Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
{"id":12344,"date":"2019-10-03T11:01:42","date_gmt":"2019-10-03T04:01:42","guid":{"rendered":"https:\/\/pecihitam.org\/?p=12344"},"modified":"2019-10-03T11:01:45","modified_gmt":"2019-10-03T04:01:45","slug":"ngedehem-apakah-membatalkan-shalat-ini-penjelasannya","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/pecihitam.org\/ngedehem-apakah-membatalkan-shalat-ini-penjelasannya\/","title":{"rendered":"“Ngedehem” Apakah Membatalkan Shalat? Ini Penjelasannya"},"content":{"rendered":"\n
Pecihitam.org<\/strong> – Dalam tulisan sebelumnya telah disampaikan bahwa berbicara\/berkata-kata sebanyak 1 huruf yang memberikan makna atau 2 huruf meskipun tidak memberikan makna dapat menyebabkan batalnya shalat seseorang, misalnya nangis yang nampak terdengar dengan bunyi 2 huruf, maka batallah shalatnya.<\/p>\n\n\n\n
Lantas bagaimana dengan \u201cngedehem\u201d (selanjutnya ditulis tanpa tanda kutip), apakah dapat membatalkan shalat? Sebelum berbicara ketentuan hukum, akan sangat baik jika kita pahami dahulu apa yang dimaksud dengan ngedehem Agar lebih memudahkan, definisi ngedehem terbagi ke dalam dua bagian. <\/p>\n\n\n\n
Pertama, ngedehem adalah suara gema yang bersumber dari kerongkongan, seperti suara \u201cekhem\u201d untuk menghilangkan hambatan (dahak dan sejenisnya) saat berbicara. Sebagaimana yang tertera dari kitab Mu\u2019jam Ghanii. Kedua, ngedehem adalah sejenis tertawa, batuk dan bersin. Sebagaimana yang termaktub dalam kitab I\u2019aanah juz 1 halaman 256. Kedua definisi tersebut memiliki konsekuensi tersendiri apabila terjadi\/dilakukan pada saat shalat. Mari kita bahas satu persatu.<\/p>\n\n\n\n
Imam Nawawi menjelaskannya dalam kitab al-Majmuu\u2019 Syarh Muhadzdzab juz 4 halaman 80, yaitu sebagai berikut:<\/p>\n\n\n\n
Artinya: Ngedehem yang kami anggap batal adalah apabila dilakukan tanpa hajat. Adapun jika karena terpaksa\/harus dilakukan, maka ngedehem dalam hal ini mutlak tidak membatalkan shalat. Seperti pada saat membaca surah Fatihah yang apabila tidak ngedehem maka suaranya tidak terdengar (oleh diri sendiri), maka ngedehem tidak masalah dan tidak membatalkan shalat.<\/em><\/p>\n\n\n\n
Berbeda halnya dengan ngedehem pada saat membaca Fatihah yang terdengar oleh diri sendiri namun suaranya tidak keras, maka ini dapat membatalkan shalat karena ngedehem di sini bukanlah udzur. Disebut bukan udzur, karena suara yang tidak keras bukanlah udzur, sehingga sah shalat seseorang meskipun suaranya tidak keras (cukup terdengar oleh diri sendiri).<\/p>\n\n\n\n
Sehingga apabila seorang imam ngedehem (karena suaranya tidak keras) dan nampaklah 2 huruf dari deheman tersebut maka menurut Qadi Husein, Imam Mutawali, Imam al-Baghawi dan ulama lainnya ada 2 pendapat dalam menghukuminya, yaitu pertama wajib mufaraqah (memisahkan diri shalat berjamaah dengan imam tersebut) karena sang imam telah melakukan hal yang membatalkan shalat secara jelas, kedua tetap bermakmum terhadap imam karena keasalannya adalah tetapnya shalat sang imam. Ini dianggap sebagai udzur dan ini pendapat yang shahih.<\/p>\n\n\n\n
Lantas bagaimana dengan ngedehem dalam definisi batuk dan bersin, apakah dapat membatalkan shalat?<\/p>\n\n\n\n