Wahai Rasulullah, Izinkan Saya untuk Berzina!

Izinkan Saya untuk Berzina

Pecihitam.org – Zina adalah salah satu perbuatan yang sangat keji. Itu sebabnya Agama Islam dan Nabi Muhammad SAW melarang keras umat Islam untuk melakukan perbuatan ini. Bahkan dalam Islam, dosa zina tidak hanya mendapat laknat Allah SWT ketika di dunia saja, namun para pelakunya juga akan mendapat laknat Allah ketika di akhirat.

Pecihitam.org, dapat Istiqomah melahirkan artikel-artikel keislaman dengan adanya jaringan penulis dan tim editor yang bisa menulis secara rutin. Kamu dapat berpartisipasi dalam Literasi Dakwah Islam ini dengan ikut menyebarkan artikel ini ke kanal-kanal sosial media kamu atau bahkan kamu bisa ikut Berdonasi.

DONASI SEKARANG

Nabi Muhammad memang sosok yang cerdas dan kharismatik dalam memberikan pencerahakan kepada umat Muslim. Ada kisah menarik nan inspiratif di zaman Rasulullah Muhammad SAW ketika seorang pemuda menghampiri Nabi dan minta izin hendak berzina.

Semoga dari kisah ini, umat Muslim bisa mengambil hikmah agar selalu menjaga akhlak yang baik. Seperti apa kisah tersebut? Berikut selengkapnya.

Dalam sebuah hadis riwayat Imam Ahmad dari Abu Umamah, dia bercerita bahwa suatu hari ada seorang pemuda yang mendatangi Rasulullah SAW dan minta izin ingin berzina.

Pemuda itu berkata, “Wahai Rasulullah, izinkan aku berzina.”

Baca Juga:  Kisah Dzun Nun Al-Misri, Seorang Bapak Paham Ma’rifat dari Mesir

Mendengar hal itu, orang-orang di sekitar Nabi Muhammad mencelanya dan berkata: “Cukup… Cukup….”

Kemudian Rasulullah Saw berkata, “Suruhlah pemuda itu mendekat.”

Pemuda itu pun mendekati Rasulullah SAW hingga jaraknya dekat sekali, dia kemudian duduk.

Setelah itu Rasulullah Saw bertanya kepadanya: “Apakah kamu suka jika perzinaan terjadi pada ibumu?”

Pemuda itu menjawab: “Tidak, demi Allah”.

Nabi kemudian berkata: “Demikian pula orang lain, mereka tidak suka jika perzinaan terjadi pada ibu-ibu mereka.”

Nabi bertanya kembali, “Apakah engkau suka jika perzinaan terjadi pada putrimu?”

Pemuda itu menjawab, “Tidak, demi Allah.”

Nabi menjawab demikian pula orang lain, mereka tidak suka jika perzinaan terjadi pada putri-putri mereka.

Nabi bertanya kembali, “Apakah engkau suka jika perzinaan terjadi pada saudara perempuanmu?”

Pemuda itu menjawab, “Tidak, demi Allah.”

Nabi menjawab demikian pula orang lain, tidak suka perzinaan terjadi pada saudara perempuan mereka.

Nabi bertanya kembali, “Apakah engkau suka jika perzinaan terjadi pada saudara wanita ayahmu (bibi dari pihak ayah)?”

Baca Juga:  Ketika Fatwa Abu Hanifah Ditolak oleh Ibunya Sendiri

Pemuda itu menjawab, “Tidak, demi Allah.”

Nabi menjawab, “Demikian pula orang lain, tidak suka perzinaan terjadi pada bibi mereka.”

Nabi bertanya kembali, “Apakah engkau suka jika perzinaan terjadi pada saudara wanita ibumu (bibi dari pihak ibu)?”

Pemuda itu menjawab, “Tidak, demi Allah.”

Nabi menjawab demikian pula orang lain, tidak suka perzinaan terjadi pada bibi mereka.

Kemudian Nabi meletakkan tangannya pada tubuh pemuda itu dan berdoa, “Ya Allah, ampunilah dosanya, sucikanlah hatinya, dan jagalah kemaluannya.”

Setelah doa ini, pemuda itu tidak pernah terpikirkan dengan perbuatan zina sedikitpun. Pemuda ini adalah pemuda yang jujur, pemuda yang takut bermaksiat kepada Allah.

Dia tidak ingin nafsunya yang menggebu-gebu menjadikannya terjatuh dalam perzinahan.

Maka Nabi menasehati dan mendoakannya. Hingga hilanglah keinginan untuk bermaksiat kepada Allah. Demikianlah nasihat dan doa dapat menghilangkan kemungkaran.

Sesunggguhnya Allah SWT dan Rasulullah SAW telah mengharamkan zina, telah menerangkan kejinya, buruknya, dan jahatnya. Bahkan Allah pun melarang dari sekedar mendekatinya.

Baca Juga:  Mengenal Kitab Tarikh al-Rasul wa al-Muluk Karya Imam al-Tabari

وَلَا تَقْرَبُوا۟ ٱلزِّنَىٰٓ ۖ إِنَّهُۥ كَانَ فَٰحِشَةً وَسَآءَ سَبِيلًا

“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk.” (QS al-Isra : 32)

Dalam sebuah hadits Rasulullah Saw bersabda, “Tidaklah pezina melakukan zina di saat berzina sedangkan dia dalam keadaan beriman.”

Wallahua’lam bisshawab.

Arif Rahman Hakim
Sarung Batik