Pecihitam.org<\/strong> – Pada masa keemasan Islam, rakyatnya orang-orang baik. Maka pemimpinnya pun juga merupakan orang baik. Ya, begitulah karakter pemimpin tergantung rakyatnya. Karena rakyatnya seperti Abu Bakar, Umar, Usman, Ali dan sahabat-sahabat kibar lainnya, maka pemimpinnya adalah Nabi Muhammad SAW.<\/p>\n\n\n\n Tentang seperti apa karakter pemimpin tergantung rakyatnya, ada atsar<\/em> dari seorang pembesar tabiin bernama Abu Ishaq yang begitu masyhur hingga kemudian menjadi sebuah kaidah dalam hal kepemimpinan.<\/p>\n\n\n\n \u0643\u0645\u0627 \u062a\u0643\u0648\u0646\u0648\u0627 \u064a\u0648\u0644\u0649 \u0639\u0644\u064a\u0643\u0645<\/strong><\/p>\n\n\n\n Seperti apa kalian, begitulah pemimpin kalian. <\/em><\/p>\n\n\n\n Konon, Khalifah Ali bin Abi Thalib pernah mendapatkan kritik dari kalangan khawarij. Mereka membanding-bandingkan kepemimpinan Ali dan Usman yang menurut mereka banyak kekacauan dengan era Khalifah Abu Bakar dan Umar yang memang lebih aman dan tentram.<\/p>\n\n\n\n Kritikan pedas itu justru menjadi bumerang bagi kaum khawarij<\/a> oposan yang hobinya mengkritik. <\/p>\n\n\n\n “Dulu ketika masa Abu Bakar dan Umar, rakyatnya seperti saya. Sekarang yang menjadi rakyat adalah orang-orang sperti kalian”, jawab Ali menohok.<\/p>\n\n\n\n Jika dilanjutkan jawaban sang babu madinatul ilmi<\/em> (gerbang kota ilmu) itu, kira-kira begini: jadi wajar jika sering terjadi kekacauan, karena rakyatnya seperti kalian<\/em>.<\/p>\n\n\n\n Kita tarik ke kondisi sekarang. Mati-matian kita mengkritik pemerintah tanpa introspeksi diri. Anggota dewan yang terlibat kasus korupsi dihujat sedemikian nista, padahal ketika ada seorang dengan rekam jejak yang bagus pada Pileg, rakyatnya sendiri yang mengabaikan dan lebih memilih yang punya uang untuk membeli suara.<\/p>\n\n\n\n Kalau rakyatnya sendiri mau menerima suap, jangan heran jika para wakil rakyat kelak terlibat suap. Karena pemimpin itu adalah gambaran rakyatnya.<\/p>\n\n\n\n Jangan langsung naik pitam ketika mendengar kabar negara punya hutang. Mungkin hutang itu memang untuk kebutuhan mendesak. Lebih baik introspeksi. Jangan-jangan kulkas, TV, AC atau mobil yang kita miliki masih kreditan. Itu sama artinya dengan ngutang<\/em>. <\/p>\n\n\n\n Kalau kita membaca sejarah. Kita akan benar-benar mendapati bahwa karakter pemimpin tergantung rakyatnya. Misal rakayatnya Hajjaj bin Yusuf.<\/a> Saat mereka berkumpul, obrolan mereka tak jauh dari tentang pembunuhan. <\/p>\n\n\n\n Mereka bercerita tentang siapa yang dibunuh, disalib, dicambuk, dipotong tangannya dan hal berdarah-darah lainnya. Hingga Allah kirim pada mereka seorang pemimpin bernama Hajjaj bin Yusuf yang terkenal bengis, kejam, suka membunuh dan licik.<\/p>\n\n\n\n Lain lagi rakyatnya Al-Walid bin Hisyam. Yang menjadi tema dialog mereka waktu itu melulu berkaitan dengan ekonomi; tentang model-model bangunan; kabar-kabar tentang berbagai perusahaan; tentang berbagai jenis barang-barang terbaru; tentang lahan-lahan pertanian dan obrolan sejenisnya. <\/p>\n\n\n\n Oleh karenanya, Allah kuasakan kepada mereka Al-Walid bin Hisyam, seorang raja yang memiliki banyak sekali perusahaan, pabrik, dan harta benda yang berlimpah.<\/p>\n\n\n\n