PeciHitam.org \u2013 <\/strong>Sebagian dari kita mungkin pernah menanyakan tentang bagaimana hukum makan janin binatang yang ditemukan ketika menyembelih induknya dan bagaimana bila ditemukan janin dalam binatang sembelihan yang sudah berwujud bentuknya.<\/p>\n\n\n\n Berkenaan\ndengan janin binatang ternak yang masih hidup ketika dikeluarkan dari perut\ninduknya yang disembelih, para ulama sepakat bahwa penyembelihan tersebut\nditujukan untuk induknya bukan untuk janin maka jika ingin memakan janin tersebut\nharus dilakukan penyembelihan terhadap janin itu sendiri.<\/p>\n\n\n\n Karena jika\ntidak disembelih maka janin tersebut akan mati menjadi bangkai yang mana haram\nuntuk dimakan, sebagaimana firman Allah SWT yang artinya:<\/p>\n\n\n\n \u201cDiharamkan\nbagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang disembelih\natas nama selain Allah.\u201d (QS al-Maidah 5:3)<\/p>\n\n\n\n Berbeda halnya jika\njanin binatang sembelihan tersebut mati ketika dikeluarkan dari perut induknya\nyang disembelih ada perbedaan pendapat di kalangan ulama tentang kehalalannya.<\/p>\n\n\n\n Imam Abu\nHanifah berpendapat janin tersebut tidak boleh dimakan kecuali jika keluar\ndalam keadaan hidup kemudian disembelih secara syar\u2019i.<\/p>\n\n\n\n Imam Malik\nberpendapat jika janin tersebut sudah berwujud dan sudah tumbuh bulunya maka\nboleh dimakan sedangkan jika belum berwujud maka tidak boleh dimakan.<\/p>\n\n\n\n Jumhur ulama\nseperti Imam Syafi\u2019i, Imam Ahmad, Abu Yusuf, dan Muhammad dari kalangan ulama\nMazhab Hanafi berpendapat jika janin tersebut keluar dari perut induknya yang\ndisembelih secara syar\u2019i dalam keadaan telah mati maka boleh untuk dimakan\nkarena penyembelihan terhadap induknya juga sekaligus merupakan penyembelihan\nterhadap janin yang dikandungnya.<\/p>\n\n\n\n Hal itu sesuai\ndengan hadits Rasulullah SAW yaitu dari Abu Sa\u2019id al-Khudri berkata yang\nartinya:<\/p>\n\n\n\n \u201cSaya bertanya\nkepada Rasulullah SAW tentang janin (binatang ternak), Beliau menjawab: \u2018Makanlah\njika kalian mau\u2019.\u201d<\/p>\n\n\n\n Di dalam\nriwayat lain Musaddad meriwayatkan bahwa Abu Sa\u2019id berkata yang artinya:<\/p>\n\n\n\n \u201cYa Rasulullah!\nKami menyembelih unta, sapi, dan kambing, lalu kami menemukan janin di dalam\nperutnya, apakah janin itu kami buang atau kami makan? Rasulullah SAW menjawab:\n\u2018Jika kalian mau, makanlah karena penyembelihan ibunya juga penyembelihan untuk\njanin tersebut.\u201d (HR. Abu Daud, Tirmizi, Ibnu Majah, Ahmad, Daruquthni, dan\nBaihaqi)<\/p>\n\n\n\n Jadi inti dari\npenjelasan di atas ialah hukum makan janin binatang merupakan halal tanpa perlu\ndisembelih lagi, karena sembelihan janin diikutkan dengan sembelihan induknya.<\/p>\n\n\n\n Ketentuan hukum\nmakan janin binatang ini berlaku apabila keluarnya janin dalam keadaan mati\natau kritis seperti pada umumnya binatang yang bergerak-gerak pasca disembelih\ndan bila masih hidup dalam keadaan normal maka harus disembelih sendiri dan\ntidak cukup hanya dengan menyembelih induknya.<\/p>\n\n\n\n