PeciHitam.org<\/strong> \u2013 Perlu kita ketahui bahwasannya tidak semua bid\u2019ah itu dilarang atau berstatus hukum haram. Ada jenis bid\u2019ah yang diperbolehkan yaitu bid\u2019ah hasanah. Bid\u2019ah jenis ini sudah ada sejak jaman para sahabat. Lantas apa saja praktik bid\u2019ah hasanah para sahabat?<\/p>\n Para sahabat sering melakukan perbuatan (baru) yang bisa digolongkan ke dalam bid’ah hasanah atau perbuatan baru yang sifatnya terpuji yang sesuai dengan cakupan sabda Rasulullah SAW:<\/p>\n \u0645\u064e\u0646\u0652 \u0633\u064e\u0646\u0651\u064e \u0641\u0650\u0649 \u0627\u0652\u0644\u0627\u0650\u0633\u0652\u0644\u0627\u064e\u0645\u0650 \u0633\u064f\u0646\u0651\u064e\u0629\u064b \u062d\u064e\u0633\u064e\u0646\u064e\u0629\u064b \u0641\u064e\u0644\u064e\u0647\u064f \u0623\u064e\u062c\u0652\u0631\u064f\u0647\u064e\u0627 \u0648\u064e\u0623\u064e\u062c\u0652\u0631\u064f \u0645\u064e\u0646\u0652 \u0639\u064e\u0645\u0650\u0644\u064e \u0628\u0650\u0647\u064e\u0627 \u0645\u0650\u0646\u0652 \u063a\u064e\u064a\u0652\u0631\u0650 \u0627\u064e\u0646\u0652 \u064a\u064e\u0646\u0652\u0642\u064f\u0635\u064e \u0645\u0650\u0646\u0652 \u0623\u064f\u062c\u064f\u0648\u0652\u0631\u0650\u0647\u0650\u0645\u0652 \u0634\u064e\u064a\u0652\u0626\u064b\u0627<\/strong><\/p>\n Siapa yang memberikan contoh perbuatan baik dalam Islam maka ia akan mendapatkan pahala orang yang turut mengerjakannya dengan tidak mengurangi dari pahala mereka sedikit pun. (HR Muslim)<\/p>\n Oleh karena itu, apa yang dilakukan para sahabat memiliki landasan hukum dalam syariat. Diantara contoh praktik bid\u2019ah hasanah para sahabat itu adalah:<\/p>\n a. Apa yang dilakukan oleh Sayyidina Umar ibn Khattab ketika mengumpulkan semua umat Islam untuk mendirikan shalat tarawih berjamaah. Tatkala Sayyidina Umar melihat orang-orang itu berkumpul untuk shalat tarawih berjamaah, dia berkata: “Sebaik-baik bid’ah adalah ini (shalat tarawih)”.<\/p>\n Ibn Rajar al- Asqalani dalam Fathul Bari ketika menjelaskan pernyataan Sayyidina Umar ibn Khattab “Sebaik-baik bid’ah adalah ini” mengatakan:<\/p>\n “Pada mulanya, bid’ah dipahami sebagai perbuatan yang tidak memiliki contoh sebelumnya. Dalam pengertian syar’i, bid’ah adalah lawan kata dari sunnah. Oleh karena itu, bid’ah itu tercela. Padahal sebenarnya, jika bid’ah itu sesuai dengan syariat maka ia menjadi bid’ah yang terpuji. Sebaliknya, jika bid\u0637ah itu bertentangan dengan syariat, maka ia tercela. Sedangkan jika tidak termasuk ke dalam itu semua, maka hukumnya adalah mubah: boleh-boleh saja dikerjakan. Singkat kata, hukum bid’ah terbagi sesuai dengan lima hukum yang terdapat dalam Islam”.<\/p>\n b. Pembukuan (penyatuan dalam satu kitab\/mushaf) Al-Qur’an pada masa Sayyidina Abu Bakar ash-Shiddiq atas usul Sayyidina Umar ibn Khattab yang kisahnya sangat terkenal.<\/p>\n Dengan demikian, pendapat orang yang mengatakan bahwa segala perbuatan yang tidak pernah dilakukan oleh Rasulullah adalah haram merupakan pendapat yang keliru. Hal ini dikarenakan di antara perbuatan-perbuatan tersebut ada yang jelek secara syariat dan dihukumi sebagai perbuatan yang diharamkan atau dibenci (makruh).<\/p>\n Ada juga yang baik menurut agama dan hukumnya menjadi wajib atau sunat. Jika bukan demikian (tidak baik menurut agama), niscaya apa yang telah dilakukan oleh Abu Bakar dan Umar sebagai\u00admana yang telah dituliskan di atas merupakan perbuatan haram. Dengan demikian, kita bisa mengetahui letak kesalahan pendapat tersebut.<\/p>\n c. Sayyidina Utsman ibn Affan menambah adzan untuk hari Jumat menjadi dua kali. Imam Bukhari meriwatkan kisah tersebut dalam kitab\u00a0Shahih-\u00adnya bahwa penambahan adzan tersebut karena umat Islam semakin banyak. Selain penambahan adzan diatas, Sayyidina Utsman juga memerintahkan untuk mengumandangkan iqamat di atas az-Zawra’, yaitu sebuah bangunan yang berada di pasar Madinah.<\/p>\n Jika demikian, apakah bisa dibenarkan kita mengatakan bahwa Sayyidina Utsman ibn Affan yang melakukan hal tersebut atas persetujuan seluruh sahabat sebagai orang yang berbuat bid’ah dan sesat? Apakah para sahabat yang menyetu\u00adjuinya juga dianggap pelaku bid’ah dan sesat?<\/p>\n