Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
{"id":10391,"date":"2019-09-22T10:22:33","date_gmt":"2019-09-22T03:22:33","guid":{"rendered":"https:\/\/pecihitam.org\/?p=10391"},"modified":"2019-09-22T10:22:35","modified_gmt":"2019-09-22T03:22:35","slug":"sedikit-mengkaji-pemikiran-muhammad-syahrur-tentang-kesetaraan-gender-dalam-islam","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/pecihitam.org\/sedikit-mengkaji-pemikiran-muhammad-syahrur-tentang-kesetaraan-gender-dalam-islam\/","title":{"rendered":"Sedikit Mengkaji Pemikiran Muhammad Syahrur tentang Kesetaraan Gender dalam Islam"},"content":{"rendered":"\n

Pecihitam.org<\/strong> – Dalam sepekan terakhir, umat Islam Indonesia digegerkan dengan sebuah \u201cdisertasi\u201d doktoral di UIN Sunan Kalijaga yang ditulis oleh Abdul Aziz<\/a><\/strong> yang menyoal tentang kebolehan hubungan seksual di luar nikah dengan secara khusus mengkaji pemikiran Muhammad Syahrur. Banyak yang bertanya-tanya, siapa sebenarnya Muhammad Syahrur<\/a><\/strong>? <\/p>\n\n\n\n

Terlepas dari pro-kontra terhadap hasil penelitian disertasi itu, tulisan singkat ini akan lebih membahas garis besar pemikiran Muhammad Syahrur tentang konsep kesetaraan gender dalam Islam. <\/p>\n\n\n\n

Meski begitu, penulis tidak bermaksud membahas secara lengkap pemikiran Muhammad Syahrur, hanya beberapa hal yang berkaitan dengan upaya Syahrur dalam memperbaiki kevakuman dan kejumudan dalam pemikiran hukum Islam, khususnya dalam hal relasi antara laki-laki dan perempuan.<\/p>\n\n\n\n

Muhammad Syahrur berpendapat, sebagaimana tertuang dalam buku masterpace<\/em>-nya, al-Kitab wa al-Qur\u2019an<\/em>, bahwa kajian tentang kedudukan perempuan\ndalam Islam sejauh ini belum ada yang orisinil. Meski sudah banyak ulama yang\nmengkaji ayat-ayat tentang gender, namun metodologi yang digunakan tidak\nmemperhatikan karakteristik dan fleksibilitas pengertian teks-teks kitab suci. <\/p>\n\n\n\n

Akibanya, produk pemikiran yang dihasilkan seringkali dianggap\ntidak relevan dengan zaman. Menurut Syahrur, diperlukan kajian Islam yang lebih\nkomprehensif untuk menghasilkan produk pemikiran yang lebih relevan dengan\nzaman.<\/p>\n\n\n\n

Salah satu permasalahan hukum yang sering menjadi perdebatan dalam diskursus keislaman adalah hukum yang berkaitan dengan perempuan. Dalam memahami hukum Islam tentang perempuan, Syahrur menyamakannya dengan hukum Islam tentang perbudakan. <\/p>\n\n\n\n

Oleh karena itu, menurutnya, perjuangan emansipasi bagi kaum perempuan harus terus dilaksanakan sehingga tidak ada lagi penindasan terhadap perempuan, baik langsung maupun tidak langsung.<\/p>\n\n\n\n

Menurut Syahrur (2012), hubungan kekeluargaan antara laki-laki dan\nperempuan dapat dibagi ke dalam dua kategori utama: pertama<\/em>, hubungan emosional atau yang bersifat perasaan. Hubungan\nini berbentuk antara lain, melalui hubungan kasih sayang, cinta, loyalitas, dan\nkomitmen antara laki-laki dan perempuan. Dalam konteks ini posisi laki-laki\nadalah sebagai \u2018libas<\/em>\u2019 bagi perempuan, demikian juga perempuan sebagai \u2018libas<\/em>\u2019\nbagi laki-laki. Terma al-libas<\/em> sendiri berasal dari kata labisa<\/em>\nyang dalam bahasa Arab berarti percampuran dan intervensi (saling mengurusi). <\/p>\n\n\n\n

Pengertian ini tersirat dalam firman Allah \u201cDihalalkan bagi kamu\npada malam haru bulan puasa bercampur dengan istri-istrimu; mereka itu adalah\npakaian bagimu, dan kamupun pakaian bagi mereka<\/em>\u201d (al-Baqarah: 187).\nHubungan cinta dan kasih sayang merupakan hubungan yang saling melengkapi\nantara laki-laki dan perempuan. Keduanya sama-sama memiliki potensi perasaan\ndan kecenderungan yang sama, yang satu tidak lebih istimewa dari yang lain.<\/p>\n\n\n\n

Kedua<\/em>, hubungan\nekonomi yang terjalin secara objektif dan konsekuensi hubungan sosial yang\nterjadi dan tidak terpisah darinya. Hubungan seperti ini dijelaskan dalam\nfirman-Nya \u201cKaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum perempuan, oleh\nkarena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang\nlain (perempuan), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari\nharta mereka<\/em>\u2026\u201d (al-Nisa\u2019: 34). <\/p>\n\n\n\n

Ayat ini menegaskan adanya hubungan objektif antara laki-laki dan perempuan, yakni bahwa laki-laki adalah qawwam<\/em> yang mengandung arti guardian<\/em>, penjaga dan pelindung bagi perempuan. <\/p>\n\n\n\n

Term al-qawwamiyah<\/em> ini diletakkan dalam konteks hubungan yang alami-universal antara laki-laki dan perempuan, bukan dalam konteks eksklusif antara laki-laki yang beriman dan perempuan yang beriman. <\/p>\n\n\n\n

Dalam ayat di atas disebutkan\nfaktor-faktor yang menjadikan laki-laki memiliki peran pelindung bagi\nperempuan. Jika faktor-faktor ini lenyap, lenyap pula peran pelindung laki-laki\natau jika faktor ini berpindah pada pihak perempuan, beralih pulalah peran\npelindung di atas pundak perempuan. <\/p>\n\n\n\n

Unsur-unsur pembentuk faktor yang menjadikan laki-laki atau perempuan berperan sebagai pelindung adalah kekuatan fisik dan kekuatan finansial atau ekonomi. Redaksi ayat yang menyatakan \u201cba\u2019dlahum \u2018ala ba\u2019dlin<\/em>\u201d mengandung pengertian hubungan timbal balik, jika faktor ini beralih dari satu pihak ke pihak lain, peran perlindungan juga akan mengikuti peralihan tersebut.<\/p>\n\n\n\n

Dalam konteks relasi gender kaitannya dengan hubungan kekeluargaan,\nSyahrur bergerak lebih jauh dengan berpandangan bahwa ketika seorang istri\nberhasil meniti karir yang memungkinkan penghasilannya besar dan sanggup\nmenghidupi keluarganya, maka istri dapat menjadi pemimpin dan memegang peran\nsebagai \u2018qawwamah<\/em>\u2019 dalam bidang\nekonomi keluarga. Sementara sang suami, karena keunggulan fisiknya, ia masih\nmenjadi pemimpin dalam hal-hal yang membutuhkan kekuatan fisik.<\/p>\n\n\n\n

Secara syariat, Islam tidak melarang perempuan untuk bekerja di seluruh bidang pekerjaan. Yang membatasi ruang gerak perempuan dalam dunia kerja adalah kondisi objektif dalam sejarah dan inilah yang dihadapi oleh masyarakat Islam dalam sejarahnya selama ini. <\/p>\n\n\n\n

Saat ini perempuan bekerja hampir di semua bidang, bahkan di Timur Tengah, mereka juga ada yang ikut berperang. Dengan kata lain, perempuan telah banyak memiliki peran sosial di ruang publik yang sama dengan laki-laki.<\/p>\n\n\n\n

Dalam konteks ini, wilayah kerja perempuan dipahami sebagai hasil\ninteraksi dengan proses perkembangan sejarah. Bukan dengan cara analogi dengan\nhal-hal yang ada saat ini dengan yang terjadi pada masa lalu. Karena syariat\nIslam tidak melarang jenis pekerjaan yang lainnya, yang membatasi ruang gerak\nperempuan adalah kondisi yang menyejarah. Menurut Syahrur, hanya ada dua\npekerjaan yang dilarang bagi perempuan, yakni pelacuran dan telanjang. <\/p>\n\n\n\n

Syahrur mengklarifikasi bahwa sebagian pihak menyatakan ada dua\npenghalang bagi perempuan ketika bekerja; pertama<\/em>,\ndunia kerja meniscayakan percampuran antara laki-laki dan perempuan. Bagi\nSyahrur, Islam tidak melarang perempuan untuk berinteraksi dan bergaul dengan\nlaki-laki, yang diperingatkan oleh Islam adalah berkumpulnya antara laki-laki\ndan perempuan tanpa ada muhrim dalam sebuah ruangan tertutup. <\/p>\n\n\n\n

Kedua<\/em>, terdapat sejumlah pekerjaan yang karena tingkat kesulitannya yang tinggi menjadikan perempuan sulit melakukan, seperti pekerjaan kasar di pengeboran minyak, membuatan jalan tol, penambangan batu bara dan lain sebagainya. <\/p>\n\n\n\n

Sebagian pekerjaan ini tidak cocok dengan sifat feminis perempuan. Kenyataan ini dapat dibenarkan, hanya saja pihak perempuan, melalui perusahaan tempat kerja, berhak menentukan sendiri sebatas apa dia melakukan pekerjaannya dan bidang apa saja yang cocok dan tidak cocok untuk dirinya. <\/p>\n\n\n\n

Yang ingin Syahrur tegaskan dari kedua poin di atas adalah, bahwa perempuan diperbolehkan bekerja di ruang publik. Sekarang ini, umumnya ruang-ruang pekerjaan seperti perkantoran sudah sangat terbuka dan adanya CCTV yang selalu memonitor karyawan membuat para pekerjanya tidak bisa bergerak secara rahasia. <\/p>\n\n\n\n

Hal ini tentu saja, memungkinkan perempaun dapat bekerja dalam berbagai sektor selama kekuatan fisik dan pikirannya kuat. Hal-hal yang boleh dikerjakan oleh laki-laki, maka boleh juga bagi perempuan. <\/p>\n\n\n\n

Terkait hak perempuan di ruang publik politik, sesungguhnya hak terlibat dalam aktivitas politik adalah hak pertama yang diberikan Islam secara langsung kepada perempuan. <\/p>\n\n\n\n

Dalam usahanya untuk membebaskan perempuan dari belenggu sistem patriarki, Islam mengawalinya dengan memberikan hak-hak politik ini. Perempuan memiliki hak dan kapasitas yang seimbang dengan laki-laki dalam berpolitik. <\/p>\n\n\n\n

Oleh karenanya, jika peran politik hanya boleh dimainkan oleh laki-laki,\nseakan-akan Islam hanya agama milik kaum laki-laki, padahal antara politik dan\nIslam tidak bisa dipisahkan dalam sejarahnya.<\/p>\n\n\n\n

Dalam konteks inilah, perempuan dan laki-laki memiliki kesempatan\nyang sama untuk memasuki medan pertempuran dalam politik. Sehingga,\nperempuan-perempuan Muslim bebas memiliki aktivitas politik dan juga ikut serta\ndalam penetapan undang-undang. <\/p>\n\n\n\n

Sebab, di ranah pemerintahan, politik memiliki gerak ganda, ada di ranah legislatif, ada pula di ranah yudikatif. Maka dari itu, jika sejarah Islam menyebutkan bahwa jarang sekali perempuan terlibat dalam aktivitas hukum, itu lebih karena pengaruh konteks yang memaksa dan membatasi ruang gerak perempuan, bukan karena syariat Islam yang menghendaki demikian. <\/p>\n\n\n\n

Jadi kekeliruan jika membandingkan atau menganalogikan realitas sekarang dengan realitas perempuan yang hidup pada waktu dahulu, sebab zamannya sangat berbeda.<\/p>\n\n\n\n

Dengan demikian, menjadi jelas bahwa pandangan pemikiran Muhammad Syahrur tentang kesetaraan gender dalam Islam mengacu pada kesetaraan yang seimbang antara laki-laki dan perempuan. Kedua belah pihak bisa memiliki peran yang sama dan juga bisa saling menukar satu peran kepada yang lainnya sesuai dengan konteks atau keadaan yang ada. <\/p>\n","protected":false},"excerpt":{"rendered":"

Pecihitam.org – Dalam sepekan terakhir, umat Islam Indonesia digegerkan dengan sebuah \u201cdisertasi\u201d doktoral di UIN Sunan Kalijaga yang ditulis oleh Abdul Aziz yang menyoal tentang kebolehan hubungan seksual di luar nikah dengan secara khusus mengkaji pemikiran Muhammad Syahrur. Banyak yang bertanya-tanya, siapa sebenarnya Muhammad Syahrur? Terlepas dari pro-kontra terhadap hasil penelitian disertasi itu, tulisan singkat […]<\/p>\n","protected":false},"author":13,"featured_media":10612,"comment_status":"open","ping_status":"closed","sticky":false,"template":"","format":"standard","meta":{"footnotes":""},"categories":[8],"tags":[3256,4358,4357],"yoast_head":"\nSedikit Mengkaji Pemikiran Muhammad Syahrur tentang Kesetaraan Gender dalam Islam - Pecihitam.org<\/title>\n<meta name=\"description\" content=\"Siapa Muhammad Syahrur? Tulisan singkat ini akan lebih membahas garis besar pemikiran Muhammad Syahrur tentang konsep kesetaraan gender dalam Islam.\" \/>\n<meta name=\"robots\" content=\"index, follow, max-snippet:-1, max-image-preview:large, max-video-preview:-1\" \/>\n<link rel=\"canonical\" href=\"https:\/\/pecihitam.org\/sedikit-mengkaji-pemikiran-muhammad-syahrur-tentang-kesetaraan-gender-dalam-islam\/\" \/>\n<meta property=\"og:locale\" content=\"en_US\" \/>\n<meta property=\"og:type\" content=\"article\" \/>\n<meta property=\"og:title\" content=\"Sedikit Mengkaji Pemikiran Muhammad Syahrur tentang Kesetaraan Gender dalam Islam - Pecihitam.org\" \/>\n<meta property=\"og:description\" content=\"Siapa Muhammad Syahrur? Tulisan singkat ini akan lebih membahas garis besar pemikiran Muhammad Syahrur tentang konsep kesetaraan gender dalam Islam.\" \/>\n<meta property=\"og:url\" content=\"https:\/\/pecihitam.org\/sedikit-mengkaji-pemikiran-muhammad-syahrur-tentang-kesetaraan-gender-dalam-islam\/\" \/>\n<meta property=\"og:site_name\" content=\"Pecihitam.org\" \/>\n<meta property=\"article:publisher\" content=\"https:\/\/www.facebook.com\/newpecihitam\/\" \/>\n<meta property=\"article:published_time\" content=\"2019-09-22T03:22:33+00:00\" \/>\n<meta property=\"article:modified_time\" content=\"2019-09-22T03:22:35+00:00\" \/>\n<meta property=\"og:image\" content=\"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/09\/Pemikiran-Muhammad-Syahrur-tentang-Kesetaraan-Gender-dalam-Islam.jpg\" \/>\n\t<meta property=\"og:image:width\" content=\"1024\" \/>\n\t<meta property=\"og:image:height\" content=\"576\" \/>\n\t<meta property=\"og:image:type\" content=\"image\/jpeg\" \/>\n<meta name=\"author\" content=\"Rohmatul Izad\" \/>\n<meta name=\"twitter:card\" content=\"summary_large_image\" \/>\n<meta name=\"twitter:label1\" content=\"Written by\" \/>\n\t<meta name=\"twitter:data1\" content=\"Rohmatul Izad\" \/>\n\t<meta name=\"twitter:label2\" content=\"Est. reading time\" \/>\n\t<meta name=\"twitter:data2\" content=\"6 minutes\" \/>\n<script type=\"application\/ld+json\" class=\"yoast-schema-graph\">{\"@context\":\"https:\/\/schema.org\",\"@graph\":[{\"@type\":\"Article\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/sedikit-mengkaji-pemikiran-muhammad-syahrur-tentang-kesetaraan-gender-dalam-islam\/#article\",\"isPartOf\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/sedikit-mengkaji-pemikiran-muhammad-syahrur-tentang-kesetaraan-gender-dalam-islam\/\"},\"author\":{\"name\":\"Rohmatul Izad\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/6ff77bd4e73f1d72c0f96789b040072a\"},\"headline\":\"Sedikit Mengkaji Pemikiran Muhammad Syahrur tentang Kesetaraan Gender dalam Islam\",\"datePublished\":\"2019-09-22T03:22:33+00:00\",\"dateModified\":\"2019-09-22T03:22:35+00:00\",\"mainEntityOfPage\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/sedikit-mengkaji-pemikiran-muhammad-syahrur-tentang-kesetaraan-gender-dalam-islam\/\"},\"wordCount\":1178,\"commentCount\":0,\"publisher\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#organization\"},\"image\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/sedikit-mengkaji-pemikiran-muhammad-syahrur-tentang-kesetaraan-gender-dalam-islam\/#primaryimage\"},\"thumbnailUrl\":\"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/09\/Pemikiran-Muhammad-Syahrur-tentang-Kesetaraan-Gender-dalam-Islam.jpg\",\"keywords\":[\"gender dalam islam\",\"kesetaraan gender\",\"pemikiran muhammad syahrur\"],\"articleSection\":[\"Opini\"],\"inLanguage\":\"en-US\",\"potentialAction\":[{\"@type\":\"CommentAction\",\"name\":\"Comment\",\"target\":[\"https:\/\/pecihitam.org\/sedikit-mengkaji-pemikiran-muhammad-syahrur-tentang-kesetaraan-gender-dalam-islam\/#respond\"]}]},{\"@type\":\"WebPage\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/sedikit-mengkaji-pemikiran-muhammad-syahrur-tentang-kesetaraan-gender-dalam-islam\/\",\"url\":\"https:\/\/pecihitam.org\/sedikit-mengkaji-pemikiran-muhammad-syahrur-tentang-kesetaraan-gender-dalam-islam\/\",\"name\":\"Sedikit Mengkaji Pemikiran Muhammad Syahrur tentang Kesetaraan Gender dalam Islam - Pecihitam.org\",\"isPartOf\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#website\"},\"primaryImageOfPage\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/sedikit-mengkaji-pemikiran-muhammad-syahrur-tentang-kesetaraan-gender-dalam-islam\/#primaryimage\"},\"image\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/sedikit-mengkaji-pemikiran-muhammad-syahrur-tentang-kesetaraan-gender-dalam-islam\/#primaryimage\"},\"thumbnailUrl\":\"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/09\/Pemikiran-Muhammad-Syahrur-tentang-Kesetaraan-Gender-dalam-Islam.jpg\",\"datePublished\":\"2019-09-22T03:22:33+00:00\",\"dateModified\":\"2019-09-22T03:22:35+00:00\",\"description\":\"Siapa Muhammad Syahrur? Tulisan singkat ini akan lebih membahas garis besar pemikiran Muhammad Syahrur tentang konsep kesetaraan gender dalam Islam.\",\"breadcrumb\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/sedikit-mengkaji-pemikiran-muhammad-syahrur-tentang-kesetaraan-gender-dalam-islam\/#breadcrumb\"},\"inLanguage\":\"en-US\",\"potentialAction\":[{\"@type\":\"ReadAction\",\"target\":[\"https:\/\/pecihitam.org\/sedikit-mengkaji-pemikiran-muhammad-syahrur-tentang-kesetaraan-gender-dalam-islam\/\"]}]},{\"@type\":\"ImageObject\",\"inLanguage\":\"en-US\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/sedikit-mengkaji-pemikiran-muhammad-syahrur-tentang-kesetaraan-gender-dalam-islam\/#primaryimage\",\"url\":\"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/09\/Pemikiran-Muhammad-Syahrur-tentang-Kesetaraan-Gender-dalam-Islam.jpg\",\"contentUrl\":\"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/09\/Pemikiran-Muhammad-Syahrur-tentang-Kesetaraan-Gender-dalam-Islam.jpg\",\"width\":1024,\"height\":576,\"caption\":\"Pemikiran Muhammad Syahrur tentang Kesetaraan Gender dalam Islam\"},{\"@type\":\"BreadcrumbList\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/sedikit-mengkaji-pemikiran-muhammad-syahrur-tentang-kesetaraan-gender-dalam-islam\/#breadcrumb\",\"itemListElement\":[{\"@type\":\"ListItem\",\"position\":1,\"name\":\"Home\",\"item\":\"https:\/\/pecihitam.org\/\"},{\"@type\":\"ListItem\",\"position\":2,\"name\":\"Sedikit Mengkaji Pemikiran Muhammad Syahrur tentang Kesetaraan Gender dalam Islam\"}]},{\"@type\":\"WebSite\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#website\",\"url\":\"https:\/\/pecihitam.org\/\",\"name\":\"Pecihitam.org\",\"description\":\"Suara Islam Ahlussunnah wal Jamaah\",\"publisher\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#organization\"},\"potentialAction\":[{\"@type\":\"SearchAction\",\"target\":{\"@type\":\"EntryPoint\",\"urlTemplate\":\"https:\/\/pecihitam.org\/?s={search_term_string}\"},\"query-input\":\"required name=search_term_string\"}],\"inLanguage\":\"en-US\"},{\"@type\":\"Organization\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#organization\",\"name\":\"Pecihitam.org\",\"url\":\"https:\/\/pecihitam.org\/\",\"logo\":{\"@type\":\"ImageObject\",\"inLanguage\":\"en-US\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/logo\/image\/\",\"url\":\"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/07\/Logo-Pecihitam.org_.png\",\"contentUrl\":\"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/07\/Logo-Pecihitam.org_.png\",\"width\":2401,\"height\":2401,\"caption\":\"Pecihitam.org\"},\"image\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/logo\/image\/\"},\"sameAs\":[\"https:\/\/www.facebook.com\/newpecihitam\/\",\"https:\/\/www.instagram.com\/pecihitam_org\/\",\"https:\/\/id.pinterest.com\/pecihitam_org\/\",\"https:\/\/www.youtube.com\/channel\/UCVZO49u3U4iibd-X7MmqBcQ\"]},{\"@type\":\"Person\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/6ff77bd4e73f1d72c0f96789b040072a\",\"name\":\"Rohmatul Izad\",\"image\":{\"@type\":\"ImageObject\",\"inLanguage\":\"en-US\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/image\/\",\"url\":\"https:\/\/secure.gravatar.com\/avatar\/ba93774ce9134d53c46448d99649d962?s=96&r=g\",\"contentUrl\":\"https:\/\/secure.gravatar.com\/avatar\/ba93774ce9134d53c46448d99649d962?s=96&r=g\",\"caption\":\"Rohmatul Izad\"},\"description\":\"Magister Ilmu Filsafat Universitas Gadjah Mada | Alumni Pesantren Baitul Hikmah Krapyak Yogyakarta\",\"url\":\"https:\/\/pecihitam.org\/author\/rohmizad\/\"}]}<\/script>\n<!-- \/ Yoast SEO plugin. -->","yoast_head_json":{"title":"Sedikit Mengkaji Pemikiran Muhammad Syahrur tentang Kesetaraan Gender dalam Islam - Pecihitam.org","description":"Siapa Muhammad Syahrur? Tulisan singkat ini akan lebih membahas garis besar pemikiran Muhammad Syahrur tentang konsep kesetaraan gender dalam Islam.","robots":{"index":"index","follow":"follow","max-snippet":"max-snippet:-1","max-image-preview":"max-image-preview:large","max-video-preview":"max-video-preview:-1"},"canonical":"https:\/\/pecihitam.org\/sedikit-mengkaji-pemikiran-muhammad-syahrur-tentang-kesetaraan-gender-dalam-islam\/","og_locale":"en_US","og_type":"article","og_title":"Sedikit Mengkaji Pemikiran Muhammad Syahrur tentang Kesetaraan Gender dalam Islam - Pecihitam.org","og_description":"Siapa Muhammad Syahrur? Tulisan singkat ini akan lebih membahas garis besar pemikiran Muhammad Syahrur tentang konsep kesetaraan gender dalam Islam.","og_url":"https:\/\/pecihitam.org\/sedikit-mengkaji-pemikiran-muhammad-syahrur-tentang-kesetaraan-gender-dalam-islam\/","og_site_name":"Pecihitam.org","article_publisher":"https:\/\/www.facebook.com\/newpecihitam\/","article_published_time":"2019-09-22T03:22:33+00:00","article_modified_time":"2019-09-22T03:22:35+00:00","og_image":[{"width":1024,"height":576,"url":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/09\/Pemikiran-Muhammad-Syahrur-tentang-Kesetaraan-Gender-dalam-Islam.jpg","type":"image\/jpeg"}],"author":"Rohmatul Izad","twitter_card":"summary_large_image","twitter_misc":{"Written by":"Rohmatul Izad","Est. reading time":"6 minutes"},"schema":{"@context":"https:\/\/schema.org","@graph":[{"@type":"Article","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/sedikit-mengkaji-pemikiran-muhammad-syahrur-tentang-kesetaraan-gender-dalam-islam\/#article","isPartOf":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/sedikit-mengkaji-pemikiran-muhammad-syahrur-tentang-kesetaraan-gender-dalam-islam\/"},"author":{"name":"Rohmatul Izad","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/6ff77bd4e73f1d72c0f96789b040072a"},"headline":"Sedikit Mengkaji Pemikiran Muhammad Syahrur tentang Kesetaraan Gender dalam Islam","datePublished":"2019-09-22T03:22:33+00:00","dateModified":"2019-09-22T03:22:35+00:00","mainEntityOfPage":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/sedikit-mengkaji-pemikiran-muhammad-syahrur-tentang-kesetaraan-gender-dalam-islam\/"},"wordCount":1178,"commentCount":0,"publisher":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#organization"},"image":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/sedikit-mengkaji-pemikiran-muhammad-syahrur-tentang-kesetaraan-gender-dalam-islam\/#primaryimage"},"thumbnailUrl":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/09\/Pemikiran-Muhammad-Syahrur-tentang-Kesetaraan-Gender-dalam-Islam.jpg","keywords":["gender dalam islam","kesetaraan gender","pemikiran muhammad syahrur"],"articleSection":["Opini"],"inLanguage":"en-US","potentialAction":[{"@type":"CommentAction","name":"Comment","target":["https:\/\/pecihitam.org\/sedikit-mengkaji-pemikiran-muhammad-syahrur-tentang-kesetaraan-gender-dalam-islam\/#respond"]}]},{"@type":"WebPage","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/sedikit-mengkaji-pemikiran-muhammad-syahrur-tentang-kesetaraan-gender-dalam-islam\/","url":"https:\/\/pecihitam.org\/sedikit-mengkaji-pemikiran-muhammad-syahrur-tentang-kesetaraan-gender-dalam-islam\/","name":"Sedikit Mengkaji Pemikiran Muhammad Syahrur tentang Kesetaraan Gender dalam Islam - Pecihitam.org","isPartOf":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#website"},"primaryImageOfPage":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/sedikit-mengkaji-pemikiran-muhammad-syahrur-tentang-kesetaraan-gender-dalam-islam\/#primaryimage"},"image":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/sedikit-mengkaji-pemikiran-muhammad-syahrur-tentang-kesetaraan-gender-dalam-islam\/#primaryimage"},"thumbnailUrl":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/09\/Pemikiran-Muhammad-Syahrur-tentang-Kesetaraan-Gender-dalam-Islam.jpg","datePublished":"2019-09-22T03:22:33+00:00","dateModified":"2019-09-22T03:22:35+00:00","description":"Siapa Muhammad Syahrur? Tulisan singkat ini akan lebih membahas garis besar pemikiran Muhammad Syahrur tentang konsep kesetaraan gender dalam Islam.","breadcrumb":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/sedikit-mengkaji-pemikiran-muhammad-syahrur-tentang-kesetaraan-gender-dalam-islam\/#breadcrumb"},"inLanguage":"en-US","potentialAction":[{"@type":"ReadAction","target":["https:\/\/pecihitam.org\/sedikit-mengkaji-pemikiran-muhammad-syahrur-tentang-kesetaraan-gender-dalam-islam\/"]}]},{"@type":"ImageObject","inLanguage":"en-US","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/sedikit-mengkaji-pemikiran-muhammad-syahrur-tentang-kesetaraan-gender-dalam-islam\/#primaryimage","url":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/09\/Pemikiran-Muhammad-Syahrur-tentang-Kesetaraan-Gender-dalam-Islam.jpg","contentUrl":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/09\/Pemikiran-Muhammad-Syahrur-tentang-Kesetaraan-Gender-dalam-Islam.jpg","width":1024,"height":576,"caption":"Pemikiran Muhammad Syahrur tentang Kesetaraan Gender dalam Islam"},{"@type":"BreadcrumbList","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/sedikit-mengkaji-pemikiran-muhammad-syahrur-tentang-kesetaraan-gender-dalam-islam\/#breadcrumb","itemListElement":[{"@type":"ListItem","position":1,"name":"Home","item":"https:\/\/pecihitam.org\/"},{"@type":"ListItem","position":2,"name":"Sedikit Mengkaji Pemikiran Muhammad Syahrur tentang Kesetaraan Gender dalam Islam"}]},{"@type":"WebSite","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#website","url":"https:\/\/pecihitam.org\/","name":"Pecihitam.org","description":"Suara Islam Ahlussunnah wal Jamaah","publisher":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#organization"},"potentialAction":[{"@type":"SearchAction","target":{"@type":"EntryPoint","urlTemplate":"https:\/\/pecihitam.org\/?s={search_term_string}"},"query-input":"required name=search_term_string"}],"inLanguage":"en-US"},{"@type":"Organization","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#organization","name":"Pecihitam.org","url":"https:\/\/pecihitam.org\/","logo":{"@type":"ImageObject","inLanguage":"en-US","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/logo\/image\/","url":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/07\/Logo-Pecihitam.org_.png","contentUrl":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/07\/Logo-Pecihitam.org_.png","width":2401,"height":2401,"caption":"Pecihitam.org"},"image":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/logo\/image\/"},"sameAs":["https:\/\/www.facebook.com\/newpecihitam\/","https:\/\/www.instagram.com\/pecihitam_org\/","https:\/\/id.pinterest.com\/pecihitam_org\/","https:\/\/www.youtube.com\/channel\/UCVZO49u3U4iibd-X7MmqBcQ"]},{"@type":"Person","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/6ff77bd4e73f1d72c0f96789b040072a","name":"Rohmatul Izad","image":{"@type":"ImageObject","inLanguage":"en-US","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/image\/","url":"https:\/\/secure.gravatar.com\/avatar\/ba93774ce9134d53c46448d99649d962?s=96&r=g","contentUrl":"https:\/\/secure.gravatar.com\/avatar\/ba93774ce9134d53c46448d99649d962?s=96&r=g","caption":"Rohmatul Izad"},"description":"Magister Ilmu Filsafat Universitas Gadjah Mada | Alumni Pesantren Baitul Hikmah Krapyak Yogyakarta","url":"https:\/\/pecihitam.org\/author\/rohmizad\/"}]}},"_links":{"self":[{"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/10391"}],"collection":[{"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/posts"}],"about":[{"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/types\/post"}],"author":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/users\/13"}],"replies":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/comments?post=10391"}],"version-history":[{"count":0,"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/10391\/revisions"}],"wp:featuredmedia":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/media\/10612"}],"wp:attachment":[{"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/media?parent=10391"}],"wp:term":[{"taxonomy":"category","embeddable":true,"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/categories?post=10391"},{"taxonomy":"post_tag","embeddable":true,"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/tags?post=10391"}],"curies":[{"name":"wp","href":"https:\/\/api.w.org\/{rel}","templated":true}]}}