Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-content/plugins/post-pay-counter/post-pay-counter.php:1) in /srv/users/blogpecihitam/apps/pecihitam/public/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
{"id":13378,"date":"2019-10-08T09:16:03","date_gmt":"2019-10-08T02:16:03","guid":{"rendered":"https:\/\/pecihitam.org\/?p=13378"},"modified":"2019-10-08T09:16:04","modified_gmt":"2019-10-08T02:16:04","slug":"nikah-tahlil-bagaimana-hukum-pernikahan-macam-ini","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/pecihitam.org\/nikah-tahlil-bagaimana-hukum-pernikahan-macam-ini\/","title":{"rendered":"Nikah Tahlil, Bagaimana Hukum Pernikahan Macam Ini?"},"content":{"rendered":"\n

Pecihitam.org <\/strong>– Nikah tahlil adalah seorang pria lain menikahi seorang wanita yang telah dicerai sebanyak tiga kali oleh suaminya setelah habis masa iddahnya<\/a><\/strong>, lalu bersenggama dengannya, kemudian menceraikannya dengan maksud agar si wanita itu halal dinikahi suaminya yang pertama. \u201cPria lain\u201d tersebut kemudian disebut dengan “muhallil<\/em>“.<\/p>\n\n\n\n

Sebelumnya, Islam telah memberikan tuntunan bahwa, perempuan yang telah ditalak tiga (ba\u2019in kubra) tidak boleh dirujuk oleh suami yang menceraikannya kecuali telah dinikahi oleh pria lain, sebagaimana firman Allah; <\/p>\n\n\n\n

\u201cKemudian bilamana sang suami menceraikannya (setelah talak yang kedua), maka perempuan itu tidak lagi halal baginya hingga ia menikah dengan laki-laki lain (muhallil)<\/em>,\u201d (Q.S. al-Baqarah: 230). <\/p>\n\n\n\n

Bentuk Nikah Tahlil yang tujuannya untuk membangun kehidupan suami-istri yang harmoni, demi kelangsungan keturunan dan memelihara harkat dan kemuliaan wanita, serta mendidik anak-anak agar menjadi benih untuk mewujudkan masyarakat yang ideal, tentunya tidak ada masalah, sebab itulah memang maksud dari ayat yang disebutkan di atas.<\/p>\n\n\n\n

Hanya saja, Nikah Tahlil yang singkat, sementara, bahkan disyaratkan harus bercerai setelah si perempuan dicampuri, inilah yang dipermasalahkan dan pelakunya dikecam oleh Rasulullah SAW dalam salah satu haditsnya;<\/p>\n\n\n\n

\u0644\u064e\u0639\u064e\u0646\u064e \u0631\u064e\u0633\u064f\u0648\u0644\u064f \u0627\u0644\u0644\u0651\u064e\u0647\u0650 \u0635\u064e\u0644\u0651\u064e\u0649 \u0627\u0644\u0644\u0647\u064f \u0639\u064e\u0644\u064e\u064a\u0652\u0647\u0650 \u0648\u064e\u0633\u064e\u0644\u0651\u064e\u0645\u064e \u0627\u0644\u0652\u0645\u064f\u062d\u064e\u0644\u0651\u0650\u0644\u064e\u060c \u0648\u064e\u0627\u0644\u0652\u0645\u064f\u062d\u064e\u0644\u0651\u064e\u0644\u064e \u0644\u064e\u0647\u064f<\/strong><\/p>\n\n\n\n

\u201cRasulullah shallallahu \u2018alaihi wasallam telah melaknat muhallil dan muhallal lah, (HR Ibnu Majah).<\/p>\n\n\n\n

Diriwayatkan bahwa Rasul SAW bersabda: <\/p>\n\n\n\n

“Allah melaknat orang yang menikahi janda agar bisa dinikahi suaminya yang pertama (muhallil) dan suami yang telah menceraikan istrinya tiga kali dan bermaksud menikahinya kembali tanpa proses yang syar’i (muhallal lah).”<\/p>\n\n\n\n

Diriwayatkan dari Ibnu \u2018Abbas bahwa Rasul SAW ditanya tentang muhallil, lalu Rasul menjawab: <\/p>\n\n\n\n

\u201cIngatlah pernikahan hakiki adalah pernikahan yang dilandasi cinta, bukan tipuan, serta idak melecehkan kitabullah. Tidak, hingga kamu (wanita) merasakan manisnya bersenggama dengannya.\u201d <\/p>\n\n\n\n

Diriwayatkan dari Ibnu \u2018Umar, ketika ia ditanya, \u201cBagaimana pendapatmu tentang wanita yang aku nikahi agar ia dapat menikahi suaminya yang pertama?\u201d <\/p>\n\n\n\n

Ibnu \u2018Umar menjawab, \u201cTidak. Ingatlah pernikahan hakiki adalah pernikahan yang dilandasi cinta. Apabila wanita itu membuatmu terpesona, tentu kamu akan menjaganya, dan apabila kamu merasa tidak cocok dengannya, tentu kamu akan menceraikannya. Dahulu, kami pada masa Rasulullah menganggap nikah tahlil adalah zina.\u201d <\/p>\n\n\n\n

Diriwayatkan dari Ummul-mu\u2019minin, \u2018Aisyah RA, bahwa Rifa\u2019ah al-Qurazhi menceraikan istrinya, lalu istrinya menikah dengan pria lain. Kemudian si wanita itu datang kepada Rasul SAW menuturkan bahwa suami yang kedua tidak mau menyetubuhinya dan bahwa dia bagaikan sehelai baju yang tak bergeming. <\/p>\n\n\n\n

Lalu Rasul menanggapi, \u201cMungkin kamu ingin kembali kepada Rifa\u2019ah. Tidak, hingga dia merasakan manisnya bersenggama denganmu, dan kamu merasakan manisnya bersenggama dengannya.\u201d<\/p>\n\n\n\n

Berangkat dari beberapa riwayat Hadits di atas, para ulama Syafi\u2019iyah telah merinci syarat dan ketentuannya.<\/p>\n\n\n\n

Dijelaskan bahwa Jika seorang perempuan yang telah di-Thalak<\/a> Ba\u2019in (cerai tiga kali), menikah dengan lelaki (muhallil<\/em>) dengan niat supaya bisa halal dengan suami pertamanya, maka hal ini sah dan boleh dengan syarat:<\/p>\n\n\n\n