Utamakanlah Pendidikan Akhlak untuk Anak-Anak, Kelak Mereka Akan Menjadi Penyejuk Hati

Utamakanlah Pendidikan Akhlak untuk Anakk-Anak, Kelak Mereka Akan Menjadi Penyejuk Hati

Pecihitam.org – Dalam siklus kehidupan manusia, 1.000 hari pertama kehidupan yang tercakup di dalamnya masa kanak-kanak merupakan periode terpenting untuk pembentukan karakter. Oleh karenanya, pada fase ini pendidikan akhlak untuk anak menjadi sangat urgen.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Sebab, seorang anak pada hakikatnya telah tercipta dengan kemampuan untuk menerima kebaikan maupun keburukan. Kedua orang tuanyalah yang membuatnya cenderung ke arah salah satu dari keduanya.

Sebagaimana dalam sabda Nabi SAW dalam hadis riwayat Imam Muslim

ما من مولود إلا يولد على الفطرة وإنما أبواه يهودانه أو ينصرانه أو يمجسانه

“Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah (bersih dan suci); maka kedua orang tuanyalah yang membuatnya menjadi Yahudi, Nasrani ataupun Majusi”. (HR. Muslim)

Oleh karena itu, penanaman pendidikan, terutama pendidikan akhlak untuk anak pada masa itu sangatlah penting agar anak memiliki bekal dalam hidup selanjutnya.

Pendidikan akhlak harus dilakukan sejak dini, sebelum kerangka watak dan kepribadian seorang anak yang masih suci itu diwarnai oleh pengaruh lingkungan yang belum tentu paralel dengan tuntunan agama.

Al-Qur’an telah memberikan gambaran yang jelas mengenai pendidikan akhlak untuk anak-anak yang tertuang dalam surat Luqman.

Baca Juga:  Suami Melarang Istri Berkarir, Bagaimana Islam Memandang Hal Ini?

Pertama, Akhlak kepada Allah

وَإِذْ قَالَ لُقْمَانُ لِابْنِهِ وَهُوَ يَعِظُهُ يَابُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللَّهِ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ

“Dan (ingatlah) ketika Luqman mengatakan kepada anak-anaknya untuk memberikan pelajaran: Hai anakku, janganlah engkau menyekutukan Allah. Sesungguhnya mempersekutukan Allah itu adalah suatu kesalahan besar”. (QS. Luqman ayat 13)

Ayat tersebut mengisyaratkan bagaimana seharusnya para orang tua mendidik anaknya untuk mengesakan penciptanya dan memegang prinsip tauhid dengan tidak menyekutukan Tuhannya.

Kemudian anak-anak hendaklah diajarkan untuk mengerjakan shalat. Sehingga terbentuk manusia yang senantiasa kontak dengan penciptanya.

يَابُنَيَّ أَقِمِ الصَّلَاةَ وَأْمُرْ بِالْمَعْرُوفِ وَانْهَ عَنِ الْمُنْكَرِ

“Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan mencegah (mereka) dari perbuatan yang munkar…”. (QS. Luqman ayat 17)

Kedua, Akhlak kepada Orang Tua

وَوَصَّيْنَا الْإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْنًا عَلَى وَهْنٍ وَفِصَالُهُ فِي عَامَيْنِ أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ الْمَصِيرُ

“Dan kamu perintahkan kepada manusia (berbuat baik) terhadap dua orang ibu bapaknya: ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah lemah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada Akulah kamu kembali ”. (QS. Luqman ayat 14).

Baca Juga:  Hukum Istri Minta Cerai dalam Islam, Adakah Sandaran Dalilnya?

Islam mendidik anak-anak untuk selalu berbuat baik terhadap orang tua sebagai rasa terima kasih atas perhatian, kasih sayang dan semua yang telah mereka lakukan untuk anak-anaknya.

Bahkan perintah untuk bersyukur kepada orang tua menempati posisi setelah perintah bersyukur kepada Allah.

Ketiga, Akhlak kepada Orang Lain

وَلَا تُصَعِّرْ خَدَّكَ لِلنَّاسِ وَلَا تَمْشِ فِى الْاَرْضِ مَرَحًاۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُوْرٍۚ

Dan janganlah kamu memalingkan wajah dari manusia (karena sombong) dan janganlah berjalan di bumi dengan angkuh. Sungguh, Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membanggakan diri. (QS. Luqman ayat 18).

Kaitannya dengan kehidupan bermasyarakat. Anak-anak haruslah dididik untuk tidak bersikap acuh terhadap sesama, sombong atas mereka dan berjalan di muka bumi ini dengan congkak. Karena perilaku-perilaku tersebut tidak disenangi oleh Allah dan dibenci manusia.

Keempat, Akhlak kepada Diri Sendiri

وَاقْصِدْ فِي مَشْيِكَ وَاغْضُضْ مِنْ صَوْتِكَ إِنَّ أَنْكَرَ الْأَصْوَاتِ لَصَوْتُ الْحَمِيرِ


“Dan sederhanakanlah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk – buruk suara ialah suara keledai”. (QS. Luqman ayat 19)

Baca Juga:  Mau Menikah? Ini Ketentuan Melamar dalam Pandangan Islam

Berbarengan dengan larangan berjalan dengan congkak. Allah memerintahkan untuk sederhana dalam berjalan, dengan tidak menghempaskan tenaga dalam bergaya, tidak melengak-lengok, tidak memanjangkan leher karena angkuh, akan tetapi berjalan dengan sederhana, langkah sopan dan tegap.

Memelankan suara adalah budi yang luhur. Begitu pula percaya diri dan tenang karena berbicara jujur. Suara lantang (melengking) dalam berbicara termasuk perangai yang buruk.

Demikian Allah SWT telah memberikan contoh kongkret mendidik akhlak anak-anak. Jika setiap orang tua dapat melaksanakannya dengan baik, maka besar harapan anak-anak akan tumbuh menjadi manusia-manusia muslim yang berakhlak luhur.

Faisol Abdurrahman