Pecihitam.org<\/strong> – Shalat tarawih adalah shalat malam yang dikerjakan pada bulan suci Ramadhan sesudah mengerjakan shalat fardhu isya. Disebutkan tarawih karena shalat ini dilakukan dengan diselangi istirahat-istirahat, sebab mempunyai rakaat yang banyak dan bacaan yang panjang. Istirahat biasanya dilakukan pada setiap 2 kali salam dari 4 rakaat. Karena lebih 2 kali istirahat maka disebut tarawih <\/em>bentuk jamak dari tarwihah <\/em>yang artinya istirahat.<\/p>\n\n\n\n Shalat tarawih dilakukan sesudah shalat isya sampai terbit fajar. Adapun waktu yang afdhal untuk mengerjakannya adalah ada 2 waktu, awal malam dan akhir malam. Awal malam lebih afdhal bagi orang yang khawatir tidak terbangun akhir malam. Namun akhir malam lebih afdhal bagi orang yang tidak khawatir untuk bangun akhir malam. <\/p>\n\n\n\n Hukum shalat tarawih adalah sunah<\/em> muakkadah<\/em>. Fadhilahnya luar biasa. Antaranya mendapat ampunan dosa-dosa yang telah lewat, dan mendapat fitrah (bersih suci bagaikan bayi yang baru dilahirkan oleh ibunya). <\/p>\n\n\n\n Shalat tarawih boleh dilakukan secara sendiri atau berjamaah dengan cara dua rakaat satu kali salam. Namun sunat melakukannya secara berjamaah. Shalat tarawih tidak boleh dilakukan dengan cara 4 rakaat satu kali salam. <\/p>\n\n\n\n Pada masa Rasulullah dan Khalifah Abu Bakar shalat tarawih dikerjakan secara sendiri-sendiri dan ada juga yang berjamaah tapi masih berpencar-pencar. Lalu semenjak Khalifah Umar ibn Khaththab sampai masa Khalifah Umar ibn Abdul Aziz shalat tarawih dikerjakan dengan cara berjamaah dibelakang satu imam, tidak lagi berpencar-pencar. <\/p>\n\n\n\n Adapun jumlah rakaat shalat tarawih tidak hanya 11 rakaat atau 23 rakaat saja. Sebagaimana yang dikerjakan oleh orang-orang Indonesia. Akan tetapi banyak ragamnya berdasarkan beberapa riwayat. <\/p>\n\n\n\n 8 rakaat serta 3 rakaat witir berdasarkan riwayat Imam Malik dari Muhammad ibn Yusuf ibn Yazid. 12 rakaat, witir tidak disebutkan, berdasarkan riwayat Imam Malik dari Dawud ibn Husen dari Abdurrahman ibn Hurmuz al-A\u2019raj. <\/p>\n\n\n\n 10 rakaat serta 3 rakaat witir, berdasarkan riwayat Muhammad ibn Nashr al-Marwazy dan Muhammad ibn Ishaq dari Muhammad ibn Yusuf dari kakeknya al-Saib ibn Yazid. 20 rakaat, witir tidak disebutkan berdasarkan riwayat Imam Malik dari Yazid ibn Khuzaifah dan al-Saib ibn Yazid. <\/p>\n\n\n\n 20 rakaat serta 1 rakaat witir berdasarkan riwayat Abdul Razaq. 20 rakaat serta 3 rakaat witir berdasarkan riwayat Imam Malik dari Yazid ibn Ruman. <\/p>\n\n\n\n 34 rakaat serta 1 rakaat witir berdasarkan riwayat Imam Zararah ibn Aufa. 36 rakaat serta 3 rakaat witir berdasarkan riwayat Muhammad ibn Nashr dari Imam Dawud ibn Qais. <\/p>\n\n\n\n 40 rakaat serta 1 rakaat witir berdasarkan riwayat Imam al-Turmuzi. 40 rakaat serta 7 rakaat witir berdasarkan riwayat Imam ibn Abdul Barr dari al-Aswad ibn Yazid. 46 rakaat serta 3 rakaat witir berdasarkan riwayat Imam Malik.<\/p>\n\n\n\n Demikianlah beberapa riwayat yang menggambarkan beragam jumlah rakaat shalat tarawih yang dikerjakan oleh para sahabat, tabi\u2019in dan tabi\u2019 tabi\u2019in yang saya himpunkan dari kitab Fath al-Bari<\/strong><\/a>, Syarh al-Zarqani, Kesahihan Dalil Shalat Tarawih 20 Rakaat <\/em>dan lainnya. Semuanya sepakat, tidak seorang pun dari mereka yang mengingkarinya.<\/p>\n\n\n\nJumlah Rakaat<\/strong> Shalat Tarawih<\/h2>\n\n\n\n