Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
{"id":13201,"date":"2019-10-07T13:14:11","date_gmt":"2019-10-07T06:14:11","guid":{"rendered":"https:\/\/pecihitam.org\/?p=13201"},"modified":"2019-10-07T13:14:18","modified_gmt":"2019-10-07T06:14:18","slug":"rahasia-empat-huruf-di-balik-kata-tashawwuf","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/pecihitam.org\/rahasia-empat-huruf-di-balik-kata-tashawwuf\/","title":{"rendered":"Rahasia Empat Huruf di Balik Kata “Tashawwuf”"},"content":{"rendered":"\n

Pecihitam.org<\/strong> – Argumentasi lain dari kesuksesan Walisongo membumikan Islam di pulau Jawa khususnya adalah sebab jalan sufistik. Walisongo merupakan orang-orang sufi. Pada saat itu tatanan sosial masyarakat Jawa terfragmen dalam hirearki kasta. Di mana kasta tertinggi adalah kaum Brahmana. <\/p>\n\n\n\n

Secara sederhana, Brahmana ialah spiritualis yang benar-benar laku hidupnya jauh dari hasrat duniawi. Orang-orang Jawa saat itu sangat menghormati kaum Brahmana. Walisongo<\/a> sebagai sufi bisa diterima penduduk lokal tempo itu sebab laku hidupnya mencerminkan kasta tertinggi itu, Brahmana.<\/p>\n\n\n\n

Kaum sufi merupakan sebutan bagi mereka yang mempelajari dan mempraktikkan ajaran tasawuf<\/a><\/strong>. Selain sufi, istilah lain yang berkenaan dengan para pelaku tasawuf ialah \u201cal-murid\u201d dan \u201cal-salik\u201d. Orientasi dari pelaku tasawuf tiada lain pembersihan hati agar lebih dekat dengan Yang Maha Suci Allah Ta\u2019ala. <\/p>\n\n\n\n

Ahli tasawuf adalah mereka yang ahli zuhud, mereka yang senantiasa menyucikan batinnya dengan cahaya ma\u2019rifat dan tauhid: \u201ctashfiyyatu bathinihim bi nur al-ma\u2019rifah wa al-tawhid<\/em>\u201d.<\/p>\n\n\n\n

Dimaklumi kalangan muslim Sunni, jalan untuk menempuh keintiman (al-qurbah) dengan Allah Ta\u2019ala ialah apa yang disebut dengan tarekat (al-thariqah). <\/p>\n\n\n\n

Banyak sekali tarekat mu\u2019tabar di kalangan muslim Sunni, di antaranya al-Qadiriyah, al-Tijaniyah, al-Syadziliyah, al-Naqsabandiyah, dan lain sebagainya.<\/p>\n\n\n\n

Tasawuf secara harafiah tersusun dari empat huruf yakni (1) ta, (2) shad, (3) wawu, dan (4) fa\u2019. Keempat huruf itu kemudian merangkai kata bahasa Arab \u201ctashawwuf\u201d. <\/p>\n\n\n\n

Sufi kesohor dari Persia, Syaikh Abdul Qadir al-Jilani<\/a><\/strong> (w. 1166 M) dalam kitabnya \u201cSirr al-Asrar wa Madhharu al-Anwar: fi Ma Yahtaju Ilayhi al-Abrar<\/em>\u201d mengungkap makna tersembunyi dari keempat huruf tersebut.<\/p>\n\n\n\n

Huruf ta\u2019<\/strong>. Menurut Syaikh, huruf \u201cta\u201d ini bermakna taubat (al-tawbat). Dalam khazanah tasawuf, taubat merupakan maqam atau pintu gerbang menuju padang pasir sufisme. Dalam hal ini taubat terbagi menjadi dua, yakni taubat dhahir dan taubat batin. <\/p>\n\n\n\n

Taubat dhahir adalah pertaubatan secara jasadi yang digambarkan dengan memfokuskan semua anggota tubuh untuk meninggalkan laku buruk dan dosa kepada ketaatan. Baik secara lisan maupun perbuatan: \u201cqawlan wa fi\u2019lan<\/em>\u201d.<\/p>\n\n\n\n

Taubat batin adalah meninggalkan segala dosa-dosa batiniah (al-mukhalafah al-bathinah) kepada ketaatan, yakni kesesuaian hati dengan laku ibadah (al-muwafaqah). Caranya adalah dengan penyucian hati (tashfiyyah al-qalbi). <\/p>\n\n\n\n

Ketika seorang pejalan sufi telah berhasil melakukan dua pertaubatan ini, maka ia layak disebut sebagai orang yang bertaubat (al-taib).<\/p>\n\n\n\n

Huruf shad<\/strong>. Huruf \u201cshad\u201d ini memiliki makna kesucian (al-shafa\u2019). Sama halnya dengan taubat, kesucian terbagi dua yakni suci hati (shafa\u2019u al-qalbi) dan suci sirr (shafa\u2019u al-sirri). <\/p>\n\n\n\n

Suci hati maksudnya adalah pejalan sufi ia harus berusaha menyucikan hatinya dari kotoran yang sifatnya manusiawi. Kotoran itu dalam terma Syaikh disebut \u201cal-\u2018alaqat\u201d, yakni kotoran yang menggantung di dalam hati. Kotoran itu disebabkan makan dan minum berlebih walaupun yang dimakan dan diminum itu sesuatu yang halal. <\/p>\n\n\n\n

Selain karena makan dan minum berlebih, \u201cal-\u2018alaqat\u201d disebabkan oleh banyak omong (katsratu al-kalam), banyak tidur (katsratu al-naum), dan banyak melakukan aktivitas duniawi seperti terlalu suntuk mencari uang, terlalu berlebih dalam berhubungan intim dengan pasangan (al-jima\u2019), dan berlebihan mencintai anak dan keluarga hingga melalaikan ibadah kepada Allah Ta\u2019ala.<\/p>\n\n\n\n

Suci sirr (shafa\u2019u al-sirri) adalah dengan menjauhi ketergantungan hati terhadap segala selain Allah (ma siwa Allah). Penyucian \u201csirr\u201d ini dilakukan dengan asyik-masyuk, menyuntukkan hati berdzikir melafalkan kalimat tauhid atau \u201casma\u2019 al-tawhid\u201d. <\/p>\n\n\n\n

Menurut Syaikh Abdul Qadir al-Jilani, jika seseorang telah melampaui kedua bentuk penyucian (al-tashfiyyyah) ini, maka ia berada di maqam \u201cshad\u201d.<\/p>\n\n\n\n

Huruf wawu<\/strong>. Menurut Syaikh Abdul Qadir al-Jilani, huruf \u201cwawu\u201d ini bermakna \u201cal-wilayah\u201d, yang artinya derajat kewalian. Derajat ini merupakan buah dari pada penyucian, baik hati maupun \u201csirr\u201d seperti dalam pembahasan huruf \u201cshad\u201d di muka. <\/p>\n\n\n\n

Ciri dari pejalan sufi yang telah menggapai derajat kewalian ini adalah ia berakhlak dengan akhlak-Nya Allah Ta\u2019ala.<\/p>\n\n\n\n

Sebagaimana arti wali adalah kekasih, pejalan sufi pada derajat ini adalah mereka yang dicintai Allah Ta\u2019ala. Mereka mendengar dengan pendengaran-Nya, melihat dengan penglihatan-Nya, berkata dengan lisan-Nya.<\/p>\n\n\n\n

Huruf fa\u2019<\/strong>. Huruf terakhir dalam kata \u201ctashawwuf\u201d ini bermakna \u201cal-fana\u201d, yakni ketiadaan eksistensi diri. Sufi dalam derajat ini adalah ia sudah tidak merasa memiliki kehendak (al-iradah) dan tidak memiliki kuasa (al-qudrah), sebab eksistensi diri telah pupus dan sirna. Dalam istilah sufistik Jawa dikenal dengan \u201cmanunggal ing kawula Gusti\u201d. <\/p>\n\n\n\n

Pada derajat ini seoang sufi telah sirna dalam dirinya sifat-sifat kemanusiaan yang didorong oleh syahwat rendah (al-shifat al-basyariyah). Ketika seorang sufi telah mencapai maqam fana\u2019, maka ia benar-benar seorang sufi yang intim dengan Allah al-Haqq, selamanya: \u201cma\u2019al haqqi abadan\u201d.<\/p>\n\n\n\n

Wallahul muwaffiq.<\/p>\n","protected":false},"excerpt":{"rendered":"

Pecihitam.org – Argumentasi lain dari kesuksesan Walisongo membumikan Islam di pulau Jawa khususnya adalah sebab jalan sufistik. Walisongo merupakan orang-orang sufi. Pada saat itu tatanan sosial masyarakat Jawa terfragmen dalam hirearki kasta. Di mana kasta tertinggi adalah kaum Brahmana. Secara sederhana, Brahmana ialah spiritualis yang benar-benar laku hidupnya jauh dari hasrat duniawi. Orang-orang Jawa saat […]<\/p>\n","protected":false},"author":24,"featured_media":13274,"comment_status":"open","ping_status":"closed","sticky":false,"template":"","format":"standard","meta":{"footnotes":""},"categories":[17],"tags":[4957,4958],"yoast_head":"\nRahasia Empat Huruf di Balik Kata "Tashawwuf" - Pecihitam.org<\/title>\n<meta name=\"description\" content=\"Tasawuf secara harafiah tersusun dari empat huruf yakni ta, shad, wawu, dan fa\u2019. Keempat huruf itu kemudian merangkai kata bahasa Arab \u201ctashawwuf\u201d\" \/>\n<meta name=\"robots\" content=\"index, follow, max-snippet:-1, max-image-preview:large, max-video-preview:-1\" \/>\n<link rel=\"canonical\" href=\"https:\/\/pecihitam.org\/rahasia-empat-huruf-di-balik-kata-tashawwuf\/\" \/>\n<meta property=\"og:locale\" content=\"en_US\" \/>\n<meta property=\"og:type\" content=\"article\" \/>\n<meta property=\"og:title\" content=\"Rahasia Empat Huruf di Balik Kata "Tashawwuf" - Pecihitam.org\" \/>\n<meta property=\"og:description\" content=\"Tasawuf secara harafiah tersusun dari empat huruf yakni ta, shad, wawu, dan fa\u2019. Keempat huruf itu kemudian merangkai kata bahasa Arab \u201ctashawwuf\u201d\" \/>\n<meta property=\"og:url\" content=\"https:\/\/pecihitam.org\/rahasia-empat-huruf-di-balik-kata-tashawwuf\/\" \/>\n<meta property=\"og:site_name\" content=\"Pecihitam.org\" \/>\n<meta property=\"article:publisher\" content=\"https:\/\/www.facebook.com\/newpecihitam\/\" \/>\n<meta property=\"article:published_time\" content=\"2019-10-07T06:14:11+00:00\" \/>\n<meta property=\"article:modified_time\" content=\"2019-10-07T06:14:18+00:00\" \/>\n<meta property=\"og:image\" content=\"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/10\/rahasia-empat-huruf-dalam-tashawwuf.jpg\" \/>\n\t<meta property=\"og:image:width\" content=\"1024\" \/>\n\t<meta property=\"og:image:height\" content=\"576\" \/>\n\t<meta property=\"og:image:type\" content=\"image\/jpeg\" \/>\n<meta name=\"author\" content=\"Mutho AW\" \/>\n<meta name=\"twitter:card\" content=\"summary_large_image\" \/>\n<meta name=\"twitter:label1\" content=\"Written by\" \/>\n\t<meta name=\"twitter:data1\" content=\"Mutho AW\" \/>\n\t<meta name=\"twitter:label2\" content=\"Est. reading time\" \/>\n\t<meta name=\"twitter:data2\" content=\"3 minutes\" \/>\n<script type=\"application\/ld+json\" class=\"yoast-schema-graph\">{\"@context\":\"https:\/\/schema.org\",\"@graph\":[{\"@type\":\"Article\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/rahasia-empat-huruf-di-balik-kata-tashawwuf\/#article\",\"isPartOf\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/rahasia-empat-huruf-di-balik-kata-tashawwuf\/\"},\"author\":{\"name\":\"Mutho AW\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/3177251a1c0c3e62aa276530c504f9ad\"},\"headline\":\"Rahasia Empat Huruf di Balik Kata “Tashawwuf”\",\"datePublished\":\"2019-10-07T06:14:11+00:00\",\"dateModified\":\"2019-10-07T06:14:18+00:00\",\"mainEntityOfPage\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/rahasia-empat-huruf-di-balik-kata-tashawwuf\/\"},\"wordCount\":699,\"commentCount\":0,\"publisher\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#organization\"},\"image\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/rahasia-empat-huruf-di-balik-kata-tashawwuf\/#primaryimage\"},\"thumbnailUrl\":\"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/10\/rahasia-empat-huruf-dalam-tashawwuf.jpg\",\"keywords\":[\"rahasia kata tasawuf\",\"tashawwuf\"],\"articleSection\":[\"Tasawuf\"],\"inLanguage\":\"en-US\",\"potentialAction\":[{\"@type\":\"CommentAction\",\"name\":\"Comment\",\"target\":[\"https:\/\/pecihitam.org\/rahasia-empat-huruf-di-balik-kata-tashawwuf\/#respond\"]}]},{\"@type\":\"WebPage\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/rahasia-empat-huruf-di-balik-kata-tashawwuf\/\",\"url\":\"https:\/\/pecihitam.org\/rahasia-empat-huruf-di-balik-kata-tashawwuf\/\",\"name\":\"Rahasia Empat Huruf di Balik Kata \\\"Tashawwuf\\\" - Pecihitam.org\",\"isPartOf\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#website\"},\"primaryImageOfPage\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/rahasia-empat-huruf-di-balik-kata-tashawwuf\/#primaryimage\"},\"image\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/rahasia-empat-huruf-di-balik-kata-tashawwuf\/#primaryimage\"},\"thumbnailUrl\":\"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/10\/rahasia-empat-huruf-dalam-tashawwuf.jpg\",\"datePublished\":\"2019-10-07T06:14:11+00:00\",\"dateModified\":\"2019-10-07T06:14:18+00:00\",\"description\":\"Tasawuf secara harafiah tersusun dari empat huruf yakni ta, shad, wawu, dan fa\u2019. Keempat huruf itu kemudian merangkai kata bahasa Arab \u201ctashawwuf\u201d\",\"breadcrumb\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/rahasia-empat-huruf-di-balik-kata-tashawwuf\/#breadcrumb\"},\"inLanguage\":\"en-US\",\"potentialAction\":[{\"@type\":\"ReadAction\",\"target\":[\"https:\/\/pecihitam.org\/rahasia-empat-huruf-di-balik-kata-tashawwuf\/\"]}]},{\"@type\":\"ImageObject\",\"inLanguage\":\"en-US\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/rahasia-empat-huruf-di-balik-kata-tashawwuf\/#primaryimage\",\"url\":\"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/10\/rahasia-empat-huruf-dalam-tashawwuf.jpg\",\"contentUrl\":\"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/10\/rahasia-empat-huruf-dalam-tashawwuf.jpg\",\"width\":1024,\"height\":576,\"caption\":\"rahasia empat huruf dalam tashawwuf\"},{\"@type\":\"BreadcrumbList\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/rahasia-empat-huruf-di-balik-kata-tashawwuf\/#breadcrumb\",\"itemListElement\":[{\"@type\":\"ListItem\",\"position\":1,\"name\":\"Home\",\"item\":\"https:\/\/pecihitam.org\/\"},{\"@type\":\"ListItem\",\"position\":2,\"name\":\"Rahasia Empat Huruf di Balik Kata “Tashawwuf”\"}]},{\"@type\":\"WebSite\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#website\",\"url\":\"https:\/\/pecihitam.org\/\",\"name\":\"Pecihitam.org\",\"description\":\"Suara Islam Ahlussunnah wal Jamaah\",\"publisher\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#organization\"},\"potentialAction\":[{\"@type\":\"SearchAction\",\"target\":{\"@type\":\"EntryPoint\",\"urlTemplate\":\"https:\/\/pecihitam.org\/?s={search_term_string}\"},\"query-input\":\"required name=search_term_string\"}],\"inLanguage\":\"en-US\"},{\"@type\":\"Organization\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#organization\",\"name\":\"Pecihitam.org\",\"url\":\"https:\/\/pecihitam.org\/\",\"logo\":{\"@type\":\"ImageObject\",\"inLanguage\":\"en-US\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/logo\/image\/\",\"url\":\"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/07\/Logo-Pecihitam.org_.png\",\"contentUrl\":\"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/07\/Logo-Pecihitam.org_.png\",\"width\":2401,\"height\":2401,\"caption\":\"Pecihitam.org\"},\"image\":{\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/logo\/image\/\"},\"sameAs\":[\"https:\/\/www.facebook.com\/newpecihitam\/\",\"https:\/\/www.instagram.com\/pecihitam_org\/\",\"https:\/\/id.pinterest.com\/pecihitam_org\/\",\"https:\/\/www.youtube.com\/channel\/UCVZO49u3U4iibd-X7MmqBcQ\"]},{\"@type\":\"Person\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/3177251a1c0c3e62aa276530c504f9ad\",\"name\":\"Mutho AW\",\"image\":{\"@type\":\"ImageObject\",\"inLanguage\":\"en-US\",\"@id\":\"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/image\/\",\"url\":\"https:\/\/secure.gravatar.com\/avatar\/f261ba68b0dfff7d7184f347d7a6d3ab?s=96&r=g\",\"contentUrl\":\"https:\/\/secure.gravatar.com\/avatar\/f261ba68b0dfff7d7184f347d7a6d3ab?s=96&r=g\",\"caption\":\"Mutho AW\"},\"description\":\"Alumnus Pondok Pesantren Assanusi Babakan, Ciwaringin - Cirebon | Mahasiswa Pascasarjana IAIN SNJ Cirebon\",\"url\":\"https:\/\/pecihitam.org\/author\/muthoaw\/\"}]}<\/script>\n<!-- \/ Yoast SEO plugin. -->","yoast_head_json":{"title":"Rahasia Empat Huruf di Balik Kata \"Tashawwuf\" - Pecihitam.org","description":"Tasawuf secara harafiah tersusun dari empat huruf yakni ta, shad, wawu, dan fa\u2019. Keempat huruf itu kemudian merangkai kata bahasa Arab \u201ctashawwuf\u201d","robots":{"index":"index","follow":"follow","max-snippet":"max-snippet:-1","max-image-preview":"max-image-preview:large","max-video-preview":"max-video-preview:-1"},"canonical":"https:\/\/pecihitam.org\/rahasia-empat-huruf-di-balik-kata-tashawwuf\/","og_locale":"en_US","og_type":"article","og_title":"Rahasia Empat Huruf di Balik Kata \"Tashawwuf\" - Pecihitam.org","og_description":"Tasawuf secara harafiah tersusun dari empat huruf yakni ta, shad, wawu, dan fa\u2019. Keempat huruf itu kemudian merangkai kata bahasa Arab \u201ctashawwuf\u201d","og_url":"https:\/\/pecihitam.org\/rahasia-empat-huruf-di-balik-kata-tashawwuf\/","og_site_name":"Pecihitam.org","article_publisher":"https:\/\/www.facebook.com\/newpecihitam\/","article_published_time":"2019-10-07T06:14:11+00:00","article_modified_time":"2019-10-07T06:14:18+00:00","og_image":[{"width":1024,"height":576,"url":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/10\/rahasia-empat-huruf-dalam-tashawwuf.jpg","type":"image\/jpeg"}],"author":"Mutho AW","twitter_card":"summary_large_image","twitter_misc":{"Written by":"Mutho AW","Est. reading time":"3 minutes"},"schema":{"@context":"https:\/\/schema.org","@graph":[{"@type":"Article","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/rahasia-empat-huruf-di-balik-kata-tashawwuf\/#article","isPartOf":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/rahasia-empat-huruf-di-balik-kata-tashawwuf\/"},"author":{"name":"Mutho AW","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/3177251a1c0c3e62aa276530c504f9ad"},"headline":"Rahasia Empat Huruf di Balik Kata “Tashawwuf”","datePublished":"2019-10-07T06:14:11+00:00","dateModified":"2019-10-07T06:14:18+00:00","mainEntityOfPage":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/rahasia-empat-huruf-di-balik-kata-tashawwuf\/"},"wordCount":699,"commentCount":0,"publisher":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#organization"},"image":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/rahasia-empat-huruf-di-balik-kata-tashawwuf\/#primaryimage"},"thumbnailUrl":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/10\/rahasia-empat-huruf-dalam-tashawwuf.jpg","keywords":["rahasia kata tasawuf","tashawwuf"],"articleSection":["Tasawuf"],"inLanguage":"en-US","potentialAction":[{"@type":"CommentAction","name":"Comment","target":["https:\/\/pecihitam.org\/rahasia-empat-huruf-di-balik-kata-tashawwuf\/#respond"]}]},{"@type":"WebPage","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/rahasia-empat-huruf-di-balik-kata-tashawwuf\/","url":"https:\/\/pecihitam.org\/rahasia-empat-huruf-di-balik-kata-tashawwuf\/","name":"Rahasia Empat Huruf di Balik Kata \"Tashawwuf\" - Pecihitam.org","isPartOf":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#website"},"primaryImageOfPage":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/rahasia-empat-huruf-di-balik-kata-tashawwuf\/#primaryimage"},"image":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/rahasia-empat-huruf-di-balik-kata-tashawwuf\/#primaryimage"},"thumbnailUrl":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/10\/rahasia-empat-huruf-dalam-tashawwuf.jpg","datePublished":"2019-10-07T06:14:11+00:00","dateModified":"2019-10-07T06:14:18+00:00","description":"Tasawuf secara harafiah tersusun dari empat huruf yakni ta, shad, wawu, dan fa\u2019. Keempat huruf itu kemudian merangkai kata bahasa Arab \u201ctashawwuf\u201d","breadcrumb":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/rahasia-empat-huruf-di-balik-kata-tashawwuf\/#breadcrumb"},"inLanguage":"en-US","potentialAction":[{"@type":"ReadAction","target":["https:\/\/pecihitam.org\/rahasia-empat-huruf-di-balik-kata-tashawwuf\/"]}]},{"@type":"ImageObject","inLanguage":"en-US","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/rahasia-empat-huruf-di-balik-kata-tashawwuf\/#primaryimage","url":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/10\/rahasia-empat-huruf-dalam-tashawwuf.jpg","contentUrl":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2019\/10\/rahasia-empat-huruf-dalam-tashawwuf.jpg","width":1024,"height":576,"caption":"rahasia empat huruf dalam tashawwuf"},{"@type":"BreadcrumbList","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/rahasia-empat-huruf-di-balik-kata-tashawwuf\/#breadcrumb","itemListElement":[{"@type":"ListItem","position":1,"name":"Home","item":"https:\/\/pecihitam.org\/"},{"@type":"ListItem","position":2,"name":"Rahasia Empat Huruf di Balik Kata “Tashawwuf”"}]},{"@type":"WebSite","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#website","url":"https:\/\/pecihitam.org\/","name":"Pecihitam.org","description":"Suara Islam Ahlussunnah wal Jamaah","publisher":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#organization"},"potentialAction":[{"@type":"SearchAction","target":{"@type":"EntryPoint","urlTemplate":"https:\/\/pecihitam.org\/?s={search_term_string}"},"query-input":"required name=search_term_string"}],"inLanguage":"en-US"},{"@type":"Organization","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#organization","name":"Pecihitam.org","url":"https:\/\/pecihitam.org\/","logo":{"@type":"ImageObject","inLanguage":"en-US","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/logo\/image\/","url":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/07\/Logo-Pecihitam.org_.png","contentUrl":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-content\/uploads\/2020\/07\/Logo-Pecihitam.org_.png","width":2401,"height":2401,"caption":"Pecihitam.org"},"image":{"@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/logo\/image\/"},"sameAs":["https:\/\/www.facebook.com\/newpecihitam\/","https:\/\/www.instagram.com\/pecihitam_org\/","https:\/\/id.pinterest.com\/pecihitam_org\/","https:\/\/www.youtube.com\/channel\/UCVZO49u3U4iibd-X7MmqBcQ"]},{"@type":"Person","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/3177251a1c0c3e62aa276530c504f9ad","name":"Mutho AW","image":{"@type":"ImageObject","inLanguage":"en-US","@id":"https:\/\/pecihitam.org\/#\/schema\/person\/image\/","url":"https:\/\/secure.gravatar.com\/avatar\/f261ba68b0dfff7d7184f347d7a6d3ab?s=96&r=g","contentUrl":"https:\/\/secure.gravatar.com\/avatar\/f261ba68b0dfff7d7184f347d7a6d3ab?s=96&r=g","caption":"Mutho AW"},"description":"Alumnus Pondok Pesantren Assanusi Babakan, Ciwaringin - Cirebon | Mahasiswa Pascasarjana IAIN SNJ Cirebon","url":"https:\/\/pecihitam.org\/author\/muthoaw\/"}]}},"_links":{"self":[{"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/13201"}],"collection":[{"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/posts"}],"about":[{"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/types\/post"}],"author":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/users\/24"}],"replies":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/comments?post=13201"}],"version-history":[{"count":0,"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/13201\/revisions"}],"wp:featuredmedia":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/media\/13274"}],"wp:attachment":[{"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/media?parent=13201"}],"wp:term":[{"taxonomy":"category","embeddable":true,"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/categories?post=13201"},{"taxonomy":"post_tag","embeddable":true,"href":"https:\/\/pecihitam.org\/wp-json\/wp\/v2\/tags?post=13201"}],"curies":[{"name":"wp","href":"https:\/\/api.w.org\/{rel}","templated":true}]}}