Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
{"id":10199,"date":"2019-09-20T13:00:57","date_gmt":"2019-09-20T06:00:57","guid":{"rendered":"https:\/\/pecihitam.org\/?p=10199"},"modified":"2019-09-20T13:00:58","modified_gmt":"2019-09-20T06:00:58","slug":"biografi-imam-ibnu-malik-pengarang-kitab-nadzam-alfiyah","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/pecihitam.org\/biografi-imam-ibnu-malik-pengarang-kitab-nadzam-alfiyah\/","title":{"rendered":"Biografi Imam Ibnu Malik Pengarang Kitab Nadzam Alfiyah"},"content":{"rendered":"\n

Pecihitam.org<\/strong> – Nama lengkapnya adalah Syeikh Al-Alamah Muhammad Jamaluddin ibnu Abdillah Ibnu Malik al-Thay dan lebih familiar dengan sebutan Ibnu Malik. Beliau lahir di Jayyan (Jaen), sebuah kota kecil di bawah kekuasaan Andalusia (Spanyol) kala itu, sekarang merupakan salah satu propinsi di Spanyol dengan luas wilayah 422 km\u00b2 yang masuk dalam wilayah Otonomi Andalusia. Pada saat itu, penduduk negeri ini sangat cinta kepada ilmu, dan mereka berpacu dalam menempuh pendidikan, bahkan berpacu pula dalam menulis buku-buku ilmiah. Ibnu Malik menuntut ilmu di daerahnya pada waktu masih muda, terutama berguru kepada Syaikh Al-Syalaubini (w. 645 H).<\/p>\n\n\n\n

Setelah menginjak dewasa, beliau berangkat ke Timur untuk menunaikan ibadah haji,dan diteruskan menempuh ilmu di Damaskus. Di sana beliau belajar ilmu dari banyak ulama setempat, yang antara lain:<\/p>\n\n\n\n

  1. Al-Sakhawi (w. 643 H).<\/li>
  2. Syaikh Ibnu Ya\u2019isy al-Halaby (w. 643 H).<\/li>
  3. Syeikh Hasan bin Shabbah<\/li>
  4. Syeikh Ibnu Abi Shaqr<\/li>
  5. Syeikh Ibnu Najaz al-Maushili<\/li>
  6. Ibnu Hajib<\/li>
  7. Ibnu Amrun<\/li>
  8. Muhammad bin ABi Fadhal al-Mursi<\/li><\/ol>\n\n\n\n

    Di kota Dasmaskus dan Aleppo (Halab) nama Ibnu Malik mulai dikenal dan dikagumi oleh para ilmuan, karena kecerdasanan dan pemikirannya jernih. Beliau banyak menampilkan teori-teori nahwiyah yang menggambarkan teori-teori mazdhab Andalusia, yang jarang diketahui oleh orang-orang Syiria waktu itu. Teori nahwiyah semacam ini, banyak diikuti oleh murid-muridnya, seperti Imam An-Nawawi, Ibnu al-Athar, Al-Mizzi, Al-Dzahabi, Al-Shairafi, dan Qadli al-Qudlat Ibn Jama\u2019ah.<\/p>\n\n\n\n

    Untuk memperkuat dasar teorinya, syekh kelahiran Eropa ini, senantiasa mengambil saksi (syahid) dari Al-Qur\u2019an. Jika tidak didapatkan, ia menyajikan teks Al-Hadits. Kalau tidak didapatkan lagi, ia mengambil saksi dari sya\u2019ir-sya\u2019ir sastrawan Arab kenamaan. Semua pemikiran dan teorinya dituangkan dalam berbagai kitab karangannya, baik yang berbentuk nazham (syair) atau yang berbentuk natsar (prosa). Pada umumnya, karangan tokoh ini lebih baik dan lebih indah dari pada tokoh-tokoh pendahulunya.<\/p>\n\n\n\n

    Ibnu Malik memiliki semangat yang besar dalam mendidik muridnya. Ketika ia menghadiri majelisnya yang kadang belum di hadiri oleh murid-muridnya, maka beliau berdiri di jerjak jendela dan berteriak \u201cqiraah, qiraah, Arabiyah, Arabiyah\u201d (maksudnya memanggil siapa saja yang ingin belajar ilmu qiraah atau ilmu arabiyah kepada beliau). Bila ternyata tidak ada yang hadir maka berdoa dan segera pergi dengan berkata \u201csaya tidak tau untuk membebaskan tanggunganku kecuali dengan cara ini, karena kadangkala tidak ada yang tau kalau saya duduk di sini\u201d. <\/p>\n\n\n\n

    Walaupun Ibnu Malik juga ahli dalam ilmu qiraah, namun tidak di ketahui murid beliau dalam ilmu qiraah. Ibnu Jazri mengatakan \u201cketika beliau masuk kota Aleppo (Halab) banyak para ulama yang mengambil ilmu arabiyah dari beliau, tetapi saya tidak mengetahui seorangpun yang membaca ilmu qiraah di hadapannya dan saya juga tidak punya sanad ilmu qiraah kepada beliau\u201d. <\/p>\n\n\n\n

    Di antara murid-murid Ibnu Malik adalah :<\/strong><\/p>\n\n\n\n

    1. Anak beliau sendiri, Muhammad Badaruddin (w. 686 H)<\/li>
    2. Imam Nawawi<\/li>
    3. Ibnu Ja\u2019wan<\/li>
    4. Ibnu Munajjy<\/li>
    5. al-Yunaini<\/li>
    6. Baha` bin Nuhas<\/li>
    7. Syihabuddin asy-Syaghury<\/li>
    8. Ibnu Abi Fath al-Ba\u2019li<\/li>
    9. al-Fariqy<\/li>
    10. Ibnu Hazim al-Azra\u2019i<\/li>
    11. Ibnu Tamam at-Talli<\/li>
    12. Majduddin al-Anshari<\/li>
    13. Ibnu \u2018Aththar<\/li>
    14. \u2018Alauddin al-Anshari<\/li>
    15. Abu Tsana\u2019 al-Halabi<\/li>
    16. Abu Bakar al-Mizzi<\/li>
    17. Ibnu Syafi\u2019<\/li>
    18. Badaruddin bin Jamaah<\/li>
    19. Ibnu Ghanim<\/li>
    20. Al-Birzali<\/li>
    21. Ibnu Harb<\/li>
    22. ash-Shairafi, dll<\/li><\/ol>\n\n\n\n

      Khusus untuk murid beliau Imam Nawawi<\/a><\/strong>, sempat beliau abadikan dalam nadham kitab Alfiyah beliau pada bait:<\/p>\n\n\n\n

      \u0631\u064e\u062c\u064f\u0644\u064c \u0645\u0650\u0646\u064e \u0627\u0644\u0652\u0643\u0650\u0631\u064e\u0627\u0645\u0650 \u0639\u0650\u0646\u0652\u062f\u064e\u0646\u064e\u0627
      <\/strong> \u201cDan seorang laki-laki mulia di sisi kami\u201d.<\/em><\/p>\n\n\n\n

      Ibnu Malik wafat di Damaskus Syam pada malam Rabu 12 Ramadhan tahun 672 H atau 22 Februari 1274 Masehi dalam usia 75 tahun.<\/p>\n\n\n\n

      Kitab Alfiyah Ibnu Malik<\/strong><\/h4>\n\n\n\n

      Salah satu karya Imam Ibnu Malik yang paling mashyur adalah kitab Alfiyah, sebuah nadzam terdiri dari 1002 bait yang menjelaskan ilmu nahwu dan sharaf. Kitab Alfiyah Ibnu Malik <\/a><\/strong>ini sebenarnya merupakan kitab ringkasan dari kitab nadzam karangan beliau sendiri al-Kafiyah al-Syafiyah yang terdiri dari 2757 bait. Karena itu, kitab alfiyah juga di sebut dengan kitab al-Khulashah yang berarti ringkasan. Dan sekarang kitab ini banyak dipelajari diberbagai belahan dunia islam.<\/p>\n\n\n\n

      Di antara ulama, ada yang menghimpun semua tulisannya, ternyata tulisan itu lebih banyak berbentuk nadzam. Demikian tulisan Al-Sayuthi dalam kitabnya, Bughyat al-Wu\u2019at. Di antara karangannya adalah Nazhom al-Kafiyah al-Syafiyah yang terdiri dari 2757 bait. Kitab ini menyajikan semua informasi tentang Ilmu Nahwu dan Shorof yang diikuti dengan komentar (syarah). Kemudian kitab ini diringkas menjadi seribu bait, yang kini terkenal dengan nama Alfiyah Ibnu Malik. Kitab ini bisa disebut Al-Khulashah (ringkasan) karena isinya mengutip inti uraian dari Al-Kafiyah, dan bisa juga disebut Alfiyah (ribuan) karena bait syairnya terdiri dari seribu baris. Kitab ini terdiri dari delapan puluh (80) bab, dan setiap bab diisi oleh beberapa bait. Bab paling pendek berisi dua bait seperti Bab al-Ikhtishash dan bab paling panjang berisi empat puluh dua bait yaitu Bab Jama\u2019 Taktsir.<\/p>\n\n\n\n

      Kitab Alfiyah yang telah diterjemahkan ke dalam banyak bahasa di dunia ini, memiliki posisi yang penting dalam perkembangan Ilmu Nahwu. Berkat kitab ini dan kitab aslinya, nama Ibn Malik menjadi sangat populer, dan pendapatnya banyak dikutip oleh para ulama, termasuk ulama yang mengembangkan ilmu di Timur. Al-Radli, seorang cendekiawan besar ketika menyusun Syarah Al-Kafiyah karya Ibn Hajib, banyaklah mengutip dan mempopulerkan pendapat Ibn Malik. Bisa dikatakan perkembangan ilmu nahwu setelah runtuhnya beberapa akademisi Abbasiyah di Baghdad, para pelajar banyak mengikuti pemikiran Ibnu Malik<\/p>\n\n\n\n

      Kitab Alfiyah ini banyak di syarah oleh para ulama. Dalam kitab Kasyf al-Zhunun, Haji Khalifah mengatakan bahwa para ulama penulis Syarah Alfiyah berjumlah lebih dari empat puluh orang. Mereka ada yang menulis dengan panjang lebar, ada yang menulis dengan singkat (mukhtashar), dan ada pula ulama yang tulisannya belum selesai. Ada juga yang memberikan catatan pinggir (hasyiyah) terhadap kitab-kitab syarah Alfiyah. <\/p>\n\n\n\n

      Di antara syarah-syarah kitab Alfiyah adalah :<\/strong><\/p>\n\n\n\n