Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
{"id":11808,"date":"2019-10-01T11:34:14","date_gmt":"2019-10-01T04:34:14","guid":{"rendered":"https:\/\/www.pecihitam.org\/?p=11808"},"modified":"2019-10-01T11:34:16","modified_gmt":"2019-10-01T04:34:16","slug":"kisah-kaab-bin-malik-yang-tidak-ikut-perang-tabuk","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/pecihitam.org\/kisah-kaab-bin-malik-yang-tidak-ikut-perang-tabuk\/","title":{"rendered":"Kisah Ka’ab bin Malik Yang Tidak Ikut Perang Tabuk"},"content":{"rendered":"\n

Pecihitam.org <\/strong>– Berdasarkan riwayat Imam Bukhari<\/a><\/strong>, diceritakan bahwa, Ka’ab bin Malik pernah tertinggal dengan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dalam perang Tabuk. Saat itu \u00a0Ka’ab bin Malik ikut serta bersama Rasulullah pada malam Aqabah ketika berjanji untuk membela Islam. Dan malam itu lebih dahsyat dari perang badar, namun sedikit orang yang tau.<\/p>\n\n\n\n

Sudah menjadi tradisi Rasul shallallahu\n‘alaihi wasallam, beliau tidak pernah melakukan sebuah peperangan selain beliau\nmerahasiakan tujuan peperangannya, hingga saat terjadilah perang tabuk ini,\nyang mana beliau menyatakan tujuan perangnya secara terang-terangan. <\/p>\n\n\n\n

Kemudian ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pergi berangkat ke perang Tabuk cuaca sangat panas saat itu. Dapat di katakan bahwasanya beliau menempuh perjalanan yang amat jauh dan penuh resiko, serta menghadapi musuh yang berjumlah besar. Lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menjelaskan kepada kaum muslimin apa yang akan mereka hadapi bersamanya. Oleh karena itu, beliau memerintahkan kaum muslimin untuk mempersiapkan perbekalan perang yang cukup. <\/p>\n\n\n\n

Pada saat itu, kaum muslimin yang menyertai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam banyak sekali, padahal tanpa ditunjuk melalui surat tugas untuk berperang. Hinga Ka\u2019ab menduga bahwa jika ia tidak mengikuti perang tersebut, tidak akan di ketahui oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam selama tidak ada wahyu yang turun mengenai dirinya dari Allah Azza Wa Jalla.<\/p>\n\n\n\n

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pergi berperang ketika hasil panen buah sangat memuaskan. Beliau dan kaum muslimin yang ikut serta, sudah bersiap-siap, sedangkan Ka\u2019ab pergi untuk mencari perbekalan bersama kaum muslim yang lainnya. Namun ketika ia tidak memperoleh perbekalan sama sekali. Ka\u2019ab berkata dalam hatinya: ‘Ahh, saya dapat mempersiapkan perbekalan sewaktu-waktu. Saya selalu dalam teka-teki antara iya (berangkat) dan tidak hingga pasukan muslim yang lain semakin siap untuk berangkat.<\/em>‘<\/p>\n\n\n\n

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berangkat bersama kaum muslimin, sedangkan Ka\u2019ab belum mempersiapkan perbekalan sama sekali. Akhirnya Ka\u2019ab pulang tanpa mempersiapkan sesuatu. Ia masih berada dalam kebimbangan antara turut serta berperang ataupun tidak, hingga pasukan kaum muslimin telah bergegas berangkat dan perang pun berkecamuk sudah. Kemudian Ka\u2019ab ingin menyusul ke medan pertempuran itu, namun hal itu hanyalah angan-angan belaka, dan akhirnya Ka\u2019ab ditakdirkan untuk tidak ikut serta ke medan perang. <\/p>\n\n\n\n

Setelah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pergi ke medan perang tabuk, maka mulailah rasa sedih menyelimuti diri Ka\u2019ab bin Malik. Ketika keluar ke tengah-tengah masyarakat sekitar, ia menyadari bahwasanya tidak ada yang dapat ia temui kecuali orang-orang yang dalam kemunafikan atau orang-orang yang lemah yang diberikan uzur oleh Allah sehingga tidak mengikuti perang. <\/p>\n\n\n\n

Sementara itu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tidak ingat bahwa Ka\u2019ab  tidak ikut serta dalam peperangan. Kemudian, ketika beliau sedang duduk-duduk di tengah para sahabat, tiba-tiba beliau bertanya; ‘Mengapa Ka’ab bin Malik tidak ikut serta bersama kita? ‘<\/em> Seorang sahabat dari Bani Salimah menjawab; ‘Ya Rasulullah, sepertinya Ka’ab bin Malik lebih mementingkan dirinya sendiri daripada perjuangan ini ‘<\/em> Mendengar ucapan sahabat tersebut, Muadz bin Jabal berkata; ‘Hai sahabat, buruk sekali ucapanmu itu! Demi Allah ya Rasulullah, saya tahu bahwasanya Ka’ab bin Malik itu adalah orang yang baik.’<\/em> Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam diam. <\/p>\n\n\n\n

Ketika Ka\u2019ab mendengar bahwasanya Rasulullah\nshallallahu ‘alaihi wasallam telah bersiap-siap kembali dari perang Tabuk, maka\nia pun diliputi kesedihan. Lalu\nKa\u2019ab mulai merancang alasan untuk berdusta. Ka\u2019ab\nberkata dalam hati; ‘Alasan apa yang dapat menyelamatkan diri saya dari\namarah Rasulullah?<\/em>\u2019<\/em> <\/em>Untuk menghadapi hal tersebut, Ka\u2019ab\nmeminta pertolongan kepada keluarga yang dapat memberikan saran.<\/p>\n\n\n\n

Ketika ada seseorang yang berkata kepada Ka\u2019ab bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam hampir tiba di kota Madinah, hilanglah alasan untuk berdusta dari benaknya. Akhirnya Ka\u2019ab menyadari bahwasanya ia tidak dapat berbohong sedikit pun kepada Rasulullah. Oleh karena itu, Ka\u2019ab pun harus berkata jujur kepada beliau. <\/p>\n\n\n\n

Tak lama kemudian Rasulullah dan para sahabat lainnya tiba di kota Madinah. Seperti biasa, beliau langsung menuju Masjid sebagaimana tradisi beliau manakala tiba dari bepergian ke suatu daerah untuk melakukan shalat. Setelah melakukan shalat sunnah, Rasulullah langsung bercengkrama bersama para sahabat. Setelah itu, datanglah beberapa orang sahabat yang tidak sempat ikut serta bertempur bersama kaum muslimin seraya menyampaikan berbagai alasan kepada beliau dengan bersumpah.<\/p>\n\n\n\n

Diperkirakan mereka yang tidak turut serta bertempur itu sekitar delapan puluh orang lebih. Ternyata Rasulullah menerima keterus terangan mereka yang tidak ikut serta berperang, membai’at mereka, memohon ampun untuk mereka, dan menyerahkan apa yang mereka sembunyikan dalam hati mereka kepada Allah. Selang beberapa saat kemudian, Ka\u2019ab datang menemui Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Setelah ia memberi salam, beliau tersenyum seperti senyuman orang yang marah. <\/p>\n\n\n\n

Kemudian Rasul pun berkata; ‘Kemarilah!<\/em>\n‘ Lalu Ka\u2019ab\nberjalan mendekati beliau, hingga ia\nduduk tepat di hadapan beliau. Setelah itu Rasulullah shallallahu ‘alaihi\nwasallam bertanya: ‘Mengapa kamu tidak ikut serta bertempur bersama kami<\/em>,<\/em> <\/em>wa<\/em>hai Ka’ab? Bukankah kamu telah berjanji untuk menyerahkan jiwa\nragamu untuk Islam?<\/em> ‘, Ka\u2019ab menjawab; ‘Ya Rasulullah, demi Allah seandainya saya duduk di\ndekat orang selain diri engkau, niscaya saya yakin bahwasanya saya akan\nterbebaskan dari kemurkaannya karena alasan yang saya sampaikan. <\/em><\/em><\/p>\n\n\n\n

Tetapi, demi Allah, saya tahu jika sekarang\nsaya menyampaikan kepada engkau alasan yang penuh dusta hingga membuat engkau\ntidak marah, tentunya Allah lah yang membuat engkau marah kepada saya. <\/em>Apabila saya mengemukakan kepada engkau ya Rasulullah alasan saya\nyang benar dan jujur, lalu engkau akan memarahi saya dengan alasan tersebut,\nmaka saya pun akan menerimanya dengan senang hati. Biarkanlah Allah memberi\nhukuman kepada saya dengan ucapan saya yang jujur tersebut.<\/em><\/em><\/p>\n\n\n\n

Demi Allah, sesungguhya tidak ada uzur yang membuat saya tidak ikut\nserta berperang. Demi Allah, saya tidak berdaya sama sekali kala itu meskipun\nsaya mempunyai peluang yang sangat longgar sekali untuk ikut berjuang bersama\nkaum muslimin.’<\/em> Mendengar\npengakuan yang tulus itu, Rasulullah pun berkata: ‘Orang ini telah berkata\njujur dan benar. Oleh karena itu, berdirilah hingga Allah memberimu keputusan<\/em>\u2019. <\/em><\/p>\n\n\n\n

Akhirnya Ka\u2019ab pun berdiri\ndan beranjak dari sisi beliau. Tak lama kemudian, ada beberapa orang dari Bani\nSalimah beramai-ramai mengikuti saya seraya berkata; ‘Hai Ka’ab, demi Allah,\nsebelumnya kami tidak mengetahui bahwasanya kamu telah berbuat suatu\nkesalahan\/dosa. Kamu benar-benar tidak mengemukakan alasan kepada Rasulullah\nsebagaimana alasan yang dikemukakan para sahabat lain yang tidak turut\nberperang. Sesungguhnya, hanya istighfar Rasulullah untukmulah yang menghapus\ndosamu.’<\/em> <\/p>\n\n\n\n

Kemudian Ka’ab bin Malik berkata dalam hati; ‘Demi Allah, mereka selalu mencerca saya hingga saya ingin kembali lagi kepada Rasulullah lalu saya dustakan diri saya.’<\/em>  Lantas ia bertanya; ‘Apakah ada orang lain yang telah menghadap Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam seperti diri saya ini?<\/em> ‘ Orang-orang Bani Salimah menjawab; ‘Ya. Ada dua orang lagi seperti dirimu. Kedua orang tersebut mengatakan kepada Rasulullah seperti apa yang telah kamu utarakan, dan Rasulullah pun menjawabnya seperti jawaban kepadamu.’ <\/em><\/p>\n\n\n\n

Ka’ab bin Malik berkata; ‘Siapakah kedua orang tersebut <\/em>wa<\/em>hai para sahabat?<\/em>‘\nMereka, kaum Bani Salimah, menjawab; ‘Kedua orang tersebut adalah Murarah\nbin Rabi’ah Al Amin dan Hilal bin Ummayah Al Waqifi.’<\/em><\/p>\n\n\n\n

Beberapa hari kemudian, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam\nmelarang kaum muslimin untuk berbicara dengan mereka\nbertiga yang tidak ikut serta dalam perang Tabuk. Sejak saat itu, kaum muslimin\nmulai menjauhi dan berubah sikap terhadap mereka bertiga, hingga\nbumi  terasa asing bagi mereka. Dan\nhal itu berlangsung lima puluh malam lamanya.<\/p>\n\n\n\n

Dua orang teman Ka\u2019ab (Murarah bin Rabi’ah Al\nAmin dan Hilal bin Ummayah Al Waqifi) yang tidak ikut serta dalam perang Tabuk itu,\nkini bersimpuh sedih di rumahnya sambil menangis, sedangkan Ka\u2019ab adalah\nseorang anak muda yang tangguh dan tegar. Ia tetap bersikap wajar dan menjalankan aktivitas sehari-hari seperti\nbiasanya. <\/p>\n\n\n\n

Ia tetap keluar dari rumah, pergi ke masjid untuk menghadiri shalat jama’ah bersama kaum muslimin lainnya, dan berjalan-jalan di pasar meskipun tidak ada seorang pun yang sudi berbicara dengannya. Hingga pada suatu ketika Ka\u2019ab menghampiri Rasulullah sambil memberikan salam kepadanya, ketika beliau berada di tempat duduknya usai shalat.<\/p>\n\n\n\n

Ka\u2019ab bertanya dalam hati; ‘Apakah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam akan menggerakkan bibirnya untuk menjawab salam ataukah tidak?<\/em> \u2018. Kemudian Ka\u2019ab melaksanakan shalat di dekat Rasulullah sambil mencuri pandangan kepada beliau. Ketika Ka\u2019ab telah bersiap untuk melaksanakan shalat, rasul  memandangnya. Dan ketika Ka\u2019ab menoleh kepada beliau, Rasul pun  mengalihkan pandangannya dari Ka\u2019ab.’ <\/p>\n\n\n\n

Setelah lama terisolisir dari pergaulan kaum muslimin, Ka\u2019ab pun\npergi berjalan-jalan hingga sampai di pagar kebun Abu Qatadah. Abu Qatadah\nadalah (sepupu Ka\u2019ab). Sesampainya\ndi sana, Ka\u2019ab pun mengucapkan salam kepadanya. Tetapi, demi Allah, sama sekali\nia tidak menjawab salam Ka\u2019ab. <\/p>\n\n\n\n

Akhirnya Ka\u2019ab memberanikan diri untuk\nbertanya kepadanya; ‘Hai Abu Qatadah, saya bersumpah kepadamu dengan nama\nAllah, apakah kamu tidak mengetahui bahwasanya saya sangat mencintai Allah dan\nRasul-Nya? <\/em>‘<\/em> Ternyata Abu Qatadah hanya terdiam saja. Lalu Ka\u2019ab mengulangi\nlagi ucapannya dengan bersumpah seperti yang pertama kali. Namun ia tetap saja\nterdiam. <\/p>\n\n\n\n

Kemudian Ka\u2019ab mengulangi\nucapannya  dan ia pun menjawab; ‘Sesungguhnya Allah\ndan Rasul-Nya lebih mengetahui tentang hal ini.’<\/em> Mendengar ucapannya itu,\nberlinanglah air mata Kaab. Lalu ia kembali ke\nrumah sambil menyusuri kebun tersebut. <\/p>\n\n\n\n

Setelah empat puluh hari lamanya dari pengucilan umum, ternyata wahyu Allah pun tidak juga turun. Hingga pada suatu ketika, seorang utusan Rasulullah mendatangi Ka\u2019ab  sambil menyampaikan sebuah pesan; ‘Hai Ka’ab, sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memerintahkanmu untuk menghindari istrimu.’<\/em> Ka\u2019ab bertanya; ‘Apakah saya harus menceraikan atau bagaimana? ‘<\/em> Utusan tersebut menjawab; ‘Tidak usah kamu ceraikan. Tetapi, cukuplah kamu menghindarinya dan janganlah kamu mendekatinya.’<\/em> <\/p>\n\n\n\n

Lalu Kaab berkata kepada istrinya; ‘Wahai\nistriku, sebaiknya kau pulang terlebih dahulu ke rumah orang tuamu dan\ntinggallah bersama dengan mereka hingga Allah memberikan keputusan yang jelas\ndalam permasalahan ini.’ <\/em><\/p>\n\n\n\n

Tak lama kemudian, istri Hilal bin Umayyah pergi mendatangi Rasulullah sambil bertanya; ‘Ya Rasulullah, Hilal bin Umayyah itu sudah lanjut usia dan lemah serta tidak mempunyai pembantu. Oleh karena itu, izinkanlah saya merawatnya.’<\/em> Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pun menjawab: ‘Jangan. Sebaiknya kamu tidak usah menemaninya terlebih dahulu dan ia tidak boleh dekat denganmu untuk beberapa saat.’<\/em> <\/p>\n\n\n\n

Isteri Hilal tetap bersikeras dan berkata; ‘Demi Allah ya\nRasullah, sekarang ia itu tidak mempunyai semangat hidup lagi. Ia senantiasa\nmenangis, sejak mendapatkan permasalahan ini sampai sekarang.’<\/em> Setelah itu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memberikan\nizin kepada isteri Hilal bin Umayyah untuk merawat suaminya.<\/p>\n\n\n\n

Ternyata hal itu berlangsung selama sepuluh\nmalam, hingga dengan demikian lengkaplah sudah lima puluh malam bagi mereka,\nterhitung sejak kaum muslimin dilarang untuk berbicara kepada mereka. Pada malam\nke lima puluh, Ka\u2019ab melaksanakan shalat di belakang rumah. Ketika Ka\u2019ab sedang duduk dalam\nshalat tersebut, dirinya diliputi\npenyesalan dan kesedihan. <\/p>\n\n\n\n

Tiba-tiba ia mendengar seseorang berteriak dengan lantangnya menembus cakrawala; ‘Hai Ka’ab bin Malik, bergembiralah! ‘<\/em> Maka Ka\u2019ab pun tersungkur sujud dan mengetahui bahwasanya ia telah terbebas dari persoalannya. Kemudian Rasulullah mengumumkan kepada kaum muslimin usai shalat Subuh, bahwasanya Allah telah membebaskan Ka\u2019ab dan dua orang temannya dari permasalahan tersebut. <\/p>\n\n\n\n

Allah telah menurunkan surat al-Taubah ayat 117-119, <\/p>\n\n\n\n

\u0644\u064e\u0642\u064e\u062f\u0652 \u062a\u064e\u0627\u0628\u064e \u0627\u0644\u0644\u064e\u0651\u0647\u064f \u0639\u064e\u0644\u064e\u0649 \u0627\u0644\u0646\u064e\u0651\u0628\u0650\u064a\u0650\u0651 \u0648\u064e\u0627\u0644\u0652\u0645\u064f\u0647\u064e\u0627\u062c\u0650\u0631\u0650\u064a\u0646\u064e \u0648\u064e\u0627\u0644\u0652\u0623\u064e\u0646\u0652\u0635\u064e\u0627\u0631\u0650 \u0627\u0644\u064e\u0651\u0630\u0650\u064a\u0646\u064e \u0627\u062a\u064e\u0651\u0628\u064e\u0639\u064f\u0648\u0647\u064f \u0641\u0650\u064a \u0633\u064e\u0627\u0639\u064e\u0629\u0650 \u0627\u0644\u0652\u0639\u064f\u0633\u0652\u0631\u064e\u0629\u0650 \u0645\u0650\u0646\u0652 \u0628\u064e\u0639\u0652\u062f\u0650 \u0645\u064e\u0627 \u0643\u064e\u0627\u062f\u064e \u064a\u064e\u0632\u0650\u064a\u063a\u064f \u0642\u064f\u0644\u064f\u0648\u0628\u064f \u0641\u064e\u0631\u0650\u064a\u0642\u064d \u0645\u0650\u0646\u0652\u0647\u064f\u0645\u0652 \u062b\u064f\u0645\u064e\u0651 \u062a\u064e\u0627\u0628\u064e \u0639\u064e\u0644\u064e\u064a\u0652\u0647\u0650\u0645\u0652 \u0625\u0650\u0646\u064e\u0651\u0647\u064f \u0628\u0650\u0647\u0650\u0645\u0652 \u0631\u064e\u0621\u064f\u0648\u0641\u064c \u0631\u064e\u062d\u0650\u064a\u0645\u064c (117) \u0648\u064e\u0639\u064e\u0644\u064e\u0649 \u0627\u0644\u062b\u064e\u0651\u0644\u064e\u0627\u062b\u064e\u0629\u0650 \u0627\u0644\u064e\u0651\u0630\u0650\u064a\u0646\u064e \u062e\u064f\u0644\u0650\u0651\u0641\u064f\u0648\u0627 \u062d\u064e\u062a\u064e\u0651\u0649 \u0625\u0650\u0630\u064e\u0627 \u0636\u064e\u0627\u0642\u064e\u062a\u0652 \u0639\u064e\u0644\u064e\u064a\u0652\u0647\u0650\u0645\u064f \u0627\u0644\u0652\u0623\u064e\u0631\u0652\u0636\u064f \u0628\u0650\u0645\u064e\u0627 \u0631\u064e\u062d\u064f\u0628\u064e\u062a\u0652 \u0648\u064e\u0636\u064e\u0627\u0642\u064e\u062a\u0652 \u0639\u064e\u0644\u064e\u064a\u0652\u0647\u0650\u0645\u0652 \u0623\u064e\u0646\u0652\u0641\u064f\u0633\u064f\u0647\u064f\u0645\u0652 \u0648\u064e\u0638\u064e\u0646\u064f\u0651\u0648\u0627 \u0623\u064e\u0646\u0652 \u0644\u064e\u0627 \u0645\u064e\u0644\u0652\u062c\u064e\u0623\u064e \u0645\u0650\u0646\u064e \u0627\u0644\u0644\u064e\u0651\u0647\u0650 \u0625\u0650\u0644\u064e\u0651\u0627 \u0625\u0650\u0644\u064e\u064a\u0652\u0647\u0650 \u062b\u064f\u0645\u064e\u0651 \u062a\u064e\u0627\u0628\u064e \u0639\u064e\u0644\u064e\u064a\u0652\u0647\u0650\u0645\u0652 \u0644\u0650\u064a\u064e\u062a\u064f\u0648\u0628\u064f\u0648\u0627 \u0625\u0650\u0646\u064e\u0651 \u0627\u0644\u0644\u064e\u0651\u0647\u064e \u0647\u064f\u0648\u064e \u0627\u0644\u062a\u064e\u0651\u0648\u064e\u0651\u0627\u0628\u064f \u0627\u0644\u0631\u064e\u0651\u062d\u0650\u064a\u0645\u064f (118) \u064a\u064e\u0627\u0623\u064e\u064a\u064f\u0651\u0647\u064e\u0627 \u0627\u0644\u064e\u0651\u0630\u0650\u064a\u0646\u064e \u0622\u0645\u064e\u0646\u064f\u0648\u0627 \u0627\u062a\u064e\u0651\u0642\u064f\u0648\u0627 \u0627\u0644\u0644\u064e\u0651\u0647\u064e \u0648\u064e\u0643\u064f\u0648\u0646\u064f\u0648\u0627 \u0645\u064e\u0639\u064e \u0627\u0644\u0635\u064e\u0651\u0627\u062f\u0650\u0642\u0650\u064a\u0646\u064e (119)<\/strong><\/p>\n\n\n\n

Artinya: \u201cSungguh allah telah menerima tobat Nabi, orang-orang muhajirin, dan orang-orang Anshar yang mengikuti Nabi pada masa-masa sulit, setelah hati dari segolongan mereka hampir berpaling. Kemudian Allah menerima tobat mereka. Sesungguhnya Allah maha pengasih, maha penyanyang kepada mereka (117). <\/em><\/p>\n\n\n\n

Dan terhadap tiga orang yang ditinggalkan, hingga terasa bumi sangat sempit bagi mereka, padahal bumi itu luas dan jiwa mereka pun telah sempit, serta mereka telah mengetahui bahwa tidak ada tempat lari dari (siksaan) Allah, melainkan kepada-Nya saja. Kemudian Allah menerima tobat mereka agar mereka tetap dalam tobatnya. Sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat Maha Penyanyang (118). <\/em><\/p>\n\n\n\n

Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwahlah kepada Allah, dan bersamalah kamu dengan orang-orang yang benar <\/em>(119).\u201d  <\/em><\/p>\n\n\n\n

Hal ini menjelaskan bahwa Allah telah menerima taubat mereka, dan mereka telah terbebas dari masa sulitnya. Kemudian mereka bersumpah, berbaiat kepada Rasul, dan beristighfar. Adapun alasan Rasul memperlakukan mereka seperti itu adalah karena Allah belum menurunkan wahyu untuknya. Karena Rasul tidak akan memutuskan sesuatu sebelum Allah memberi jawaban untuknya. <\/p>\n\n\n\n

Maka begitulah Kisah Ka\u2019ab bin Malik, salah satu peristiwa yang terjadi\nsaat perang Tabuk. Semoga bermanfaat. Wallahu A\u2019lam. <\/p>\n","protected":false},"excerpt":{"rendered":"

Pecihitam.org – Berdasarkan riwayat Imam Bukhari, diceritakan bahwa, Ka’ab bin Malik pernah tertinggal dengan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dalam perang Tabuk. Saat itu \u00a0Ka’ab bin Malik ikut serta bersama Rasulullah pada malam Aqabah ketika berjanji untuk membela Islam. Dan malam itu lebih dahsyat dari perang badar, namun sedikit orang yang tau. Sudah menjadi tradisi Rasul […]<\/p>\n","protected":false},"author":17,"featured_media":12096,"comment_status":"open","ping_status":"closed","sticky":false,"template":"","format":"standard","meta":{"footnotes":""},"categories":[379],"tags":[4700,4699,4701],"yoast_head":"\nKisah Ka'ab bin Malik Yang Tidak Ikut Perang Tabuk - Pecihitam.org<\/title>\n<meta name=\"description\" content=\"Ka'ab bin Malik pernah tertinggal dengan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dalam perang Tabuk, Saat itu Ka'ab bin Malik ikut serta bersama Rasulullah\" \/>\n<meta name=\"robots\" content=\"index, follow, max-snippet:-1, max-image-preview:large, max-video-preview:-1\" \/>\n<link rel=\"canonical\" href=\"https:\/\/pecihitam.org\/kisah-kaab-bin-malik-yang-tidak-ikut-perang-tabuk\/\" \/>\n<meta property=\"og:locale\" content=\"en_US\" \/>\n<meta property=\"og:type\" content=\"article\" \/>\n<meta property=\"og:title\" content=\"Kisah Ka'ab bin Malik Yang Tidak Ikut Perang Tabuk - Pecihitam.org\" \/>\n<meta property=\"og:description\" content=\"Ka'ab bin Malik pernah tertinggal dengan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dalam perang Tabuk, Saat itu Ka'ab bin Malik ikut serta bersama Rasulullah\" \/>\n<meta property=\"og:url\" content=\"https:\/\/pecihitam.org\/kisah-kaab-bin-malik-yang-tidak-ikut-perang-tabuk\/\" \/>\n<meta property=\"og:site_name\" content=\"Pecihitam.org\" \/>\n<meta property=\"article:publisher\" content=\"https:\/\/www.facebook.com\/newpecihitam\/\" \/>\n<meta property=\"article:published_time\" content=\"2019-10-01T04:34:14+00:00\" \/>\n<meta property=\"article:modified_time\" content=\"2019-10-01T04:34:16+00:00\" \/>\n<meta property=\"og:image\" content=\"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/10\/kaab-bin-malik.jpg\" \/>\n\t<meta property=\"og:image:width\" content=\"1024\" \/>\n\t<meta property=\"og:image:height\" content=\"681\" \/>\n\t<meta property=\"og:image:type\" content=\"image\/jpeg\" \/>\n<meta name=\"author\" content=\"Nur Faricha\" \/>\n<meta name=\"twitter:card\" content=\"summary_large_image\" \/>\n<meta name=\"twitter:label1\" content=\"Written by\" \/>\n\t<meta name=\"twitter:data1\" content=\"Nur Faricha\" \/>\n\t<meta name=\"twitter:label2\" content=\"Est. reading time\" \/>\n\t<meta name=\"twitter:data2\" content=\"10 minutes\" \/>\n<script type=\"application\/ld+json\" class=\"yoast-schema-graph\">{\"@context\":\"https:\/\/schema.org\",\"@graph\":[{\"@type\":\"Article\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/kisah-kaab-bin-malik-yang-tidak-ikut-perang-tabuk\/#article\",\"isPartOf\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/kisah-kaab-bin-malik-yang-tidak-ikut-perang-tabuk\/\"},\"author\":{\"name\":\"Nur Faricha\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/3fbab9ed1fd3740b1531e620c5bf77f9\"},\"headline\":\"Kisah Ka’ab bin Malik Yang Tidak Ikut Perang Tabuk\",\"datePublished\":\"2019-10-01T04:34:14+00:00\",\"dateModified\":\"2019-10-01T04:34:16+00:00\",\"mainEntityOfPage\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/kisah-kaab-bin-malik-yang-tidak-ikut-perang-tabuk\/\"},\"wordCount\":1950,\"commentCount\":0,\"publisher\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#organization\"},\"image\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/kisah-kaab-bin-malik-yang-tidak-ikut-perang-tabuk\/#primaryimage\"},\"thumbnailUrl\":\"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/10\/kaab-bin-malik.jpg\",\"keywords\":[\"kaab bin malik\",\"kisah sahabat nabi\",\"perang tabuk\"],\"articleSection\":[\"Kisah\"],\"inLanguage\":\"en-US\",\"potentialAction\":[{\"@type\":\"CommentAction\",\"name\":\"Comment\",\"target\":[\"https:\/\/pecihitam.org\/kisah-kaab-bin-malik-yang-tidak-ikut-perang-tabuk\/#respond\"]}]},{\"@type\":\"WebPage\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/kisah-kaab-bin-malik-yang-tidak-ikut-perang-tabuk\/\",\"url\":\"https:\/\/pecihitam.org\/kisah-kaab-bin-malik-yang-tidak-ikut-perang-tabuk\/\",\"name\":\"Kisah Ka'ab bin Malik Yang Tidak Ikut Perang Tabuk - Pecihitam.org\",\"isPartOf\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#website\"},\"primaryImageOfPage\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/kisah-kaab-bin-malik-yang-tidak-ikut-perang-tabuk\/#primaryimage\"},\"image\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/kisah-kaab-bin-malik-yang-tidak-ikut-perang-tabuk\/#primaryimage\"},\"thumbnailUrl\":\"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/10\/kaab-bin-malik.jpg\",\"datePublished\":\"2019-10-01T04:34:14+00:00\",\"dateModified\":\"2019-10-01T04:34:16+00:00\",\"description\":\"Ka'ab bin Malik pernah tertinggal dengan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dalam perang Tabuk, Saat itu Ka'ab bin Malik ikut serta bersama Rasulullah\",\"breadcrumb\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/kisah-kaab-bin-malik-yang-tidak-ikut-perang-tabuk\/#breadcrumb\"},\"inLanguage\":\"en-US\",\"potentialAction\":[{\"@type\":\"ReadAction\",\"target\":[\"https:\/\/pecihitam.org\/kisah-kaab-bin-malik-yang-tidak-ikut-perang-tabuk\/\"]}]},{\"@type\":\"ImageObject\",\"inLanguage\":\"en-US\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/kisah-kaab-bin-malik-yang-tidak-ikut-perang-tabuk\/#primaryimage\",\"url\":\"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/10\/kaab-bin-malik.jpg\",\"contentUrl\":\"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/10\/kaab-bin-malik.jpg\",\"width\":1024,\"height\":681,\"caption\":\"kaab bin malik\"},{\"@type\":\"BreadcrumbList\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/kisah-kaab-bin-malik-yang-tidak-ikut-perang-tabuk\/#breadcrumb\",\"itemListElement\":[{\"@type\":\"ListItem\",\"position\":1,\"name\":\"Home\",\"item\":\"https:\/\/pecihitam.org\/\"},{\"@type\":\"ListItem\",\"position\":2,\"name\":\"Kisah Ka’ab bin Malik Yang Tidak Ikut Perang Tabuk\"}]},{\"@type\":\"WebSite\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#website\",\"url\":\"https:\/\/pecihitam.org\/\",\"name\":\"Pecihitam.org\",\"description\":\"Suara Islam Ahlussunnah wal Jamaah\",\"publisher\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#organization\"},\"potentialAction\":[{\"@type\":\"SearchAction\",\"target\":{\"@type\":\"EntryPoint\",\"urlTemplate\":\"https:\/\/pecihitam.org\/?s={search_term_string}\"},\"query-input\":\"required name=search_term_string\"}],\"inLanguage\":\"en-US\"},{\"@type\":\"Organization\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#organization\",\"name\":\"Pecihitam.org\",\"url\":\"https:\/\/pecihitam.org\/\",\"logo\":{\"@type\":\"ImageObject\",\"inLanguage\":\"en-US\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/logo\/image\/\",\"url\":\"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/07\/Logo-Pecihitam.org_.png\",\"contentUrl\":\"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/07\/Logo-Pecihitam.org_.png\",\"width\":2401,\"height\":2401,\"caption\":\"Pecihitam.org\"},\"image\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/logo\/image\/\"},\"sameAs\":[\"https:\/\/www.facebook.com\/newpecihitam\/\",\"https:\/\/www.instagram.com\/pecihitam_org\/\",\"https:\/\/id.pinterest.com\/pecihitam_org\/\",\"https:\/\/www.youtube.com\/channel\/UCVZO49u3U4iibd-X7MmqBcQ\"]},{\"@type\":\"Person\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/3fbab9ed1fd3740b1531e620c5bf77f9\",\"name\":\"Nur Faricha\",\"image\":{\"@type\":\"ImageObject\",\"inLanguage\":\"en-US\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/image\/\",\"url\":\"https:\/\/secure.gravatar.com\/avatar\/86dfe79f07232cd7232bb142c0434cb2?s=96&r=g\",\"contentUrl\":\"https:\/\/secure.gravatar.com\/avatar\/86dfe79f07232cd7232bb142c0434cb2?s=96&r=g\",\"caption\":\"Nur Faricha\"},\"description\":\"Santri Pondok Pesantren Darus Sunnah | Mahasiswa Fakultas Dirosat Islamiyah UIN Syarif Hidayatullah\",\"url\":\"https:\/\/pecihitam.org\/author\/farichanur\/\"}]}<\/script>\n<!-- \/ Yoast SEO plugin. -->","yoast_head_json":{"title":"Kisah Ka'ab bin Malik Yang Tidak Ikut Perang Tabuk - Pecihitam.org","description":"Ka'ab bin Malik pernah tertinggal dengan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dalam perang Tabuk, Saat itu Ka'ab bin Malik ikut serta bersama Rasulullah","robots":{"index":"index","follow":"follow","max-snippet":"max-snippet:-1","max-image-preview":"max-image-preview:large","max-video-preview":"max-video-preview:-1"},"canonical":"https:\/\/pecihitam.org\/kisah-kaab-bin-malik-yang-tidak-ikut-perang-tabuk\/","og_locale":"en_US","og_type":"article","og_title":"Kisah Ka'ab bin Malik Yang Tidak Ikut Perang Tabuk - Pecihitam.org","og_description":"Ka'ab bin Malik pernah tertinggal dengan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dalam perang Tabuk, Saat itu Ka'ab bin Malik ikut serta bersama Rasulullah","og_url":"https:\/\/pecihitam.org\/kisah-kaab-bin-malik-yang-tidak-ikut-perang-tabuk\/","og_site_name":"Pecihitam.org","article_publisher":"https:\/\/www.facebook.com\/newpecihitam\/","article_published_time":"2019-10-01T04:34:14+00:00","article_modified_time":"2019-10-01T04:34:16+00:00","og_image":[{"width":1024,"height":681,"url":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/10\/kaab-bin-malik.jpg","type":"image\/jpeg"}],"author":"Nur Faricha","twitter_card":"summary_large_image","twitter_misc":{"Written by":"Nur Faricha","Est. reading time":"10 minutes"},"schema":{"@context":"https:\/\/schema.org","@graph":[{"@type":"Article","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/kisah-kaab-bin-malik-yang-tidak-ikut-perang-tabuk\/#article","isPartOf":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/kisah-kaab-bin-malik-yang-tidak-ikut-perang-tabuk\/"},"author":{"name":"Nur Faricha","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/3fbab9ed1fd3740b1531e620c5bf77f9"},"headline":"Kisah Ka’ab bin Malik Yang Tidak Ikut Perang Tabuk","datePublished":"2019-10-01T04:34:14+00:00","dateModified":"2019-10-01T04:34:16+00:00","mainEntityOfPage":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/kisah-kaab-bin-malik-yang-tidak-ikut-perang-tabuk\/"},"wordCount":1950,"commentCount":0,"publisher":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#organization"},"image":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/kisah-kaab-bin-malik-yang-tidak-ikut-perang-tabuk\/#primaryimage"},"thumbnailUrl":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/10\/kaab-bin-malik.jpg","keywords":["kaab bin malik","kisah sahabat nabi","perang tabuk"],"articleSection":["Kisah"],"inLanguage":"en-US","potentialAction":[{"@type":"CommentAction","name":"Comment","target":["https:\/\/pecihitam.org\/kisah-kaab-bin-malik-yang-tidak-ikut-perang-tabuk\/#respond"]}]},{"@type":"WebPage","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/kisah-kaab-bin-malik-yang-tidak-ikut-perang-tabuk\/","url":"https:\/\/pecihitam.org\/kisah-kaab-bin-malik-yang-tidak-ikut-perang-tabuk\/","name":"Kisah Ka'ab bin Malik Yang Tidak Ikut Perang Tabuk - Pecihitam.org","isPartOf":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#website"},"primaryImageOfPage":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/kisah-kaab-bin-malik-yang-tidak-ikut-perang-tabuk\/#primaryimage"},"image":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/kisah-kaab-bin-malik-yang-tidak-ikut-perang-tabuk\/#primaryimage"},"thumbnailUrl":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/10\/kaab-bin-malik.jpg","datePublished":"2019-10-01T04:34:14+00:00","dateModified":"2019-10-01T04:34:16+00:00","description":"Ka'ab bin Malik pernah tertinggal dengan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dalam perang Tabuk, Saat itu Ka'ab bin Malik ikut serta bersama Rasulullah","breadcrumb":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/kisah-kaab-bin-malik-yang-tidak-ikut-perang-tabuk\/#breadcrumb"},"inLanguage":"en-US","potentialAction":[{"@type":"ReadAction","target":["https:\/\/pecihitam.org\/kisah-kaab-bin-malik-yang-tidak-ikut-perang-tabuk\/"]}]},{"@type":"ImageObject","inLanguage":"en-US","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/kisah-kaab-bin-malik-yang-tidak-ikut-perang-tabuk\/#primaryimage","url":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/10\/kaab-bin-malik.jpg","contentUrl":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/10\/kaab-bin-malik.jpg","width":1024,"height":681,"caption":"kaab bin malik"},{"@type":"BreadcrumbList","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/kisah-kaab-bin-malik-yang-tidak-ikut-perang-tabuk\/#breadcrumb","itemListElement":[{"@type":"ListItem","position":1,"name":"Home","item":"https:\/\/pecihitam.org\/"},{"@type":"ListItem","position":2,"name":"Kisah Ka’ab bin Malik Yang Tidak Ikut Perang Tabuk"}]},{"@type":"WebSite","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#website","url":"https:\/\/pecihitam.org\/","name":"Pecihitam.org","description":"Suara Islam Ahlussunnah wal Jamaah","publisher":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#organization"},"potentialAction":[{"@type":"SearchAction","target":{"@type":"EntryPoint","urlTemplate":"https:\/\/pecihitam.org\/?s={search_term_string}"},"query-input":"required name=search_term_string"}],"inLanguage":"en-US"},{"@type":"Organization","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#organization","name":"Pecihitam.org","url":"https:\/\/pecihitam.org\/","logo":{"@type":"ImageObject","inLanguage":"en-US","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/logo\/image\/","url":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/07\/Logo-Pecihitam.org_.png","contentUrl":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/07\/Logo-Pecihitam.org_.png","width":2401,"height":2401,"caption":"Pecihitam.org"},"image":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/logo\/image\/"},"sameAs":["https:\/\/www.facebook.com\/newpecihitam\/","https:\/\/www.instagram.com\/pecihitam_org\/","https:\/\/id.pinterest.com\/pecihitam_org\/","https:\/\/www.youtube.com\/channel\/UCVZO49u3U4iibd-X7MmqBcQ"]},{"@type":"Person","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/3fbab9ed1fd3740b1531e620c5bf77f9","name":"Nur Faricha","image":{"@type":"ImageObject","inLanguage":"en-US","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/image\/","url":"https:\/\/secure.gravatar.com\/avatar\/86dfe79f07232cd7232bb142c0434cb2?s=96&r=g","contentUrl":"https:\/\/secure.gravatar.com\/avatar\/86dfe79f07232cd7232bb142c0434cb2?s=96&r=g","caption":"Nur Faricha"},"description":"Santri Pondok Pesantren Darus Sunnah | Mahasiswa Fakultas Dirosat Islamiyah UIN Syarif Hidayatullah","url":"https:\/\/pecihitam.org\/author\/farichanur\/"}]}},"_links":{"self":[{"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/11808"}],"collection":[{"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/posts"}],"about":[{"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/types\/post"}],"author":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/users\/17"}],"replies":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/comments?post=11808"}],"version-history":[{"count":0,"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/11808\/revisions"}],"wp:featuredmedia":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/media\/12096"}],"wp:attachment":[{"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/media?parent=11808"}],"wp:term":[{"taxonomy":"category","embeddable":true,"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/categories?post=11808"},{"taxonomy":"post_tag","embeddable":true,"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/tags?post=11808"}],"curies":[{"name":"wp","href":"https:\/\/api.w.org\/{rel}","templated":true}]}}