Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
{"id":10997,"date":"2019-09-25T06:48:38","date_gmt":"2019-09-24T23:48:38","guid":{"rendered":"https:\/\/pecihitam.org\/?p=10997"},"modified":"2019-09-25T06:48:40","modified_gmt":"2019-09-24T23:48:40","slug":"pemikiran-gus-dur-tentang-kebudayaan-dan-teknologi-millenial-harus-baca","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/pecihitam.org\/pemikiran-gus-dur-tentang-kebudayaan-dan-teknologi-millenial-harus-baca\/","title":{"rendered":"Pemikiran Gus Dur Tentang Kebudayaan dan Teknologi, Millenial Harus Baca!"},"content":{"rendered":"\n

Pecihitam.org<\/strong> – Sejak tahun 1984, ketika Gus Dur<\/a><\/strong> mengemban kepemimpinan di Nahdlatul Ulama, retorika pemikiran Gus Dur sangat terkesan liberal dan progresif. Dalam arti, ia banyak menaruh perhatian secara simpatik dalam merespon modernitas, dan menegaskan bahwa watak pluralitas dan multikomunal masyarakat Indonesia modern haruslah dihormati dan dipertahankan dari kecenderungan sektarianistik.<\/p>\n\n\n\n

Dalam konteks pemikiran Islam misalnya, Gus Dur mengkombinasikan sintesis antara nilai-nilai modernitas dan komitmen terhadap rasionalitas dan keulamaan dalam arus kebudayaan tradisional. <\/p>\n\n\n\n

Cap sebagai pemikir \u201cprogresif\u201d pun muncul lantaran komitmen Gus Dur yang begitu kuat dalam mengadaptasi dan mengintegrasikan antara nilai-nilai keagamaan dan modern agar sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan yang berkembang di masyarakat.<\/p>\n\n\n\n

Bahkan, ungkap Greg Burton (1996), Gus Dur sama sekali tidak takut\ndengan cap \u201cliberal\u201d dan justru ia berpendapat bahwa nilai-nilai inti dalam\nIslam tak lain merupakan nilai-nilai \u201cliberal\u201d. Dalam hal ini, pemikiran Gus\nDur sebenarnya merupakan respon secara kreatif di atas kebutuhan dan tantangan\nmodernitas.<\/p>\n\n\n\n

Inti pemikiran Gus Dur adalah bahwa Islam tidaklah statis. Ajaran Islam bukanlah sesuatu yang diturunkan sekali jadi, dan setelah itu tidak pernah lagi memerlukan reformulasi dan reaplikasi. <\/p>\n\n\n\n

Dengan kata lain, ia berpendapat bahwa karakteristik hukum Islam adalah keharusannya untuk diinterpretasikan secara kontekstual. Sebab, jika konteks sosial dan historis berubah maka berubah juga aplikasi prinsip-prinsip eternal dari hukum.<\/p>\n\n\n\n

Bila kita melacak dinamika pemikiran Gus Dur mulai tahun 1970-an hingga 1990-an, tampak di dalam diri Gus Dur sebuah misi yang kuat akan cita-cita Islam yang progresif. Yakni sebuah cita-cita Islam yang dapat mengantarkan masyarakat yang adil, bijaksana, dan manusiawi. <\/p>\n\n\n\n

Dalam hal ini, potensi-potensi Islam pada masa modern ini hanya bisa direalisasikan jika sebuah pemikiran dibiarkan secara bebas merespons secara kreatif tuntutan-tuntutan dan tantangan modernitas.<\/p>\n\n\n\n

Nah, dalam upaya responsif terhadap perubahan yang dituntut Islam\nitu, Gus Dur memperkenalkan kata kunci yang disebut sebagai dinamisme. Istilah\ndinamis sendiri tidak hanya bermakna energik dan totalitas hidup, ia juga\nbermakna kemampuan untuk beradaptasi dan merespons secara kreatif atas\nlingkungan yang sulit.<\/p>\n\n\n\n

Menurut Gus Dur, cara menjembatani antara gerak tradisionalisme dan\nmodernisme adalah dengan komitmen akan pencarian terhadap jalan tengah, tradisi\nkeagamaan yang seimbang dengan tuntutan-tuntutan praktis yang muncul dalam\nmerespon modernitas dan kebutuhan akan kemajuan yang begitu mendesak. <\/p>\n\n\n\n

Dinamisasi pemikiran juga tidak bisa dilakukan dengan cara membuang\nbagitu saja corak tradisioanalisme, tetapi harus dipahami sebagai sesuatu yang\nintegral mengenai dinamisasi sebagai suatu proses yang maju dan canggih, suatu\nproses yang membawa kebajikan-kebajikan abadi dan unsur dasar kesarjanaan\ntradisional dan kombinasinya yang cermat ke dalam suatu pengajaran yang modern\nyang penting, dengan keyakinan bahwa Islam tradisional tidaklah statis. <\/p>\n\n\n\n

Di sini, dinamisasi bukan terutama sebagai respons terhadap tekanan\nmodernitas, melainkan lebih sebagai ekspresi Islam dalam bentuk terbaiknya,\nyang tradisional, fkeksibel, dan adaptif.<\/p>\n\n\n\n

Pertanyaan krusial yang perlu diajukan adalah, bagaimana urgensi pemikiran progresif Gus Dur untuk situasi hari ini? <\/p>\n\n\n\n

Untuk generasi milenial yang begitu intens dengan kebudayaan teknologi informasi. Bagaimana konsep Gus Dur tentang \u201ctantangan kebudayaan\u201d dapat menjembatani generasi milenial untuk dijadikan pedoman dalam menghubungkan berbagai mata rantai yang putus akibat terlalu mengagung-agungkan teknologi informasi.<\/p>\n\n\n\n

Memikirkan kebudayaan dalam kerangka antroposentris saja tidaklah\ncukup, khususnya dalam konteks pemikiran Gus Dur yang tertuang dalam istilah\n\u201ctradisi\u201d. Kita harus bergerak lebih maju untuk melihat sisi lain dari\npemikiran Gus Dur, yakni dengan pembacaan \u201cmilenialistik\u201d dan memasukkan\nteknologi informasi sebagai pokok terbesar dari \u201ctantangan kebudayaan\u201d.<\/p>\n\n\n\n

Gus Dur sendiri tak pernah dekat dengan gadget dan memang belum\nmuncul di era hidupnya. Tetapi pemikirannya tentang \u201ctantangan kebudayaan\u201d\ndapat kita jadikan modal untuk berijtihad kebudayaan agar generasi sekarang\ntidak makin terjerembab dalam potensi kehancuran akibat begitu payahnya\nmenggunakan teknologi informasi seperti gadget dan segala macam isinya.<\/p>\n\n\n\n

Kita, yang hidup saat ini, menghadapi tantangan yang begitu besar bahkan sebuah krisis yang akar-akar destruktifnya dapat kita lihat dari sisi kemajuan teknologi informasi yang begitu tak terhingga. <\/p>\n\n\n\n

Kita sudah begitu terbiasa melihat hasrat dan naluri manusia untuk mengksploitasi, mengabdikan insting kekerasan dan perpecahan, serta sebuah pola pikir instrumentalistik yang mengandaikan teknologi hanya sekedar \u201calat\u201d semata. <\/p>\n\n\n\n

Gus Dur sendiri tak mungkin menganjurkan pola pikir instrumentalis seperti itu, Gus Dur adalah seorang antroposentris yang \u201cbaik\u201d. Pemikiran Gus Dur tentang teknologi informasi bertitik tolak pada keberadaan teknologi itu sendiri sebagai alat yang harus dikuasai manusia, bukan sebaliknya, dan tujuannya untuk melestarikan hidup manusia. <\/p>\n\n\n\n

Dengan kata lain, teknologi tidak boleh otonom dan bebas nilai, ia harus diberi nilai agar nilai gunanya dapat terarahkan dan efektif bagi kehidupan tanpa merusak alam dan manusia penggunanya. <\/p>\n\n\n\n

Menurut Gus Dur, peradaban diukur dengan kehebatan teknologi,\narsitektur, ketinggian hasil karya sastra dan seni, serta sumbangannya pada\nilmu pengetahuan. Peradaban Islam sendiri, bila mengukur fleksibilitas\nperadaban ala Gus Dur ini, sudah sangat maju dan hebat. <\/p>\n\n\n\n

Dengan demikian, teknologi bukanlah satu-satunya pembentuk\nperadaban, ia hanya subkultur di mana umat Islam membentuk sejarahnya dari masa\nsilam hingga sekarang. Tanpa pada saat sama, kehilangan dasar-dasar ajaran\nagamanya, tetapi mengintegralkan dengan berbagai kemajuan yang progresif.<\/p>\n","protected":false},"excerpt":{"rendered":"

Pecihitam.org – Sejak tahun 1984, ketika Gus Dur mengemban kepemimpinan di Nahdlatul Ulama, retorika pemikiran Gus Dur sangat terkesan liberal dan progresif. Dalam arti, ia banyak menaruh perhatian secara simpatik dalam merespon modernitas, dan menegaskan bahwa watak pluralitas dan multikomunal masyarakat Indonesia modern haruslah dihormati dan dipertahankan dari kecenderungan sektarianistik. Dalam konteks pemikiran Islam misalnya, […]<\/p>\n","protected":false},"author":13,"featured_media":11078,"comment_status":"open","ping_status":"closed","sticky":false,"template":"","format":"standard","meta":{"footnotes":""},"categories":[8],"tags":[762,4466,4465,4467],"yoast_head":"\nPemikiran Gus Dur Tentang Kebudayaan dan Teknologi, Millenial Harus Baca! - Pecihitam.org<\/title>\n<meta name=\"description\" content=\"Inti pemikiran Gus Dur adalah bahwa Islam tidaklah statis. Ajaran Islam bukan hal yang diturunkan sekali jadi dan tidak pernah lagi butuh reformulasi\" \/>\n<meta name=\"robots\" content=\"index, follow, max-snippet:-1, max-image-preview:large, max-video-preview:-1\" \/>\n<link rel=\"canonical\" href=\"https:\/\/pecihitam.org\/pemikiran-gus-dur-tentang-kebudayaan-dan-teknologi-millenial-harus-baca\/\" \/>\n<meta property=\"og:locale\" content=\"en_US\" \/>\n<meta property=\"og:type\" content=\"article\" \/>\n<meta property=\"og:title\" content=\"Pemikiran Gus Dur Tentang Kebudayaan dan Teknologi, Millenial Harus Baca! - Pecihitam.org\" \/>\n<meta property=\"og:description\" content=\"Inti pemikiran Gus Dur adalah bahwa Islam tidaklah statis. Ajaran Islam bukan hal yang diturunkan sekali jadi dan tidak pernah lagi butuh reformulasi\" \/>\n<meta property=\"og:url\" content=\"https:\/\/pecihitam.org\/pemikiran-gus-dur-tentang-kebudayaan-dan-teknologi-millenial-harus-baca\/\" \/>\n<meta property=\"og:site_name\" content=\"Pecihitam.org\" \/>\n<meta property=\"article:publisher\" content=\"https:\/\/www.facebook.com\/newpecihitam\/\" \/>\n<meta property=\"article:published_time\" content=\"2019-09-24T23:48:38+00:00\" \/>\n<meta property=\"article:modified_time\" content=\"2019-09-24T23:48:40+00:00\" \/>\n<meta property=\"og:image\" content=\"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/09\/Pemikiran-Gus-Dur-Tentang-Kebudayaan-dan-Teknologi.jpg\" \/>\n\t<meta property=\"og:image:width\" content=\"1024\" \/>\n\t<meta property=\"og:image:height\" content=\"576\" \/>\n\t<meta property=\"og:image:type\" content=\"image\/jpeg\" \/>\n<meta name=\"author\" content=\"Rohmatul Izad\" \/>\n<meta name=\"twitter:card\" content=\"summary_large_image\" \/>\n<meta name=\"twitter:label1\" content=\"Written by\" \/>\n\t<meta name=\"twitter:data1\" content=\"Rohmatul Izad\" \/>\n\t<meta name=\"twitter:label2\" content=\"Est. reading time\" \/>\n\t<meta name=\"twitter:data2\" content=\"4 minutes\" \/>\n<script type=\"application\/ld+json\" class=\"yoast-schema-graph\">{\"@context\":\"https:\/\/schema.org\",\"@graph\":[{\"@type\":\"Article\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/pemikiran-gus-dur-tentang-kebudayaan-dan-teknologi-millenial-harus-baca\/#article\",\"isPartOf\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/pemikiran-gus-dur-tentang-kebudayaan-dan-teknologi-millenial-harus-baca\/\"},\"author\":{\"name\":\"Rohmatul Izad\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/6ff77bd4e73f1d72c0f96789b040072a\"},\"headline\":\"Pemikiran Gus Dur Tentang Kebudayaan dan Teknologi, Millenial Harus Baca!\",\"datePublished\":\"2019-09-24T23:48:38+00:00\",\"dateModified\":\"2019-09-24T23:48:40+00:00\",\"mainEntityOfPage\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/pemikiran-gus-dur-tentang-kebudayaan-dan-teknologi-millenial-harus-baca\/\"},\"wordCount\":788,\"commentCount\":0,\"publisher\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#organization\"},\"image\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/pemikiran-gus-dur-tentang-kebudayaan-dan-teknologi-millenial-harus-baca\/#primaryimage\"},\"thumbnailUrl\":\"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/09\/Pemikiran-Gus-Dur-Tentang-Kebudayaan-dan-Teknologi.jpg\",\"keywords\":[\"gus dur\",\"kebudayaan\",\"pemikiran gus dur\",\"teknologi\"],\"articleSection\":[\"Opini\"],\"inLanguage\":\"en-US\",\"potentialAction\":[{\"@type\":\"CommentAction\",\"name\":\"Comment\",\"target\":[\"https:\/\/pecihitam.org\/pemikiran-gus-dur-tentang-kebudayaan-dan-teknologi-millenial-harus-baca\/#respond\"]}]},{\"@type\":\"WebPage\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/pemikiran-gus-dur-tentang-kebudayaan-dan-teknologi-millenial-harus-baca\/\",\"url\":\"https:\/\/pecihitam.org\/pemikiran-gus-dur-tentang-kebudayaan-dan-teknologi-millenial-harus-baca\/\",\"name\":\"Pemikiran Gus Dur Tentang Kebudayaan dan Teknologi, Millenial Harus Baca! - Pecihitam.org\",\"isPartOf\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#website\"},\"primaryImageOfPage\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/pemikiran-gus-dur-tentang-kebudayaan-dan-teknologi-millenial-harus-baca\/#primaryimage\"},\"image\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/pemikiran-gus-dur-tentang-kebudayaan-dan-teknologi-millenial-harus-baca\/#primaryimage\"},\"thumbnailUrl\":\"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/09\/Pemikiran-Gus-Dur-Tentang-Kebudayaan-dan-Teknologi.jpg\",\"datePublished\":\"2019-09-24T23:48:38+00:00\",\"dateModified\":\"2019-09-24T23:48:40+00:00\",\"description\":\"Inti pemikiran Gus Dur adalah bahwa Islam tidaklah statis. Ajaran Islam bukan hal yang diturunkan sekali jadi dan tidak pernah lagi butuh reformulasi\",\"breadcrumb\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/pemikiran-gus-dur-tentang-kebudayaan-dan-teknologi-millenial-harus-baca\/#breadcrumb\"},\"inLanguage\":\"en-US\",\"potentialAction\":[{\"@type\":\"ReadAction\",\"target\":[\"https:\/\/pecihitam.org\/pemikiran-gus-dur-tentang-kebudayaan-dan-teknologi-millenial-harus-baca\/\"]}]},{\"@type\":\"ImageObject\",\"inLanguage\":\"en-US\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/pemikiran-gus-dur-tentang-kebudayaan-dan-teknologi-millenial-harus-baca\/#primaryimage\",\"url\":\"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/09\/Pemikiran-Gus-Dur-Tentang-Kebudayaan-dan-Teknologi.jpg\",\"contentUrl\":\"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/09\/Pemikiran-Gus-Dur-Tentang-Kebudayaan-dan-Teknologi.jpg\",\"width\":1024,\"height\":576,\"caption\":\"Pemikiran Gus Dur Tentang Kebudayaan dan Teknologi\"},{\"@type\":\"BreadcrumbList\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/pemikiran-gus-dur-tentang-kebudayaan-dan-teknologi-millenial-harus-baca\/#breadcrumb\",\"itemListElement\":[{\"@type\":\"ListItem\",\"position\":1,\"name\":\"Home\",\"item\":\"https:\/\/pecihitam.org\/\"},{\"@type\":\"ListItem\",\"position\":2,\"name\":\"Pemikiran Gus Dur Tentang Kebudayaan dan Teknologi, Millenial Harus Baca!\"}]},{\"@type\":\"WebSite\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#website\",\"url\":\"https:\/\/pecihitam.org\/\",\"name\":\"Pecihitam.org\",\"description\":\"Suara Islam Ahlussunnah wal Jamaah\",\"publisher\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#organization\"},\"potentialAction\":[{\"@type\":\"SearchAction\",\"target\":{\"@type\":\"EntryPoint\",\"urlTemplate\":\"https:\/\/pecihitam.org\/?s={search_term_string}\"},\"query-input\":\"required name=search_term_string\"}],\"inLanguage\":\"en-US\"},{\"@type\":\"Organization\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#organization\",\"name\":\"Pecihitam.org\",\"url\":\"https:\/\/pecihitam.org\/\",\"logo\":{\"@type\":\"ImageObject\",\"inLanguage\":\"en-US\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/logo\/image\/\",\"url\":\"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/07\/Logo-Pecihitam.org_.png\",\"contentUrl\":\"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/07\/Logo-Pecihitam.org_.png\",\"width\":2401,\"height\":2401,\"caption\":\"Pecihitam.org\"},\"image\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/logo\/image\/\"},\"sameAs\":[\"https:\/\/www.facebook.com\/newpecihitam\/\",\"https:\/\/www.instagram.com\/pecihitam_org\/\",\"https:\/\/id.pinterest.com\/pecihitam_org\/\",\"https:\/\/www.youtube.com\/channel\/UCVZO49u3U4iibd-X7MmqBcQ\"]},{\"@type\":\"Person\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/6ff77bd4e73f1d72c0f96789b040072a\",\"name\":\"Rohmatul Izad\",\"image\":{\"@type\":\"ImageObject\",\"inLanguage\":\"en-US\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/image\/\",\"url\":\"https:\/\/secure.gravatar.com\/avatar\/ba93774ce9134d53c46448d99649d962?s=96&r=g\",\"contentUrl\":\"https:\/\/secure.gravatar.com\/avatar\/ba93774ce9134d53c46448d99649d962?s=96&r=g\",\"caption\":\"Rohmatul Izad\"},\"description\":\"Magister Ilmu Filsafat Universitas Gadjah Mada | Alumni Pesantren Baitul Hikmah Krapyak Yogyakarta\",\"url\":\"https:\/\/pecihitam.org\/author\/rohmizad\/\"}]}<\/script>\n<!-- \/ Yoast SEO plugin. -->","yoast_head_json":{"title":"Pemikiran Gus Dur Tentang Kebudayaan dan Teknologi, Millenial Harus Baca! - Pecihitam.org","description":"Inti pemikiran Gus Dur adalah bahwa Islam tidaklah statis. Ajaran Islam bukan hal yang diturunkan sekali jadi dan tidak pernah lagi butuh reformulasi","robots":{"index":"index","follow":"follow","max-snippet":"max-snippet:-1","max-image-preview":"max-image-preview:large","max-video-preview":"max-video-preview:-1"},"canonical":"https:\/\/pecihitam.org\/pemikiran-gus-dur-tentang-kebudayaan-dan-teknologi-millenial-harus-baca\/","og_locale":"en_US","og_type":"article","og_title":"Pemikiran Gus Dur Tentang Kebudayaan dan Teknologi, Millenial Harus Baca! - Pecihitam.org","og_description":"Inti pemikiran Gus Dur adalah bahwa Islam tidaklah statis. Ajaran Islam bukan hal yang diturunkan sekali jadi dan tidak pernah lagi butuh reformulasi","og_url":"https:\/\/pecihitam.org\/pemikiran-gus-dur-tentang-kebudayaan-dan-teknologi-millenial-harus-baca\/","og_site_name":"Pecihitam.org","article_publisher":"https:\/\/www.facebook.com\/newpecihitam\/","article_published_time":"2019-09-24T23:48:38+00:00","article_modified_time":"2019-09-24T23:48:40+00:00","og_image":[{"width":1024,"height":576,"url":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/09\/Pemikiran-Gus-Dur-Tentang-Kebudayaan-dan-Teknologi.jpg","type":"image\/jpeg"}],"author":"Rohmatul Izad","twitter_card":"summary_large_image","twitter_misc":{"Written by":"Rohmatul Izad","Est. reading time":"4 minutes"},"schema":{"@context":"https:\/\/schema.org","@graph":[{"@type":"Article","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/pemikiran-gus-dur-tentang-kebudayaan-dan-teknologi-millenial-harus-baca\/#article","isPartOf":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/pemikiran-gus-dur-tentang-kebudayaan-dan-teknologi-millenial-harus-baca\/"},"author":{"name":"Rohmatul Izad","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/6ff77bd4e73f1d72c0f96789b040072a"},"headline":"Pemikiran Gus Dur Tentang Kebudayaan dan Teknologi, Millenial Harus Baca!","datePublished":"2019-09-24T23:48:38+00:00","dateModified":"2019-09-24T23:48:40+00:00","mainEntityOfPage":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/pemikiran-gus-dur-tentang-kebudayaan-dan-teknologi-millenial-harus-baca\/"},"wordCount":788,"commentCount":0,"publisher":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#organization"},"image":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/pemikiran-gus-dur-tentang-kebudayaan-dan-teknologi-millenial-harus-baca\/#primaryimage"},"thumbnailUrl":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/09\/Pemikiran-Gus-Dur-Tentang-Kebudayaan-dan-Teknologi.jpg","keywords":["gus dur","kebudayaan","pemikiran gus dur","teknologi"],"articleSection":["Opini"],"inLanguage":"en-US","potentialAction":[{"@type":"CommentAction","name":"Comment","target":["https:\/\/pecihitam.org\/pemikiran-gus-dur-tentang-kebudayaan-dan-teknologi-millenial-harus-baca\/#respond"]}]},{"@type":"WebPage","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/pemikiran-gus-dur-tentang-kebudayaan-dan-teknologi-millenial-harus-baca\/","url":"https:\/\/pecihitam.org\/pemikiran-gus-dur-tentang-kebudayaan-dan-teknologi-millenial-harus-baca\/","name":"Pemikiran Gus Dur Tentang Kebudayaan dan Teknologi, Millenial Harus Baca! - Pecihitam.org","isPartOf":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#website"},"primaryImageOfPage":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/pemikiran-gus-dur-tentang-kebudayaan-dan-teknologi-millenial-harus-baca\/#primaryimage"},"image":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/pemikiran-gus-dur-tentang-kebudayaan-dan-teknologi-millenial-harus-baca\/#primaryimage"},"thumbnailUrl":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/09\/Pemikiran-Gus-Dur-Tentang-Kebudayaan-dan-Teknologi.jpg","datePublished":"2019-09-24T23:48:38+00:00","dateModified":"2019-09-24T23:48:40+00:00","description":"Inti pemikiran Gus Dur adalah bahwa Islam tidaklah statis. Ajaran Islam bukan hal yang diturunkan sekali jadi dan tidak pernah lagi butuh reformulasi","breadcrumb":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/pemikiran-gus-dur-tentang-kebudayaan-dan-teknologi-millenial-harus-baca\/#breadcrumb"},"inLanguage":"en-US","potentialAction":[{"@type":"ReadAction","target":["https:\/\/pecihitam.org\/pemikiran-gus-dur-tentang-kebudayaan-dan-teknologi-millenial-harus-baca\/"]}]},{"@type":"ImageObject","inLanguage":"en-US","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/pemikiran-gus-dur-tentang-kebudayaan-dan-teknologi-millenial-harus-baca\/#primaryimage","url":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/09\/Pemikiran-Gus-Dur-Tentang-Kebudayaan-dan-Teknologi.jpg","contentUrl":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/09\/Pemikiran-Gus-Dur-Tentang-Kebudayaan-dan-Teknologi.jpg","width":1024,"height":576,"caption":"Pemikiran Gus Dur Tentang Kebudayaan dan Teknologi"},{"@type":"BreadcrumbList","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/pemikiran-gus-dur-tentang-kebudayaan-dan-teknologi-millenial-harus-baca\/#breadcrumb","itemListElement":[{"@type":"ListItem","position":1,"name":"Home","item":"https:\/\/pecihitam.org\/"},{"@type":"ListItem","position":2,"name":"Pemikiran Gus Dur Tentang Kebudayaan dan Teknologi, Millenial Harus Baca!"}]},{"@type":"WebSite","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#website","url":"https:\/\/pecihitam.org\/","name":"Pecihitam.org","description":"Suara Islam Ahlussunnah wal Jamaah","publisher":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#organization"},"potentialAction":[{"@type":"SearchAction","target":{"@type":"EntryPoint","urlTemplate":"https:\/\/pecihitam.org\/?s={search_term_string}"},"query-input":"required name=search_term_string"}],"inLanguage":"en-US"},{"@type":"Organization","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#organization","name":"Pecihitam.org","url":"https:\/\/pecihitam.org\/","logo":{"@type":"ImageObject","inLanguage":"en-US","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/logo\/image\/","url":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/07\/Logo-Pecihitam.org_.png","contentUrl":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/07\/Logo-Pecihitam.org_.png","width":2401,"height":2401,"caption":"Pecihitam.org"},"image":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/logo\/image\/"},"sameAs":["https:\/\/www.facebook.com\/newpecihitam\/","https:\/\/www.instagram.com\/pecihitam_org\/","https:\/\/id.pinterest.com\/pecihitam_org\/","https:\/\/www.youtube.com\/channel\/UCVZO49u3U4iibd-X7MmqBcQ"]},{"@type":"Person","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/6ff77bd4e73f1d72c0f96789b040072a","name":"Rohmatul Izad","image":{"@type":"ImageObject","inLanguage":"en-US","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/image\/","url":"https:\/\/secure.gravatar.com\/avatar\/ba93774ce9134d53c46448d99649d962?s=96&r=g","contentUrl":"https:\/\/secure.gravatar.com\/avatar\/ba93774ce9134d53c46448d99649d962?s=96&r=g","caption":"Rohmatul Izad"},"description":"Magister Ilmu Filsafat Universitas Gadjah Mada | Alumni Pesantren Baitul Hikmah Krapyak Yogyakarta","url":"https:\/\/pecihitam.org\/author\/rohmizad\/"}]}},"_links":{"self":[{"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/10997"}],"collection":[{"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/posts"}],"about":[{"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/types\/post"}],"author":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/users\/13"}],"replies":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/comments?post=10997"}],"version-history":[{"count":0,"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/10997\/revisions"}],"wp:featuredmedia":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/media\/11078"}],"wp:attachment":[{"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/media?parent=10997"}],"wp:term":[{"taxonomy":"category","embeddable":true,"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/categories?post=10997"},{"taxonomy":"post_tag","embeddable":true,"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/tags?post=10997"}],"curies":[{"name":"wp","href":"https:\/\/api.w.org\/{rel}","templated":true}]}}