Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
{"id":11609,"date":"2019-09-28T20:28:08","date_gmt":"2019-09-28T13:28:08","guid":{"rendered":"https:\/\/pecihitam.org\/?p=11609"},"modified":"2019-09-28T20:28:09","modified_gmt":"2019-09-28T13:28:09","slug":"memahami-konsep-milkul-yamin-dalam-islam-bagian-2","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/pecihitam.org\/memahami-konsep-milkul-yamin-dalam-islam-bagian-2\/","title":{"rendered":"Memahami Konsep Milkul Yamin Dalam Islam Bagian 2"},"content":{"rendered":"

PeciHitam.org<\/strong> \u2013 Konsep Milkul Yamin yang ketiga, di antara rahasia di balik kebolehan berhubungan intim dengan budak perempuan (pada zaman itu) adalah untuk menjaga kehormatan si pemilik budak; menjaga kehormatan si budak perempuan agar tidak cenderung kepada perbuatan nista (zina); dinasabkannya anak-anak dari budak perempuan kepada tuannya; dimerdekakannya anak-anak yang lahir dari pergaulan budak perempuan dengan tuannya; disandangkannya julukan \u201cummu walad\u201d kepada budak perempuan tersebut setelah melahirkan anak; dan merdekanya budak perempuan tersebut setelah kematian tuannya.<\/p>\n

Konsep milkul yamin yang keempat, berbeda dengan pernikahan, milkul yamin diperbolehkan menggabungkan antara seorang budak perempuan dengan saudara perempuannya, atau dengan anaknya, atau dengan ibunya, atau dengan bibinya. Begitu pula jika pernikahan dibatasi oleh jumlah, maka milkul yamin boleh memiliki budak perempuan yang dicampuri lebih dari empat selama tidak ada penghalang.<\/p>\n

Namun, itu sebatas dalam akad milkul yamin. Adapun jika si pemilik berlanjut pada hubungan intim, maka ada ketentuan lain. Di antaranya jika seorang tuan bergaul dengan salah seorang budak perempuan, maka tidak boleh menggauli anak atau ibu budak tersebut.<\/p>\n

Kelima, budak perempuan yang digauli tidak ada hubungan mahram dengan tuannya, baik mahram muabbad maupun mahram muaqqat. Ini artinya, dengan milkul yamin, seorang laki-laki tidak boleh menggauli mahramnya, baik karena nasab, persusuan, maupun perkawinan, seperti ibu, anak perempuan, dan menantu. Bahkan, budak perempuan yang berstatus mahram tuannya, langsung merdeka walaupun baru sekadar dibeli.<\/p>\n

Keenam, setelah seorang laki-laki bergaul dengan seorang budak perempuan, maka baginya diharamkan menikahi ibu atau anak dari budak perempuan tersebut, layaknya yang diharamkan dalam pernikahan dengan perempuan merdeka.<\/p>\n

Ketujuh, budak perempuan itu bukan pula istri dari orang lain, tidak sedang menjalani masa iddah, tidak sedang masa\u00a0istibra\u00a0dari kehamilan (membuktikan kosongnya rahim).<\/p>\n

Kedelapan, jika memiliki dua budak perempuan melalui akad milkul yamin, maka si tuan mereka boleh memilih salah satunya. Tidak boleh kedua-duanya, kecuali setelah dikeluarkan dari kepemilikannya seperti dijual atau dinikahkan dengan yang lain.<\/p>\n

\u064a\u064e\u062c\u064f\u0648\u0632\u064f \u0627\u0644\u0652\u062c\u064e\u0645\u0652\u0639\u064f \u0628\u064e\u064a\u0652\u0646\u064e \u0627\u0644\u0623\u0652\u062e\u0652\u062a\u064e\u064a\u0652\u0646\u0650 \u0623\u064e\u0648\u0652 \u0646\u064e\u062d\u0652\u0648\u0650\u0647\u0650\u0645\u064e\u0627 – \u0643\u064e\u0627\u0644\u0652\u0645\u064e\u0631\u0652\u0623\u064e\u0629\u0650 \u0648\u064e\u0639\u064e\u0645\u0651\u064e\u062a\u0650\u0647\u064e\u0627 \u0623\u064e\u0648\u0652 \u062e\u064e\u0627\u0644\u064e\u062a\u0650\u0647\u064e\u0627 – \u0641\u0650\u064a \u0645\u0650\u0644\u0652\u0643\u0650 \u0627\u0644\u0652\u064a\u064e\u0645\u0650\u064a\u0646\u0650\u060c \u0644\u064e\u0643\u0650\u0646\u0652 \u0625\u0650\u0646\u0652 \u0648\u064e\u0637\u0650\u0626\u064e \u0625\u0650\u062d\u0652\u062f\u064e\u0627\u0647\u064f\u0645\u064e\u0627 \u062d\u064e\u0631\u064f\u0645\u064e\u062a\u0652 \u0639\u064e\u0644\u064e\u064a\u0652\u0647\u0650 \u0627\u0644\u0623\u0652\u062e\u0652\u0631\u064e\u0649 \u062a\u064e\u062d\u0652\u0631\u0650\u064a\u0645\u064b\u0627 \u0645\u064f\u0624\u064e\u0642\u0651\u064e\u062a\u064b\u0627\u060c \u0641\u064e\u0644\u064e\u0648\u0652 \u0648\u064e\u0637\u0650\u0626\u064e \u0627\u0644\u062b\u0651\u064e\u0627\u0646\u0650\u064a\u064e\u0629\u064e \u0623\u064e\u062b\u0650\u0645\u064e\u060c \u0648\u064e\u0647\u064e\u0630\u064e\u0627 \u0642\u064e\u0648\u0652\u0644 \u0627\u0644\u0652\u062c\u064f\u0645\u0652\u0647\u064f\u0648\u0631\u0650\u060c \u0648\u064e\u0627\u0633\u0652\u062a\u064e\u062f\u064e\u0644\u0651\u064f\u0648\u0627 \u0628\u0650\u0623\u064e\u0646\u0651\u064e \u062a\u064e\u062d\u0652\u0631\u0650\u064a\u0645\u064e \u0627\u0644\u0623\u0652\u062e\u0652\u062a\u064e\u064a\u0652\u0646\u0650 \u0627\u0644\u0652\u0645\u064e\u0646\u0652\u0635\u064f\u0648\u0635\u064e \u0639\u064e\u0644\u064e\u064a\u0652\u0647\u0650 \u0641\u0650\u064a \u0642\u064e\u0648\u0652\u0644\u0647 \u062a\u064e\u0639\u064e\u0627\u0644\u064e\u0649: ]\u0648\u064e\u0623\u064e\u0646\u0652 \u062a\u064e\u062c\u0652\u0645\u064e\u0639\u064f\u0648\u0627 \u0628\u064e\u064a\u0652\u0646\u064e \u0627\u0644\u0623\u0652\u062e\u0652\u062a\u064e\u064a\u0652\u0646\u0650 [\u0645\u064f\u0637\u0652\u0644\u064e\u0642\u064c\u060c \u0641\u064e\u064a\u064e\u062f\u0652\u062e\u064f\u0644 \u0641\u0650\u064a\u0647\u0650 \u0627\u0644\u062a\u0651\u064e\u062d\u0652\u0631\u0650\u064a\u0645\u064f \u0628\u0650\u0627\u0644\u0632\u0651\u064e\u0648\u064e\u0627\u062c\u0650 \u0648\u064e\u0628\u0650\u0645\u0650\u0644\u0652\u0643\u0650 \u0627\u0644\u0652\u064a\u064e\u0645\u0650\u064a\u0646\u0650.<\/strong><\/p>\n

Artinya, \u201cDiperbolehkan menyatukan dua budak perempuan bersaudara, atau sejenisnya\u2014seperti ia dengan bibinya\u2014dalam milkul yamin. Namun, jika si tuan mencampuri salah satunya, maka yang lainnya haram sementara. Jika menggauli yang kedua, maka ia berdoa. Ini adalah pendapat jumhur. Mereka ber-istidlal dengan haramnya dua perempuan bersaudara sebagaimana telah ditetapkan dalam nash Al-Qur\u2019an, sebagaimana firman Allah, Dan menghimpunkan (dalam perkawinan) dua perempuan yang bersaudara, (QS al-Nisa [4]: 23). Ini berlaku mutlak. Sehingga keharamannya masuk ke dalam pernikahan maupun milkul yamin\u201d (Tim Kementerian Wakaf dan Urusan Keislaman,\u00a0Al-Mausu\u2018ah al-Fiqhiyyah al-Kuwaitiyyah, [Kuwait: Darus Salasil], 1427 H, jilid 11, hal. 299).<\/p>\n

Masih ada beberapa ketentuan tentang sistem perbudakan dan pernikahan yang berkaitan dengan\u00a0milkul yamin. Namun, inilah sekilas gambaran\u00a0milkul yamin\u00a0yang membolehkan hubungan intim tanpa ikatan pernikahan (akad nikah), tapi ikatan milik (akad milik) yang statusnya lebih kuat.<\/p>\n

Terkait dengan\u00a0milkul yamin<\/strong><\/a>\u00a0ini, kita pun tak bisa melupakan sejarah bahwa praktik perbudakan itu memang pernah ada di muka bumi, bahkan diakui dalam syariat kita. Islam sendiri tak mungkin menghapus sistem itu secara sekaligus. Namun, kita yakin bahwa Al-Qur\u2019an datang secara bertahap dengan semangat menghapus sistem itu.<\/p>\n

Banyak ayat yang menunjukkan spirit Islam dalam\u00a0memberantas sistem\u00a0perbudakan, di antaranya ayat tentang pendistribusian\u00a0zakat, yang salah satunya diperuntukkan untuk memerdekakan budak. Belum lagi dalam dimensi hukum lain.<\/p>\n

Kafarat\u00a0akibat salah membunuh atau bersenggama siang hari di bulan Ramadhan, misalnya, di antara dendanya adalah memerdekakan budak. Bahkan, hubungan intim sendiri antara seorang tuan dan budaknya, jika kemudian si budak melahirkan anak, anak itu harus dimerdekakan, serta si budak sendiri dimerdekakan setelah kematian tuannya.<\/p>\n

Islam juga memberi hak seseorang memperoleh\u00a0warisan\u00a0dari budak\u00a0yang telah ia merdekakan.\u00a0Demikian penjelasan tentang konsep milkul yamin. Semoga bermanfaat.\u00a0Wallahu a\u2019lam.<\/p>\n","protected":false},"excerpt":{"rendered":"

PeciHitam.org \u2013 Konsep Milkul Yamin yang ketiga, di antara rahasia di balik kebolehan berhubungan intim dengan budak perempuan (pada zaman itu) adalah untuk menjaga kehormatan si pemilik budak; menjaga kehormatan si budak perempuan agar tidak cenderung kepada perbuatan nista (zina); dinasabkannya anak-anak dari budak perempuan kepada tuannya; dimerdekakannya anak-anak yang lahir dari pergaulan budak perempuan […]<\/p>\n","protected":false},"author":16,"featured_media":11684,"comment_status":"open","ping_status":"closed","sticky":false,"template":"","format":"standard","meta":{"footnotes":""},"categories":[6],"tags":[4607],"yoast_head":"\nMemahami Konsep Milkul Yamin Dalam Islam Bagian 2 - Pecihitam.org<\/title>\n<meta name=\"description\" content=\"PeciHitam.org - adapun artikel kali ini membahs tentang konsep milkul yamin bagian yang kedua. lengkapnya bisa dibaca satu persatu.\" \/>\n<meta name=\"robots\" content=\"index, follow, max-snippet:-1, max-image-preview:large, max-video-preview:-1\" \/>\n<link rel=\"canonical\" href=\"https:\/\/pecihitam.org\/memahami-konsep-milkul-yamin-dalam-islam-bagian-2\/\" \/>\n<meta property=\"og:locale\" content=\"en_US\" \/>\n<meta property=\"og:type\" content=\"article\" \/>\n<meta property=\"og:title\" content=\"Memahami Konsep Milkul Yamin Dalam Islam Bagian 2 - Pecihitam.org\" \/>\n<meta property=\"og:description\" content=\"PeciHitam.org - adapun artikel kali ini membahs tentang konsep milkul yamin bagian yang kedua. lengkapnya bisa dibaca satu persatu.\" \/>\n<meta property=\"og:url\" content=\"https:\/\/pecihitam.org\/memahami-konsep-milkul-yamin-dalam-islam-bagian-2\/\" \/>\n<meta property=\"og:site_name\" content=\"Pecihitam.org\" \/>\n<meta property=\"article:publisher\" content=\"https:\/\/www.facebook.com\/newpecihitam\/\" \/>\n<meta property=\"article:published_time\" content=\"2019-09-28T13:28:08+00:00\" \/>\n<meta property=\"article:modified_time\" content=\"2019-09-28T13:28:09+00:00\" \/>\n<meta property=\"og:image\" content=\"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/09\/Memahami-Konsep-Milkul-Yamin-Dalam-Islam-Bagian-2.jpg\" \/>\n\t<meta property=\"og:image:width\" content=\"1024\" \/>\n\t<meta property=\"og:image:height\" content=\"576\" \/>\n\t<meta property=\"og:image:type\" content=\"image\/jpeg\" \/>\n<meta name=\"author\" content=\"Mohammad Mufid Muwaffaq\" \/>\n<meta name=\"twitter:card\" content=\"summary_large_image\" \/>\n<meta name=\"twitter:label1\" content=\"Written by\" \/>\n\t<meta name=\"twitter:data1\" content=\"Mohammad Mufid Muwaffaq\" \/>\n\t<meta name=\"twitter:label2\" content=\"Est. reading time\" \/>\n\t<meta name=\"twitter:data2\" content=\"3 minutes\" \/>\n<script type=\"application\/ld+json\" class=\"yoast-schema-graph\">{\"@context\":\"https:\/\/schema.org\",\"@graph\":[{\"@type\":\"Article\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/memahami-konsep-milkul-yamin-dalam-islam-bagian-2\/#article\",\"isPartOf\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/memahami-konsep-milkul-yamin-dalam-islam-bagian-2\/\"},\"author\":{\"name\":\"Mohammad Mufid Muwaffaq\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/536deb93a05942d254bd50bcbc0abf29\"},\"headline\":\"Memahami Konsep Milkul Yamin Dalam Islam Bagian 2\",\"datePublished\":\"2019-09-28T13:28:08+00:00\",\"dateModified\":\"2019-09-28T13:28:09+00:00\",\"mainEntityOfPage\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/memahami-konsep-milkul-yamin-dalam-islam-bagian-2\/\"},\"wordCount\":592,\"commentCount\":0,\"publisher\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#organization\"},\"image\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/memahami-konsep-milkul-yamin-dalam-islam-bagian-2\/#primaryimage\"},\"thumbnailUrl\":\"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/09\/Memahami-Konsep-Milkul-Yamin-Dalam-Islam-Bagian-2.jpg\",\"keywords\":[\"Milkul Yamin\"],\"articleSection\":[\"Khazanah\"],\"inLanguage\":\"en-US\",\"potentialAction\":[{\"@type\":\"CommentAction\",\"name\":\"Comment\",\"target\":[\"https:\/\/pecihitam.org\/memahami-konsep-milkul-yamin-dalam-islam-bagian-2\/#respond\"]}]},{\"@type\":\"WebPage\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/memahami-konsep-milkul-yamin-dalam-islam-bagian-2\/\",\"url\":\"https:\/\/pecihitam.org\/memahami-konsep-milkul-yamin-dalam-islam-bagian-2\/\",\"name\":\"Memahami Konsep Milkul Yamin Dalam Islam Bagian 2 - Pecihitam.org\",\"isPartOf\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#website\"},\"primaryImageOfPage\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/memahami-konsep-milkul-yamin-dalam-islam-bagian-2\/#primaryimage\"},\"image\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/memahami-konsep-milkul-yamin-dalam-islam-bagian-2\/#primaryimage\"},\"thumbnailUrl\":\"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/09\/Memahami-Konsep-Milkul-Yamin-Dalam-Islam-Bagian-2.jpg\",\"datePublished\":\"2019-09-28T13:28:08+00:00\",\"dateModified\":\"2019-09-28T13:28:09+00:00\",\"description\":\"PeciHitam.org - adapun artikel kali ini membahs tentang konsep milkul yamin bagian yang kedua. lengkapnya bisa dibaca satu persatu.\",\"breadcrumb\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/memahami-konsep-milkul-yamin-dalam-islam-bagian-2\/#breadcrumb\"},\"inLanguage\":\"en-US\",\"potentialAction\":[{\"@type\":\"ReadAction\",\"target\":[\"https:\/\/pecihitam.org\/memahami-konsep-milkul-yamin-dalam-islam-bagian-2\/\"]}]},{\"@type\":\"ImageObject\",\"inLanguage\":\"en-US\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/memahami-konsep-milkul-yamin-dalam-islam-bagian-2\/#primaryimage\",\"url\":\"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/09\/Memahami-Konsep-Milkul-Yamin-Dalam-Islam-Bagian-2.jpg\",\"contentUrl\":\"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/09\/Memahami-Konsep-Milkul-Yamin-Dalam-Islam-Bagian-2.jpg\",\"width\":1024,\"height\":576,\"caption\":\"Memahami Konsep Milkul Yamin Dalam Islam Bagian 2\"},{\"@type\":\"BreadcrumbList\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/memahami-konsep-milkul-yamin-dalam-islam-bagian-2\/#breadcrumb\",\"itemListElement\":[{\"@type\":\"ListItem\",\"position\":1,\"name\":\"Home\",\"item\":\"https:\/\/pecihitam.org\/\"},{\"@type\":\"ListItem\",\"position\":2,\"name\":\"Memahami Konsep Milkul Yamin Dalam Islam Bagian 2\"}]},{\"@type\":\"WebSite\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#website\",\"url\":\"https:\/\/pecihitam.org\/\",\"name\":\"Pecihitam.org\",\"description\":\"Suara Islam Ahlussunnah wal Jamaah\",\"publisher\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#organization\"},\"potentialAction\":[{\"@type\":\"SearchAction\",\"target\":{\"@type\":\"EntryPoint\",\"urlTemplate\":\"https:\/\/pecihitam.org\/?s={search_term_string}\"},\"query-input\":\"required name=search_term_string\"}],\"inLanguage\":\"en-US\"},{\"@type\":\"Organization\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#organization\",\"name\":\"Pecihitam.org\",\"url\":\"https:\/\/pecihitam.org\/\",\"logo\":{\"@type\":\"ImageObject\",\"inLanguage\":\"en-US\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/logo\/image\/\",\"url\":\"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/07\/Logo-Pecihitam.org_.png\",\"contentUrl\":\"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/07\/Logo-Pecihitam.org_.png\",\"width\":2401,\"height\":2401,\"caption\":\"Pecihitam.org\"},\"image\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/logo\/image\/\"},\"sameAs\":[\"https:\/\/www.facebook.com\/newpecihitam\/\",\"https:\/\/www.instagram.com\/pecihitam_org\/\",\"https:\/\/id.pinterest.com\/pecihitam_org\/\",\"https:\/\/www.youtube.com\/channel\/UCVZO49u3U4iibd-X7MmqBcQ\"]},{\"@type\":\"Person\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/536deb93a05942d254bd50bcbc0abf29\",\"name\":\"Mohammad Mufid Muwaffaq\",\"image\":{\"@type\":\"ImageObject\",\"inLanguage\":\"en-US\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/image\/\",\"url\":\"https:\/\/secure.gravatar.com\/avatar\/c5405beb73ddd85be7f8eb16d05de2de?s=96&r=g\",\"contentUrl\":\"https:\/\/secure.gravatar.com\/avatar\/c5405beb73ddd85be7f8eb16d05de2de?s=96&r=g\",\"caption\":\"Mohammad Mufid Muwaffaq\"},\"description\":\"Santri Pondok Pesantren Qomaruddin, Sarjana Theologi Islam di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Jjurusan Ilmu al-Quran dan Tafsir, Mahasiswa Magister di jurusan Studi Quran Hadis Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta\",\"url\":\"https:\/\/pecihitam.org\/author\/mufid\/\"}]}<\/script>\n<!-- \/ Yoast SEO plugin. -->","yoast_head_json":{"title":"Memahami Konsep Milkul Yamin Dalam Islam Bagian 2 - Pecihitam.org","description":"PeciHitam.org - adapun artikel kali ini membahs tentang konsep milkul yamin bagian yang kedua. lengkapnya bisa dibaca satu persatu.","robots":{"index":"index","follow":"follow","max-snippet":"max-snippet:-1","max-image-preview":"max-image-preview:large","max-video-preview":"max-video-preview:-1"},"canonical":"https:\/\/pecihitam.org\/memahami-konsep-milkul-yamin-dalam-islam-bagian-2\/","og_locale":"en_US","og_type":"article","og_title":"Memahami Konsep Milkul Yamin Dalam Islam Bagian 2 - Pecihitam.org","og_description":"PeciHitam.org - adapun artikel kali ini membahs tentang konsep milkul yamin bagian yang kedua. lengkapnya bisa dibaca satu persatu.","og_url":"https:\/\/pecihitam.org\/memahami-konsep-milkul-yamin-dalam-islam-bagian-2\/","og_site_name":"Pecihitam.org","article_publisher":"https:\/\/www.facebook.com\/newpecihitam\/","article_published_time":"2019-09-28T13:28:08+00:00","article_modified_time":"2019-09-28T13:28:09+00:00","og_image":[{"width":1024,"height":576,"url":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/09\/Memahami-Konsep-Milkul-Yamin-Dalam-Islam-Bagian-2.jpg","type":"image\/jpeg"}],"author":"Mohammad Mufid Muwaffaq","twitter_card":"summary_large_image","twitter_misc":{"Written by":"Mohammad Mufid Muwaffaq","Est. reading time":"3 minutes"},"schema":{"@context":"https:\/\/schema.org","@graph":[{"@type":"Article","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/memahami-konsep-milkul-yamin-dalam-islam-bagian-2\/#article","isPartOf":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/memahami-konsep-milkul-yamin-dalam-islam-bagian-2\/"},"author":{"name":"Mohammad Mufid Muwaffaq","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/536deb93a05942d254bd50bcbc0abf29"},"headline":"Memahami Konsep Milkul Yamin Dalam Islam Bagian 2","datePublished":"2019-09-28T13:28:08+00:00","dateModified":"2019-09-28T13:28:09+00:00","mainEntityOfPage":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/memahami-konsep-milkul-yamin-dalam-islam-bagian-2\/"},"wordCount":592,"commentCount":0,"publisher":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#organization"},"image":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/memahami-konsep-milkul-yamin-dalam-islam-bagian-2\/#primaryimage"},"thumbnailUrl":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/09\/Memahami-Konsep-Milkul-Yamin-Dalam-Islam-Bagian-2.jpg","keywords":["Milkul Yamin"],"articleSection":["Khazanah"],"inLanguage":"en-US","potentialAction":[{"@type":"CommentAction","name":"Comment","target":["https:\/\/pecihitam.org\/memahami-konsep-milkul-yamin-dalam-islam-bagian-2\/#respond"]}]},{"@type":"WebPage","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/memahami-konsep-milkul-yamin-dalam-islam-bagian-2\/","url":"https:\/\/pecihitam.org\/memahami-konsep-milkul-yamin-dalam-islam-bagian-2\/","name":"Memahami Konsep Milkul Yamin Dalam Islam Bagian 2 - Pecihitam.org","isPartOf":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#website"},"primaryImageOfPage":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/memahami-konsep-milkul-yamin-dalam-islam-bagian-2\/#primaryimage"},"image":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/memahami-konsep-milkul-yamin-dalam-islam-bagian-2\/#primaryimage"},"thumbnailUrl":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/09\/Memahami-Konsep-Milkul-Yamin-Dalam-Islam-Bagian-2.jpg","datePublished":"2019-09-28T13:28:08+00:00","dateModified":"2019-09-28T13:28:09+00:00","description":"PeciHitam.org - adapun artikel kali ini membahs tentang konsep milkul yamin bagian yang kedua. lengkapnya bisa dibaca satu persatu.","breadcrumb":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/memahami-konsep-milkul-yamin-dalam-islam-bagian-2\/#breadcrumb"},"inLanguage":"en-US","potentialAction":[{"@type":"ReadAction","target":["https:\/\/pecihitam.org\/memahami-konsep-milkul-yamin-dalam-islam-bagian-2\/"]}]},{"@type":"ImageObject","inLanguage":"en-US","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/memahami-konsep-milkul-yamin-dalam-islam-bagian-2\/#primaryimage","url":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/09\/Memahami-Konsep-Milkul-Yamin-Dalam-Islam-Bagian-2.jpg","contentUrl":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/09\/Memahami-Konsep-Milkul-Yamin-Dalam-Islam-Bagian-2.jpg","width":1024,"height":576,"caption":"Memahami Konsep Milkul Yamin Dalam Islam Bagian 2"},{"@type":"BreadcrumbList","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/memahami-konsep-milkul-yamin-dalam-islam-bagian-2\/#breadcrumb","itemListElement":[{"@type":"ListItem","position":1,"name":"Home","item":"https:\/\/pecihitam.org\/"},{"@type":"ListItem","position":2,"name":"Memahami Konsep Milkul Yamin Dalam Islam Bagian 2"}]},{"@type":"WebSite","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#website","url":"https:\/\/pecihitam.org\/","name":"Pecihitam.org","description":"Suara Islam Ahlussunnah wal Jamaah","publisher":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#organization"},"potentialAction":[{"@type":"SearchAction","target":{"@type":"EntryPoint","urlTemplate":"https:\/\/pecihitam.org\/?s={search_term_string}"},"query-input":"required name=search_term_string"}],"inLanguage":"en-US"},{"@type":"Organization","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#organization","name":"Pecihitam.org","url":"https:\/\/pecihitam.org\/","logo":{"@type":"ImageObject","inLanguage":"en-US","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/logo\/image\/","url":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/07\/Logo-Pecihitam.org_.png","contentUrl":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/07\/Logo-Pecihitam.org_.png","width":2401,"height":2401,"caption":"Pecihitam.org"},"image":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/logo\/image\/"},"sameAs":["https:\/\/www.facebook.com\/newpecihitam\/","https:\/\/www.instagram.com\/pecihitam_org\/","https:\/\/id.pinterest.com\/pecihitam_org\/","https:\/\/www.youtube.com\/channel\/UCVZO49u3U4iibd-X7MmqBcQ"]},{"@type":"Person","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/536deb93a05942d254bd50bcbc0abf29","name":"Mohammad Mufid Muwaffaq","image":{"@type":"ImageObject","inLanguage":"en-US","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/image\/","url":"https:\/\/secure.gravatar.com\/avatar\/c5405beb73ddd85be7f8eb16d05de2de?s=96&r=g","contentUrl":"https:\/\/secure.gravatar.com\/avatar\/c5405beb73ddd85be7f8eb16d05de2de?s=96&r=g","caption":"Mohammad Mufid Muwaffaq"},"description":"Santri Pondok Pesantren Qomaruddin, Sarjana Theologi Islam di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Jjurusan Ilmu al-Quran dan Tafsir, Mahasiswa Magister di jurusan Studi Quran Hadis Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta","url":"https:\/\/pecihitam.org\/author\/mufid\/"}]}},"_links":{"self":[{"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/11609"}],"collection":[{"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/posts"}],"about":[{"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/types\/post"}],"author":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/users\/16"}],"replies":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/comments?post=11609"}],"version-history":[{"count":0,"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/11609\/revisions"}],"wp:featuredmedia":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/media\/11684"}],"wp:attachment":[{"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/media?parent=11609"}],"wp:term":[{"taxonomy":"category","embeddable":true,"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/categories?post=11609"},{"taxonomy":"post_tag","embeddable":true,"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/tags?post=11609"}],"curies":[{"name":"wp","href":"https:\/\/api.w.org\/{rel}","templated":true}]}}