Pecihitam.org – Sudah kehendak Allah merahasiakan bebarapa hal dari hamba-Nya. Termasuk Ia merahasiakan waktu istijabah pada hari Jumat. Salah satu hikmahnya adalah agar manusia berusaha menghidupkan semua waktu untuk mendapatkannya. Tidak hanya menkhususkan satu waktu saja.
Namun, para ulama dengan hikmah dan pemahamannya yang dalam akan agama ini, baik yang tersurat maupun yang tersirat. Ditambah rasa cintanya pada generasi setelahnya, maka mereka berusaha merumuskan tentang kapan waktu istijabah pada hari Jumat itu.
Dalam hadis yang bersumber dari Abu Hurairah yang kemudian diriwayatkan Imam Bukhari, Rasulullah SAW bersabda
فِيهِ سَاعَةٌ لاَ يُوَافِقُهَا عَبْدٌ مُسْلِمٌ ، وَهْوَ قَائِمٌ يُصَلِّى يَسْأَلُ اللَّهَ تَعَالَى شَيْئًا إِلاَّ أَعْطَاهُ إِيَّاهُ
Pada hari Jumat terdapat suatu waktu yang tidaklah seorang hamba muslim yang ia berdiri melaksanakan shalat lantas dia memanjatkan suatu doa pada Allah bertepatan dengan waktu tersebut melainkan Allah akan memberi apa yang dia minta. (HR. Bukhari)
Hadis di atas adalah bahan utama dalam kajian tentang waktu istijabah pada hari Jumat. Berawal dari hadis tersebut yang tidak menyebutkan secara detail kapan waktunya, maka rumusan para ulama tentang ini kemudian terbagi menjadi dua pendapat.
Pertama, yaitu waktu antara dua khutbah.
Pendapat ini disandarkan pada hadits riwayat Imam Abu Daud yang bersumber dari Abu Musa Al-Asy’ari
هِىَ مَا بَيْنَ أَنْ يَجْلِسَ الإِمَامُ إِلَى أَنْ تُقْضَى الصَّلاَةُ
Waktu tersebut adalah antara imam duduk ketika khutbah hingga imam menunaikan salat Jumat. (HR. Abu Dawud)
Juga dalam beberapa riwayat hadis lainnya, diantaranya riwayat Imam Tirmidzi sebagai berikut:
إِنَّ فِي الْجُمُعَةِ سَاعَةً لَا يَسْأَلُ اللَّهَ الْعَبْدُ فِيهَا شَيْئًا إِلَّا آتَاهُ اللَّهُ إِيَّاهُ قَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ، أَيَّةُ سَاعَةٍ هِيَ؟ قَالَ: حِينَ تُقَامُ الصَّلَاةُ إِلَى الِانْصِرَافِ مِنْهَا
Sesungguhnya pada hari Jumat terdapat satu waktu, jika para hamba memohon kepada Allah, pasti akan Allah akan memberinya. Para sahabat bertanya, “Ya, Rasulullah, kapankah waktu itu?
Beliau menjawab, “Ketika shalat dimulai hingga selesai shalat.”
(HR. At-Tirmidzi)
Kedua, setelah shalat Ashar
Ini dianggap sebagai pendapat yang paling kuat, karena diperkuat dengan beberapa hadis. Berikut diantaranya:
إِنَّ فِي الْجُمُعَةِ سَاعَةً لَا يُوَافِقُهَا عَبْدٌ مُسْلِمٌ يَسْأَلُ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ فِيهَا خَيْرًا إِلَّا أَعْطَاهُ إِيَّاهُ وَهِيَ بَعْدَ الْعَصْرِ
Pada hari Jumat terdapat suatu waktu, dimana jika ada seorang hamba muslim yang memanjatkan doa kepada Allah bertepatan dengan waktu tersebut, Allah akan memberi apa yang dia minta. Waktu itu adalah seteah Ashar. (HR. Ahmad)
يَوْمُ الْجُمُعَةِ اثْنَتَا عَشْرَةَ سَاعَةً، لَا يُوجَدُ فِيهَا عَبْدٌ مُسْلِمٌ يَسْأَلُ اللَّهَ شَيْئًا إِلَّا آتَاهُ إِيَّاهُ فَالْتَمِسُوهَا آخِرَ سَاعَةٍ بَعْدَ الْعَصْرِ
Pada hari jumat ada 12 jam. Diantaranya ada satu waktu, apabila ada seorang muslim yang memohon kepada Allah di waktu itu, niscaya akan Allah berikan. Carilah waktu itu di penghujung hari setelah Ashar. (HR. Abu Dawud)
هِيَ آخِرُ سَاعَاتِ النَّهَارِ
Waktu itu adalah setelah Ashar
Mengenai hal ini, Imam Ahmad bin Hanbal berkomentar sebagai berikut
أكثر الأحاديث في الساعة التي تُرجى فيها إجابة الدعوة أنها بعد صلاة العصر
Kebanyakan hadits mengenai waktu yang diharapkan terkabulnya doa adalah ba’da Ashar.
Demikianlah dua pendapat mengenai waktu Istijabah pada hari Jumat. Mudah-mudahan kita diberikan taufik oleh Allah untuk mendapatkan dan menghidupkan waktu tersebut. Amin!