggannya ke langit. Tiba-tiba Nabi Saleh bangkit dan menunjuk ke arah batu.

Atas izin Allah, terdengarlah suara keras dan batu itu pecah hingga keluarlah seekor unta betina indah sedang hamil.

Allah berfirman Surat Al-A’raf

وَإِلَىٰ ثَمُودَ أَخَاهُمْ صَالِحًا ۗ قَالَ يَا قَوْمِ اعْبُدُوا اللَّهَ مَا لَكُمْ مِنْ إِلَٰهٍ غَيْرُهُ ۖ قَدْ جَاءَتْكُمْ بَيِّنَةٌ مِنْ رَبِّكُمْ ۖ هَٰذِهِ نَاقَةُ اللَّهِ لَكُمْ آيَةً ۖ فَذَرُوهَا تَأْكُلْ فِي أَرْضِ اللَّهِ ۖ وَلَا تَمَسُّوهَا بِسُوءٍ فَيَأْخُذَكُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ

Baca Juga:  Keutamaan Nabi Muhammad SAW dari Para Nabi yang Lain

“Dan (Kami telah mengutus) kepada kaum Tsamud saudara mereka, Shaleh. Ia berkata: ‘Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain-Nya. Sesungguhnya telah datang bukti yang nyata kepadamu dari Tuhanmu.

Unta betina milik Allah ini menjadi tanda bagimu. Maka biarkanlah dia makan di bumi Allah, dan janganlah kamu mengganggunya dengan gangguan apa pun, (yang karenanya) kamu akan ditimpa siksaan yang pedih.” (QS. al-A’raf ayat 73)

Ketika Mu’jizat itu benar-benar nyata, mereka semua menundukkan kepala memuliakan Allah. Itulah yang menjadi simbol risalah kenabian dari Nabi Saleh.

Lantas apakah mereka beriman sesuai perjanjian di awal? Sungguh disayangkan, hal itu malah memperparah situasi. Mereka tetap saja ingkar bahkan merencanakan untuk membunuh mukjizat unta Nabi Shaleh itu.

Kaum Tsamud sekarang tidak hanya membeci Nabi Shaleh saja. Mereka berubah menjadi benci kepada unta yang diberkati itu.

Lalu mulailah mereka membuat persekongkolan untuk meleyapkan unta itu. Sebagaimana biasanya, para tokoh-tokoh kaumnya berkumpul untuk membuat makar.

Salah seorang dari kaum tersebut berkata, “Jika datang musim panas, maka unta itu mendatangi lembah yang dingin sehingga binatang-binatang ternak yang lain lari darinya dan kepanasan.”

Ia berkata lagi, “Jika datang musim dingin, unta itu mencari tempat penghangat, lalu ia istirahat di situ sehingga binatang-binatang ternak kita lari darinya dan menuju tempat yang dingin sehingga terancam kematian.”

Para pemimpin Kaum Tsamud sangat ingin menghabisi unta Nabi Shaleh, tapi beberapa masih khawatir karena takut terkena kutukan Nabi Shaleh.

Sementara itu, di kalangan Kaum Tsamud ada dua pemuda yang terkenal karena kejahatanya. Mereka berdua adalah Pemimpin kaum Tsamud, yaitu Qidar bin Syalib bin Junda dan Mishra bin Mahraj.

Kedua orang inilah yang berperan besar dalam merencanakan makar untuk membunuh unta Nabi Shaleh. Kemudian Qidar bin Syalib tertarik dalam rencana itu. Ia ditawari harta yang melimpah dari wanita Tsamud yang kaya raya bernama Shaduq binti Al Mihya.

Baca Juga:  Nama-Nama Anak Nabi Muhammad, Yang Terakhir Bikin Sedih

Shaduq awalnya adalah istri dari salah satu pengikut Nabi Shaleh yang dikenal akan kecantikan dan kekayaannya. Tapi karena keingkarannya kepada Allah, maka suaminya menceraikannya.

Hal ini bukan membuat Shaduq menjadi sadar tapi malah membuat Shaduq sangat amat membenci Nabi shaleh dan untanya. Suaminya lebih memilih Nabi Shaleh ketimbang dirinya yang kaya dan cantik jelita.

Tentu saja ketika pemimpin kaum kafir berencana membunuh unta Nabi Shaleh, maka Shaduq serta-merta turut serta menjanjikan dirinya dan hartanya kepada orang yang berhasil membunuh unta tersebut.

Selain Shaduq , di kalangan Kaum Tsamud juga ada seorang wanita kafir bernama Unaizah binti Ghuraim yang kaya raya dan memilki empat orang putri yang cantik-cantik.

Dia juga turut menyemangati kepada pemuda kaum Tsamud dengan menawarkan putri-putrinya kepada orang yang berani dan berhasil membunuh Unta tersebut.

Mereka adalah penjahat-penjahat kota yang terkenal. Mereka sepakat untuk melaksanakan kejahatan. Pada saat itu, kegelapan menyelimuti gunung. Kemudian datanglah malam tragedi unta yang diberkati itu sedang tidur dan mendekap anaknya yang kecil di dadanya.

Lantas anak unta yang kecil itu merasakan kedinginan dan mendapatkan kehangatan di sisi ibunya.

Lalu, sembilan orang penjahat tersebut keluar di kegelapan malam dan menyiapkan senjata mereka, pedang dan tombak yang ia bawa. Sedangkan pemimpin dari mereka berfoya-foya, berjudi, dan minum khamr.

Sesampainya di lembah tersebut, sembilan laki-laki itu menyerang unta itu, lalu ia bangkit dan bangunlah anaknya dalam keadaan takut. Akhirnya, darah unta itu terkucur dan anaknya pun terbunuh.

Singkat cerita, Nabi Shaleh pun mengetahui apa yang terjadi, lantas beliau keluar dalam keadaan marah untuk menemui kaumnya.

Beliau berkata kepada mereka, “Bukankah aku telah mengingatkan agar kalian jangan mengganggu unta itu.”

Kaum Tsamud bukannya takut menghadapi kemarahan Nabi Shalih. Mereka malah membangkang dan menjawab, “Kami memang telah membunuhnya, maka datangkanlah siksaan kepada kami jika engkau mampu. Bukankah engkau berkata bahwa engkau termasuk utusan Tuhan.”

Baca Juga:  Larangan Menuduh Orang Lain Kafir dalam al Quran dan Hadis

Mendengar perkataaan ini membuat Nabi Shaleh tidak bisa berkata-kata lagi. Dengan wajah yang sedih, Nabi Shaleh segera mengajak kaumnya yang beriman untuk segera keluar dari kota tersebut karena pada hari keempat siksaan itu akan datang.

Dalam kurun tiga hari itu, Kaum Tsamud bersuka ria menyaksikan Nabi Shaleh dan pengikutnya pergi meninggalkan kota itu. Mereka mengira kalau mereka telah berhasil mengusir Nabi Shaleh.

Dan lupa akan peringatan Nabi Shaleh bahwa akan datang azdab Allah mereka tidak takut. Malah dengan pongahnya mereka menunggu datangnya siksaan tersebut.

Hal yang mereka nanti-nanti itupun pada akhirnya datang di hari keempat. Allah SWT menghancurkan kota mereka lantaran langit terpecah melalui teriakan yang keras di mana teriakan itu menghancurkan gunung dan membinasakan apa saja yang ada di dalamnya.

Kemudian bumi berguncang dan menghancurkan apa saja yang di atasnya. Itu adalah satu teriakan saja yang membuat kaum Nabi Shaleh hancur berantakan. Sementara orang-orang yang beriman kepada Allah SWT bersama Nabi Shaleh telah meninggalkan tempat tersebut dan selamat dari bencana besar itu.

Pembaca Pecihitam.org, Demikianlah kisah tentang mukjizat unta Nabi Shaleh. Ternyata bagi orang kafir, suatu tanda kekuasaan Allah bukan menjadikan iman, justru membuat mereka sekali ingkar. Na’udzu billahi min dzalik!

Faisol Abdurrahman