Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
{"id":1199,"date":"2017-11-27T07:49:12","date_gmt":"2017-11-27T07:49:12","guid":{"rendered":"http:\/\/pecihitam.org\/?p=1199"},"modified":"2019-09-07T19:31:13","modified_gmt":"2019-09-07T12:31:13","slug":"penting-membagi-tauhid-menjadi-3-bukanlah-ajaran-islam-ahlussunnah-wal-jamaah","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/pecihitam.org\/penting-membagi-tauhid-menjadi-3-bukanlah-ajaran-islam-ahlussunnah-wal-jamaah\/","title":{"rendered":"PENTING!!! Membagi Tauhid Menjadi 3 Bukanlah Ajaran Islam Ahlussunnah wal Jamaah"},"content":{"rendered":"

Pecihitam.org<\/strong> – Artikel ini mencoba membongkar kesesatan (bid\u2019ah aqidah) ajaran Wahabi yang membagi Tauhid kepada 3 bagian: tauhid uluhiyyah, tauhid rububiyyah, dan tauhid asma wa sifat. Aqidah rekayasa mereka ini adalah Bid\u2019ah Sesat. Umat Islam sudah waktunya mengetahui pemahaman tauhid yang diajarkan Allah dan Rasul-NYA Muhammad Saw.<\/p>\n

Di artikel ini akan dibuktikan bahwa pembagian tauhid menjadi tiga bagian tersebut bukan ajaran Islam, sebab Allah dan Rasul-NYA tidak pernah mengajarkan tauhid model yang diajarkan di kalangan kaum Wahabi ini. Begitu juga para Sahabat Nabi tidak ada satu pun yang mengajarkan \u201ctauhid tiga\u201d tersebut.<\/p>\n

Tauhid \/aqidah adalah masalah ushul, wajib berdasar dalil Qoth\u2019i (pasti), jika selama ini kaum Wahabi meminta dalil Qoth\u2019i untuk urusan ibdah ghoiru mahdhoh semisal Tahlilan<\/strong><\/a>, Yasinan, Maulidan, lebih-lebih untuk tauhid \/ aqidah seharusnya mereka juga mempertanyakan apa dalil Qoth\u2019i yang menjadi dasar pembagian tauhid.<\/p>\n

Tentunya karena Tauhid \/ aqidah adalah dasar di mana ibadah-ibadah kita dikerjakan di atasnya. Jika pemahaman tauhid salah maka bagaimana nilai ibadahnya. Seharusnya ini jadi urgensi yang wajib mereka pertanyakan pula.<\/p>\n

Selain itu tentunya, efek samping dari ajaran \u201ctauhid tiga\u201d yang batil ini hanya akan menimbulkan fitnah di tengah Umat Islam. Seperti kita ketahui bersama, tauhid tiga ajaran Wahabi ujung-ujungnya hanya bermaksud untuk menuduh bahkan mem-vonis kaum beriman sebagai musyrik. Na\u2019udzu billah min dzaalik!<\/p>\n

Pendapat kaum Wahabi yang membagi tauhid kepada tiga bagian: tauhid Uluhiyyah, tauhid Rububiyyah, dan tauhid al-Asma\u2019 Wa ash-Shif\u00e2t adalah bid\u2019ah batil yang menyesatkan.<\/p>\n

Pembagian tauhid seperti ini sama sekali tidak memiliki dasar, baik dari al-Qur\u2019an, hadits, dan tidak ada seorang pun dari para ulama Salaf atau seorang ulama saja yang kompeten dalam keilmuannya yang membagi tauhid kepada tiga bagian tersebut.<\/p>\n

Pembagian tauhid kepada tiga bagian ini adalah pendapat ekstrim dari kaum Musyabbihah masa sekarang, mereka mengaku datang sebagai penegak Tauhid untuk memberantas bid\u2019ah namun sebenarnya mereka adalah orang-orang yang membawa bid\u2019ah.<\/p>\n

Di antara dasar yang dapat membuktikan kesesatan pembagian tauhid ini adalah sabda Rasulullah:<\/p>\n

\u0623\u0645\u0650\u0631\u0652\u062a\u064f \u0623\u0646\u0652 \u0623\u064f\u0642\u064e\u0627\u062a\u0650\u0644\u064e \u0627\u0644\u0646\u0651\u064e\u0627\u0633\u064e \u062d\u064e\u062a\u0649\u0651 \u064a\u064e\u0634\u0652\u0647\u064e\u062f\u064f\u0648\u0652\u0627 \u0623\u0646\u0652 \u0644\u0627\u064e \u0625\u0644\u0647\u064e \u0625\u0644\u0627\u0651 \u0627\u0644\u0644\u0647\u064f \u0648\u064e\u0623\u0646\u0651\u064a\u0652 \u0631\u064e\u0633\u064f\u0648\u0652\u0644 \u0627\u0644\u0644\u0647\u0650\u060c \u0641\u064e\u0625\u0630\u064e\u0627 \u0641\u064e\u0639\u064e\u0644\u064f\u0648\u0652\u0627 \u0630\u064e\u0644\u0643\u064e \u0639\u064f\u0635\u0650\u0645\u064f\u0648\u0652\u0627 \u0645\u0650\u0646\u0651\u0650\u064a \u062f\u0650\u0645\u064e\u0627\u0621\u064e\u0647\u064f\u0645\u0652 \u0648\u0623\u0645\u0652\u0648\u064e\u0627\u0644\u064e\u0647\u064f\u0645\u0652 \u0625\u0644\u0627\u0651 \u0628\u0650\u062d\u064e\u0642\u0651 (\u0631\u0648\u064e\u0627\u0647 \u0627\u0644\u0628\u064f\u062e\u064e\u0627\u0631\u064a\u0651)<\/strong><\/p>\n

\u201cAku diperintah untuk memerangi manusia hingga mereka bersaksi bahwa tidak ada Tuhan (Il\u00e2h) yang berhak disembah kecuali Allah dan bahwa saya adalah utusan Allah. Jika mereka melakukan itu maka terpelihara dariku darah-darah mereka dan harta-harta mereka kecuali karena hak\u201d. ( HR al-Bukhari ).<\/p>\n

Dalam hadits ini Rasulullah tidak membagi tauhid kepada tiga bagian, beliau tidak mengatakan bahwa seorang yang mengucapkan \u201cL\u00e2 Il\u00e2ha Illall\u00e2h\u201d saja tidak cukup untuk dihukumi masuk Islam, tetapi juga harus mengucapkan \u201cL\u00e2 Rabba Illall\u00e2h\u201d.<\/p>\n

Tetapi makna hadits ialah bahwa seseorang dengan hanya bersaksi dengan mengucapkan \u201cL\u00e2 Il\u00e2ha Illall\u00e2h\u201d, dan bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah maka orang ini telah masuk dalam agama Islam.<\/p>\n

Hadits ini adalah hadits mutawatir dari Rasulullah, diriwayatkan oleh sejumlah orang dari kalangan sahabat, termasuk di antaranya oleh sepuluh orang sahabat yang telah medapat kabar gembira akan masuk ke surga. Dan hadits ini telah diriwayatkan oleh al-Im\u00e2m al-Bukhari dalam kitab Shahih-nya.<\/p>\n

Tujuan kaum Musyabbihah membagi tauhid kepada tiga bagian ini adalah tidak lain hanya untuk mengkafirkan \/ memusyrikkan orang-orang Islam ahli tauhid yang melakukan tawassul dengan Nabi Muhammad, atau dengan seorang wali Allah dan orang-orang saleh. Mereka mengklaim bahwa seorang yang melakukan tawassul seperti itu tidak mentauhidkan Allah dari segi tauhid Uluhiyyah.<\/p>\n

Demikian pula ketika mereka membagi tauhid kepada tauhid al-Asma\u2019 Wa ash-Shifat, tujuan mereka tidak lain hanya untuk mengkafirkan orang-orang yang melakukan takwil terhadap ayat-ayat Mutasy\u00e2bih\u00e2t.<\/p>\n

Oleh karenanya, kaum Musyabbihah ini adalah kaum yang sangat kaku dan keras kepala dalam memegang teguh zhahir teks-teks Mutasy\u00e2bih\u00e2t dan sangat \u201calergi\u201d terhadap takwil. Bahkan mereka mengatakan: \u201cal-Mu\u2019aw-wil Mu\u2019ath-thil\u201d; artinya seorang yang melakukan takwil sama saja dengan mengingkari sifat-sifat Allah. Na\u2019\u00fbdzu Bill\u00e2h.<\/p>\n

Dengan hanya hadits shahih di atas, cukup bagi kita untuk menegaskan bahwa membagi tauhid kepada tiga bagian di atas adalah bid\u2019ah batil yang dikreasi oleh orang-orang yang mengaku memerangi bid\u2019ah yang sebenarnya mereka sendiri ahli bid\u2019ah.<\/p>\n

Bagaimana mereka tidak disebut sebagai ahli bid\u2019ah, padahal mereka membuat ajaran tauhid yang sama sekali tidak pernah dikenal oleh orang-orang Islam?! Di mana logika mereka, ketika mereka mengatakan bahwa tauhid Uluhiyyah saja tidak cukup, tetapi juga harus dengan pengakuan tauhid Rububiyyah?! Bukankah ini berarti menyalahi hadits Rasulullah di atas?!<\/p>\n

Dalam hadits di atas sangat jelas memberikan pemahaman kepada kita bahwa seorang yang mengakui \u201dL\u00e2 Il\u00e2ha Illall\u00e2h\u201d ditambah dengan pengakuan kerasulan Nabi Muhammad maka cukup bagi orang tersebut untuk dihukumi sebagai orang Islam. Dan ajaran inilah yang telah dipraktekan oleh Rasulullah ketika beliau masih hidup.<\/p>\n

Apabila ada seorang kafir bersaksi dengan \u201dL\u00e2 Il\u00e2ha Illall\u00e2h\u201d dan \u201dMuhammad Ras\u00fblull\u00e2h\u201d maka oleh Rasulullah orang tersebut dihukumi sebagai seorang muslim yang beriman. Kemudian Rasulullah memerintahkan kepadanya untuk melaksanakan shalat sebelum memerintahkan kewajiban-kewajiban lainnya; sebagaimana hal ini diriwayatkan dalam sebuah hadits oleh al-Im\u00e2m al-Bayhaqi dalam Kit\u00e2b al-I\u2019tiq\u00e2d.<\/p>\n

Sementara kaum Musyabbihah di atas membuat ajaran baru; mengatakan bahwa tauhid Uluhiyyah saja tidak cukup, ini sangat nyata telah menyalahi apa yang telah diajarkan oleh Rasulullah. Mereka tidak paham bahwa \u201dUluhiyyah\u201d itu sama saja dengan \u201dRububiyyah\u201d, bahwa \u201dIl\u00e2h\u201d itu sama saja artinya dengan \u201dRabb\u201d.<\/p>\n

Kemudian kita katakan pula kepada mereka; Di dalam banyak hadits diriwayatkan bahwa di antara pertanyaan dua Malaikat; Munkar dan Nakir yang ditugaskan untuk bertanya kepada ahli kubur adalah: \u201dMan Rabbuka?\u201d. Tidak bertanya dengan \u201dMan Rabbuka?\u201d lalu diikutkan dengan \u201dMan Ilahuka?\u201d. Lalu seorang mukmin ketika menjawab pertanyaan dua Malaikat tersebut cukup dengan hanya berkata \u201dAll\u00e2h Rabbi\u201d, tidak harus diikutkan dengan \u201dAll\u00e2h Il\u00e2hi\u201d. Malaikat Munkar dan Nakir tidak membantah jawaban orang mukmin tersebut dengan mengatakan: \u201dKamu hanya mentauhidkan tauhid Rububiyyah saja, kamu tidak mentauhidkan tauhid Uluhiyyah !\u201d.<\/p>\n

Inilah pemahaman yang dimaksud dalam hadits Nabi tentang pertanyaan dua Malaikat dan jawaban seorang mukmin dikuburnya kelak. Dengan demikian kata \u201dRabb\u201d sama saja dengan kata \u201dIl\u00e2h\u201d, demikian pula \u201d tauhid Uluhiyyah \u201d sama saja dengan \u201dtauhid Rub\u00fbbiyyah\u201d.<\/p>\n

Dalam kitab Mishb\u00e2h al-An\u00e2m, pada pasal ke dua, karya al-Im\u00e2m Alawi ibn Ahmad al-Haddad, tertulis sebagai berikut:<\/p>\n

\u201dTauhid Uluhiyyah masuk dalam pengertian tauhid Rububiyyah dengan dalil bahwa Allah telah mengambil janji (al-M\u00eets\u00e2q) dari seluruh manusia anak cucu Adam dengan firman-Nya \u201dAlastu Bi Rabbikum?\u201d<\/p>\n

Ayat ini tidak kemudian diikutkan dengan \u201dAlastu Bi Il\u00e2hikum?\u201d Artinya; Allah mencukupkannya dengan tauhid Rububiyyah, karena sesungguhya sudah secara otomatis bahwa seorang yang mengakui \u201dRub\u00fbbiyyah\u201d bagi Allah maka berarti ia juga mengakui \u201dUl\u00fbhiyyah\u201d bagi-Nya. Karena makna \u201dRabb\u201d itu sama dengan makna \u201dIl\u00e2h\u201d.<\/p>\n

Dan karena itu pula dalam hadits diriwayatkan bahwa dua Malaikat di kubur kelak akan bertanya dengan mengatakan \u201dMan Rabbuka?\u201d, tidak kemudian ditambahkan dengan \u201dMan Il\u00e2huka?\u201d. Dengan demikian sangat jelas bahwa makna tauhid Rub\u00fbbiyyah tercakup dalam makna tauhid Uluhiyyah.<\/p>\n

Di antara yang sangat mengherankan dan sangat aneh adalah perkataan sebagian pendusta besar terhadap seorang ahli tauhid; yang bersaksi \u201dL\u00e2 Il\u00e2ha Illall\u00e2h, Muhammad Rasulullah\u201d, dan seorang mukmin muslim ahli kiblat, namun pendusta tersebut berkata kepadanya: \u201dKamu tidak mengenal tahuid. Tauhid itu terbagi dua; tauhid Rububiyyah dan tauhid Uluhiyyah.<\/p>\n

Tauhid Rububiyyah adalah tauhid yang telah diakui oleh oleh orang-orang kafir dan orang-orang musyrik. Sementara tauhid Uluhiyyah adalah adalah tauhid murni yang diakui oleh orang-orang Islam. Tauhid Uluhiyyah inilah yang menjadikan dirimu masuk di dalam agama Islam. Adapun tauhid Rububiyyah saja tidak cukup\u201d.<\/p>\n

Ini adalah perkataan orang sesat yang sangat aneh. Bagaimana ia mengatakan bahwa orang-orang kafir dan orang-orang musyrik sebagai ahli tauhid ?!<\/p>\n

Jika benar mereka sebagai ahli tauhid tentunya mereka akan dikeluarkan dari neraka kelak, tidak akan menetap di sana selamanya, karena tidak ada seorangpun ahli tauhid yang akan menetap di daam neraka tersebut sebagaimana telah diriwayatkan dalam banyak hadits shahih.<\/p>\n

Adakah kalian pernah mendengar di dalam hadits atau dalam riwayat perjalanan hidup Rasulullah bahwa apa bila datang kepada beliau orang-orang kafir Arab yang hendak masuk Islam lalu Rasulullah merinci dan menjelaskan kepada mereka pembagian tauhid kepada tauhid Uluhiyyah dan tauhid Rububiyyah?! Dari mana mereka mendatangkan dusta dan bohong besar terhadap Allah dan Rasul-Nya ini?!<\/p>\n

Padahal sesungguhnya seorang yang telah mentauhidkan \u201dRabb\u201d maka berarti ia telah mentauhidkan \u201dIl\u00e2h\u201d, dan seorang yang telah memusyrikkan \u201dRabb\u201d maka ia juga berarti telah memusyrikan \u201dIl\u00e2h\u201d.<\/p>\n

Bagi seluruh orang Islam sudah pasti berkeyakinan bahwa tidak ada yang berhak disembah oleh mereka kecuali \u201dRabb\u201d yang juga \u201dIl\u00e2h\u201d mereka. Maka ketika mereka berkata \u201dL\u00e2 Il\u00e2ha Illall\u00e2h\u201d; bahwa hanya Allah Rabb mereka yang berhak disembah; artinya mereka menafikan Uluhiyyah dari selain Rabb mereka, sebagaimana mereka menafikan Rub\u00fbbiyyah dari selain Il\u00e2h mereka. Mereka menetapkan ke-Esa-an bagi Rabb yang juga Il\u00e2h mereka pada Dzat-Nya, Sifat-sifat-Nya, dan pada segala perbuatan-Nya; artinya tidak ada keserupaan bagi-Nya secara mutlak dari berbagai segi\u201d.<\/p>\n

(Masalah): Para ahli bid\u2019ah dari kaum Musyabbihah biasanya berkata: \u201dSesungguhnya para Rasul diutus oleh Allah adalah untuk berdakwah kepada umatnya terhadap tauhid Uluhiyyah; yaitu agar mereka mengakui bahwa hanya Allah yang berhak disembah.<\/p>\n

Adapun tauhid Rububiyyah; yaitu keyakinan bahwa Allah adalah Tuhan seluruh alam ini, dan bahwa Allah adalah yang mengurus segala peristiwa yang terjadi pada alam ini, maka tauhid ini tidak disalahi oleh seorang-pun dari seluruh manusia, baik orang-orang musyrik maupun orang-orang kafir, dengan dalil firman Allah dalam QS. Luqman:<\/p>\n

\u0648\u064e\u0644\u064e\u0626\u0650\u0646 \u0633\u064e\u0623\u064e\u0644\u0652\u062a\u064e\u0647\u064f\u0645 \u0645\u0651\u064e\u0646\u0652 \u062e\u064e\u0644\u064e\u0642\u064e \u0627\u0644\u0633\u0651\u064e\u0645\u064e\u0627\u0648\u064e\u0627\u062a\u0650 \u0648\u064e\u0627\u0652\u0644\u0623\u064e\u0631\u0652\u0636\u0650 \u0644\u064e\u064a\u064e\u0642\u064f\u0648\u0644\u064e\u0646\u0651\u064e \u0627\u0644\u0644\u0647\u064f (\u0644\u0642\u0645\u0627\u0646: 25)<\/strong><\/p>\n

\u201cDan jika engkau bertanya kepada mereka siapakah yang menciptakan seluruh lapisan langit dan bumi? Maka mereka benar-benar akan menjawab: \u201cAllah\u201d (QS. Luqman: 25)<\/p>\n

(Jawab): Perkataan mereka ini murni sebagai kebatilan belaka. Bagaimana mereka berkata bahwa seluruh orang-orang kafir dan orang-orang musyrik sama dengan orang-orang mukmin dalam tauhid Rububiyyah ?! Adapun pengertian ayat di atas bahwa orang-orang kafir mengakui Allah sebagai Pencipta langit dan bumi adalah pengakuan yang hanya di lidah saja, bukan artinya bahwa mereka sebagai orang-orang ahli tauhid; yang mengesakan Allah dan mengakui bahwa hanya Allah yang berhak disembah.<\/p>\n

Terbukti bahwa mereka menyekutukan Allah, mengakui adanya tuhan yang berhak disembah kepada selain Allah. Mana logikanya jika orang-orang musyrik disebut sebagai ahli tauhid ?!<\/p>\n

Rasulullah tidak pernah berkata kepada seorang kafir yang hendak masuk Islam bahwa di dalam Islam terdapat dua tauhid; Tauhid Uluhiyyah dan Tauhid Rububiyyah ! Rasulullah tidak pernah berkata kepada seorang kafir yang hendak masuk Islam bahwa tidak cukup baginya untuk menjadi seorang muslim hanya bertauhid Rub\u00fbbiyyah saja, tapi juga harus ber- tauhid Uluhiyyah !<\/p>\n

Oleh karena itu di dalam al-Qur\u2019an Allah berfirman tentang perkataan Nabi Yusuf saat mengajak dua orang di dalam penjara untuk mentauhidkan Allah:<\/p>\n

\u0623\u064e\u0623\u064e\u0631\u0652\u0628\u064e\u0627\u0628\u064c \u0645\u064f\u062a\u064e\u0641\u064e\u0631\u0651\u0642\u064f\u0648\u0652\u0646\u064e \u062e\u064e\u064a\u0652\u0631\u064c \u0623\u0645\u0650 \u0627\u0644\u0644\u0647\u064f \u0627\u0644\u0652\u0648\u064e\u0627\u062d\u0650\u062f\u064f \u0627\u0644\u0652\u0642\u064e\u0647\u0651\u0627\u0631 (\u064a\u0648\u0633\u0641: 39<\/strong><\/p>\n

\u201dAdakah rabb-rabb yang bermacam-macam tersebut lebih baik ataukah Allah (yang lebih baik) yang tidak ada sekutu bagi-Nya dan yang maha menguasai?!\u201d (QS. Yusuf: 39).<\/p>\n

Dalam ayat ini Nabi Yusuf menetapkan kepada mereka bahwa hanya Allah sebagai Rabb yang berhak disembah.<\/p>\n

Perkataan kaum Musyabbihah dalam membagi tauhid kepada dua bagian, dan bahwa tauhid Uluhiyyah (Il\u00e2h) adalah pengakuan hanya Allah saja yang berhak disembah adalah pembagian batil yang menyesatkan, karena tauhid Rububiyyah adalah juga pengakuan bahwa hanya Allah yang berhak disembah, sebagaimana yang dimaksud oleh ayat di atas.<\/p>\n

Dengan demikian Allah adalah Rabb yang berhak disembah, dan juga Allah adalah Il\u00e2h yang berhak disembah. Kata \u201cRabb\u201d dan kata \u201cIl\u00e2h\u201d adalah kata yang memiliki kandungan makna yang sama sebagaimana telah dinyatakan oleh al-Im\u00e2m Abdullah ibn Alawi al-Haddad di atas.<\/p>\n

Dalam majalah Nur al-Isl\u00e2m, majalah ilmiah bulanan yang diterbitkan oleh para Masy\u00e2yikh al-Azhar asy-Syarif Cairo Mesir, terbitan tahun 1352 H, terdapat tulisan yang sangat baik dengan judul \u201cKritik atas pembagian tauhid kepada Tauhid Uluhiyyah dan Tauhid Rububiyyah\u201d yang telah ditulis oleh asy-Syaikh al-Azhar al-\u2018Allam\u00e2h Yusuf ad-Dajwi al-Azhari (w 1365 H), sebagai berikut:<\/p>\n

\u201cSesungguhnya pembagian tauhid kepada tauhid Uluhiyyah dan Rububiyyah adalah pembagian yang tidak pernah dikenal oleh siapapun sebelum Ibn Taimiyah. Artinya, ini adalah bid\u2019ah sesat yang telah ia munculkannya.<\/p>\n

Di samping perkara bid\u2019ah, pembagian ini juga sangat tidak masuk akal; sebagaimana engkau akan lihat dalam tulisan ini. Dahulu, bila ada seseorang yang hendak masuk Islam, Rasulullah tidak mengatakan kepadanya bahwa tauhid ada dua macam.<\/p>\n

Rasulullah tidak pernah mengatakan bahwa engkau tidak menjadi muslim hingga bertauhid dengan tauhid Uluhiyyah (selain tauhid Rububiyyah), bahkan memberikan isyarat tentang pembagian tauhid ini, walau dengan hanya satu kata saja, sama sekali tidak pernah dilakukan oleh Rasulullah.<\/p>\n

Demikian pula hal ini tidak pernah didengar dari pernyataan ulama Salaf; yang padahal kaum Musyabbihah sekarang yang membagi-bagi tauhid kepada tauhid Uluhiyyah dan tauhid Rububiyyah tersebut mengaku-aku sebagai pengikut ulama Salaf. Sama sekali pembagian tauhid ini tidak memiliki arti. Adapun firman Allah:<\/p>\n

\u0648\u064e\u0644\u064e\u0626\u0650\u0646 \u0633\u064e\u0623\u064e\u0644\u0652\u062a\u064e\u0647\u064f\u0645 \u0645\u0651\u064e\u0646\u0652 \u062e\u064e\u0644\u064e\u0642\u064e \u0627\u0644\u0633\u0651\u064e\u0645\u064e\u0627\u0648\u064e\u0627\u062a\u0650 \u0648\u064e\u0627\u0652\u0644\u0623\u064e\u0631\u0652\u0636\u0650 \u0644\u064e\u064a\u064e\u0642\u064f\u0648\u0644\u064e\u0646\u0651\u064e \u0627\u0644\u0644\u0647\u064f (\u0644\u0642\u0645\u0627\u0646: 25)<\/strong><\/p>\n

\u201cDan jika engkau bertanya kepada mereka siapakah yang menciptakan seluruh lapisan langit dan bumi? Maka mereka benar-benar akan menjawab: \u201cAllah\u201d (QS. Luqman: 25)<\/p>\n

Ayat ini menceritakan perkataan orang-orang kafir yang mereka katakan hanya di dalam mulut saja, tidak keluar dari hati mereka. Mereka berkata demikian itu karena terdesak tidak memiliki jawaban apapun untuk membantah dalil-dalil kuat dan argumen-argumen yang sangat nyata (bahwa hanya Allah yang berhak disembah).<\/p>\n

Bahkan, apa yang mereka katakan tersebut (pengakuan ketuhanan Allah) \u201dsecuil\u201d-pun tidak ada di dalam hati mereka, dengan bukti bahwa pada saat yang sama mereka berkata dengan ucapan-ucapan yang menunjukan kedustaan mereka sendiri.<\/p>\n

Lihat, bukankah mereka menetapkan bahwa penciptaan manfaat dan bahaya bukan dari Allah?! Benar, mereka adalah orang-orang yang tidak mengenal Allah. Dari mulai perkara-perkara sepele hingga peristiwa-peristiwa besar mereka yakini bukan dari Allah, bagaimana mungkin mereka mentauhidkan-Nya?! Lihat misalkan firman Allah tentang orang-orang kafir yang berkata kepada Nabi Hud:<\/p>\n

\u0625\u0650\u0646 \u0646\u0651\u064e\u0642\u064f\u0648\u0644\u064f \u0625\u0650\u0644\u0627\u0651\u064e \u0627\u0639\u0652\u062a\u064e\u0631\u064e\u0627\u0643\u064e \u0628\u064e\u0639\u0652\u0636\u064f \u0621\u064e\u0627\u0644\u0650\u0647\u064e\u062a\u0650\u0646\u064e\u0627 \u0628\u0650\u0633\u064f\u0648\u0621\u064d (\u0647\u0648\u062f: 54)<\/strong><\/p>\n

\u201dKami katakan bahwa tidak lain engkau telah diberi keburukan atau dicelakakan oleh sebagian tuhan kami\u201d (QS. Hud: 54).<\/p>\n

Sementara Ibn Taimiyah berkata bahwa dalam keyakinan orang-orang musyrik tentang sesembahan-sesembahan mereka tersebut tidak memberikan manfaat dan bahaya sedikit-pun. Dari mana Ibn Taimiyah berkata semacam ini?! Bukankah ini berarti ia membangkang kepada apa yang telah difirmankah Allah?! Anda lihat lagi ayat lainnya dari firman Allah tentang perkataan-perkataan orang kafir tersebut:<\/p>\n

\u0648\u064e\u062c\u064e\u0639\u064e\u0644\u064f\u0648\u0627 \u0644\u0644\u0647\u0650 \u0645\u0650\u0645\u0651\u064e\u0627 \u0630\u064e\u0631\u064e\u0623\u064e \u0645\u0650\u0646\u064e \u0627\u0644\u0652\u062d\u064e\u0631\u0652\u062b\u0650 \u0648\u064e\u0627\u0652\u0644\u0623\u064e\u0646\u0652\u0639\u064e\u0627\u0645\u0650 \u0646\u064e\u0635\u0650\u064a\u0628\u064b\u0627 \u0641\u064e\u0642\u064e\u0627\u0644\u064f\u0648\u0627 \u0647\u064e\u0630\u064e\u0627 \u0644\u0644\u0647\u0650 \u0628\u0650\u0632\u064e\u0639\u0652\u0645\u0650\u0647\u0650\u0645\u0652 \u0648\u064e\u0647\u064e\u0630\u064e\u0627 \u0644\u0650\u0634\u064f\u0631\u064e\u0643\u064e\u0622\u0626\u0650\u0646\u064e\u0627 \u0641\u064e\u0645\u064e\u0627\u0643\u064e\u0627\u0646\u064e \u0644\u0650\u0634\u064f\u0631\u064e\u0643\u064e\u0622\u0626\u0650\u0647\u0650\u0645\u0652 \u0641\u064e\u0644\u0627\u064e\u064a\u064e\u0635\u0650\u0644\u064f \u0625\u0650\u0644\u064e\u0649 \u0627\u0644\u0644\u0647\u0650 \u0648\u064e\u0645\u064e\u0627\u0643\u064e\u0627\u0646\u064e \u0644\u0644\u0647\u0650 \u0641\u064e\u0647\u064f\u0648\u064e \u064a\u064e\u0635\u0650\u0644\u064f \u0625\u0650\u0644\u064e\u0649 \u0634\u064f\u0631\u064e\u0643\u064e\u0622\u0626\u0650\u0647\u0650\u0645\u0652 (\u0627\u0644\u0623\u0646\u0639\u0627\u0645: 136)<\/strong><\/p>\n

\u201dLalu mereka berkata sesuai dengan prasangka mereka: \u201dIni untuk Allah dan ini untuk berhala-berhala kami\u201d. Maka sajian-sajian yang diperuntukan bagi berhala-berhala mereka tidak sampai kepada Allah; dan saji-sajian yang diperuntukan bagi Allah maka sajian-sajian tersebut sampai kepada berhala mereka\u201d (QS. al-An\u2019am: 136).<\/p>\n

Lihat, dalam ayat ini orang-orang musyrik tersebut mendahulukan sesembahan-sesembahan mereka atas Allah dalam perkara-perkara sepele.<\/p>\n

Kemudian lihat lagi ayat lainnya tentang keyakinan orang-orang musyrik, Allah berkata kepada mereka:<\/p>\n

\u0648 \u064e\u0645\u064e\u0627\u0646\u064e\u0631\u064e\u0649 \u0645\u064e\u0639\u064e\u0643\u064f\u0645\u0652 \u0634\u064f\u0641\u064e\u0639\u064e\u0622\u0621\u064e\u0643\u064f\u0645\u064f \u0627\u0644\u0651\u064e\u0630\u0650\u064a\u0646\u064e \u0632\u064e\u0639\u064e\u0645\u0652\u062a\u064f\u0645\u0652 \u0623\u064e\u0646\u0651\u064e\u0647\u064f\u0645\u0652 \u0641\u0650\u064a\u0643\u064f\u0645\u0652 \u0634\u064f\u0631\u064e\u0643\u064e\u0627\u0624\u064f\u0627 (\u0627\u0644\u0623\u0646\u0639\u0627\u0645: 94)<\/strong><\/p>\n

\u201dDan Kami tidak melihat bersama kalian para pemberi syafa\u2019at bagi kalian (sesembahan\/berhala) yang kamu anggap bahwa mereka itu sekutu-sekutu tuhan di antara kamu\u201d (QS. al-An\u2019am: 94).<\/p>\n

Dalam ayat ini dengan sangat nyata bahwa orang-orang kafir tersebut berkeyakinan bahwa sesembahan-sesembahan mereka memberikan mafa\u2019at kepada mereka. Itulah sebabnya mengapa mereka mengagung-agungkan berhala-berhala tersebut.<\/p>\n

Lihat, apa yang dikatakan Abu Sufyan; \u201ddedengkot\u201d orang-orang musyrik di saat perang Uhud, ia berteriak: \u201dU\u2019lu Hubal\u201d (maha agung Hubal), (Hubal adalah salah satu berhala terbesar mereka). Lalu Rasulullah menjawab teriakan Abu Sufyan: \u201dAll\u00e2h A\u2019l\u00e2 Wa Ajall\u201d (Allah lebih tinggi derajat-Nya dan lebih Maha Agung).<\/p>\n

Anda pahami teks-teks ini semua maka anda akan paham sejauh mana kesesatan mereka yang membagi tauhid kepada dua bagian tersebut! Dan anda akan paham siapa sesungguhnya Ibn Taimiyah yang telah menyamakan antara orang-orang Islam ahli tauhid dengan orang-orang musyrik para penyembah berhala tersebut, yang menurutnya mereka semua sama dalam tauhid Rububiyyah !\u201d Wallahu A’lam.<\/p>\n

Source: Elhooda<\/a><\/em><\/p>\n","protected":false},"excerpt":{"rendered":"

Pecihitam.org – Artikel ini mencoba membongkar kesesatan (bid\u2019ah aqidah) ajaran Wahabi yang membagi Tauhid kepada 3 bagian: tauhid uluhiyyah, tauhid rububiyyah, dan tauhid asma wa sifat. Aqidah rekayasa mereka ini adalah Bid\u2019ah Sesat. Umat Islam sudah waktunya mengetahui pemahaman tauhid yang diajarkan Allah dan Rasul-NYA Muhammad Saw. Di artikel ini akan dibuktikan bahwa pembagian tauhid […]<\/p>\n","protected":false},"author":1,"featured_media":1200,"comment_status":"open","ping_status":"open","sticky":false,"template":"","format":"standard","meta":{"footnotes":""},"categories":[2030],"tags":[450,1025,1023,1024],"yoast_head":"\nPENTING!!! Membagi Tauhid Menjadi 3 Bukanlah Ajaran Islam Ahlussunnah wal Jamaah - Pecihitam.org<\/title>\n<meta name=\"description\" content=\"Wahabi yang membagi Tauhid kepada 3 bagian: tauhid uluhiyyah, tauhid rububiyyah, dan tauhid asma wa sifat. Aqidah rekayasa mereka ini adalah Bid\u2019ah Sesat\" \/>\n<meta name=\"robots\" content=\"index, follow, max-snippet:-1, max-image-preview:large, max-video-preview:-1\" \/>\n<link rel=\"canonical\" href=\"https:\/\/www.pecihitam.org\/penting-membagi-tauhid-menjadi-3-bukanlah-ajaran-islam-ahlussunnah-wal-jamaah\/\" \/>\n<meta property=\"og:locale\" content=\"en_US\" \/>\n<meta property=\"og:type\" content=\"article\" \/>\n<meta property=\"og:title\" content=\"PENTING!!! Membagi Tauhid Menjadi 3 Bukanlah Ajaran Islam Ahlussunnah wal Jamaah - Pecihitam.org\" \/>\n<meta property=\"og:description\" content=\"Wahabi yang membagi Tauhid kepada 3 bagian: tauhid uluhiyyah, tauhid rububiyyah, dan tauhid asma wa sifat. Aqidah rekayasa mereka ini adalah Bid\u2019ah Sesat\" \/>\n<meta property=\"og:url\" content=\"https:\/\/www.pecihitam.org\/penting-membagi-tauhid-menjadi-3-bukanlah-ajaran-islam-ahlussunnah-wal-jamaah\/\" \/>\n<meta property=\"og:site_name\" content=\"Pecihitam.org\" \/>\n<meta property=\"article:publisher\" content=\"https:\/\/www.facebook.com\/newpecihitam\/\" \/>\n<meta property=\"article:author\" content=\"https:\/\/www.facebook.com\/newpecihitam\/\" \/>\n<meta property=\"article:published_time\" content=\"2017-11-27T07:49:12+00:00\" \/>\n<meta property=\"article:modified_time\" content=\"2019-09-07T12:31:13+00:00\" \/>\n<meta property=\"og:image\" content=\"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2017\/11\/tauhid.png\" \/>\n\t<meta property=\"og:image:width\" content=\"700\" \/>\n\t<meta property=\"og:image:height\" content=\"400\" \/>\n\t<meta property=\"og:image:type\" content=\"image\/png\" \/>\n<meta name=\"author\" content=\"Redaksi\" \/>\n<meta name=\"twitter:card\" content=\"summary_large_image\" \/>\n<meta name=\"twitter:label1\" content=\"Written by\" \/>\n\t<meta name=\"twitter:data1\" content=\"Redaksi\" \/>\n\t<meta name=\"twitter:label2\" content=\"Est. reading time\" \/>\n\t<meta name=\"twitter:data2\" content=\"12 minutes\" \/>\n<script type=\"application\/ld+json\" class=\"yoast-schema-graph\">{\"@context\":\"https:\/\/schema.org\",\"@graph\":[{\"@type\":\"Article\",\"@id\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/penting-membagi-tauhid-menjadi-3-bukanlah-ajaran-islam-ahlussunnah-wal-jamaah\/#article\",\"isPartOf\":{\"@id\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/penting-membagi-tauhid-menjadi-3-bukanlah-ajaran-islam-ahlussunnah-wal-jamaah\/\"},\"author\":{\"name\":\"Redaksi\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/ff3b58d5b39ab10ea20e402be7d60fac\"},\"headline\":\"PENTING!!! Membagi Tauhid Menjadi 3 Bukanlah Ajaran Islam Ahlussunnah wal Jamaah\",\"datePublished\":\"2017-11-27T07:49:12+00:00\",\"dateModified\":\"2019-09-07T12:31:13+00:00\",\"mainEntityOfPage\":{\"@id\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/penting-membagi-tauhid-menjadi-3-bukanlah-ajaran-islam-ahlussunnah-wal-jamaah\/\"},\"wordCount\":2460,\"commentCount\":0,\"publisher\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#organization\"},\"image\":{\"@id\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/penting-membagi-tauhid-menjadi-3-bukanlah-ajaran-islam-ahlussunnah-wal-jamaah\/#primaryimage\"},\"thumbnailUrl\":\"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2017\/11\/tauhid.png\",\"keywords\":[\"membagi tiga tauhid\",\"tauhid asma wa sifat\",\"tauhid rububiyah\",\"tauhid uluhiyah\"],\"articleSection\":[\"Tauhid\"],\"inLanguage\":\"en-US\",\"potentialAction\":[{\"@type\":\"CommentAction\",\"name\":\"Comment\",\"target\":[\"https:\/\/www.pecihitam.org\/penting-membagi-tauhid-menjadi-3-bukanlah-ajaran-islam-ahlussunnah-wal-jamaah\/#respond\"]}]},{\"@type\":\"WebPage\",\"@id\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/penting-membagi-tauhid-menjadi-3-bukanlah-ajaran-islam-ahlussunnah-wal-jamaah\/\",\"url\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/penting-membagi-tauhid-menjadi-3-bukanlah-ajaran-islam-ahlussunnah-wal-jamaah\/\",\"name\":\"PENTING!!! Membagi Tauhid Menjadi 3 Bukanlah Ajaran Islam Ahlussunnah wal Jamaah - Pecihitam.org\",\"isPartOf\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#website\"},\"primaryImageOfPage\":{\"@id\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/penting-membagi-tauhid-menjadi-3-bukanlah-ajaran-islam-ahlussunnah-wal-jamaah\/#primaryimage\"},\"image\":{\"@id\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/penting-membagi-tauhid-menjadi-3-bukanlah-ajaran-islam-ahlussunnah-wal-jamaah\/#primaryimage\"},\"thumbnailUrl\":\"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2017\/11\/tauhid.png\",\"datePublished\":\"2017-11-27T07:49:12+00:00\",\"dateModified\":\"2019-09-07T12:31:13+00:00\",\"description\":\"Wahabi yang membagi Tauhid kepada 3 bagian: tauhid uluhiyyah, tauhid rububiyyah, dan tauhid asma wa sifat. Aqidah rekayasa mereka ini adalah Bid\u2019ah Sesat\",\"breadcrumb\":{\"@id\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/penting-membagi-tauhid-menjadi-3-bukanlah-ajaran-islam-ahlussunnah-wal-jamaah\/#breadcrumb\"},\"inLanguage\":\"en-US\",\"potentialAction\":[{\"@type\":\"ReadAction\",\"target\":[\"https:\/\/www.pecihitam.org\/penting-membagi-tauhid-menjadi-3-bukanlah-ajaran-islam-ahlussunnah-wal-jamaah\/\"]}]},{\"@type\":\"ImageObject\",\"inLanguage\":\"en-US\",\"@id\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/penting-membagi-tauhid-menjadi-3-bukanlah-ajaran-islam-ahlussunnah-wal-jamaah\/#primaryimage\",\"url\":\"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2017\/11\/tauhid.png\",\"contentUrl\":\"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2017\/11\/tauhid.png\",\"width\":700,\"height\":400,\"caption\":\"Membagi Tauhid Menjadi 3 Bukanlah Ajaran Islam Ahlussunnah wal Jamaah\"},{\"@type\":\"BreadcrumbList\",\"@id\":\"https:\/\/www.pecihitam.org\/penting-membagi-tauhid-menjadi-3-bukanlah-ajaran-islam-ahlussunnah-wal-jamaah\/#breadcrumb\",\"itemListElement\":[{\"@type\":\"ListItem\",\"position\":1,\"name\":\"Home\",\"item\":\"https:\/\/pecihitam.org\/\"},{\"@type\":\"ListItem\",\"position\":2,\"name\":\"PENTING!!! Membagi Tauhid Menjadi 3 Bukanlah Ajaran Islam Ahlussunnah wal Jamaah\"}]},{\"@type\":\"WebSite\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#website\",\"url\":\"https:\/\/pecihitam.org\/\",\"name\":\"Pecihitam.org\",\"description\":\"Suara Islam Ahlussunnah wal Jamaah\",\"publisher\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#organization\"},\"potentialAction\":[{\"@type\":\"SearchAction\",\"target\":{\"@type\":\"EntryPoint\",\"urlTemplate\":\"https:\/\/pecihitam.org\/?s={search_term_string}\"},\"query-input\":\"required name=search_term_string\"}],\"inLanguage\":\"en-US\"},{\"@type\":\"Organization\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#organization\",\"name\":\"Pecihitam.org\",\"url\":\"https:\/\/pecihitam.org\/\",\"logo\":{\"@type\":\"ImageObject\",\"inLanguage\":\"en-US\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/logo\/image\/\",\"url\":\"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/07\/Logo-Pecihitam.org_.png\",\"contentUrl\":\"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/07\/Logo-Pecihitam.org_.png\",\"width\":2401,\"height\":2401,\"caption\":\"Pecihitam.org\"},\"image\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/logo\/image\/\"},\"sameAs\":[\"https:\/\/www.facebook.com\/newpecihitam\/\",\"https:\/\/www.instagram.com\/pecihitam_org\/\",\"https:\/\/id.pinterest.com\/pecihitam_org\/\",\"https:\/\/www.youtube.com\/channel\/UCVZO49u3U4iibd-X7MmqBcQ\"]},{\"@type\":\"Person\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/ff3b58d5b39ab10ea20e402be7d60fac\",\"name\":\"Redaksi\",\"image\":{\"@type\":\"ImageObject\",\"inLanguage\":\"en-US\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/image\/\",\"url\":\"https:\/\/secure.gravatar.com\/avatar\/6425f4fe249f16a664104ad8a6a65e4f?s=96&r=g\",\"contentUrl\":\"https:\/\/secure.gravatar.com\/avatar\/6425f4fe249f16a664104ad8a6a65e4f?s=96&r=g\",\"caption\":\"Redaksi\"},\"description\":\"Suka Menulis? Silahkan kirimkan tulisan dengan topik seputar Keislaman ke email redaksi di portalpecihitam@gmail.com\",\"sameAs\":[\"https:\/\/toko.pecihitam.org\",\"https:\/\/www.facebook.com\/newpecihitam\/\",\"https:\/\/www.instagram.com\/pecihitam_org\/\"],\"url\":\"https:\/\/pecihitam.org\/author\/newpecihitam\/\"}]}<\/script>\n<!-- \/ Yoast SEO plugin. -->","yoast_head_json":{"title":"PENTING!!! Membagi Tauhid Menjadi 3 Bukanlah Ajaran Islam Ahlussunnah wal Jamaah - Pecihitam.org","description":"Wahabi yang membagi Tauhid kepada 3 bagian: tauhid uluhiyyah, tauhid rububiyyah, dan tauhid asma wa sifat. Aqidah rekayasa mereka ini adalah Bid\u2019ah Sesat","robots":{"index":"index","follow":"follow","max-snippet":"max-snippet:-1","max-image-preview":"max-image-preview:large","max-video-preview":"max-video-preview:-1"},"canonical":"https:\/\/www.pecihitam.org\/penting-membagi-tauhid-menjadi-3-bukanlah-ajaran-islam-ahlussunnah-wal-jamaah\/","og_locale":"en_US","og_type":"article","og_title":"PENTING!!! Membagi Tauhid Menjadi 3 Bukanlah Ajaran Islam Ahlussunnah wal Jamaah - Pecihitam.org","og_description":"Wahabi yang membagi Tauhid kepada 3 bagian: tauhid uluhiyyah, tauhid rububiyyah, dan tauhid asma wa sifat. Aqidah rekayasa mereka ini adalah Bid\u2019ah Sesat","og_url":"https:\/\/www.pecihitam.org\/penting-membagi-tauhid-menjadi-3-bukanlah-ajaran-islam-ahlussunnah-wal-jamaah\/","og_site_name":"Pecihitam.org","article_publisher":"https:\/\/www.facebook.com\/newpecihitam\/","article_author":"https:\/\/www.facebook.com\/newpecihitam\/","article_published_time":"2017-11-27T07:49:12+00:00","article_modified_time":"2019-09-07T12:31:13+00:00","og_image":[{"width":700,"height":400,"url":"https:\/\/www.pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2017\/11\/tauhid.png","type":"image\/png"}],"author":"Redaksi","twitter_card":"summary_large_image","twitter_misc":{"Written by":"Redaksi","Est. reading time":"12 minutes"},"schema":{"@context":"https:\/\/schema.org","@graph":[{"@type":"Article","@id":"https:\/\/www.pecihitam.org\/penting-membagi-tauhid-menjadi-3-bukanlah-ajaran-islam-ahlussunnah-wal-jamaah\/#article","isPartOf":{"@id":"https:\/\/www.pecihitam.org\/penting-membagi-tauhid-menjadi-3-bukanlah-ajaran-islam-ahlussunnah-wal-jamaah\/"},"author":{"name":"Redaksi","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/ff3b58d5b39ab10ea20e402be7d60fac"},"headline":"PENTING!!! Membagi Tauhid Menjadi 3 Bukanlah Ajaran Islam Ahlussunnah wal Jamaah","datePublished":"2017-11-27T07:49:12+00:00","dateModified":"2019-09-07T12:31:13+00:00","mainEntityOfPage":{"@id":"https:\/\/www.pecihitam.org\/penting-membagi-tauhid-menjadi-3-bukanlah-ajaran-islam-ahlussunnah-wal-jamaah\/"},"wordCount":2460,"commentCount":0,"publisher":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#organization"},"image":{"@id":"https:\/\/www.pecihitam.org\/penting-membagi-tauhid-menjadi-3-bukanlah-ajaran-islam-ahlussunnah-wal-jamaah\/#primaryimage"},"thumbnailUrl":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2017\/11\/tauhid.png","keywords":["membagi tiga tauhid","tauhid asma wa sifat","tauhid rububiyah","tauhid uluhiyah"],"articleSection":["Tauhid"],"inLanguage":"en-US","potentialAction":[{"@type":"CommentAction","name":"Comment","target":["https:\/\/www.pecihitam.org\/penting-membagi-tauhid-menjadi-3-bukanlah-ajaran-islam-ahlussunnah-wal-jamaah\/#respond"]}]},{"@type":"WebPage","@id":"https:\/\/www.pecihitam.org\/penting-membagi-tauhid-menjadi-3-bukanlah-ajaran-islam-ahlussunnah-wal-jamaah\/","url":"https:\/\/www.pecihitam.org\/penting-membagi-tauhid-menjadi-3-bukanlah-ajaran-islam-ahlussunnah-wal-jamaah\/","name":"PENTING!!! Membagi Tauhid Menjadi 3 Bukanlah Ajaran Islam Ahlussunnah wal Jamaah - Pecihitam.org","isPartOf":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#website"},"primaryImageOfPage":{"@id":"https:\/\/www.pecihitam.org\/penting-membagi-tauhid-menjadi-3-bukanlah-ajaran-islam-ahlussunnah-wal-jamaah\/#primaryimage"},"image":{"@id":"https:\/\/www.pecihitam.org\/penting-membagi-tauhid-menjadi-3-bukanlah-ajaran-islam-ahlussunnah-wal-jamaah\/#primaryimage"},"thumbnailUrl":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2017\/11\/tauhid.png","datePublished":"2017-11-27T07:49:12+00:00","dateModified":"2019-09-07T12:31:13+00:00","description":"Wahabi yang membagi Tauhid kepada 3 bagian: tauhid uluhiyyah, tauhid rububiyyah, dan tauhid asma wa sifat. Aqidah rekayasa mereka ini adalah Bid\u2019ah Sesat","breadcrumb":{"@id":"https:\/\/www.pecihitam.org\/penting-membagi-tauhid-menjadi-3-bukanlah-ajaran-islam-ahlussunnah-wal-jamaah\/#breadcrumb"},"inLanguage":"en-US","potentialAction":[{"@type":"ReadAction","target":["https:\/\/www.pecihitam.org\/penting-membagi-tauhid-menjadi-3-bukanlah-ajaran-islam-ahlussunnah-wal-jamaah\/"]}]},{"@type":"ImageObject","inLanguage":"en-US","@id":"https:\/\/www.pecihitam.org\/penting-membagi-tauhid-menjadi-3-bukanlah-ajaran-islam-ahlussunnah-wal-jamaah\/#primaryimage","url":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2017\/11\/tauhid.png","contentUrl":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2017\/11\/tauhid.png","width":700,"height":400,"caption":"Membagi Tauhid Menjadi 3 Bukanlah Ajaran Islam Ahlussunnah wal Jamaah"},{"@type":"BreadcrumbList","@id":"https:\/\/www.pecihitam.org\/penting-membagi-tauhid-menjadi-3-bukanlah-ajaran-islam-ahlussunnah-wal-jamaah\/#breadcrumb","itemListElement":[{"@type":"ListItem","position":1,"name":"Home","item":"https:\/\/pecihitam.org\/"},{"@type":"ListItem","position":2,"name":"PENTING!!! Membagi Tauhid Menjadi 3 Bukanlah Ajaran Islam Ahlussunnah wal Jamaah"}]},{"@type":"WebSite","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#website","url":"https:\/\/pecihitam.org\/","name":"Pecihitam.org","description":"Suara Islam Ahlussunnah wal Jamaah","publisher":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#organization"},"potentialAction":[{"@type":"SearchAction","target":{"@type":"EntryPoint","urlTemplate":"https:\/\/pecihitam.org\/?s={search_term_string}"},"query-input":"required name=search_term_string"}],"inLanguage":"en-US"},{"@type":"Organization","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#organization","name":"Pecihitam.org","url":"https:\/\/pecihitam.org\/","logo":{"@type":"ImageObject","inLanguage":"en-US","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/logo\/image\/","url":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/07\/Logo-Pecihitam.org_.png","contentUrl":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/07\/Logo-Pecihitam.org_.png","width":2401,"height":2401,"caption":"Pecihitam.org"},"image":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/logo\/image\/"},"sameAs":["https:\/\/www.facebook.com\/newpecihitam\/","https:\/\/www.instagram.com\/pecihitam_org\/","https:\/\/id.pinterest.com\/pecihitam_org\/","https:\/\/www.youtube.com\/channel\/UCVZO49u3U4iibd-X7MmqBcQ"]},{"@type":"Person","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/ff3b58d5b39ab10ea20e402be7d60fac","name":"Redaksi","image":{"@type":"ImageObject","inLanguage":"en-US","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/image\/","url":"https:\/\/secure.gravatar.com\/avatar\/6425f4fe249f16a664104ad8a6a65e4f?s=96&r=g","contentUrl":"https:\/\/secure.gravatar.com\/avatar\/6425f4fe249f16a664104ad8a6a65e4f?s=96&r=g","caption":"Redaksi"},"description":"Suka Menulis? Silahkan kirimkan tulisan dengan topik seputar Keislaman ke email redaksi di portalpecihitam@gmail.com","sameAs":["https:\/\/toko.pecihitam.org","https:\/\/www.facebook.com\/newpecihitam\/","https:\/\/www.instagram.com\/pecihitam_org\/"],"url":"https:\/\/pecihitam.org\/author\/newpecihitam\/"}]}},"_links":{"self":[{"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/1199"}],"collection":[{"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/posts"}],"about":[{"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/types\/post"}],"author":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/users\/1"}],"replies":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/comments?post=1199"}],"version-history":[{"count":0,"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/1199\/revisions"}],"wp:featuredmedia":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/media\/1200"}],"wp:attachment":[{"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/media?parent=1199"}],"wp:term":[{"taxonomy":"category","embeddable":true,"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/categories?post=1199"},{"taxonomy":"post_tag","embeddable":true,"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/tags?post=1199"}],"curies":[{"name":"wp","href":"https:\/\/api.w.org\/{rel}","templated":true}]}}