Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
{"id":10344,"date":"2019-09-22T06:30:05","date_gmt":"2019-09-21T23:30:05","guid":{"rendered":"https:\/\/pecihitam.org\/?p=10344"},"modified":"2019-09-21T23:24:11","modified_gmt":"2019-09-21T16:24:11","slug":"memahami-konsep-fana-dari-sudut-pandang-buya-syakur","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/pecihitam.org\/memahami-konsep-fana-dari-sudut-pandang-buya-syakur\/","title":{"rendered":"Memahami Konsep Fana dari Sudut Pandang Buya Syakur"},"content":{"rendered":"\n

Pecihitam.org<\/strong> – Buya Syakur<\/a><\/strong>, nama yang tahun-tahun belakangan mencuat ke publik sebab kecerdasannya membeedah Islam dengan sangat berbeda. Terma-terma vital dalam pemahaman Islam seperti \u201cmukmin\u201d, \u201cbertakwa\u201d, \u201ckafir\u201d dan lain sebagainya disajikan melalui kacamata \u201cbaru\u201d.<\/p>\n\n\n\n

Bahkan konsepi risalah dan perjuangan Nabi menegakkan kalimat tauhid olehnya dimaknai bukan sekadar berikrar \u201cla ilaha illallahu\u201d sebagaimana lazimnya pemahaman yang berkembang umum.<\/p>\n\n\n\n

Lebih dari itu, kiai kampung asal Indramayu ini memaknai \u201ckalimat tauhid\u201d sebagai kalimat persatuan. Implikasinya, menurut beliau, menegakkan kalimat tauhid adalah menjunjung tinggi persatuan.<\/p>\n\n\n\n

Semangat persatuan itulah yang diperjuangkan Nabi demi terciptanya tatanan masyarakat yang adil dan setara. Islam bukan sebatas agama seremonial, ia adalah agama yang sangat konsen terhadap keadilan sosial dan supremasi hukum.<\/p>\n\n\n\n

Pengampu kajian rutin malam senin kitab Fathurrabbani al-Jilani ini kerap disebut mursyid. Sebagaimana diketahui, mursyid merupakan gelar bagi seorang guru sufi dalam tradisi tarekat-tasawuf. Walau enggan disebut sebagai mursyid, tak berlebihan orang menyebutnya demikian. <\/p>\n\n\n\n

Sebab selain mengkaji teks Islam klasik bersama para santrinya, baik santri pesantrennya maupun santri kalong, dalam aktivisme keislamannya Buya Syakur juga melakoni tradisi sufi klasik yaitu khalwat.<\/p>\n\n\n\n

Khalwat merupakan amalan para pesuluk atau sufi. Secara harfiah khalwat berarti menyepi dari keramaian, hiruk-pikuk duniawi. Inspirasi tradisi khalwat diungkapkan Syaikh Ali Jum\u2019ah adalah dari laku spiritual Nabi Muhammad menyepi di gua Hira untuk bertahannuts (beribadah), Nabi Musa yang berkhalwat hingga empat puluh malam, juga dari laku ibadah khalwat Nabi Zakaria selama tiga hari. Maka, menurut Syaikh Ali Jum\u2019ah, khalwat merupakan syariat Islam.<\/p>\n\n\n\n

Biasanya khalwat dalam laku sufistik Buya Syakur dilakukan di tengah-tengah hutan. Para jemaat pengajian dan majlis dzikir beliau sebagai \u201cmurid\u201d atau \u201csalik\u201d mengasingkan diri dari letih dan payahnya kerja-kerja duniawi, dari keluarganya selama tempo empat puluh hari. <\/p>\n\n\n\n

Di tengah hutan itu mereka berpuasa dan berdzikir. Laku khalwat tersebut diamalkan pada bulan Dzulqa\u2019dah hingga tiba Hari Raya Qurban. Sebagai seorang mursyid (sekali lagi, walau Buya Syakur enggan dipanggil demikian), Buya Syakur barang tentu sangat paham dunia sufisme, baik secara amaliah maupun teoretis.<\/p>\n\n\n\n

Salah satu konsep dalam dunia sufisme ialah ihwal al-Fana. Bagaimana pandangan Buya Syakur tentang fana ini?<\/p>\n\n\n\n

Dengan logika sederhana, fana atau meniadakan ke-aku-an dalam diri, oleh Buya Syakur dipaparkan dengan amsal bahagia dan sedih. Asal segala kesedihan, menurutnya, adalah rasa kepemilikan. <\/p>\n\n\n\n

Sebagai contoh, ketika seseorang kehilangan mobilnya, mengapa ia sedih? Jika alasannya sebab itu mobil satu-satunya, lantas jika mobil yang dimilikinya itu dua, apakah masih sedih jika hilang satu? <\/p>\n\n\n\n

Dengan analogi seperti ini, Buya Syakur memahamkan kita bahwa \u201crasa memiliki\u201d lah pangkal dari kesedihan. Dan orang yang paling berbahagia adalah dia yang tidak memiliki apa-apa. <\/p>\n\n\n\n

Lebih lanjut, Buya Syakur memaparkan bahwa hakikat kepemilikan adalah hak Allah Ta\u2019ala. Sebagaimana dalil quranik menyebutkan bahwa \u201csegala yang di langit dan di bumi ialah milik Allah Ta\u2019ala\u201d. <\/p>\n\n\n\n

Maka, sesungguhnya al-fana dalam tradisi sufisme adalah ketiadaan rasa memiliki, bahkan memiliki diri sendiri. Sebab hakikat kepemilikan adalah hak mutlak Sang Maha Memiliki, Allah Ta\u2019ala. Untuk menuju maqam al-fana, urainya, butuh proses yang tidak mudah.<\/p>\n\n\n\n

Di akhir kalamnya, ketika menjelaskan soal al-fana ini, Buya Syakur mengingatkan kepada para \u201cmurid\u201d-nya;<\/p>\n\n\n\n

\u201caku tidak pernah memaksa kamu untuk mengikutiku ke tengah lautan. Tapi, ketika kamu mengikutiku ke tengah lautan, jangan pernah engkau bertanya mana tepinya<\/em>.\u201d<\/p>\n\n\n\n

Wallahul muwaffiq.<\/p>\n\n\n\n

*disarikan dari pengajian-pengajian Buya Syakur<\/em><\/p>\n","protected":false},"excerpt":{"rendered":"

Pecihitam.org – Buya Syakur, nama yang tahun-tahun belakangan mencuat ke publik sebab kecerdasannya membeedah Islam dengan sangat berbeda. Terma-terma vital dalam pemahaman Islam seperti \u201cmukmin\u201d, \u201cbertakwa\u201d, \u201ckafir\u201d dan lain sebagainya disajikan melalui kacamata \u201cbaru\u201d. Bahkan konsepi risalah dan perjuangan Nabi menegakkan kalimat tauhid olehnya dimaknai bukan sekadar berikrar \u201cla ilaha illallahu\u201d sebagaimana lazimnya pemahaman yang […]<\/p>\n","protected":false},"author":24,"featured_media":10558,"comment_status":"open","ping_status":"closed","sticky":false,"template":"","format":"standard","meta":{"footnotes":""},"categories":[17],"tags":[4164,4350,111],"yoast_head":"\nMemahami Konsep Fana dari Sudut Pandang Buya Syakur - Pecihitam.org<\/title>\n<meta name=\"description\" content=\"Fana atau meniadakan ke-aku-an dalam diri, oleh Buya Syakur dipaparkan dengan amsal bahagia dan sedih. Asal segala kesedihan adalah rasa kepemilikan.\" \/>\n<meta name=\"robots\" content=\"index, follow, max-snippet:-1, max-image-preview:large, max-video-preview:-1\" \/>\n<link rel=\"canonical\" href=\"https:\/\/pecihitam.org\/memahami-konsep-fana-dari-sudut-pandang-buya-syakur\/\" \/>\n<meta property=\"og:locale\" content=\"en_US\" \/>\n<meta property=\"og:type\" content=\"article\" \/>\n<meta property=\"og:title\" content=\"Memahami Konsep Fana dari Sudut Pandang Buya Syakur - Pecihitam.org\" \/>\n<meta property=\"og:description\" content=\"Fana atau meniadakan ke-aku-an dalam diri, oleh Buya Syakur dipaparkan dengan amsal bahagia dan sedih. Asal segala kesedihan adalah rasa kepemilikan.\" \/>\n<meta property=\"og:url\" content=\"https:\/\/pecihitam.org\/memahami-konsep-fana-dari-sudut-pandang-buya-syakur\/\" \/>\n<meta property=\"og:site_name\" content=\"Pecihitam.org\" \/>\n<meta property=\"article:publisher\" content=\"https:\/\/www.facebook.com\/newpecihitam\/\" \/>\n<meta property=\"article:published_time\" content=\"2019-09-21T23:30:05+00:00\" \/>\n<meta property=\"article:modified_time\" content=\"2019-09-21T16:24:11+00:00\" \/>\n<meta property=\"og:image\" content=\"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/09\/Memahami-Konsep-Fana-dari-Sudut-Pandang-Buya-Syakur.jpg\" \/>\n\t<meta property=\"og:image:width\" content=\"1024\" \/>\n\t<meta property=\"og:image:height\" content=\"576\" \/>\n\t<meta property=\"og:image:type\" content=\"image\/jpeg\" \/>\n<meta name=\"author\" content=\"Mutho AW\" \/>\n<meta name=\"twitter:card\" content=\"summary_large_image\" \/>\n<meta name=\"twitter:label1\" content=\"Written by\" \/>\n\t<meta name=\"twitter:data1\" content=\"Mutho AW\" \/>\n\t<meta name=\"twitter:label2\" content=\"Est. reading time\" \/>\n\t<meta name=\"twitter:data2\" content=\"3 minutes\" \/>\n<script type=\"application\/ld+json\" class=\"yoast-schema-graph\">{\"@context\":\"https:\/\/schema.org\",\"@graph\":[{\"@type\":\"Article\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/memahami-konsep-fana-dari-sudut-pandang-buya-syakur\/#article\",\"isPartOf\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/memahami-konsep-fana-dari-sudut-pandang-buya-syakur\/\"},\"author\":{\"name\":\"Mutho AW\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/3177251a1c0c3e62aa276530c504f9ad\"},\"headline\":\"Memahami Konsep Fana dari Sudut Pandang Buya Syakur\",\"datePublished\":\"2019-09-21T23:30:05+00:00\",\"dateModified\":\"2019-09-21T16:24:11+00:00\",\"mainEntityOfPage\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/memahami-konsep-fana-dari-sudut-pandang-buya-syakur\/\"},\"wordCount\":535,\"commentCount\":0,\"publisher\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#organization\"},\"image\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/memahami-konsep-fana-dari-sudut-pandang-buya-syakur\/#primaryimage\"},\"thumbnailUrl\":\"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/09\/Memahami-Konsep-Fana-dari-Sudut-Pandang-Buya-Syakur.jpg\",\"keywords\":[\"buya syakur yasin\",\"fana\",\"tasawwuf\"],\"articleSection\":[\"Tasawuf\"],\"inLanguage\":\"en-US\",\"potentialAction\":[{\"@type\":\"CommentAction\",\"name\":\"Comment\",\"target\":[\"https:\/\/pecihitam.org\/memahami-konsep-fana-dari-sudut-pandang-buya-syakur\/#respond\"]}]},{\"@type\":\"WebPage\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/memahami-konsep-fana-dari-sudut-pandang-buya-syakur\/\",\"url\":\"https:\/\/pecihitam.org\/memahami-konsep-fana-dari-sudut-pandang-buya-syakur\/\",\"name\":\"Memahami Konsep Fana dari Sudut Pandang Buya Syakur - Pecihitam.org\",\"isPartOf\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#website\"},\"primaryImageOfPage\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/memahami-konsep-fana-dari-sudut-pandang-buya-syakur\/#primaryimage\"},\"image\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/memahami-konsep-fana-dari-sudut-pandang-buya-syakur\/#primaryimage\"},\"thumbnailUrl\":\"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/09\/Memahami-Konsep-Fana-dari-Sudut-Pandang-Buya-Syakur.jpg\",\"datePublished\":\"2019-09-21T23:30:05+00:00\",\"dateModified\":\"2019-09-21T16:24:11+00:00\",\"description\":\"Fana atau meniadakan ke-aku-an dalam diri, oleh Buya Syakur dipaparkan dengan amsal bahagia dan sedih. Asal segala kesedihan adalah rasa kepemilikan.\",\"breadcrumb\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/memahami-konsep-fana-dari-sudut-pandang-buya-syakur\/#breadcrumb\"},\"inLanguage\":\"en-US\",\"potentialAction\":[{\"@type\":\"ReadAction\",\"target\":[\"https:\/\/pecihitam.org\/memahami-konsep-fana-dari-sudut-pandang-buya-syakur\/\"]}]},{\"@type\":\"ImageObject\",\"inLanguage\":\"en-US\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/memahami-konsep-fana-dari-sudut-pandang-buya-syakur\/#primaryimage\",\"url\":\"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/09\/Memahami-Konsep-Fana-dari-Sudut-Pandang-Buya-Syakur.jpg\",\"contentUrl\":\"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/09\/Memahami-Konsep-Fana-dari-Sudut-Pandang-Buya-Syakur.jpg\",\"width\":1024,\"height\":576,\"caption\":\"Memahami Konsep Fana dari Sudut Pandang Buya Syakur\"},{\"@type\":\"BreadcrumbList\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/memahami-konsep-fana-dari-sudut-pandang-buya-syakur\/#breadcrumb\",\"itemListElement\":[{\"@type\":\"ListItem\",\"position\":1,\"name\":\"Home\",\"item\":\"https:\/\/pecihitam.org\/\"},{\"@type\":\"ListItem\",\"position\":2,\"name\":\"Memahami Konsep Fana dari Sudut Pandang Buya Syakur\"}]},{\"@type\":\"WebSite\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#website\",\"url\":\"https:\/\/pecihitam.org\/\",\"name\":\"Pecihitam.org\",\"description\":\"Suara Islam Ahlussunnah wal Jamaah\",\"publisher\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#organization\"},\"potentialAction\":[{\"@type\":\"SearchAction\",\"target\":{\"@type\":\"EntryPoint\",\"urlTemplate\":\"https:\/\/pecihitam.org\/?s={search_term_string}\"},\"query-input\":\"required name=search_term_string\"}],\"inLanguage\":\"en-US\"},{\"@type\":\"Organization\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#organization\",\"name\":\"Pecihitam.org\",\"url\":\"https:\/\/pecihitam.org\/\",\"logo\":{\"@type\":\"ImageObject\",\"inLanguage\":\"en-US\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/logo\/image\/\",\"url\":\"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/07\/Logo-Pecihitam.org_.png\",\"contentUrl\":\"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/07\/Logo-Pecihitam.org_.png\",\"width\":2401,\"height\":2401,\"caption\":\"Pecihitam.org\"},\"image\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/logo\/image\/\"},\"sameAs\":[\"https:\/\/www.facebook.com\/newpecihitam\/\",\"https:\/\/www.instagram.com\/pecihitam_org\/\",\"https:\/\/id.pinterest.com\/pecihitam_org\/\",\"https:\/\/www.youtube.com\/channel\/UCVZO49u3U4iibd-X7MmqBcQ\"]},{\"@type\":\"Person\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/3177251a1c0c3e62aa276530c504f9ad\",\"name\":\"Mutho AW\",\"image\":{\"@type\":\"ImageObject\",\"inLanguage\":\"en-US\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/image\/\",\"url\":\"https:\/\/secure.gravatar.com\/avatar\/f261ba68b0dfff7d7184f347d7a6d3ab?s=96&r=g\",\"contentUrl\":\"https:\/\/secure.gravatar.com\/avatar\/f261ba68b0dfff7d7184f347d7a6d3ab?s=96&r=g\",\"caption\":\"Mutho AW\"},\"description\":\"Alumnus Pondok Pesantren Assanusi Babakan, Ciwaringin - Cirebon | Mahasiswa Pascasarjana IAIN SNJ Cirebon\",\"url\":\"https:\/\/pecihitam.org\/author\/muthoaw\/\"}]}<\/script>\n<!-- \/ Yoast SEO plugin. -->","yoast_head_json":{"title":"Memahami Konsep Fana dari Sudut Pandang Buya Syakur - Pecihitam.org","description":"Fana atau meniadakan ke-aku-an dalam diri, oleh Buya Syakur dipaparkan dengan amsal bahagia dan sedih. Asal segala kesedihan adalah rasa kepemilikan.","robots":{"index":"index","follow":"follow","max-snippet":"max-snippet:-1","max-image-preview":"max-image-preview:large","max-video-preview":"max-video-preview:-1"},"canonical":"https:\/\/pecihitam.org\/memahami-konsep-fana-dari-sudut-pandang-buya-syakur\/","og_locale":"en_US","og_type":"article","og_title":"Memahami Konsep Fana dari Sudut Pandang Buya Syakur - Pecihitam.org","og_description":"Fana atau meniadakan ke-aku-an dalam diri, oleh Buya Syakur dipaparkan dengan amsal bahagia dan sedih. Asal segala kesedihan adalah rasa kepemilikan.","og_url":"https:\/\/pecihitam.org\/memahami-konsep-fana-dari-sudut-pandang-buya-syakur\/","og_site_name":"Pecihitam.org","article_publisher":"https:\/\/www.facebook.com\/newpecihitam\/","article_published_time":"2019-09-21T23:30:05+00:00","article_modified_time":"2019-09-21T16:24:11+00:00","og_image":[{"width":1024,"height":576,"url":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/09\/Memahami-Konsep-Fana-dari-Sudut-Pandang-Buya-Syakur.jpg","type":"image\/jpeg"}],"author":"Mutho AW","twitter_card":"summary_large_image","twitter_misc":{"Written by":"Mutho AW","Est. reading time":"3 minutes"},"schema":{"@context":"https:\/\/schema.org","@graph":[{"@type":"Article","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/memahami-konsep-fana-dari-sudut-pandang-buya-syakur\/#article","isPartOf":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/memahami-konsep-fana-dari-sudut-pandang-buya-syakur\/"},"author":{"name":"Mutho AW","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/3177251a1c0c3e62aa276530c504f9ad"},"headline":"Memahami Konsep Fana dari Sudut Pandang Buya Syakur","datePublished":"2019-09-21T23:30:05+00:00","dateModified":"2019-09-21T16:24:11+00:00","mainEntityOfPage":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/memahami-konsep-fana-dari-sudut-pandang-buya-syakur\/"},"wordCount":535,"commentCount":0,"publisher":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#organization"},"image":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/memahami-konsep-fana-dari-sudut-pandang-buya-syakur\/#primaryimage"},"thumbnailUrl":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/09\/Memahami-Konsep-Fana-dari-Sudut-Pandang-Buya-Syakur.jpg","keywords":["buya syakur yasin","fana","tasawwuf"],"articleSection":["Tasawuf"],"inLanguage":"en-US","potentialAction":[{"@type":"CommentAction","name":"Comment","target":["https:\/\/pecihitam.org\/memahami-konsep-fana-dari-sudut-pandang-buya-syakur\/#respond"]}]},{"@type":"WebPage","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/memahami-konsep-fana-dari-sudut-pandang-buya-syakur\/","url":"https:\/\/pecihitam.org\/memahami-konsep-fana-dari-sudut-pandang-buya-syakur\/","name":"Memahami Konsep Fana dari Sudut Pandang Buya Syakur - Pecihitam.org","isPartOf":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#website"},"primaryImageOfPage":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/memahami-konsep-fana-dari-sudut-pandang-buya-syakur\/#primaryimage"},"image":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/memahami-konsep-fana-dari-sudut-pandang-buya-syakur\/#primaryimage"},"thumbnailUrl":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/09\/Memahami-Konsep-Fana-dari-Sudut-Pandang-Buya-Syakur.jpg","datePublished":"2019-09-21T23:30:05+00:00","dateModified":"2019-09-21T16:24:11+00:00","description":"Fana atau meniadakan ke-aku-an dalam diri, oleh Buya Syakur dipaparkan dengan amsal bahagia dan sedih. Asal segala kesedihan adalah rasa kepemilikan.","breadcrumb":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/memahami-konsep-fana-dari-sudut-pandang-buya-syakur\/#breadcrumb"},"inLanguage":"en-US","potentialAction":[{"@type":"ReadAction","target":["https:\/\/pecihitam.org\/memahami-konsep-fana-dari-sudut-pandang-buya-syakur\/"]}]},{"@type":"ImageObject","inLanguage":"en-US","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/memahami-konsep-fana-dari-sudut-pandang-buya-syakur\/#primaryimage","url":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/09\/Memahami-Konsep-Fana-dari-Sudut-Pandang-Buya-Syakur.jpg","contentUrl":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/09\/Memahami-Konsep-Fana-dari-Sudut-Pandang-Buya-Syakur.jpg","width":1024,"height":576,"caption":"Memahami Konsep Fana dari Sudut Pandang Buya Syakur"},{"@type":"BreadcrumbList","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/memahami-konsep-fana-dari-sudut-pandang-buya-syakur\/#breadcrumb","itemListElement":[{"@type":"ListItem","position":1,"name":"Home","item":"https:\/\/pecihitam.org\/"},{"@type":"ListItem","position":2,"name":"Memahami Konsep Fana dari Sudut Pandang Buya Syakur"}]},{"@type":"WebSite","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#website","url":"https:\/\/pecihitam.org\/","name":"Pecihitam.org","description":"Suara Islam Ahlussunnah wal Jamaah","publisher":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#organization"},"potentialAction":[{"@type":"SearchAction","target":{"@type":"EntryPoint","urlTemplate":"https:\/\/pecihitam.org\/?s={search_term_string}"},"query-input":"required name=search_term_string"}],"inLanguage":"en-US"},{"@type":"Organization","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#organization","name":"Pecihitam.org","url":"https:\/\/pecihitam.org\/","logo":{"@type":"ImageObject","inLanguage":"en-US","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/logo\/image\/","url":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/07\/Logo-Pecihitam.org_.png","contentUrl":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/07\/Logo-Pecihitam.org_.png","width":2401,"height":2401,"caption":"Pecihitam.org"},"image":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/logo\/image\/"},"sameAs":["https:\/\/www.facebook.com\/newpecihitam\/","https:\/\/www.instagram.com\/pecihitam_org\/","https:\/\/id.pinterest.com\/pecihitam_org\/","https:\/\/www.youtube.com\/channel\/UCVZO49u3U4iibd-X7MmqBcQ"]},{"@type":"Person","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/3177251a1c0c3e62aa276530c504f9ad","name":"Mutho AW","image":{"@type":"ImageObject","inLanguage":"en-US","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/image\/","url":"https:\/\/secure.gravatar.com\/avatar\/f261ba68b0dfff7d7184f347d7a6d3ab?s=96&r=g","contentUrl":"https:\/\/secure.gravatar.com\/avatar\/f261ba68b0dfff7d7184f347d7a6d3ab?s=96&r=g","caption":"Mutho AW"},"description":"Alumnus Pondok Pesantren Assanusi Babakan, Ciwaringin - Cirebon | Mahasiswa Pascasarjana IAIN SNJ Cirebon","url":"https:\/\/pecihitam.org\/author\/muthoaw\/"}]}},"_links":{"self":[{"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/10344"}],"collection":[{"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/posts"}],"about":[{"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/types\/post"}],"author":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/users\/24"}],"replies":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/comments?post=10344"}],"version-history":[{"count":0,"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/10344\/revisions"}],"wp:featuredmedia":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/media\/10558"}],"wp:attachment":[{"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/media?parent=10344"}],"wp:term":[{"taxonomy":"category","embeddable":true,"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/categories?post=10344"},{"taxonomy":"post_tag","embeddable":true,"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/tags?post=10344"}],"curies":[{"name":"wp","href":"https:\/\/api.w.org\/{rel}","templated":true}]}}