Pecihitam.org<\/strong> – Seperti pada pembahasan pada bagian pertama yakni sumber tasawuf yang berasal dari unsur islam. Dan pada artikel ini kita akan kembali membahas tentang sumber tasawuf yang diduga sumbernya berasal dari unsur luar Islam. Perlu kita identifikasikan bahwasanya dalam berbagai literatur yang ditulis para orientalis barat bahwa disana menjelaskan bahwa tasawuf Islam dipengaruhi oleh adanya unsur agama masehi, unsur Yunani, unsur Hindu\/Budha dan unsur Persia. Pernyataan ini tentu bisa saja diterima secara akademik namun secara akidah tentu kita perlu berhati hati.<\/p>\n\n\n\n Dimana Para orientalis Barat menyimpulkan bahwa adanya unsur luar Islam masuk ke dalam tasawuf itu disebabkan karena secara historis agama-agama tersebut telah ada sebelum Islam datang. Bahkan menurut mereka banyak dikenal oleh masyarakat Arab yang kemudian masuk Islam. Namun yang perlu kita ketahui ialah sekalipun histori agama telah ada sebelum islam dan tasawuf konon dipengaruhi oleh agama agama luar Islam, namun tidak secara otomatis mempengaruhi kehidupan tasawuf. Toh para penyusun ilmu Tasawuf atau orang yang kelak menjadi sufi pun bukan berasal dari mereka.<\/p>\n\n\n\n Untuk itu, berikut unsur unsur di luar islam yang diduga mempengaruhi tasawuf.<\/p>\n\n\n\n Unsur pertama ialah, Tasawuf dianggap mendapatkan pengaruh dari usur Masehi, dan tentu anggapan ini berangkat dari orang Arab yang kononnya sangat menyukai cara kependetaan, khususnya dalam hal latihan jiwa dan ibadah. Atas dasar ini tidak mengherankan jika Von Kromyer berpendapat bahwa tasawuf adalah buah dari unsur agama Nasrani yang terdapat pada zaman Jahiliyah. Hal ini diperkuat pula oleh Goldziher yang mengatakan bahwa sikap fakir dalam Islam adalah merupakan cabang dari agama Nasrani. <\/p>\n\n\n\n Tidak hanya itu, Selanjutnya Noldicker mengatakan bahwa pakaian wol kasar yang kelak digunakan para sufi sebagai lambang kesederhanaan hidup adalah merupakan pakaian yang biasa dipakai oleh para pendeta. Sedangkan Nicholson mengatakan bahwa istilah-istilah tasawuf itu berasal dari agama Nasrani, dan tidak hanya itu, ada yang malah berpendapat bahwa aliran tasawuf berasal dari agama Nasrani.<\/p>\n\n\n\n Serta menurut keyakinan mereka, rupanya sikap Fakir merupakan sikap yang mempengaruhi tasawuf islam. Dan tentu hal ini terjadi karena Nasrani berkeyakinan bahwasanya Isa bin Maryam adalah seorang yang fakir dan Injil disampaikan kepada orang orang fakir. Sebagaimana Isa mengatakan <\/p>\n\n\n\n “Beruntunglah kamu orang orang miskin, karena bagi kamulah kerajaan Allah. beruntunglah kamu orang orang yang lapar, karena kamu akan kenyang”<\/em><\/p>\n\n\n\n Setelah berangkat dari unsur Masehi, Tasawuf kembali dinilai punya sumber dari unsur Yunani. Dan itu dikarenakan kebudayaan Yunani yakni filsafatnya masuk pada dunia di mana perkembangannya dimulai pada akhir Daulah Umayyah dan puncaknya pada Daulah Abbasiyah, metode berpikir filsafat Yunani ini juga telah ikut memengaruhi pola berpikir sebagian orang Islam yang ingin berhubungan dengan Tuhan. Kalau pada bagian uraian dimulai perkembangan tasawuf ini baru dalam taraf amaliah (akhlak) maka dalam pengaruh filsafat Yunani ini maka uraian-uraian tentang tasawuf itu pun telah berubah menjadi tasawuf filsafat. <\/p>\n\n\n\n Tentu pada perihal ini dapat dilihat dari pikiran al-Farabi’ yang memang merupakan filsuf Islam, begitupun dengan al-Kindi, Ibn Sina terutama dalam uraian mereka tentang filsafat jiwa. Demikian juga pada uraian-uraian tasawuf dari Abu Yazid, al-Hallaj, Ibn Arabi, Suhrawardi, dan lain sebagainya.<\/p>\n\n\n\n1. Unsur Masehi <\/strong><\/h5>\n\n\n\n
2. Unsur Yunani <\/strong><\/h5>\n\n\n\n